Nilai "periksa" yang tinggi

Prestasi akademis seseorang bisa lebih cepat dan lebih dini, sedangkan kematangan usia tetap berjalan alami.
Hal itu dialami oleh John Carter, remaja pemalu ini masuk pendidikan universitas pada usia 10 tahun.

Sembilan tahun kemudian, pada tanggal 12 Mei 2001, Carter meraih gelar doktor fisika dari Universitas Arkansas, A.S.
Ibunya, Belinda Carter mengaku memacu anaknya sejak usia empat tahun, waktu Belinda mengajari sendiri anaknya membaca dan menulis.

Ketika John masih di Sekolah Dasar diadakan sayembara untuk murid-murid.
Bagi siswa yang bisa membaca 800 buku akan mendapat hadiah berkunjung ke taman hiburan anak-anak.
Ternyata John mampu membaca 1.643 buku selama 9 tahun di pendidikan dasar atau rata-rata setiap 2 hari John menamatkan 1 buku.
John juga mendahului mengerjakan soal-soal aljabar yang diperuntukkan perguruan tinggi pada usia 9 tahun.
Sejak awal memasuki universitas John ternjata lebih pintar dari siswa normal, bahkan John mampu menyelesaikan soal-soal "kaliber hadiah Nobel".

Menurut ibunya, John tetap seorang anak remaja.
Ia tak berdiskusi fisika, tapi lebih suka adu gulat atau main kartu dengan teman sebaya.

(Kompas 15 Mei 2001).

Nilai "rasa" yang telah hilang.

Kebebasan demi seni atau kebejatan? Pada festival filem di Cannes, diputar filem arahan sutradara Perancis, Claire Dennis yang berjudul Trouble Everyday.

Filem ini menyuguhkan adegan aktor Vincent Gallo yang doyan memakan (memakan sungguh-sungguh) vagina wanita, serta artis Beatrice Dalle yang suka memakan daging manusia.

Digambarkan bagaimana Betrice Dalle yang haus sex berkeliaran mencegat korbannya di kegelapan malam dan memakan dagingnya kemudian melekati wajahnya dengan kupasan kulit manusia.
(Kompas 15 Mei 2001).

Sumber Kerusakan di Dunia

Apabila kekacauan* merajalela, o Krisna, maka semua perempuan dari suatu bangsa akan rusak "rasa" imannya.
Apabila semua perempuan rusak "rasa" imannya o turunan Wrisyni,............, maka bangsa itu akan musnah.

(Bhagavad Gita)
* Kekacauan maksudnya tiadanya perbedaan perilaku perempuan dengan laki-laki, semuanya mau disamakan! Dalam hal berpakaian, wanita tanpa malu mempertontonkan aurat yang mesti ditutup.

Perempuan memiliki "rasa" yang tidak setara dengan "rasa" yang dimiliki laki-laki.
Perempuan memiliki kualitas "rasa" yang lebih tinggi dari laki-laki, itulah ketetapan dari Sang Pencipta yang tak boleh diingkari.
Secara dialektika "kesetaraan jender" merupakan istilah yang sulit untuk dipahami, apalagi dipraktekkan.

Kembali ke Halaman Utama