Eksposisi Injil Matius

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


MATIUS 22:15-22

 

Ay 15-16a:

 

1)   Dalam Mat 21:28-22:14, Yesus menyerang / menegur para tokoh Yahudi dengan menggunakan 3 buah perumpamaan bertu­rut-turut. Teguran itu bukannya membuat mereka bertobat, tetapi sebaliknya membuat mereka menjadi marah / benci kepada Yesus (21:45-46). Dan sekarang mereka berusaha menyerang balik!

 

Penerapan:

 

 

 

2)   ‘Menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan’ (ay 15 bdk. Luk 20:20).

 

Terjemahan hurufiah: ‘they might ensnare in / by a word (= mereka bisa menjerat dalam / oleh suatu kata).

 

Kata ‘word’ (= kata) itu bisa ditafsirkan 2 macam:

 

a)   Menunjuk pada pertanyaan orang Farisi.

 

Kalau ditafsirkan seperti ini, maka terjemahannya menja­di seperti Kitab Suci Indonesia.

 

b)   Menunjuk pada jawaban Yesus.

 

Kalau ditafsirkan seperti ini, maka terjemahannya menja­di seperti Kitab Suci Inggris.

 

NIV : ‘to trap him in his words’ (= untuk menjebaknya dalam kata-kataNya.

 

NASB: ‘they might trap him in what he said’ (= mereka bisa menjebak Dia dalam apa yang dikatakanNya).

 

Saya berpendapat bahwa terjemahan dari Kitab Suci Inggris rasanya lebih logis. Jadi, mereka berusaha menjerat Yesus dalam kata-kata Yesus (jawaban Yesus terhadap pertanyaan mereka).

 

Penerapan:

 

Banyak orang berusaha menjerat orang kristen dalam kata-katanya. Karena itu kita harus hati-hati dalam berbicara (bdk. Amsal 10:19).

 

3)   Orang Farisi bergabung dengan orang Herodian (ay 16a).

 

a)   Sekalipun tak diketahui dengan pasti siapa orang Herodian itu, tetapi dari namanya bisa diperkirakan bahwa mereka adalah orang-orang dari partainya Herodes, atau orang- orang yang pro Herodes.

 

b)   Sebetulnya, orang Farisi bertentangan / bermusuhan dengan orang Herodian karena:

 

·        orang Herodian terjun dalam politik; orang Farisi terjun dalam agama Yahudi.

 

·        orang Herodian bekerja sama dengan Roma; orang Farisi tidak mau bekerja sama dengan Roma.

 

·        orang Herodian menyetujui pajak (karena pajak ini penting untuk Herodes!); orang Farisi menentang pajak.

 

c)   Tetapi sekarang, dalam menghadapi Yesus, mereka bersatu (bdk. Mark 3:6).

Fakta bahwa mereka bisa ‘baik’ satu sama lain, padahal mereka sebetulnya bermusuhan, sudah menunjukkan bahwa mereka adalah orang yang jahat dan munafik! Hati-hatilah terhadap orang-orang seperti itu!

Ay 16b:

 

1)   Ini jelas merupakan tindakan yang munafik (untuk lebih jelasnya, bacalah paralelnya dalam Luk 20:20-21).

 

Seseorang mengucapkan kalimat ini:

“A hypocrite is someone who pretends to do one thing but intends to do another” (= Orang munafik adalah orang yang berpura-pura melakukan satu hal, tetapi bermaksud untuk melakukan hal yang lain).

 

Awas: kemunafikan berbeda dengan penguasaan diri!

 

2)   Mereka mengatakan / memuji bahwa Yesus ‘tidak takut pada siapapun’. Tetapi sebetulnya, tujuan mereka adalah: supaya Yesus berani mengucapkan sesuatu yang menentang pajak / pemerintah Roma.

 

3)   Kata-kata mereka dalam ay 16b ini sebetulnya memang meng­gambarkan seorang guru yang baik:

 

a)   ‘jujur’.

 

KJV/RSV: ‘true’ (= benar).

 

NASB: ‘truthful’ (= benar).

 

NIV: ‘a man of integrity’ (= ).

 

Ini menunjukkan bahwa guru yang baik selalu berbicara benar dan jujur. Tidak mencla-mencle!

 

Sekalipun hal ini lebih ditekankan untuk seorang guru, tetapi orang kristen biasapun pasti juga harus seperti itu. Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara selalu berbicara benar / jujur?

 

b)   dengan jujur mengajar jalan Allah’.

 

KJV/NASB: ‘in truth’ (= ).

 

NIV: ‘in accordance with the truth’ (= ).

 

RSV: ‘truthfully’ (= ).

 

Ini menunjukkan bahwa seorang guru yang baik tidak membelokkan arti dari Firman Tuhan, baik demi keuntungan pribadi, maupun karena sungkan / takut / malu dsb

 

Ini juga berlaku untuk orang kristen biasa. Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara sering membelokkan arti dari Firman Tuhan:

 

·        supaya tidak kalah dalam berdebat?

 

·        supaya Firman Tuhan itu tidak menyerang diri saudara sendiri?

 

·        karena takut, sungkan, malu dsb?

 

c)   ‘tidak takut kepada siapapun ... tidak mencari muka’.

 

NASB: ‘and defer to no one; for you are not partial to any’ (= ).

 

NIV : ‘are not swayed by men, because you pay no atten­tion to what they are’ (= ).

 

Ini menunjukkan bahwa seorang guru yang baik tidak takut kepada manusia, tidak berusaha menyenangkan manusia dan tak membeda-bedakan / bersikap tak adil / berat sebelah.

 

Orang kristen biasapun jelas juga harus seperti ini! Bagaimana dengan saudara?

 

Ay 17:

 

Ini adalah pertanyaan yang menempatkan Yesus dalam posisi yang serba salah. Kalau Yesus menjawab ‘tidak boleh’, maka orang Herodian pasti akan marah dan akan melaporkan kepada tentara Roma, dan Yesus pasti akan ditangkap. Sebaliknya, kalau Yesus menjawab ‘boleh’, maka semua orang Yahudi pasti akan menganggap Yesus sebagai seorang pengkhianat yang pro Roma.

 

Catatan: William Barclay mengatakan bahwa orang Yahudi menentang pajak itu karena alasan agama. Mereka menganggap pajak itu sebagai penghinaan kepada Allah, karena Allah adalah satu-satunya raja yang berhak menerima pajak.

 

Ay 18-21:

 

Jawaban Yesus:

 

1)   Ay 18: ini menunjukkan kemahatahuan Yesus (yang juga menunjukkan keilahian Yesus), dan sekaligus merupakan teguran terhadap:

 

 

 

2)   Ay 19-21a:

 

Pada jaman itu, setiap ada raja baru naik tahta, maka ia langsung membuat uang logam sendiri dengan gambar dan tulisannya pada uang logam itu.

 

William Barclay: “Coinage was the sign of kingship” (= Pembuatan uang logam adalah tanda dari raja).

 

Karena itu, pada mata uang 1 dinar yang ditunjukkan kepada Yesus itu, pasti terdapat gambar dan tulisan dari kaisar Roma yang saat itu sedang berkuasa.

 

3)   Ay 21b:

 

a)   Sekalipun Yesus tak secara terang-terangan menjawab ‘boleh’, tetapi jelas bahwa Ia bukan hanya mengijinkan tetapi bahkan mengharuskan setiap orang untuk membayar pajak (bdk. Roma 13:6-7).

 

Penerapan:

 

Apakah saudara membayar pajak dengan benar?

 

b)   Ayat ini menunjukkan bahwa orang kristen mempunyai kewajiban ganda yaitu:

 

·        kewajiban duniawi - kepada negara (bdk. Roma 13:2).

 

·        kewajiban rohani - kepada Tuhan / gereja.

 

Kewajiban rohani tidak menghapuskan kewajiban duniawi dan sebaliknya!

 

Dengan kata lain, orang kristen (di Indonesia) harus menjadi:

 

¨      Warga Negara Indonesia yang baik. Misalnya dengan mentaati hukum, membayar pajak, menjaga kebersihan, dan juga mentaati peraturan lalu lintas!

 

Sudahkah saudara menjadi WNI yang baik?

 

¨      WNS (warga negara surga) yang baik.

 

c)   Ayat ini juga menunjukkan adanya pembatasan di antara kedua kewajiban itu. Kita tidak boleh memberikan kepada kaisar apa yang menjadi hak dari Allah. Kalau kaisar menuntut sesuatu yang menjadi hak Allah (misalnya pe­nyembahan), maka berlaku Kis 5:29!

 

Penerapan:

 

Apa yang saudara lakukan kalau RT/RW mengadakan rapat / kerja bakti pada hari minggu yang menyebabkan saudara tak bisa berbakti kepada Tuhan?

 

Dan sebaliknya, kita juga tidak boleh memberikan kepada Allah apa yang menjadi hak kaisar (misalnya: memberikan pajak kepada Tuhan / gereja).

 

d)   Calvin mengatakan bahwa kata ‘kaisar’ bisa diterapkan dalam hal-hal lain seperti:

 

·        atasan / boss / majikan.

 

·        guru / dosen.

 

·        orang tua.

 

·        suami dsb.

 

Jadi, kalau saudara adalah pegawai, maka saudara punya tanggung jawab kepada boss saudara, dan saudara juga punya tanggung jawab kepada Tuhan. Kalau saudara adalah seorang murid / mahasis­wa, maka saudara punya tanggung jawab kepada guru / dosen, dan saudara juga punya tanggung jawab kepada Tuhan. Kalau saudara adalah seorang anak / istri, maka saudara punya tanggung jawab kepada orang tua / suami, dan saudara juga punya tanggung jawab kepada Tuhan.

 

Jangan menekankan hanya salah satu saja dari 2 tanggung jawab ini. Dan juga jangan memberikan kepada yang satu, apa yang menjadi hak dari yang lain!

 

Ay 22:

 

Mereka menjadi heran, karena tadinya mereka sudah begitu yakin bahwa Yesus pasti akan terjerat, tetapi ternyata Yesus menjawab sedemikian rupa sehingga baik pihak Romawi maupun pihak Yahudi tidak mungkin bisa menyalahkanNya

 

Tetapi anehnya, sekalipun heran / kagum / takjub dsb, tetapi mereka tidak bertobat!

 

Penerapan:

 

Ada banyak orang yang pada waktu mendengar Firman Tuhan merasa bahwa Firman Tuhan itu bagus / indah / hebat / benar dsb, tetapi mereka tetap tidak bertobat / melaksanakan Firman Tuhan itu dalam hidup mereka. Apakah saudara sering / kadang-kadang bersi­kap seperti itu? Kalau ya, bertobatlah!



-AMIN-

 


email us at : gkri_exodus@lycos.com