DOKTRIN MANUSIA : Anthropology

oleh : Pdt. Budi Asali MDiv.


IV. ASAL USUL JIWA MANUSIA

 

 

Yang dibicarakan di sini bukanlah asal usul dari jiwanya Adam sebagai manusia pertama, tetapi asal usul jiwa manusia secara umum. Pada saat seorang bayi ada dalam kandungan, tubuhnya jelas berasal dari orang tuanya, tetapi dari mana jiwanya? Ada tiga pandangan tentang hal ini:

 

 

I) Pre-Existentianism.

 

1)   Jiwa manusia sudah ada sebelum ia mulai ada dalam kandungan.

 

2)   Ada dosa yang dilakukan jiwa itu, yang lalu menyebabkan jiwa itu harus berada dalam sebuah tubuh dan tinggal di dunia (sebagai hukuman).

 

Keberatan terhadap ajaran ini:

 

a)   Ajaran ini tidak mempunyai dasar Kitab Suci. Ajaran yang mengatakan bahwa jiwa dipersatukan dengan tubuh sebagai hukuman, adalah ajaran kafir.

 

b)   Ajaran ini menganggap bahwa tubuh manusia adalah suatu tambahan / embel-embel yang tidak penting dalam diri manusia. Mereka percaya bahwa manusia adalah sesuatu yang lengkap sekalipun tanpa tubuh. Ini menghapuskan perbedaan antara manusia dan malaikat.

 

c)   Ajaran ini menghapuskan ‘the unity of the race’ / kesatuan umat manusia.

 

d)   Dalam kesadaran kita, kita tidak pernah mengingat apa-apa yang terjadi dalam kehidupan lalu kita (waktu jiwa itu belum mempunyai tubuh).

 

 

II) Traducianism.

 

Baik tubuh maupun jiwa seorang anak diturunkan oleh / dari orang tuanya.

 

Dasar dari pandangan ini:

 

1)   Orang tua adalah orang tua dari seluruh anak, berarti termasuk jiwanya.

 

2)   Penciptaan Hawa (Kej 2:21-23  1Kor 11:8) yang berbeda dengan penciptaan Adam. Pada penciptaan Adam, tubuh berasal dari tanah / bumi, sedangkan jiwanya berasal dari Tuhan (Kej 2:7). Tetapi pada waktu Allah menciptakan Hawa, tidak pernah dikatakan ada elemen dari Hawa yang berasal dari Tuhan. Jadi, harus disimpulkan bahwa baik tubuh maupun jiwa Hawa berasal dari Adam.

 

Bantahan:

 

Ada pepatah yang berbunyi: ‘Silence proves nothing!’ (= Diam tidak membuktikan apa-apa!). Bahwa Kitab Suci diam / tidak berkata apa-apa tentang jiwa Hawa, tidak membuktikan bahwa jiwa Hawa berasal dari Adam. Mungkin Allah memberi jiwa itu namun tidak diceritakan oleh Kitab Suci.

 

3)   Sejak Sabat yang pertama (Kej 2:3), Allah tidak lagi mencipta secara langsung.

 

Pada hari pertama sampai hari keenam Allah menciptakan secara langsung. Tetapi pada hari ketujuh Allah berhenti mencipta, dan sejak saat itu Allah hanya mencipta secara tidak langsung, yaitu melalui hal-hal alamiah, second causes / penyebab kedua, dsb. Jadi penciptaan jiwa manusia juga dilakukan secara tidak langsung, yaitu melalui orang tuanya.

 

Bantahan:

 

a)   Ini membatasi Allah. Sekalipun Allah pada umumnya bekerja melalui hal alamiah / second causes / penyebab kedua, tetapi Ia juga sering bekerja langsung, seperti:

 

·        pada waktu terjadinya mujijat

 

·        pada peristiwa kelahiran baru (ini penciptaan!)

 

b)   Kej 2:3 menyebutkan ‘rested’ (= beristirahat). Jadi, tidak berarti bahwa Allah berhenti mencipta (secara langsung) untuk selama-lamanya.

 

4)   Sifat seorang anak mirip orang tuanya. Jadi jelas bahwa jiwanya berasal dari orang tuanya.

 

Bantahan:

 

a)   Kemiripan itu bisa terjadi karena anak itu meniru orang tuanya.

 

b)   Tubuh anak itu jelas dari orang tuanya, dan tubuh mempengaruhi jiwa dari anak itu , sehingga akhirnya jiwanya juga mirip orang tuanya.

 

c)   Pada waktu Allah memberikan jiwa, Ia menyesuaikannya dengan tubuh si anak.

 

5)   Ibr 7:9-10 mengatakan bahwa Lewi ada di dalam tubuh Abraham.

 

Ibr 7:9-10 - “(9) Maka dapatlah dikatakan, bahwa dengan perantaraan Abraham dipungut juga persepuluhan dari Lewi, yang berhak menerima persepuluhan, (10) sebab ia masih berada dalam tubuh bapa leluhurnya, ketika Melkisedek menyongsong bapa leluhurnya itu”.

 

Bantahan:

 

a)   Dalam Ibr 7:9 ada kata-kata ‘maka dapatlah dikatakan’. Ini menunjukkan bahwa hal ini tidaklah merupakan hal yang sebenarnya.

 

b)   Tidak mungkin seluruh jiwa Lewi berada dalam tubuh Abraham, karena Sara, Ribka, dan Lea pasti juga punya andil terhadap jiwa Lewi tersebut.

 

6)   Inkarnasi Kristus

 

Kecuali tubuh dan jiwa Kristus diturunkan dari Maria, maka Kristus tidak bisa disebut manusia sejati sama seperti kita.

 

Bantahan:

 

Kristus lahir sama seperti semua manusia yang lain kecuali dalam hal terjadinya kandungan itu oleh Roh Kudus. Kalau semua manusia jiwanya bukan berasal dari orang tuanya (sesuai dengan pandangan Creationism), maka Kristus adalah manusia sama seperti kita sekalipun jiwanya tidak berasal dari Maria (tetapi merupakan ciptaan langsung dari Allah).

 

7)   Adanya dosa / kebejatan moral / rohani pada umat manusia.

 

Orang-orang yang menganut Traducianism berkata bahwa:

 

·        Kita betul-betul berdosa (actually sinned) di dalam Adam karena pada saat itu kita memang ada di dalam dia.

 

·        Zat yang melanggar Firman Tuhan di dalam diri Adam, itulah yang diturunkan / diberikan kepada kita, sehingga begitu lahir, moral sudah bejat.

 

Kalau kita beranggapan bahwa jiwa seseorang berasal dari Allah, maka ada 2 kemungkinan:

 

¨      Jiwa yang diciptakan Allah itu jiwa yang berdosa.

 

¨      Jiwa yang diciptakan itu suci, tetapi lalu setelah dipersatukan dengan tubuh, menjadi manusia yang berdosa.

 

Yang manapun yang benar, ini berarti bahwa Allah adalah pencipta kejahatan moral (God is the author of moral evil)

 

Bantahan:

 

a)   Kalau memang pada saat Adam berdosa, kita sudah ada di dalam dia, sehingga kita betul-betul berdosa di dalam dia, maka mengapa dosa Adam yang lain tidak diturunkan? Dan mengapa dosa-dosa nenek moyang kita, tidak diturunkan kepada kita?

 

b)   Kalau semua orang betul-betul berdosa di dalam Adam, maka Kristus juga demikian!

 

c)   Allah bukanlah pencipta dari moral evil / kejahatan moral. Adanya dosa asal, dsb merupakan hukuman Allah atas dosa Adam.

 

 

III) Creationism.

 

Tubuh anak berasal dari orang tuanya, tetapi jiwanya merupakan ciptaan langsung dari Tuhan.

 

Dasar dari pandangan ini:

 

1)   Ini sesuai dengan penciptaan pertama (terhadap Adam), dimana tubuh berasal dari tanah / bumi, sedangkan jiwa berasal dari Tuhan (Kej 2:7).

 

Bantahan:

 

Ini hanya berlaku untuk Adam.

 

2)   Ada ayat-ayat Kitab Suci yang menunjukkan bahwa jiwa / roh manusia diciptakan / diberi oleh Tuhan.

 

·        Bil 16:22 - “Tetapi sujudlah mereka berdua dan berkata: ‘Ya Allah, Allah dari roh segala makhluk! Satu orang saja berdosa, masakan Engkau murka terhadap segenap perkumpulan ini?’”.

 

Jadi Allah disebut sebagai ‘Allah dari roh segala makhluk’.

 

·        Ibr 12:9 - “Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?”.

 

Ayat ini menyebut Allah sebagai ‘Bapa segala roh’.

 

·        Yes 42:5 - “Beginilah firman Allah, TUHAN, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya.

 

Ayat ini mengatakan bahwa Allahlah yang memberikan nafas / nyawa kepada umat manusia.

 

*        kata ‘nafas’ di sini menggunakan kata Ibrani yang sama dengan kata ‘nafas’ dalam Kej 2:7.

 

*        kata ‘nyawa’ di sini dalam bahasa Ibraninya adalah RUAKH, yang biasanya diterjemahkan ‘roh’.

 

·        Yes 57:16 - “Sebab bukan untuk selama-lamanya Aku hendak berbantah, dan bukan untuk seterusnya Aku hendak murka, supaya semangat mereka jangan lemah lesu di hadapanKu, padahal Akulah yang membuat nafas kehidupan.

 

Ayat ini mengatakan bahwa Allahlah yang membuat ‘nafas kehidupan’.

 

*        kata ‘nafas kehidupan’ di sini menggunakan kata Ibrani yang sama dengan kata ‘nafas’ dalam Kej 2:7.

 

*        kata ‘nafas’ di sini ada dalam bentuk jamak, sehingga tidak mungkin menunjuk kepada Adam.

 

·        Zakh 12:1 - “Ucapan ilahi. Firman TUHAN tentang Israel: Demikianlah firman TUHAN yang membentangkan langit dan yang meletakkan dasar bumi dan yang menciptakan roh dalam diri manusia.

 

Ayat ini secara explicit mengatakan bahwa Allahlah yang menciptakan roh dalam diri manusia. Tetapi kata ‘manusia’ di sini menggunakan kata Ibrani ADAM, sehingga ini bisa menunjuk kepada Adam.

 

·        Maz 104:28-30 - “(28) Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tanganMu, mereka kenyang oleh kebaikan. (29) Apabila Engkau menyembunyikan wajahMu, mereka terkejut; apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu. (30) Apabila Engkau mengirim rohMu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi”.

 

Ayat ini mengatakan bahwa binatangpun rohnya dari Tuhan.

 

Bantahan:

 

Ayat-ayat tersebut di atas artinya adalah: Allah mencipta roh manusia pertama / roh Adam, dan lalu selanjutnya Allah mencipta dengan perantaraan manusia pertama / Adam.

 

Mari kita memperhatikan beberapa ayat di bawah ini:

 

·        Ayub 10:8-9 - “(8) TanganMulah yang membentuk dan membuat aku, tetapi kemudian Engkau berpaling dan hendak membinasakan aku? (9) Ingatlah, bahwa Engkau yang membuat aku dari tanah liat, tetapi Engkau hendak menjadikan aku debu kembali?”.

 

·        Ayub 34:14-15 - “(14) Jikalau Ia menarik kembali RohNya, dan mengembalikan nafasNya padaNya, (15) maka binasalah bersama-sama segala yang hidup, dan kembalilah manusia kepada debu.

 

·        Maz 103:13-14 - “(13) Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. (14) Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.

 

·        Pkh 3:20 - “Kedua-duanya menuju satu tempat; kedua-duanya terjadi dari debu dan kedua-duanya kembali kepada debu.

 

Dari ayat-ayat ini terlihat bahwa Kitab Suci juga mengatakan bahwa kita berasal dari debu, padahal yang betul-betul dari debu hanyalah Adam, sedangkan kita diturunkan oleh Adam.

 

Analoginya: Kalau Kitab Suci berkata bahwa roh / jiwa kita dicipta oleh Allah, maka itu berarti bahwa jiwa / roh Adam saja yang dicipta oleh Allah, sedangkan jiwa / roh kita diturunkan oleh Adam.

 

3)   Jiwa bersifat indivisible (= tak bisa dipecah-pecah). Kalau kita percaya pada Traducianism, maka kita harus percaya bahwa sebagian jiwa ibu bergabung dengan sebagian jiwa ayah menjadi jiwa anak.

 

Bantahan:

 

Kita tidak mengerti tentang substance / zat dari jiwa. Kalau dikatakan bahwa jiwa berasal dari orang tua, tetapi dalam proses perkembang-biakan itu tidak terjadi perpecahan maupun penggabungan jiwa, maka tidak ada orang yang bisa membenarkan ataupun menyalahkan.

 

 

Kesimpulan:

 

Ajaran Pre-existentianism jelas salah. Tetapi ajaran Traducianism dan Creationism mempunyai dasar yang sama-sama kuat, sehingga sukar dibuktikan secara jelas yang mana yang benar.

 

·        Agustinus tidak bisa menentukan yang mana yang benar.

 

·        Martin Luther berpegang pada Traducianism.

 

·        Calvin berpegang pada Creationism.

 

Ini terlihat misalnya dari tafsiran Calvin tentang Yoh 3:6 dimana ia berkata:

“the soul is not begotten by human generation” (= jiwa tidak diturunkan oleh kelahiran) - hal 112.

 

·        Mayoritas (tidak semua) orang Reformed juga berpegang pada Creationism.

 

·        Saya sendiri condong pada Creationism.

 

 

-o0o-

 


email us at : gkri_exodus@lycos.com