DOKTRIN MANUSIA : Anthropology

oleh : Pdt. Budi Asali MDiv.


V. TUBUH DAN JIWA

 

 

I) Tubuh.

 

Kej 2:7 - “ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup”.

 

Dalam Kej 2:7 Tuhan membentuk tubuh dulu, baru memberi jiwa. Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari ayat ini:

 

1)   Tubuh bukanlah sekedar tambahan atau embel-embel yang tidak penting!

 

2)   Tubuh bukanlah penjara dari jiwa.

 

Ajaran yang mengatakan bahwa tubuh adalah penjara dari jiwa dan manusia harus berusaha untuk membebaskan jiwa yang terpenjara itu adalah ajaran kafir yang tidak berasal dari Kitab Suci

 

3)   Tubuh adalah sesuatu yang baik!

 

Tubuh bukanlah sumber dosa. Memang tubuh bisa diperalat oleh dosa, tetapi asal usul dosa sebetulnya justru terletak pada jiwa (Kej 3 - pada pikiran dari Hawa!).

 

Karena itu hati-hati dalam menafsirkan kata ‘daging’ dalam Kitab Suci, karena kata ‘daging’ itu sering digunakan bukan untuk menunjuk kepada ‘tubuh’ tetapi kepada ‘manusia lama’.

 

Contoh: Gal 5:16-21 - “(16) Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. (17) Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging - karena keduanya bertentangan - sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. (18) Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. (19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, (20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, (21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu - seperti yang telah kubuat dahulu - bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah”.

 

4)   Tubuh tidak bertentangan dengan jiwa!

 

Memang ada ayat yang seolah-olah menunjukkan bahwa tubuh bertentangan dengan jiwa / roh, seperti Mat 26:41.

 

Mat 26:41 - “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.’”.

 

Apa arti ayat ini? Artinya adalah:

 

·        sekalipun dalam diri kita sudah ada kemauan untuk berbuat baik (yang datang dari Tuhan), tetapi kita tetap tidak mempunyai kekuatan untuk melakukan hal itu. Karena itu kita harus berdoa supaya Tuhan memberikan kekuatan kepada kita untuk melaksanakan kemauan yang baik itu.

 

·        dalam diri kita ada 2 kekuatan yang tarik menarik (bdk. Gal 5:17  Ro 7:18-20). Kita harus berdoa supaya tarikan ke arah yang baik­lah yang menang!

 

Jadi, Mat 26:41 tidak menunjukkan bahwa tubuh bertentangan dengan jiwa / roh, karena ‘daging’ dalam ayat ini juga menunjuk kepada manusia lama.

 

5)   Secara alamiah, tubuh adalah immortal (tidak bisa binasa).

 

Bahwa tubuh itu harus kembali kepada debu (mati), itu bukan disebabkan karena tubuh berasal dari debu, tetapi karena adanya dosa (Kej 3:17-19).

 

6)   Tubuh bukanlah sesuatu yang merendahkan  manusia!

 

Ingat bahwa Tuhanlah yang membentuk tubuh itu!

 

 

II) Jiwa.

 

1)   Jiwa adalah suatu indivisible essence / substance (= zat yang tidak bisa dibagi-bagi). Jadi:

 

a)   Jiwa adalah suatu zat, bukan sekedar suatu khayalan atau sesuatu yang abstrak.

 

b)   Berbeda dengan tubuh, jiwa tidak bisa dibagi-bagi.

 

2)   Pada jiwa terdapat:

 

a)   Pikiran.

 

b)   Perasaan (hati).

 

c)   Kemauan / kehendak (will). Tentang ‘kehendak bebas’ / ‘free will’ akan dibahas di bawah (point V) sebagai tambahan.

 

Ada yang menambahkan ‘hati nurani’ / ‘suara hati’, tetapi yang lain berpendapat bahwa ‘suara hati’ ini merupakan gabungan pikiran dan perasaan.

 

Catatan: awas, ini bukanlah komponen-komponen yang membentuk jiwa, yang lalu bisa dipisahkan satu sama lain! Ingat bahwa jiwa itu indivisible / tak bisa dibagi-bagi.

 

Penerapan:

 

Orang yang mengasihi Tuhan dengan segenap jiwa (Mat 22:37), harus mengasihi Tuhan dengan segenap:

 

·        Pikirannya. Ia harus mengerti mengapa ia harus mengasihi Tuhan, yaitu karena Tuhan sudah lebih dulu mengasihi dia dan mati bagi dia.

 

·        Perasaannya. Hatipun harus betul-betul mengasihi Tuhan. Banyak orang-orang Kharismatik mengasihi Tuhan hanya dengan perasaan, tetapi tidak dengan pikiran, sedangkan banyak orang Reformed yang sebaliknya.

 

·        Kemauan / kehendak. Ini yang menyebabkan ada tindakan kasih kepada / untuk Tuhan, misalnya: belajar Firman Tuhan, berdoa / bersekutu dengan Tuhan, mentaati Tuhan, melayani Tuhan, memberi persembahan kepada Tuhan, dsb.

 

 

III) Hubungan tubuh dan jiwa.

 

Hubungan tubuh dan jiwa ini merupakan sesuatu yang misterius dan tidak bisa dimengerti sepenuhnya.

 

1)   Jiwa mempengaruhi tubuh.

 

·        Kebanyakan gerakan tubuh tergantung kepada jiwa, seperti berjalan, berolah raga, dsb. Tetapi ada juga gerakan tubuh yang tidak tergantung kepada jiwa, seperti denyut jantung, pencernaan yang dilakukan oleh usus, keluarnya keringat.

 

·        Kalau jiwa kacau (stress, depresi), maka tubuh bisa sakit.

 

·        Orang yang malu, mukanya jadi merah.

 

·        Orang yang merasa sukacita, matanya bisa ‘berbinar’.

 

2)   Sebaliknya, tubuh juga mempengaruhi jiwa.

 

·        Orang yang otaknya rusak, pikirannya  / jiwanya terganggu.

 

·        Orang yang sudah tua (otaknya tua), menjadi pikun.

 

·        Tubuh sehat, jiwa ikut sehat (ini tak selalu!).

 

3)   Dalam hidup ini jiwa beroperasi melalui tubuh sebagai instrumen, misalnya: berpikir melalui otak. Tetapi setelah mati, jiwa bisa beroperasi tanpa tubuh. Dalam Luk 16:19-31 orang kaya itu tetap bisa merasa, berbicara, melihat, berpikir, dsb.

 

 

IV) Kesatuan tubuh dan jiwa.

 

Sekalipun Kitab Suci mengajarkan bahwa manusia terdiri dari dua elemen yang berbeda, yaitu tubuh dan jiwa, tetapi Kitab Suci juga menekankan kesatuan yang ada antara tubuh dan jiwa / kesatuan dari seluruh manusia! Jadi, manusia dipandang sebagai suatu kesatuan!

 

Kej 2:7 - “ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

 

KJV: a living soul’ (= suatu jiwa yang hidup).

 

RSV/NIV/NASB: a living being’ (= suatu makhluk yang hidup).

 

Jadi pada saat seseorang makan, kita tidak berkata: tubuhnya makan’, tetapi orang itu makan’. Pada saat kita melihat seseorang berpikir, kita tidak berkata jiwanya berpikir’, tetapi orang itu berpikir’.

 

Konsekwensinya, pada waktu berbuat dosa, maka yang berbuat dosa bukan hanya jiwa atau tubuh, tetapi seluruh orangnya. Yang ditebus oleh Kristus, juga bukan hanya jiwanya atau hanya tubuhnya, tetapi seluruh orangnya!

 

 

V) Free will / Kehendak bebas.

 

A)  Arti free will / kehendak bebas.

 

1)   Ini tidak berarti bahwa manusia adalah makhluk yang bebas mutlak.

 

Satu-satunya makhluk yang bebas mutlak adalah Allah sendiri dan Allah membuat semua makhluk lain tergantung pada Dia.

 

Ibr 1:3 - “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi”.

 

Kis 17:28a - “Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga”.

 

Dan karena itu manusia juga tergantung pada Allah, baik hidupnya, matinya, keberadaannya dan segala sesuatunya! Ada hamba Tuhan yang mengatakan bahwa kematian manusia tidak berada dalam tangan Tuhan, tetapi dalam tangan manusia sendiri. Ia memberi contoh: Ada orang yang sakit berat, yang hidupnya tergantung alat-alat, seperti alat pacu jantung, infus, oxigen, dsb. Sekarang, apakah orang itu tetap hidup atau mati, itu tergantung dari keluarga orang tersebut. Kalau keluarganya menghendaki semua peralatan itu dihentikan, maka orang itu mati. Kalau keluarganya menghendaki semua peralatan itu digunakan terus, maka orang itu tetap hidup. Jadi, mati hidupnya orang itu, ada dalam tangan manusia, bukan dalam tangan Tuhan. Alangkah bodohnya cara berpikir seperti ini! Ingat bahwa pikiran / keputusan dari keluarga tersebut ada dalam tangan Tuhan, dan bisa diarahkan oleh Tuhan kemanapun Ia kehendaki!

 

Amsal 16:1,9 - “(1) Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada TUHAN. ... (9) Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya”.

 

Amsal 21:1 - “Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkanNya ke mana Ia ingini”.

 

2)   Ini tidak berarti bahwa manusia selalu bisa melakukan apa yang ia kehendaki.

 

Misalnya: manusia ingin hidup suci, tetapi tidak bisa hidup suci. Jadi free will harus dipisahkan dengan kemampuan untuk melakukan apa yang dikehendakinya.

 

3)   Arti dari free will / kehendak bebas: semua yang manusia lakukan, ia lakukan karena itu adalah pilihannya sendiri / kehendaknya sendiri.

 

Ini juga berlaku pada saat manusia itu mengalami pemaksaan. Misalnya: pada waktu ditodong. Setelah mempertimbangkan segala sesuatu, maka ia memilih untuk menyerahkan uangnya. Ini adalah kehendaknya / keputusannya dalam sikon tersebut.

 

Jadi kata-kata ‘aku melakukan hal itu bertentangan dengan kehendakku’ adalah sesuatu yang mustahil!

 

Yang bisa terjadi adalah sesuatu dilakukan terhadap kita bertentangan dengan kehendak kita. Tetapi dalam persoalan ini, bukan kita yang melakukan hal itu. Kalau kita yang melakukan, maka itu pasti karena hal itu adalah keputusan / kehendak kita.

 

B)  Free will / kehendak bebas dan Predestinasi.

 

Sekalipun Allah sudah menentukan segala sesuatu dan dengan providenceNya Ia melaksanakan segala sesuatu sesuai ketentuannya, tetapi ini tidak berarti manusia tidak mempunyai free will / kehendak bebas. Manusia tetap mempunyai free will / kehendak bebas, karena ia tetap melakukan segala sesuatu sesuai dengan yang ia kehendaki.

 

Contoh: Yes 10:5-7 - “(5) Celakalah Asyur, yang menjadi cambuk murkaKu dan yang menjadi tongkat amarahKu! (6) Aku akan menyuruhnya terhadap bangsa yang murtad, dan Aku akan memerintahkannya melawan umat sasaran murkaKu, untuk melakukan perampasan dan penjarahan, dan untuk menginjak-injak mereka seperti lumpur di jalan. (7) Tetapi dia sendiri tidak demikian maksudnya dan tidak demikian rancangan hatinya, melainkan niat hatinya ialah hendak memunahkan dan hendak melenyapkan tidak sedikit bangsa-bangsa.

 

Ay 5b-6 menunjukkan bahwa Allah menentukan dan mengatur supaya Asyur menyerang Israel / Yehuda, dan hal itu memang terjadi. Tetapi ay 7 menunjukkan bahwa Asyur melakukan hal itu dengan kemauannya sendiri dan dengan tujuannya sendiri dan karena itu ia dihukum.

 

Adanya free will / kehendak bebas ini menyebabkan kita selalu bertanggung jawab atas apapun yang kita lakukan!

 

C)  Free will / kehendak bebas dan kejatuhan ke dalam dosa:

 

Sebelum jatuh ke dalam dosa, manusia bisa memilih antara taat kepada Tuhan atau tidak. Tetapi setelah kejatuhan dalam dosa, manusia hanya bisa berbuat dosa saja. Tetapi ini tidak berarti bahwa manusia kehilangan free will / kehendak bebas. Mengapa?

 

1)   Karena pada waktu manusia berbuat dosa, itu tetap dilakukan karena kehendaknya sendiri.

 

2)   Andaikatapun kita mempunyai keinginan untuk berbuat baik, tetapi kita tidak mampu melaksanakan, itu tidak berarti kita tidak bebas. Tadi telah dijelaskan bahwa free will / kehendak bebas harus dipisahkan dari kemampuan untuk melakukan apa yang dikehendaki.

 

3)   Sekalipun hanya bisa berbuat dosa, kita tetap bisa memilih antara dosa kecil dan dosa besar. Jadi tetap ada free will / kehendak bebas!

 

Catatan: perlu diketahui bahwa sebetulnya orang Reformed menentang istilah ‘free will’ / ‘kehendak bebas’ ini. Dari pada mengatakan bahwa manusia mempunyai kehendak bebas, mereka lebih senang mengatakan bahwa manusia adalah agen bebas / ‘free agent’.

 

 

-o0o-

 


email us at : gkri_exodus@lycos.com