Eksposisi Injil Matius

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


MATIUS 27:27-34

 

Ay 27-31:

 

1)   Dalam ay 26 Yesus disesah, lalu diserahkan untuk disalibkan. Seka­rang, sementara salib disiapkan, Yesus ada di tangan para tentara Romawi, yang lalu mengejek dan mempermainkanNya habis-habisan. Mereka tidak kenal Dia, tidak pernah dirugikan oleh Dia, tidak bermusuhan dengan Dia, tetapi bisa begitu jahat terhadap Dia.

 

Penerapan:

 

Pernahkah / seringkah saudara berbuat jahat kepada orang yang sama sekali tidak pernah bersalah kepada saudara? Berbuat jahat kepada orang yang bersalah kepada kita sudah merupakan dosa, apalagi berbuat jahat kepada orang yang tidak pernah berbuat salah kepada kita!

 

2)   ‘Jubah ungu’ (ay 28). Ini salah terjemahan!

 

NIV/NASB: ‘a scarlet robe’ (= jubah merah tua).

 

Tetapi dalam Mark 15:17 dan Yoh 19:2 memang dikatakan ‘jubah ungu’ [NIV / NASB: ‘purple’ (= ungu)].

 

Ada beberapa cara untuk mengharmoniskan bagian-bagian ini:

 

a)   Warna jubah itu ada di antara merah tua dan ungu.

 

b)   J.A. Alexander mengatakan bahwa istilah bahasa Yunani untuk warna sangat tidak pasti, sehingga yang mereka sebut dengan ‘ungu’ adalah warna-warna yang terletak di antara merah cerah sampai pada biru gelap.

 

c)   Kain / jubah ungu pada saat itu adalah kain yang sangat mahal, dan hanya dipakai oleh orang-orang kaya, raja atau orang yang mendapat penghormatan dari raja (bdk. Ester 8:15  Daniel 5:7,29  Luk 16:19  Wah 17:4). Karena itu jelas tidak mungkin bahwa tentara Romawi itu betul-betul memakaikan jubah ungu kepada tubuh Yesus yang penuh dengan darah itu. Sama seperti mahkota yang dipakaikan bukanlah mahkota sungguh-sungguh tetapi mahkota duri, dan tongkat kerajaan yang diberikan hanyalah sebatang buluh (ay 29), maka jelaslah jubah yang dipakaikan bukanlah betul-betul jubah ungu.

 

Jadi, mungkin sekali Matius menuliskan ‘merah tua’ sesuai dengan aslinya, tetapi Markus dan Yohanes menuliskan ‘ungu’ karena mereka meninjaunya dari sudut pemikiran para tentara Romawi itu.

 

Calvin: “Mark uses the word purple instead of scarlet; but though these are different colours, we need not trouble ourselves much about that matter. That Christ was clothed with a costly garment is not probable; and hence we infer that it was not purple, but something that bore a resemblance to it, as a painter counterfeits truth by his likeness” (= ) - hal 291.

 

3)   ‘Mahkota duri’ (ay 29).

 

a)   Ada penafsir yang menganggap ini betul-betul ditujukan sebagai siksaan dan karena itu mereka menggambarkan duri itu panjang-panjang sehingga mencocok / melukai kepala Yesus.

 

Tetapi banyak juga penafsir yang beranggapan bahwa mahkota duri ini tidak dimaksudkan untuk menyiksa Yesus, tetapi hanya untuk mengejek Yesus. Ini lebih sesuai dengan kontex dari ay 27-31 ini yang memang secara umum bukan menunjukkan penyiksaan, tetapi pengejekan. Kalau memang demikian mungkin sekali durinya tidaklah panjang-panjang, sekalipun memang duri ini tetap mungkin melukai kepala Yesus, apalagi ketika kepala yang bermahkotakan duri itu dipukul dengan buluh (ay 30).

 

b)   Seorang penafsir mengatakan bahwa duri ada di dunia karena dosa dari Adam pertama (bdk. Kej 3:18), dan sekarang Adam kedua, yaitu Kristus, harus menderita karenanya.

 

4)   Yesus diejek, dihina, diludahi.

 

a)     Calvin mengatakan bahwa kitalah yang seharusnya diludahi oleh malaikat / Allah, tetapi Yesus menanggung semua ini sehingga sekarang Ialah yang diludahi.

 

b)     Kalau Yesus mengalami hal ini demi kita, maka kita tidak usah terla­lu heran, dan juga tidak boleh merasa keberatan, kalau pada suatu waktu kita juga mengalami semua ini, demi Dia!

 

Ay 32-34:

 

1)   Ay 32:

 

a)   ‘Berjalan ke luar kota’.

 

·        Bdk. Im 24:14,23 yang menunjukkan bahwa firman Tuhan mengajar-kan bahwa penghujat Allah harus dihukum mati di luar perkemahan. (bdk. 1Raja 21:13  Kis 7:58).

 

Karena Kristus dianggap menghujat Allah (26:65), maka mereka menghukum mati Dia di luar kota [Ingat bahwa sekalipun yang melaksanakan penghukuman mati itu adalah tentara Romawi, tetapi tokoh-tokoh Yahudi jelas mempunyai ‘suara’ yang sangat kuat (bdk. 27:62-66  28:11-15)].

 

·        Tetapi semua ini justru menjadikan Kristus sebagai ANTI TYPE / penggenapan dari korban penghapus dosa, yang adalah TYPE dari Kristus, yang harus dibakar / dibunuh di luar perkemahan (Kel 29:14  Im 4:12,21  9:11  16:27  Bil 19:3  bdk. Ibr 13:11-12).

 

Dari semua ini terlihat dengan jelas bahwa semua ini dikontrol oleh Allah, sehingga terlaksanalah Rencana Allah, yang memang sudah menetapkan Kristus sebagai penggenapan dari korban penghapus dosa.

 

b)   Pemikulan salib.

 

·        William Barclay mengatakan bahwa yang dipikul hanyalah bagian horisontal dari salib, sedangkan bagian vertikalnya sudah menunggu di tempat penyaliban. Tetapi tidak semua penafsir setuju dengan dia.

 

·        Rute pemikulan salib ini selalu dipilih yang sejauh mungkin, dengan tujuan sebanyak mungkin orang bisa melihat penghukuman penjahat itu dan lalu takut untuk berbuat jahat.

 

Ini betul-betul sesuatu yang merendahkan dan mempermalukan Yesus karena menjadikan Dia ‘tontonan’ bagi orang banyak.

 

·        Matius mengatakan bahwa Simonlah yang memikul salib Yesus, sedangkan Yoh 19:17 mengatakan bahwa Yesus sendirilah yang memikul salib itu. Jadi rupanya mula-mula Yesus memikul salibNya sendiri, tetapi Ia lalu tidak kuat dan terjatuh, sehingga tentara Romawi lalu memaksa Simon untuk memikul salib Yesus. Ada orang-orang yang berpendapat bahwa Simon tidak memikul salib itu sendirian, tetapi memikulnya dibelakang Yesus (jadi Yesus tetap memikul sebagian). Karena itu Luk 23:26b mengatakan ‘dipikulnya sambil mengikuti Yesus’.

 

Penerapan:

 

Yesus rela memikul salib demi kita. Maukah saudara memi­kul salib atau menderita karena Dia? bdk. Mat 16:24!

 

·        Simon dipaksa untuk memikul salib Yesus.

 

Dari kata ‘paksa’ ini terlihat bahwa Simon bukanlah orang kris­ten pada saat itu. Tetapi dari Mark 15:21 dan Ro 16:13 rupanya akhirnya Simon dan keluarganya menjadi orang kristen, justru karena peristiwa itu.

 

c)   Dalam perjalanan memikul salib ke luar kota itulah terjadi peris­tiwa dalam Luk 23:27-32, yang akan saya jelaskan di bawah ini:

 

·        Luk 23:27 menunjukkan bahwa tidak semua orang Yahudi saat itu membenci Kristus. Ada orang-orang Yahudi yang pro / mengasihi Yesus, atau setidaknya merasa kasihan kepada Yesus, sehingga menangisi Dia.

 

·        Dalam Luk 23:28, kata-kata ‘jangan tangisi Aku’ bukanlah suatu teguran seolah-olah hal itu adalah suatu dosa. Tujuan Yesus mengatakan ini adalah: mengalihkan perhatian mereka dari penderitaan yang sedang Ia alami kepada hukuman Allah yang akan menimpa orang-orang Yahudi itu. Ini yang lebih perlu untuk ditangisi!

 

Pulpit Commentary: “He does not want our pity. This would be a wasted and mistaken sentiment” (= Ia tidak membutuhkan / menghendaki belas kasihan kita. Ini adalah suatu perasaan yang sia-sia dan salah).

 

·        Luk 23:29-30: Ini menunjukkan hebatnya hukuman Allah sehingga:

 

*        sekalipun sebetulnya anak adalah berkat Tuhan, tetapi pada saat itu orang akan menyesal bahwa dirinya mempunyai anak (Luk 23:29). Mengapa? Karena anak itupun akan mengalami penderitaan yang hebat dan bahkan kematian!

 

*        pada saat itu mereka lebih suka kalau gunung dan bukit runtuh menimpa mereka (Luk 23:30  bdk.  Wah 6:15-17).

 

·        Luk 23:31: kayu kering disini menggambarkan orang Yahudi yang bejad, sedangkan kayu hidup menggambarkan Yesus yang suci. Manusia lebih cenderung untuk membakar kayu kering dari pada kayu hidup. Jadi arti kata-kata Yesus ini adalah: kalau Kristus yang tidak berdosa saja diperlakukan seperti itu oleh orang Ro­mawi, apalagi orang-orang Yahudi yang bejad itu. Pasti akan diperlakukan dengan lebih kejam! Hal ini digenapi pada tahun 70 Masehi pada saat orang Romawi menghancurkan Yerusalem dan Bait Allah.

 

·        Luk 23:27-31 ini menunjukkan bahwa dalam penderitaanNyapun Kristus tidak memikirkan diriNya sendiri tetapi orang lain, yang bahkan adalah orang-orang yang jahat.

 

2)   Ay 33:

 

a)   GOLGOTA merupakan kata Aramaic; dalam bahasa Latinnya adalah CALVA / CALVARIUM (dan dari kata ini diturunkan kata CALVARY), yang artinya adalah ‘tempat tengkorak’.

 

b)   Mengapa tempat itu disebut demikian? Ada macam-macam jawaban:

 

·        ada yang mengatakan karena tempat itu berbentuk tengkorak.

 

·        ada yang mengatakan karena tengkorak Adam ditemukan disana.

 

·        ada yang mengatakan karena ada banyak tengkorak di tempat itu.

 

·        ada yang mengatakan karena itu merupakan tempat pelaksanaan hukuman mati.

 

3)   Ay 34: pemberian anggur bercampur empedu.

 

a)   Ini merupakan penggenapan dari nubuat dalam Maz 69:22a, tetapi Kitab Suci Indonesia salah terjemahan.

 

NIV: ‘They put gall in my food’ (= mereka memberikan empedu dalam makananku).

 

b)   Peristiwa ini terjadi sebelum Yesus disalibkan, dan ini berbeda dengan peristiwa pemberian minum anggur asam dalam Mat 27:48 / Mark 15:36 / Yoh 19:28-30a (yang ini merupakan penggenapan dari Maz 69:22b).

 

c)   Mark 15:23 menyebutkan anggur bercampur mur.

 

Jadi mungkin sekali itu adalah anggur bercampur ramuan tertentu, antara lain empedu dan mur.

 

d)   Apa gunanya pemberian minuman ini? Ada beberapa pandangan:

 

·        Calvin: untuk mempercepat keluarnya darah, sehingga mempercepat kematian.

 

Calvin: “There is greater probability in the conjecture of those who think that this kind of beverage had a tendency to promote the evacuation of blood, and that on this account it was usually given to malefactors, for the purpose of accelerating their death. ... Now Christ, as I have just now hinted, was not led to refuse the wine or vinegar so much by a dislike of its bitterness, as by a desire to show that he advanced calmly to death, according to the command of the Father, and that he did not rush on heedlessly through want of patience for enduring pain” (= ) - hal 297-298.

 

·        Dr. Knox Chamblin: ini bukan obat bius, tetapi hanya olok-olok / ejekan, karena dengan adanya empedu dan mur, anggur itu menjadi tidak bisa diminum. Kalau kita melihat kontex Maz 69:22, maka pemberi­an empedu itu bukanlah suatu tindakan yang baik, tetapi untuk membuat menderita.

 

·        Mayoritas penafsir: minuman ini berfungsi sebagai obat bius, untuk mengurangi rasa sakit (bdk. Amsal 31:6-7). Tradisi mengata­kan bahwa minuman ini dipersiapkan oleh perempuan-perempuan Yerusalem sebagai tindakan belas kasihan terhadap orang yang akan disalibkan.

 

e)   Kristus menolak minuman anggur bercampur empedu dan mur itu. Mengapa? Kalau dalam d) di atas yang benar adalah pandangan dari mayoritas penafsir, dimana anggur itu adalah anggur bius yang bisa mengurangi rasa sakit, maka Kristus menolak minuman itu karena Ia tidak mau penderitaanNya dikurangi. Mengapa? Karena Ia sadar bahwa saat itu Ia sedang memikul hukuman dosa umat manusia, termasuk hukuman dosa saudara dan saya. Kalau penderitaanNya dikurangi, maka Ia tidak memikul seluruh hukuman kita, tetapi sebagian saja. Dan ini pasti tidak akan bisa menyelamatkan kita! Dengan menolak minuman bius itu, Ia memikul seluruh / 100 % hukuman dosa kita!

 

Kristus memang konsekwen! Dalam Mat 26:39,42 Ia sudah mengatakan kepada Bapa bahwa Ia mau meminum ‘cawan’ (artinya ‘penderitaan’ atau ‘murka Allah’) dari Bapa itu. Dan disini Ia betul-betul meminum ‘cawan penderi­taan / murka Allah’ itu sampai habis; Ia memikul seluruh hukuman dosa kita tanpa sisa sedikitpun! Karena itulah kalau kita percaya kepada Yesus, tidak ada dosa yang tidak diampuni, dan tidak ada lagi kemungkinan kita akan dihukum oleh Allah (bdk. Ro 8:1).

 

Tetapi persoalannya, sudahkah saudara percaya kepada Yesus?

 

f)    Charles Haddon Spurgeon: “Dr. Kitto explained the passage by an Oriental custom. He says that kings when they invited their subjects to great festivals would employ persons to sprinkle with perfume all who arrived, as they passed the palace gate. I scarcely think that that is the meaning of the text, but at any rate it supplies an illustration of it. Jesus invites men of all nations to come to the gospel feast, and as they enter he casts upon them the sweet perfumes of his love and grace, so that they are fragrant before the Lord. There were no perfumes for thee, O Jesus, upon Calvary! Vinegar and gall were all they could afford thee; but now, since thou hast gone to heaven thou dost provide perfumes for multitudes of the sons of men, and nations north and south and east and west are refreshed with the delicious showers of fragrance which through the gospel fall upon them” (=) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol I, ‘Christ in the Old Testament’, hal 583.

 

Catatan: text yang dijelaskan oleh Dr. Kitto adalah Yes 52:15 - ‘ia akan membuat tercengang banyak bangsa’. Tetapi sebetulnya terjemahan hurufiah dari bagian ini adalah seperti yang diberikan oleh KJV/NIV/NASB di bawah ini.

 

KJV: ‘so shall he sprinkle many nations’ (= demikianlah ia akan memerciki banyak bangsa).

 

NIV: ‘so will he sprinkle many nations’ (= demikianlah ia akan memerciki banyak bangsa).

 

NASB: ‘Thus He will sprinkle many nations’ (= Demikianlah ia akan memerciki banyak bangsa).

 

 

-AMIN-