Bolehkah Kita Merayakan Natal?

oleh: Pdt. Budi Asali M.Div.


 

Pro & kontra perayaan Natal

 

 

Selama ratusan, atau bahkan ribuan tahun, Natal dirayakan / diperingati oleh orang-orang kristen di seluruh dunia, dari segala macam aliran dan bahkan sekte. Tetapi akhir-akhir ini muncul orang-orang kristen yang menentang perayaan Natal, dan kelihatannya makin lama makin banyak orang-orang kristen yang menentang perayaan Natal, dan mereka menentang dengan cara yang sangat fanatik dan keras, dan menyerang / menghakimi orang-orang kristen yang merayakan Natal. Kalau ini dibiarkan, maka:

 

·        Natal bisa berkurang kesemarakannya, dan menurut saya itu akan sangat merugikan kekristenan.

 

·        orang-orang kristen yang kurang mempunyai pengertian Kitab Suci bisa terseret ke dalam gerakan anti Natal ini.

 

Karena itu mari kita membahas persoalan ini, supaya bisa memberi jawaban kepada orang-orang yang anti Natal.

 

 

Macam-macam alasan untuk menentang perayaan Natal dan jawabannya:

 

1) Orang kristen dilarang merayakan hari ulang tahun, dan dengan demikian merayakan hari ulang tahun Yesus tentu juga salah.

 

Internet: “Dan, lebih jauh, kita menemukan kebenaran ini diakui: … di dalam firman Allah, hanya orang-orang berdosa saja, bukan orang-orang percaya, yang merayakan hari kelahiran mereka.

 

Internet: “the only birthday celebrations recorded in the whole Bible are those of Pharaoh (Gen. 40:20) and King Herod (Matt. 14:6; Mk. 6:21). Both birthday parties ended in murder, Herod’s in the murder of John the Baptist” [= perayaan ulang tahun yang dicatat dalam seluruh Alkitab hanyalah perayaan ulang tahun dari Firaun (Kej 40:20) dan raja Herodes (Mat 14:6; Mark 6:21). Kedua pesta ulang tahun itu berakhir dengan pembunuhan, pesta ulang tahun Herodes berakhir dengan pembunuhan Yohanes Pembaptis].

 

Tentang larangan merayakan hari ulang tahun ini, Pdt. Jusuf B. S. juga mengajarkan kebodohan dan keextriman yang sama. Dalam bukunya yang berjudul ‘Tradisi & Kebiasaan’, hal 24-25, ia juga mengatakan bahwa dalam Perjanjian Lama hanya Firaun yang merayakan HUT (Kej 40:20), sedangkan dalam Perjanjian Baru hanya Herodes (Mat 14:6). Juga ia menambahkan bahwa Ayub dan Yeremia justru mengutuki hari kelahirannya (Ayub 3:3  Yer 20:14).

 

Kej 40:20 - “Dan terjadilah pada hari ketiga, hari kelahiran Firaun, maka Firaun mengadakan perjamuan untuk semua pegawainya. Ia meninggikan kepala juru minuman dan kepala juru roti itu di tengah-tengah para pegawainya”.

 

Mat 14:6 - “Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes”.

 

Ayub 3:3 - “‘Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku dan malam yang mengatakan: Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan”.

 

Yer 20:14 - “Terkutuklah hari ketika aku dilahirkan! Biarlah jangan diberkati hari ketika ibuku melahirkan aku!.

 

Tanggapan saya:

 

a)  Ini merupakan pandangan bodoh dan extrim.

 

Kebodohan dan keextriman kedua penulis di internet dan Pdt. Jusuf B. S. ini terlihat dengan jelas pada waktu mereka secara implicit melarang seseorang merayakan hari ulang tahun (bukan hari ulang tahun Yesus saja, tetapi seadanya hari ulang tahun), dengan alasan bahwa dalam Kitab Suci hanya orang jahat yang merayakan hari ulang tahun. Ini merupakan ‘argument from silence’ (= argumentasi dari ke-diam-an) yang merupakan suatu metode penafsiran yang luar biasa bodohnya. Bahwa Kitab Suci ‘diam’ atau ‘tidak berkata apa-apa’ tentang adanya orang-orang benar yang merayakan hari ulang tahunnya, tidak bisa dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa hal itu dilarang.

 

Bahwa orang kafir melakukan sesuatu, tidak berarti bahwa orang kristen tidak boleh melakukan hal itu. Hanya kalau orang kafir melakukan sesuatu yang dilarang oleh Tuhan, barulah orang kristen dilarang untuk meniru mereka. Tetapi menyalahkan untuk meniru orang kafir pada saat ia melakukan hal-hal, yang dalam dirinya sendiri tidak bisa dikatakan sebagai dosa, seperti mandi, makan, belajar, dan juga merayakan hari ulang tahun / pernikahan dsb, merupakan suatu fanatisme yang picik, extrim dan bodoh!

 

b)  Ini sama dengan pandangan Saksi-Saksi Yehuwa.

 

Hebatnya, ini adalah kebodohan dan keextriman yang persis sama dengan yang dilakukan oleh Saksi-Saksi Yehuwa (buku ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 145-147). Ajarannya persis, dan juga ayat-ayat yang digunakan tentang Firaun dan Herodes juga persis. Mungkin mereka sama-sama mendapat pencerahan dari setan!

 

c)  Konsekwensi dari ajaran / argumentasi mereka dalam hal ini.

 

Kalau merayakan hari ulang tahun dilarang dengan alasan bahwa dalam Kitab Suci hanya orang-orang jahat yang merayakan hari ulang tahun, maka dengan cara yang sama kita bisa mendapatkan ajaran-ajaran yang menggelikan, seperti:

 

1.  Orang kristen dilarang untuk mencalak mata / alis, yang dalam Kitab Suci hanya dilakukan oleh Izebel (2Raja 9:30 bdk Yeh 23:40 - ini juga orang jahat).

 

2Raja 9:30 - “Sampailah Yehu ke Yizreel. Ketika Izebel mendengar itu, ia mencalak matanya, dihiasinyalah kepalanya, lalu ia menjenguk dari jendela”.

 

Bdk. Yeh 23:40 - “Tambahan lagi mereka meminta orang-orang datang dari tempat yang jauh dengan menyuruh suruhan memanggil mereka, dan sungguh, mereka datang. Demi kedatangan mereka engkau mandi bersih-bersih, mencalak alismu dan menghias dirimu dengan perhiasan-perhiasan.

 

2.  Seorang istri dilarang untuk menghibur dan menolong suaminya yang sedang sumpek, karena dalam Kitab Suci hanya Izebel yang melakukan hal itu (1Raja 21:1-16).

 

1Raja 21:1-16 - “(1) Sesudah itu terjadilah hal yang berikut. Nabot, orang Yizreel, mempunyai kebun anggur di Yizreel, di samping istana Ahab, raja Samaria. (2) Berkatalah Ahab kepada Nabot: ‘Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur, sebab letaknya dekat rumahku. Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur yang lebih baik dari pada itu sebagai gantinya, atau jikalau engkau lebih suka, aku akan membayar harganya kepadamu dengan uang.’ (3) Jawab Nabot kepada Ahab: ‘Kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu!’ (4) Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati dan gusar karena perkataan yang dikatakan Nabot, orang Yizreel itu, kepadanya: ‘Tidak akan kuberikan kepadamu milik pusaka nenek moyangku.’ Maka berbaringlah ia di tempat tidurnya dan menelungkupkan mukanya dan tidak mau makan. (5) Lalu datanglah Izebel, isterinya, dan berkata kepadanya: ‘Apa sebabnya hatimu kesal, sehingga engkau tidak makan?’ (6) Lalu jawabnya kepadanya: ‘Sebab aku telah berkata kepada Nabot, orang Yizreel itu: Berikanlah kepadaku kebun anggurmu dengan bayaran uang atau jika engkau lebih suka, aku akan memberikan kebun anggur kepadamu sebagai gantinya. Tetapi sahutnya: Tidak akan kuberikan kepadamu kebun anggurku itu.’ (7) Kata Izebel, isterinya, kepadanya: ‘Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel? Bangunlah, makanlah dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu.’ (8) Kemudian ia menulis surat atas nama Ahab, memeteraikannya dengan meterai raja, lalu mengirim surat itu kepada tua-tua dan pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot. (9) Dalam surat itu ditulisnya demikian: ‘Maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di antara rakyat. (10) Suruh jugalah dua orang dursila duduk menghadapinya, dan mereka harus naik saksi terhadap dia, dengan mengatakan: Engkau telah mengutuk Allah dan raja. Sesudah itu bawalah dia ke luar dan lemparilah dia dengan batu sampai mati.’ (11) Orang-orang sekotanya, yakni tua-tua dan pemuka-pemuka, yang diam di kotanya itu, melakukan seperti yang diperintahkan Izebel kepada mereka, seperti yang tertulis dalam surat yang dikirimkannya kepada mereka. (12) Mereka memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk paling depan di antara rakyat. (13) Kemudian datanglah dua orang, yakni orang-orang dursila itu, lalu duduk menghadapi Nabot. Orang-orang dursila itu naik saksi terhadap Nabot di depan rakyat, katanya: ‘Nabot telah mengutuk Allah dan raja.’ Sesudah itu mereka membawa dia ke luar kota, lalu melempari dia dengan batu sampai mati. (14) Setelah itu mereka menyuruh orang kepada Izebel mengatakan: ‘Nabot sudah dilempari sampai mati.’ (15) Segera sesudah Izebel mendengar, bahwa Nabot sudah dilempari sampai mati, berkatalah Izebel kepada Ahab: ‘Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, menjadi milikmu, karena Nabot yang menolak memberikannya kepadamu dengan bayaran uang, sudah tidak hidup lagi; ia sudah mati.’ (16) Segera sesudah Ahab mendengar, bahwa Nabot sudah mati, ia bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya”.

 

3.  Orang kristen dilarang untuk menjadi bendahara gereja, karena dalam Kitab Suci hanya dilakukan oleh Yudas Iskariot (Yoh 12:6). Dalam Kitab Suci banyak orang menjadi ‘bendahara negara’ tetapi tidak ada bendahara gereja, kecuali Yudas Iskariot.

 

Yoh 12:6 - “Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya”.

 

4.  Orang kristen dilarang untuk disunat pada usia 13 tahun, karena dalam Kitab Suci hanya Ismael yang mengalami hal itu.

 

Kej 17:25 - “Dan Ismael, anaknya, berumur tiga belas tahun ketika dikerat kulit khatannya”.

 

5.  Seorang laki-laki dilarang memasakkan makanan untuk ayahnya, karena dalam Kitab Suci hanya Esau yang melakukan hal itu.

 

Kej 27:30-31 - “(30) Setelah Ishak selesai memberkati Yakub, dan baru saja Yakub keluar meninggalkan Ishak, ayahnya, pulanglah Esau, kakaknya, dari berburu. (31) Ia juga menyediakan makanan yang enak, lalu membawanya kepada ayahnya. Katanya kepada ayahnya: ‘Bapa, bangunlah dan makan daging buruan masakan anakmu, agar engkau memberkati aku.’”.

 

6.  Orang kristen tidak boleh mencucuk daging dengan garpu bergigi 3, karena dalam Kitab Suci hanya bujang dari Hofni dan Pinehas yang melakukannya.

 

1Sam 2:12-17 - “(12) Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN, (13) ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu. Setiap kali seseorang mempersembahkan korban sembelihan, sementara daging itu dimasak, datanglah bujang imam membawa garpu bergigi tiga di tangannya (14) dan dicucukkannya ke dalam bejana atau ke dalam kuali atau ke dalam belanga atau ke dalam periuk. Segala yang ditarik dengan garpu itu ke atas, diambil imam itu untuk dirinya sendiri. Demikianlah mereka memperlakukan semua orang Israel yang datang ke sana, ke Silo. (15) Bahkan sebelum lemaknya dibakar, bujang imam itu datang, lalu berkata kepada orang yang mempersembahkan korban itu: ‘Berikanlah daging kepada imam untuk dipanggang, sebab ia tidak mau menerima dari padamu daging yang dimasak, hanya yang mentah saja.’ (16) Apabila orang itu menjawabnya: ‘Bukankah lemak itu harus dibakar dahulu, kemudian barulah ambil bagimu sesuka hatimu,’ maka berkatalah ia kepada orang itu: ‘Sekarang juga harus kauberikan, kalau tidak, aku akan mengambilnya dengan kekerasan.’ (17) Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah korban untuk TUHAN”.

 

7.  Orang kristen tidak boleh mandi di sungai karena dalam Kitab Suci hanya puteri Firaun yang melakukannya (Kel 2:5). Naaman bukan mandi, tetapi hanya membenamkan diri di sungai untuk mentahirkan kustanya sesuai dengan perintah Elisa.

 

Kel 2:5 - “Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya”.

 

8.  Seorang ibu tak boleh membawa anaknya dengan roti dan sekirbat air, karena dalam Kitab Suci hanya Hagar yang melakukan hal itu.

 

Kej 21:14 - “Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba”.

 

9.  Seorang ibu tidak boleh menangisi anak laki-lakinya yang hampir mati kehausan, karena dalam Kitab Suci hanya Hagar yang melakukan hal itu.

 

Kej 21:16 - “dan ia (Hagar) duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: ‘Tidak tahan aku melihat anak itu (Ismael) mati.’ Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara nyaring”.

 

d)  Penjelasan tentang Ayub dan Yeremia yang mengutuki hari kelahiran mereka.

 

Baik Ayub maupun Yeremia memang mengutuki hari kelahiran mereka (Ayub 3:3  Yer 20:14), tetapi itu sama sekali tidak menunjukkan bahwa mereka / Kitab Suci menentang perayaan hari ulang tahun.

 

Ayub dan Yeremia mengutuki hari kelahiran mereka, karena penderitaan yang mereka alami. Jadi, saking menderitanya, mereka berharap mereka tidak pernah dilahirkan, dan itu mereka nyatakan dengan mengutuki hari kelahiran mereka. Untuk lebih jelasnya, mari kita membaca seluruh kontext dari ayat-ayat tersebut:

 

1.  Ayub 3:1-19 - “(1) Sesudah itu Ayub membuka mulutnya dan mengutuki hari kelahirannya. (2) Maka berbicaralah Ayub: (3) ‘Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku dan malam yang mengatakan: Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan. (4) Biarlah hari itu menjadi kegelapan, janganlah kiranya Allah yang di atas menghiraukannya, dan janganlah cahaya terang menyinarinya. (5) Biarlah kegelapan dan kekelaman menuntut hari itu, awan-gemawan menudunginya, dan gerhana matahari mengejutkannya. (6) Malam itu - biarlah dia dicekam oleh kegelapan; janganlah ia bersukaria pada hari-hari dalam setahun; janganlah ia termasuk bilangan bulan-bulan. (7) Ya, biarlah pada malam itu tidak ada yang melahirkan, dan tidak terdengar suara kegirangan. (8) Biarlah ia disumpahi oleh para pengutuk hari, oleh mereka yang pandai membangkitkan marah Lewiatan. (9) Biarlah bintang-bintang senja menjadi gelap; biarlah ia menantikan terang yang tak kunjung datang, janganlah ia melihat merekahnya fajar, (10) karena tidak ditutupnya pintu kandungan ibuku, dan tidak disembunyikannya kesusahan dari mataku. (11) Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan? (12) Mengapa pangkuan menerima aku; mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu? (13) Jikalau tidak, aku sekarang berbaring dan tenang; aku tertidur dan mendapat istirahat (14) bersama-sama raja-raja dan penasihat-penasihat di bumi, yang mendirikan kembali reruntuhan bagi dirinya, (15) atau bersama-sama pembesar-pembesar yang mempunyai emas, yang memenuhi rumahnya dengan perak. (16) Atau mengapa aku tidak seperti anak gugur yang disembunyikan, seperti bayi yang tidak melihat terang? (17) Di sanalah orang fasik berhenti menimbulkan huru-hara, di sanalah mereka yang kehabisan tenaga mendapat istirahat. (18) Dan para tawanan bersama-sama menjadi tenang, mereka tidak lagi mendengar suara pengerah. (19) Di sana orang kecil dan orang besar sama, dan budak bebas dari pada tuannya”.

 

Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dari text Ayub 3:1-19 ini:

 

a.  Pengutukan hari kelahirannya jelas disebabkan penderitaannya yang luar biasa hebatnya, yang telah diceritakan dalam Ayub 1-2. Ini menyebabkan ia tidak ingin hidup, dan bahkan berharap:

 

·        agar ia tidak pernah dilahirkan / gugur (ay 3,7,10a,16).

 

·        mati pada saat lahir (ay 11).

 

·        agar tidak ada ibu yang memelihara dan menyusuinya (ay 12).

 

Tujuan dari harapan ini ada dalam ay 13: “Jikalau tidak, aku sekarang berbaring dan tenang; aku tertidur dan mendapat istirahat”.

 

Kalau ayat-ayat seperti ini dipakai sebagai dasar untuk menentang perayaan hari ulang tahun, itu betul-betul suatu pengutipan / penggunaan ayat yang ‘out of context’ (= keluar dari kontext), dan lagi-lagi merupakan suatu metode penafsiran yang sangat salah dan bodoh.

 

b.  Ayub pasti tidak mengutuki seadanya / semua hari kelahiran, tetapi hanya hari kelahirannya sendiri saja.

 

Kalau pengutukan hari kelahiran ini dianggap berlaku umum, maka konsekwensinya adalah bahwa Ayub juga mengutuki, atau menyesalkan, semua orang perempuan yang:

 

·        mengandung.

 

·        melahirkan anak.

 

·        memelihara anak.

 

·        menyusui anak.

 

·        dan sebagainya.

 

Ini tentu gila dan tidak masuk akal!

 

2.  Yer 20:7-18 - “(7) Engkau telah membujuk aku, ya TUHAN, dan aku telah membiarkan diriku dibujuk; Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semuanya mereka mengolok-olokkan aku. (8) Sebab setiap kali aku berbicara, terpaksa aku berteriak, terpaksa berseru: ‘Kelaliman! Aniaya!’ Sebab firman TUHAN telah menjadi cela dan cemooh bagiku, sepanjang hari. (9) Tetapi apabila aku berpikir: ‘Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi namaNya’, maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup. (10) Aku telah mendengar bisikan banyak orang: ‘Kegentaran datang dari segala jurusan! Adukanlah dia! Kita mau mengadukan dia!’ Semua orang sahabat karibku mengintai apakah aku tersandung jatuh: ‘Barangkali ia membiarkan dirinya dibujuk, sehingga kita dapat mengalahkan dia dan dapat melakukan pembalasan kita terhadap dia!’ (11) Tetapi TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan! (12) Ya TUHAN semesta alam, yang menguji orang benar, yang melihat batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasanMu terhadap mereka, sebab kepadaMulah kuserahkan perkaraku. (13) Menyanyilah untuk TUHAN, pujilah TUHAN! Sebab ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat. (14) Terkutuklah hari ketika aku dilahirkan! Biarlah jangan diberkati hari ketika ibuku melahirkan aku! (15) Terkutuklah orang yang membawa kabar kepada bapaku dengan mengatakan: ‘Seorang anak laki-laki telah dilahirkan bagimu!’ yang membuat dia bersukacita dengan sangat. (16) Terjadilah kepada hari itu seperti kepada kota-kota yang ditunggangbalikkan TUHAN tanpa belas kasihan! Didengarnyalah kiranya teriakan pada waktu pagi dan hiruk-pikuk pada waktu tengah hari! (17) Karena hari itu tidak membunuh aku selagi di kandungan, sehingga ibuku menjadi kuburanku, dan ia mengandung untuk selamanya! (18) Mengapa gerangan aku keluar dari kandungan, melihat kesusahan dan kedukaan, sehingga hari-hariku habis berlalu dalam malu?.

 

Sama seperti dalam text Ayub di atas, Yeremia juga mengutuki hari kelahirannya (ay 14,15), karena penderitaannya yang hebat. Penderitaannya disebabkan karena permusuhan dari orang-orang kepada siapa ia memberitakan Firman Tuhan (ay 7-10). Ini menyebabkan ia ingin mati, yang ia wujudkan dengan mengutuki hari kelahirannya, dan tujuannya hanyalah supaya ia tidak menderita. Ini terlihat dari ay 18 yang berbunyi: “Mengapa gerangan aku keluar dari kandungan, melihat kesusahan dan kedukaan, sehingga hari-hariku habis berlalu dalam malu?.

 

Lagi-lagi, kalau ayat seperti ini dijadikan dasar untuk melarang merayakan HUT, maka itu merupakan pengutipan dan penafsiran ayat yang out of context (= keluar dari kontextnya), yang merupakan suatu cara penafsiran yang salah.

 

Juga, sama seperti dalam kasus Ayub di atas, Yeremia tentu tidak mengutuk seadanya hari kelahiran dari semua orang, tetapi hanya hari kelahirannya sendiri saja. Kalau hal khusus seperti ini dianggap berlaku umum / untuk semua orang, maka kita juga harus menganggap bahwa Yeremia:

 

·        mengutuk setiap orang yang membawa berita kelahiran kepada bapa si bayi (ay 15).

 

·        menyenangi keguguran bayi dalam kandungan (ay 17a).

 

·        menginginkan semua ibu mengandung selamanya tanpa pernah melahirkan bayinya (ay 17c-18a).

 

Merupakan suatu kegilaan untuk menganggap seorang nabi seperti Yeremia bisa seperti itu!