Eksposisi Injil Matius

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


MATIUS 25:1‑13

 

 

1)   Ay 1: ‘Pada waktu itu hal Kerajaan Surga seumpama ...’.

 

a)   Bagian ini adalah suatu perumpamaan, dan dalam menafsirkan suatu perumpamaan, yang perlu diperhatikan adalah tujuan / penekanan utama dari perumpamaan itu. Sedangkan detail‑detail / hal yang kecil-kecil hanya boleh ditafsirkan kalau detail‑detail itu sesuai dengan arah dari tujuan / penekanan utama perumpamaan itu. Detail‑detail yang tidak sesuai dengan arah dari tujuan / penekanan utama perumpamaan, harus diabaikan.

 

Dalam perumpamaan ini terlihat jelas bahwa tujuan / penekanan utama dari perumpamaan ini adalah supaya kita semua bersiap sedia / berjaga‑jaga menghadapi akhir jaman / kedatangan Yesus yang kedua kalinya (ay 13).

 

Detail‑detail yang tidak sesuai dengan tujuan perumpamaan, misalnya: apa arti pelita, minyak, buli‑buli, penjual minyak, bilangan 10, bilangan 5 dsb. Ini semua harus diabaikan!

 

Memang ada banyak orang yang menafsirkan bahwa ‘minyak’ adalah Roh Kudus. Kalau ditinjau sepintas lalu, kelihatannya cocok, karena 5 gadis yang bijaksana mempunyai minyak dan ini menggambarkan orang kristen sejati yang mempunyai Roh Kudus, sedangkan 5 gadis yang bodoh tidak mempunyai minyak, menggambarkan orang kristen KTP yang tidak mempunyai Roh Kudus. Tetapi kalau kita perhatikan lebih seksama, terlihat bahwa penafsiran ini tidak bisa dipertahankan, karena:

 

·        kelima gadis yang bodoh itu bukan tidak pernah mempunyai minyak, tetapi mereka kehabisan minyak (ay 8). Ini tentu tidak bisa diartikan sebagai orang yang kehabisan Roh Kudus / ditinggal oleh Roh Kudus, karena ini akan bertentangan dengan Yoh 14:16 yang menunjukkan bahwa Roh Kudus akan tinggal diri orang percaya selama‑lamanya.

 

·        kalau minyak menggambarkan Roh Kudus, lalu apa artinya cadangan minyak yang dibawa oleh 5 gadis yang bijaksana itu? Apa artinya buli‑buli tempat minyak itu? Apa artinya membeli minyak? Apa artinya penjual minyak?

 

b)   Kata‑kata ‘hal Kerajaan Sorga’ menunjukkan bahwa bagian ini berke­naan dengan gereja / lingkungan kristen (baik asli maupun palsu), tetapi tidak berhubungan dengan orang kafir total yang ada diluar lingkungan kristen.

 

Jadi, 5 gadis yang bijaksana menggambarkan orang kristen yang sejati, dan 5 gadis yang bodoh menggambarkan orang kristen KTP.

 

Bahwa 5 gadis yang bodoh itu tidak menggambarkan orang kafir total, juga terlihat dari fakta bahwa mereka juga mau menyambut kedatangan mempelai laki‑laki yang jelas merupakan gambaran dari Tuhan Yesus.

 

2)   Sekalipun bagian ini mempunyai tujuan / penekanan yang sama dengan Mat 24:45‑51, tetapi dalam bagian ini ada hal‑hal tambahan, yaitu:

 

a)   Dalam bagian ini ditekankan perlunya ketekunan dalam bersiap sedia menghadapi kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Tindakan bersiap sedia yang tidak disertai ketekunan sampai akhir, adalah sia‑sia!

 

Ada 2 macam penafsiran tentang kata‑kata ‘tidak membawa minyak’ dalam ay 3:

 

·        William Hendriksen menafsirkan bahwa 5 gadis yang bodoh itu bukan sekedar tidak membawa cadangan minyak, tetapi sama sekali tidak membawa minyak.  Jadi mereka hanya membawa pelita yang kosong. Ia juga berkata bahwa ay 7 merupakan saat pertama kalinya 10 gadis itu mau menyalakan pelita mereka.

 

·        Mayoritas penafsir menafsirkan bahwa 5 gadis bodoh itu mempunyai minyak dalam pelita mereka, tetapi tidak membawa cadangan minyak.

 

Bahwa ini merupakan pandangan yang benar, terlihat dengan jelas dari ay 8 dimana 5 gadis bodoh itu berkata: ‘pelita kami hampir padam’ (bdk. NIV / NASB: ‘our lamps are going out’).

 

Jadi jelaslah bahwa 5 gadis yang bodoh itu juga mengadakan persiapan, tetapi karena tidak bisa bertekun sampai akhir, maka semua persiapan mereka sia‑sia sama sekali. Ini menunjukkan bahwa orang kristen yang bersiap sedia, tetapi tidak bertekun sampai akhir, akan binasa!

 

Catatan: Ini tidak bertentangan dengan doktrin Perseverance of the Saints, karena nanti akan kita lihat bahwa 5 gadis bodoh ini melakukan persiapan yang tidak memadai, dan itu menunjukkan bahwa mereka bukan orang kristen sejati. Juga Kitab Suci menunjukkan bahwa orang yang tidak bertekun sampai akhir, memang bukan orang kristen yang sejati (Yoh 8:31  1Yoh 2:19). Jadi, mereka bukannya kehilangan keselamatan, tetapi mereka memang tidak pernah selamat!

 

Penerapan:

 

Apakah saudara bertekun dalam mencari Firman Tuhan, mentaati Firman Tuhan / menguduskan diri, berbakti kepada Tuhan, berdoa, melayani Tuhan dan memberitakan Injil?  Atau saudara sering malas dalam melakukan hal‑hal itu? Kalau ya, bertobatlah dan bertekunlah, atau semua itu akan sia‑sia belaka!

 

b)   Adalah mungkin bagi seseorang untuk melakukan persiapan yang tidak / kurang memadai! Ingat bahwa 5 gadis yang bodoh itu bukannya tidak melakukan persiapan sama sekali. Mereka melakukan persiapan, yaitu membawa pelita dengan minyak di dalamnya. Tetapi persiapan mereka tidak memadai karena mereka tidak membawa cadangan minyak.

 

Kesalahan mereka terletak bukan pada apa yang mereka lakukan (kontras dengan Mat 24:49 dimana kesalahan hamba itu terletak pada apa yang ia lakukan), tetapi pada apa yang tidak mereka lakukan (dosa pasif)!

 

Penerapan:

 

·        Jangan sekali‑kali membatasi persiapan saudara dengan pemikiran bahwa apa yang saudara lakukan itu sudah cukup! Misalnya: sudah cukup saya ke gereja pada hari minggu, saya tidak perlu ikut Pemahaman Alki­tab. Atau, sudah cukup saya ikut Kebaktian dan Pemahaman Alkitab, saya tidak perlu ikut Persekutuan Doa, dsb. Bisa saja itu sudah cukup dalam pandangan saudara, tetapi tidak memadai dalam pandangan Allah!

 

·        Hati‑hatilah dengan dosa pasif, yaitu dosa dimana saudara tidak me-lakukan apa yang seharusnya saudara lakukan. Contoh: tidak berdoa untuk gereja (bdk. 1Sam 12:23), tidak memberitakan Injil, dsb

 

3)   Ay 5: ‘mempelai itu lama tidak datang‑datang juga’.

 

Dalam Kitab Suci terdapat:

 

a)   Bagian‑bagian yang menunjukkan bahwa Yesus akan segera datang keduakalinya, seperti Wah 3:11  22:20.

 

b)   Bagian‑bagian yang menunjukkan bahwa Yesus tidak akan segera datang / kedatangan Yesus untuk keduakalinya masih lama (ditinjau dari saat itu, yaitu abad I), seperti Mat 24:6‑8,14  Mat 25:5,19  Luk 19:11‑12  2Tes 2:1‑8.

 

Bagian‑bagian ini tidak bertentangan satu sama lain, karena Tuhan tidak terbatas oleh waktu (bdk. 2Pet 3:8). Ini adalah sesuatu yang tidak bisa kita bayangkan / mengerti, karena ini adalah sesuatu yang melampaui akal kita.

 

4)   Ay 5: ‘mereka semua lalu tertidur’.

 

Ada bermacam‑macam penafsiran tentang bagian ini:

 

a)   Ada yang menafsirkan ‘tidur’ di sini dalam arti negatif / jelek, yaitu bahwa mereka tidak / kurang berjaga‑jaga.

 

Ini disebabkan karena ‘tidur’ memang sering mempunyai arti seperti itu (bdk. Mat 26:40  Mark 13:36  1Tes 5:6‑7).

 

Tetapi, bagaimanapun juga, terlihat dengan jelas bahwa penafsiran ini tidak sesuai dengan seluruh perumpamaan, karena dalam perumpa­maan itu 5 gadis yang bijaksana, yang menggambarkan orang kristen sejati yang bersiap sedia menghadapi kedatangan Yesus yang keduakalinya, ikut tertidur. Dan mempelai laki‑laki tidak mengecam mereka karena hal itu. Juga, dalam perumpamaan ini, ketidaksiapan digambarkan dengan ‘tidak dibawanya cadangan minyak’, bukan dengan ‘tidur’.

 

b)   Ada juga yang menafsirkan bahwa ‘tidur’ berarti ‘mati’, dan ay 6‑7 menunjuk pada kebangkitan orang mati (bdk. Yoh 5:28‑29).

 

Ini juga jelas merupakan penafsiran yang salah, karena penafsiran ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa semua orang sudah mati pada saat Yesus datang keduakalinya, dan ini bertentangan dengan bagian‑bagian Kitab Suci yang menunjukkan bahwa pada saat Yesus datang keduakalinya masih ada orang‑orang (baik Kristen maupun kafir) yang masih hidup (bdk. 1Tes 4:17  Wah 6:15‑17).

 

c)   Calvin menafsirkan bahwa ‘tidur’ di sini menunjuk pada ‘pekerjaan duniawi / sehari‑hari’ (‘earthly occupation’).

 

Sekalipun seseorang betul‑betul berjaga‑jaga terhadap kedatangan Kristus yang keduaka­linya, tetapi tidak mungkin ia hanya berjaga‑jaga (terus menerus berdoa, belajar Firman Tuhan, melayani Tuhan, memberitakan Injil, dsb, dan membuang pekerjaan sehari‑harinya).

 

Jadi, sekalipun kita berjaga‑jaga, kita boleh tetap melakukan pekerjaan kita sehari‑hari.

 

Bandingkan dengan sekelompok orang Kristen di Korea yang percaya bahwa Yesus akan datang kembali pada Oktober 1992, yang lalu mem-buang peker­jaannya, menjual rumahnya, bahkan menggugurkan kandungannya, dan lalu berkumpul di suatu tempat hanya untuk menunggui kedatangan Yesus yang keduakalinya. Ini jelas merupakan tindakan extrim yang tidak bisa dibenarkan!

 

d)   ’Tidur’ bisa diartikan secara positif, yaitu sebagai suatu tindakan yang bertujuan untuk mengumpulkan tenaga dan kesegaran untuk penyambutan mempelai dan pesta nanti.

 

Jadi, ‘berjaga‑jaga senantiasa’ tidak berarti bahwa kita tidak boleh relax, istirahat, santai, cuti dsb. Semua ini boleh dilakukan asal dengan tujuan supaya kita bisa berjaga‑jaga / hidup lebih baik bagi Tuhan (bdk. 1Kor 10:31).

 

Illustrasi: busur panah yang tidak dipakai harus dikendurkan dengan tujuan, kalau nanti dipakai busur itu akan ada dalam kon­disi yang baik!

 

5)   Ay 8‑12:

 

a)   Para gadis bodoh itu meminta minyak (ay 8), dan lalu berusaha untuk membeli minyak (ay 10), tetapi akhirnya ditolak untuk masuk ke pesta!

 

Ini merupakan peringatan bagi pertobatan yang terlambat!

 

Ada penafsir yang mengatakan:

 

·        “Diligence in the future can not atone for negligence in the past” (= kerajinan di kemudian hari tidak bisa menebus kelalaian pada masa lalu).

 

·        “Lost opportunities never return” (= kesempatan‑kesempatan yang hilang / disia‑siakan tidak pernah akan kembali / terulang).

 

Penerapan:

 

Jangan menunda persiapan saudara! Lakukanlah sekarang, sebelum semuanya terlambat! Dan kalau saudara mau rajin / giat bagi Tuhan, rajinlah / giatlah sekarang! Besok mungkin sudah terlambat!

 

b)   Gadis‑gadis yang bijaksana tidak mau memberi minyak (ay 9).

 

Ini bukan merupakan egoisme, tidak kasih dsb! Memang ada hal‑hal yang tidak bisa kita berikan / bagikan kepada orang lain, seperti iman, keselamatan (bdk. Kel 32:31-32  Ro 9:3), ketaatan, hubungan / persekutuan dengan Tuhan, persiapan menghadapi kedatangan Yesus yang keduaka­linya, dsb.

 

Dalam ajaran Roma Katolik dipercaya adanya orang‑orang suci yang hidup melampaui standard Tuhan, sehingga mempunyai kelebihan perbuatan baik. Perbuatan baik yang lebih itu lalu disimpan di suatu tempat dan lalu oleh Paus dibagikan kepada orang‑orang yang ‘kekurangan perbuatan baik’ supaya merekapun bisa masuk surga. Kalau memang ajaran ini benar, maka pasti dalam perumpamaan ini 5 gadis yang bijaksana itu bisa dan mau memberikan minyaknya kepada para gadis yang bodoh supaya 5 gadis bodoh itupun bisa ikut pesta!

 

Ingat baik-baik bahwa Kitab Suci mengajarkan bahwa setiap orang harus bertanggung jawab atas dirinya sendiri (Ro 14:12  Yeh 18:20) dan karena itu jangan harap saudara bisa ‘nunut’ pada persiapan orang lain! Saudara sendiri harus bersiap sedia menghadapi kedatangan Yesus yang kedua-kalinya!

 

c)   Para gadis bodoh itu mengetok pintu tetapi ditolak (ay 11‑12  bdk. Luk 13:25).

 

Pada saat itu, kata‑kata Tuhan Yesus yang berbunyi ‘Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu’ (Mat 7:7) tidak berlaku bagi orang-orang itu!

 

Semua orang yang dalam selama hidupnya mengabaikan ketokan Tuhan Yesus pada pintu hati mereka (bdk. Wah 3:20), pada akhir jaman akan mengalami penolakan pada saat mereka mengetok pintu Kerajaan Sorga! Seseorang mengatakan:

“Those who refused to accept the invitation to ‘come’ will have to obey the order to ‘go’” (= mereka yang menolak untuk menerima undangan untuk ‘datang’ akan harus mentaati perintah untuk ‘pergi / enyah’).

 

d)   Ay 12: ‘aku tidak mengenal kamu’.

 

NIV: ‘I don’t know you’. Ini ada dalam present tense!

 

Tetapi dalam Mat 7:23, NIV menterjemahkan ‘I never knew you’ (= Aku tidak pernah mengenal kamu), yaitu dalam past tense!

 

Jadi, kalau pada saat itu Yesus tidak mengenal saudara, itu menunjukkan bahwa Ia memang tidak pernah mengenal saudara! Kalau Yesus pernah mengenal saudara, Ia pasti akan mengenal saudara selama‑lamanya!

 

Penerapan:

 

Boleh jadi semua orang mengenal saudara sebagai orang kristen. Tetapi yang penting adalah: apakah Yesus mengenal saudara? Apakah saudara sudah pernah datang kepadaNya, menerimaNya sebagai Juruselamat pribadi dan sebagai Tuhan saudara, dan apakah saudara mempunyai hubungan pribadi dengan Dia?



-AMIN-