Menjadi Sahabat Karib Allah

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


 

MENJADI SAHABAT KARIB ALLAH

 

 

Ro 5:1,6-10 - “(1) Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. ... (6) Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. (7) Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar - tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati -. (8) Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. (9) Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darahNya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. (10) Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidupNya!”.

 

 

I) Apakah semua orang adalah anak Allah / umat Allah?

 

Orang-orang Liberal beranggapan: ‘Ya’.

 

Sekte-sekte sesat tertentu, seperti Mormon, juga berkata ‘Ya’.

 

Orang Kristen berkata ‘Tidak’!

 

Perhatikan text di atas.

 

 

Matthew Henry: “It is sin that breeds the quarrel between us and God, creates not only a strangeness, but an enmity; the holy righteous God cannot in honour be at peace with a sinner while he continues under the guilt of sin” (= ).

 

 

 

Bdk. 2Kor 5:18-21 - “(18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. (21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”.

 

Luk 19:27 - “Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku.’”.

 

Mat 12:30 - Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan”.

 

Kedua ayat ini menunjukkan bahwa orang yang tidak percaya kepada Yesus adalah musuh Allah! Tak peduli betapa baiknya hidup saudara, saudara tetap adalah manusia berdosa, dan kalau saudara tidak percaya kepada Yesus, saudara adalah musuh Allah. Tak peduli saudara rajin ke gereja tetapi kalau saudara tidak sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, saudara adalah musuh Allah!

 

 

II) Jalan perdamaian: penebusan oleh Kristus.

 

Allah itu pada satu sisi suci dan adil, tetapi pada sisi lain Ia adalah Allah yang kasih. Kesucian dan keadilanNya menyebabkan Ia membenci dosa dan harus menghukum orang berdosa, tetapi kasihNya menyebabkan Ia ingin mengampuni / menyelamatkan orang berdosa.

 

Tetapi bagaimana cara menyelamatkan manusia yang berdosa?

 

1)   Allah tak bisa mengampuni begitu saja manusia berdosa dan memasukkan manusia berdosa itu ke surga, karena kalau demikian, Ia kehilangan kesucian dan keadilanNya.

 

2)   Allah tak bisa menyuruh manusia berdosa itu untuk bertobat dari dosa-dosanya dan lalu berbuat baik, karena:

 

a)   Manusia berdosa itu tidak bisa berbuat baik sama sekali.

 

Kej 6:5 - “Ketika dilihat TUHAN bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, ...”.

 

Tit 1:15 - “Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis”.

 

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan orang yang tidak beriman adalah dosa. Jadi, tindakan-tindakan yang kelihatannya baik sekalipun (seperti menolong orang miskin, dsb) tetap dianggap dosa. Mengapa?

 

1.   Karena tindakan itu tidak dilakukan berdasarkan kasih kepada Allah / Yesus.

 

Yoh 14:15 - “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu”.

 

2.   Karena tindakan itu tidak dilakukan untuk memuliakan Allah.

 

1Kor 10:31: “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah”.

 

Suatu ‘ketaatan / perbuatan baik’, yang dilakukan bukan karena hati yang mengasihi Tuhan, dan dilakukan bukan untuk kemuliaan Allah, pada dasarnya adalah ‘ketaatan / perbuatan baik’ yang dilakukan tanpa mempedulikan Allah. Sekarang pikirkan sendiri, bisakah perbuatan demikian disebut baik?

 

b)   Perbuatan baik tidak bisa menutup / menghapus dosa.

 

Bahwa perbuatan baik tidak bisa menghapus dosa, dinyatakan oleh Gal 2:16,21 yang berbunyi: “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus ... sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”.

 

Illustrasi: Seseorang ditangkap polisi karena melanggar peraturan lalu lintas dan 1 minggu setelahnya harus menghadap ke pengadilan. Dalam waktu satu minggu itu ia lalu banyak berbuat baik untuk menebus dosanya. Ia menolong tetangga, memberi uang kepada pengemis, dsb. Pada waktu persidangan, ia membawa semua orang kepada siapa ia sudah melakukan kebaikan itu sebagai saksi. Pada waktu hakim bertanya: ‘Benarkah saudara melanggar peraturan lalu lintas?’, ia lalu menjawab: ‘Benar pak hakim, tetapi saya sudah banyak berbuat baik untuk menebus dosa saya. Ini saksi-saksinya’. Sekarang pikirkan sendiri, kalau hakim itu waras, apakah hakim itu akan membebaskan orang itu? Jawabnya jelas adalah ‘tidak’! Jadi terlihat bahwa dalam hukum duniapun kebaikan tidak bisa menutup / menebus / menghapus dosa! Demikian juga dengan dalam hukum Tuhan / Kitab Suci!

 

Karena itu, Allah harus menempuh cara yang lain, dan Kitab Suci mengatakan bahwa cara yang ditempuh oleh Allah untuk menyelamatkan manusia berdosa adalah dengan melakukan penebusan. Harus ada seseorang yang menggantikan manusia untuk memikul hukuman dosa manusia. Orang itu tidak mungkin seorang manusia biasa, karena semua manusia berdosa sehingga tidak mungkin memikul hukuman dosa orang lain. Orang itu juga tidak mungkin seorang malaikat, karena tidak adil untuk menyuruh malaikat yang tak berdosa untuk memikul hukuman manusia berdosa. Jadi orang itu haruslah Allah sendiri. Tetapi bagaimana Allah bisa memikul hukuman manusia berdosa? Allah tidak bisa menderita apalagi mati. Karena itu Allah harus menjadi manusia, baru Ia bisa menderita dan mati untuk memikul hukuman manusia berdosa.

 

Dan itulah yang terjadi. Allah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus, dan Ia lalu menderita dan mati di atas kayu salib untuk memikul hukuman dosa manusia.

 

Ro 5:6-8 - “(6) Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. (7) Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar - tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati -. (8) Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa”.

 

2Kor 5:18-21 - “(18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. (21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

 

Yes 53:4-6 - “(4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. (5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian”.

 

 

III) Apa yang harus kita lakukan untuk berdamai dengan Allah / menjadi sahabat Allah?

 

Ro 5:1 - “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus”.

 

Kita harus beriman kepada Kristus. Iman, bukan perbuatan baik, bukan iman + perbuatan baik, yang menyebabkan kita dibenarkan / diperdamaikan dengan Allah!

 

Ef 2:8-9 - “(8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

 

Apakah iman itu? Percaya! Percaya apa? Percaya bahwa Yesus adalah Allah dan manusia, dan bahwa 2000 tahun yang lalu Ia sudah menderita dan mati untuk memikul hukuman saya. Saya yang berbuat dosa. Saya yang berdusta, mencuri, berzinah, mbolos gereja dsb, tetapi Ia yang dihukum untuk dosa-dosa saya.

 

Apakah saudara percaya hal itu? Maukah saudara percaya? Kalau saudara percaya, maka saudara diperdamaikan dengan Allah.

 

Ro 5:1 - “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus”.

 

Dengan kita didamaikan dengan Allah, kita bukan lagi musuh Allah, tetapi sahabat Allah. Bahkan kita dijadikan anak Allah.

 

Yoh 1:12 - “Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya”.

 

Ini menyebabkan kita bukan hanya mungkin masuk surga tetapi pasti masuk surga.

 

Sebaliknya, kalau kita menolak percaya kepada Kristus, mengabaikan Kristus dsb, maka kita terus menjadi musuh Allah sampai kita mati. Apa akibatnya? Maka dalam penghakiman akhir jaman nanti kita akan berhadapan dengan Allah, yang adalah Hakim, sebagai musuh kita. Bagaimana kalau kita masuk pengadilan Allah dengan Allah / Hakimnya sebagai musuh kita? Kita pasti akan Ia buang ke dalam neraka selama-lamanya!

 

Jadi, kalau saudara percaya dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara, maka saudara akan diperdamaikan dengan Allah, dan pasti masuk surga. Kalau saudara menolak / mengabaikan Kristus, maka saudara tetap adalah musuh Allah dan saudara akan masuk ke neraka. Yang mana yang saudara ingini? Kiranya Tuhan menolong saudara dalam memilih!

 

 

-AMIN-