Eksposisi Kitab Samuel yang Pertama

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


I SAMUEL 7:15-8:22

 

I) Pelayanan Samuel.

 

1)   1Sam 7:15-17 menunjukkan pelayanan Samuel yang aktif.

 

1Sam 7:16 khususnya menunjukkan bahwa ia banyak berkeliling dalam melakukan pelayanannya.

 

2)   1Sam 8:1-3 menunjukkan kekurangan dalam pelayanan Samuel.

 

a)   Berbeda dengan ayahnya, anak-anak Samuel hidup brengsek (8:3a). Ini menunjukkan kekurangan Samuel dalam pelayanan terhadap anak-anaknya sendiri.

 

Dua hal yang ingin saya bahas di sini:

 

·        Mungkin kesibukan pelayanan, khususnya dimana ia sering berkeliling (7:16), menyebabkan Samuel kurang / tidak mendidik anak-anaknya, sehingga mereka menjadi bejat.

 

Penerapan:

 

Kita harus mempunyai keseimbangan dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban kita. Misalnya:

 

*        Kewajiban terhadap Tuhan dan kewajiban mendidik anak.

 

̃    Ada orang yang begitu sibuk dengan pendidikan anaknya, sehingga setiap hari menunggui anaknya yang mau ulangan / ujian, dan tidak mau datang dalam Pemahaman Alkitab, tidak mau melayani Tuhan, dsb. Ini salah, dan justru bisa menyebabkan anak tidak menjadi baik, karena tidak adanya berkat Tuhan yang menyertai pendidikan anak seperti itu.

 

̃    Ada juga yang bersikap sebaliknya dimana ia sibuk dengan gereja terus menerus dan mengabaikan pendidikan anak. Mungkin ini dilakukan dengan kedok ‘berserah’ atau ‘ber-iman’ kepada Tuhan, atau mungkin orangnya membenarkan diri dengan mengatakan ‘tetapi saya mendoakan anak saya dengan tekun’! Ini juga salah, karena anak membutuhkan pengarahan dari saudara, seperti penginjilan, pengajaran Firman Tuhan, pendidikan dalam soal sex, obat bius, moral, etika dsb.

 

Golongan hamba Tuhan sering jatuh dalam kesalahan ini. Karena itu hamba Tuhan harus membatasi diri dalam pelayanan supaya tetap mempunyai waktu untuk keluarga, mendidik anak dsb. Disamping itu gereja / majelis juga harus hati-hati untuk tidak memberi hamba Tuhan pelayanan yang terlalu banyak. Gereja / Majelis perlu ingat bahwa kalau keluarga / anak-anak dari hamba Tuhan itu berantakan, tentu pelayanannya juga ikut berantakan.

 

*        Kewajiban dalam bekerja / mencari nafkah dan kewajiban terhadap Tuhan.

 

*        Kewajiban dalam bekerja mencari nafkah dan kewajiban dalam mendidik anak.

 

*        Kewajiban terhadap suami / istri dan kewajiban terhadap anak.

 

*        Bagi hamba Tuhan / guru sekolah minggu: kewajiban dalam berkhotbah / mengajar dan kewajiban dalam berdoa / belajar Firman Tuhan!

 

*        dsb.

 

·        Sekalipun Samuel menyaksikan sendiri bagaimana Eli tidak mendidik anak-anaknya dengan baik sehingga menyebabkan anak-anaknya menjadi bejat dan dibunuh oleh Tuhan, tetapi ternyata Samuel sendiri mengulangi kesalahan Eli tersebut!

 

Penerapan:

 

Kita perlu belajar dari sejarah, baik itu sejarah kuno, maupun yang baru! Jadi, pada waktu kita melihat suatu kesalahan, kita harus belajar dari hal itu untuk tidak melakukan hal yang sama.

 

b)   Anak-anak Samuel itu dijadikan hakim (8:1).

 

Di sinipun Samuel mengulangi kesalahan Eli!

 

Ada 2 kemungkinan:

 

·        Samuel tahu anak-anaknya brengsek, tetapi ia tetap mengangkat mereka sebagai hakim.

 

·        Samuel begitu tidak mengenal anaknya, sehingga ia mengira anak-anaknya cukup baik untuk dijadikan hakim.

 

Yang manapun yang benar dari 2 kemungkinan di atas, pokoknya mengangkat orang brengsek sebagai pejabat gereja adalah sesuatu yang salah! Kita harus memastikan bahwa orang itu benar dan cocok untuk jabatannya, baru mengangkatnya!

 

Penerapan:

 

Sekarang ada banyak gereja yang memilih orang yang kaya, berkedudukan tinggi, populer, untuk menjadi majelis, tanpa mempedulikan bagaimana kerohanian orang itu. Juga ada gereja yang berusaha mengembalikan jemaat yang sudah lama tidak ke gereja, dengan mengangkatnya menjadi majelis. Ini semua merupakan kebodohan. Orang yang diangkat menjadi majelis haruslah orang yang memiliki kerohanian yang baik (bdk. 1Tim 3:1-7).

 

c)   Sebagai hakim, anak-anak Samuel itu mengejar laba, menerima suap, dan memutar-balikkan keadilan (8:2  bdk. Kel 23:6-8  Ul 16:18-20).

 

Lagi-lagi Samuel mengulangi kesalahan Eli dengan tidak mendisiplin anak-anaknya yang melakukan hal-hal berdosa itu.

 

Kesimpulan:

 

Pelayanan Samuel ada positif dan ada negatifnya. Dan ini berlaku untuk semua pelayan Tuhan! Bagi pelayan Tuhan itu, ia harus berusaha untuk membuang negatifnya dan mempertahankan positifnya. Bagi orang yang dilayani, mereka:

 

·        harus menyadari bahwa semua pelayan Tuhan mempunyai kelemahan / kekurangan.

 

·        boleh mengkritik, tetapi juga harus mendoakan dan berusaha membantu pelayan Tuhan itu dalam mengatasi kelemahan / kekurangannya.

 

·        tidak boleh terus menyoroti hal-hal negatif, tetapi juga memperhatikan hal-hal positif dalam diri pelayan Tuhan itu.

 

II) Orang Israel minta raja.

 

1)   Persoalan anak-anak Samuel yang menjadi hakim-hakim yang brengsek ini dipakai oleh bangsa Israel untuk meminta seorang raja kepada Samuel (8:4-5).

 

Sebelum ini mereka diperintah oleh hakim, dan sekarang mereka minta raja. Apa bedanya hakim dengan raja?

 

Hakim                                                 Raja   

Muncul kadang-kadang.                   Terus menerus.

Bersifat kharismatik.                         Bersifat keturunan.

Bersifat lokal.                                     Bersifat nasional.

 

2)   Permintaan bangsa Israel itu mengesalkan Samuel (8:6a).

 

Mengapa Samuel kesal mendengar permintaan mereka?

 

a)   Karena mereka tidak menanyakan kehendak Tuhan, tetapi menuruti kemauan mereka sendiri.

 

Kalau sudah mempunyai suatu keinginan, seringkali kita tidak mau menanyakan kehendak Tuhan, karena takut kalau tidak diijinkan. Tetapi ini menunjukkan bahwa kita tidak percaya bahwa:

 

·        kehendak Tuhan itulah yang terbaik untuk kita.

 

·        Allah itu bijaksana, kasih dsb.

 

b)   Karena mereka ingin seperti bangsa-bangsa lain (8:5b,20).

 

Penerapan:

 

Ingat bahwa ada peribahasa yang berkata ‘rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau’! Karena itu jangan ingin seperti keluarga lain, gereja lain, suami / istri lain, orang tua lain, dsb.

 

c)   Karena sebetulnya permintaan ini dilandasi oleh penolakan terhadap Allah (8:7). Dengan kata lain, mereka tidak mau Allah menjadi raja atas mereka, mereka mau ada manusia biasa yang menjadi raja atas mereka.

 

Sebetulnya permintaan akan adanya raja itu sendiri tidaklah salah (bdk. Kej 17:6  Ul 17:14-20  1Sam 2:10), tetapi motivasi dari permin-taan itu yang salah.

 

3)   Samuel berdoa (8:6b).

 

Samuel kesal, dan jelas bahwa ia tidak ingin memberi raja kepada bangsa Israel. Tetapi ia berdoa dan meminta petunjuk Tuhan. Ini sesuatu yang harus ditiru!

 

III) Tuhan mengabulkan permintaan Israel.

 

1)   Sebelum Tuhan memberi mereka raja, Tuhan menyuruh Samuel mem-berikan peringatan lebih dulu (8:9-18).

 

2)   Israel mengabaikan peringatan itu (8:19-20).

 

a)   Bahwa peringatan yang mereka abaikan ini menjadi kenyataan, terlihat dari 1Raja 12:4.

 

b)   Tentang bahayanya mengabaikan peringatan Tuhan, perhatikan 8:18 dan bandingkan dengan Amsal 1:24-31.

 

3)   Tuhan memberikan raja kepada mereka (8:21-22).

 

Doa yang memaksa Tuhan memang bisa terkabul. Pengabulan bisa datang dari:

 

a)   Setan.

 

Contoh:

 

·        Dalam Majalah Bahana April 1995, hal 18, diceritakan bagaimana Rodney Howard-browne mendapatkan Toronto Blessing:

“Pada musim panas tahun 1979 dia berdoa berjam-jam untuk mengalami hubungan pribadi yang lebih intim dengan Allah. Di saat pergumulan rohani hebat itu dia berdoa dengan nekad, ‘Jika Engkau tidak turun ke sini dan menjamah saya, saya akan naik ke sana dan menjamahMu.’

Tiba-tiba dia merasakan seluruh tubuhnya seperti terbakar. Dia mulai tertawa tanpa bisa dikendalikan. Kemudian dia menangis dan mulai berbahasa lidah.

‘Saya baru saja mendapat arus listrik surgawi,’ tulisnya bela­kangan di bukunya, The Touch of God (jamahan Allah). Dan sejak saat itu saya rindu untuk membagikan apa yang saya dapatkan kepada orang lain’”.

 

·        Dr Kurt Koch, seorang ahli Occultisme, dalam bukunya yang berjudul ‘Occult ABC’, hal 32, mengutip suatu cerita dari buku yang ditulis oleh seorang yang bernama Vim Malgo sebagai berikut:

“A lady who belonged to the Roman Catholic charismatic movement prayed for a long time for the baptism of the Spirit. Nothing obvious happened. She did not speak in tongues. Finally she cried out to the Lord in desperation, ‘I have now been asking You so long, and You have not given me my request. If You do not give me the baptism of the Spirit, I will speak to Your mother about it’. At that very moment she began to speak in tongues. Vim Malgo adds: ‘Here again we cannot speak of a baptism of the Spirit, but rather of baptism with spirits’” [= Seorang perempuan dari kalangan Roma Katolik Kharismatik berdoa untuk waktu yang lama untuk mendapatkan baptisan Roh Kudus. Tidak ada hal yang jelas yang terjadi. Ia tidak berbicara dalam bahasa Roh. Akhirnya ia berteriak kepada Tuhan dengan putus asa: ‘Aku telah begitu lama meminta baptisan Roh, dan Engkau belum mengabulkan permintaanku. Jika Engkau tidak memberiku baptisan Roh, aku akan berbicara dengan ibumu (Maria) tentang hal ini’. Pada saat itu juga ia mulai berbicara dalam bahasa roh. Vim Malgo menambahkan: ‘Di sini lagi-lagi kita tidak bisa berbicara tentang baptisan Roh, tetapi tentang baptisan roh-roh].

 

Bisakah saudara percaya bahwa Allahlah yang mengabulkan doa orang Katolik Kharismatik ini maupun doa Rodney Howard-browne?

 

b)   Tuhan.

 

Kitab Suci berkata bahwa Tuhan memberi yang baik kepada anak-anakNya (Mat 7:11). Lalu mengapa di sini Tuhan mengabulkan permintaan yang salah? Karena melalui semua ini Tuhan ingin menghajar mereka, sehingga dari semua ini timbul suatu kebaikan. Contoh lain yang serupa: Bileam (Bil 22-24).

 

Penutup.

 

Pada waktu saudara berdoa, selalu perhatikan apakah:

 

·        yang saudara minta itu benar atau tidak.

 

·        motivasi saudara benar atau tidak.

 

Dan kalau yang saudara minta berikut motivasinya sudah benar maka berdoalah tetapi jangan memaksa Tuhan, sebaliknya berserahlah pada kehendak Tuhan.

 

Benny Hinn berkata:

“Never, ever, ever go to the Lord and say, ‘If it be thy will ...’ Don’t allow such faith-destroying words to be spoken from your mouth” (= Jangan sekali-kali pergi kepada Tuhan dan berkata: ‘Jika itu adalah kehendakMu ...’. Jangan membiarkan kata-kata yang menghancurkan iman seperti itu diucapkan dari mulutmu).

 

Kata-kata Benny Hinn ini tolol dan tidak alkitabiah, karena tidak sesuai dengan:

 

¨      Doa Bapa Kami, yang salah satu kalimatnya berbunyi: “jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga” (Mat 6:10).

 

¨      Teladan Yesus dalam Mat 26:39 - “Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki”.

 

 

-AMIN-

 



email us at : gkri_exodus@lycos.com