Eksposisi Injil Matius

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


Matius 17:14-21

 

Ay 14:

 

Petrus, Yakobus dan Yohanes baru turun dari gunung dimana mereka:

 

·        sendirian bersama Yesus.

 

·        melihat Yesus berubah rupa.

 

·        melihat Musa dan Elia.

 

·        melihat awan yang terang dan mendengar suara Allah Bapa.

 

Pasti semua ini membuat mereka berkobar-kobar dalam iman mereka dan membuat mereka makin dekat dengan Yesus. Mat 17:4a menunjukkan bahwa Petrus merasa sangat bahagia!

 

Tetapi, setelah mereka turun dari gunung itu, yang mereka jumpai adalah:

 

¨      orang yang kerasukan setan.

 

¨      9 murid lain yang gagal dalam menyembuhkan orang itu.

 

¨      orang tua yang imannya jelek.

 

¨      ahli-ahli Taurat (bdk. Mat 9:14) yang pasti menyerang 9 murid itu karena kegagalan mereka.

 

Jadi mereka menghadapi kejadian yang sangat kontras dengan yang mereka alami di atas gunung! Tetapi inilah hidup kristen itu! Ada saat-saat indah / luar biasa yang kita alami, mungkin dalam Saat Teduh, Kebaktian / Pemahaman Alkitab, Camp / Retreat, KKR, dsb, dimana kita merasakan hiburan yang luar biasa dari Tuhan, kita merasakan cinta Tuhan kepada kita, kita merasa Tuhan begitu dekat dengan kita, kita merasa iman kita berkobar-kobar dan sebagainya. Tetapi setelah itu ada saat dimana kita harus meninggalkan saat-saat indah / luar biasa itu dan ‘kembali ke dalam dunia’, dimana kita menjumpai segala macam kekacauan, problem, dan bahkan dosa! Ini bisa membuat kita kecewa dan kita mungkin menginginkan saat-saat indah itu terus menerus. Tetapi itu tidak mungkin! Itu bukan hidup kristen! Ingat bahwa kita mengalami saat-saat indah / luar biasa itu, gunanya supaya kita bisa menghadapi dunia dengan segala problem, kekacauan dan dosanya!

 

Kekristenan tidak mengajar kita untuk menjadi pertapa yang menyendiri untuk terus menerus menikmati saat-saat yang indah / luar biasa dengan Tuhan! Kita harus kembali ke dalam dunia! Di situlah kita harus bertugas / hidup bagi Tuhan!

 

Ay 15:

 

Sekarang, kita meninjau orang yang sakit / dirasuk setan itu.

 

Ay 15 mengatakan bahwa orang itu ‘sakit ayan’.

 

RSV: ‘epileptic’ (= ).

 

NIV: ‘he has seizures’ (= ).

 

KJV/NASB: ‘lunatic’ (= ).

 

Interlinear / Lit: ‘moonstruck’ (= ).

 

Jelas bahwa orang itu bukan sakit ayan biasa, dan juga bukan gila. Apa yang ia alami disebabkan oleh setan (ay 18).

 

Kalau kita melihat Mark 9:17,18,20,22a maka terlihat bahwa roh jahat itu:

 

·        membuatnya menjadi bisu.

 

·        membanting-bantingnya ke tanah, ke air dan ke api.

 

·        membuat giginya bekertakan, dan mulutnya berbusa.

 

·        membuat tubuhnya kejang.

 

·        membuatnya terguling-guling.

 

Sungguh aneh bahwa dalam banyak kebaktian / persekutuan kristen jaman sekarang kita bisa menjumpai ‘orang-orang kristen’ yang mengalami hal-hal seperti itu, dan hal yang lebih mengherankan lagi adalah: banyak orang menganggap bahwa orang-orang mengalami itu karena Roh Kudus! Ingat, Roh Kudus / Tuhan tidak pernah melakukan hal-hal seperti itu terhadap anak-anakNya! Setanlah yang mempunyai hobby untuk melakukan hal-hal tersebut.

 

Semua ini menunjukkan bahwa setan jauh lebih kuat dari kita. Tetapi, puji Tuhan, Tuhan jauh lebih kuat dari setan, dan Ia yang menahan setan sehingga tidak bisa menjadikan semua kita seperti orang dalam cerita ini!

 

Ay 17:

 

1)   Kata-kata ini ditujukan kepada siapa?

 

a)   Calvin: kata-kata dalam ay 17 ditujukan kepada ahli-ahli Taurat (bdk. Mark 9:14).

 

Alasan Calvin: Yesus tidak mungkin mengucapkan kata-kata yang begitu keras kepada orang-orang yang lemah (9 murid). Ia mengucapkan kata-kata keras kepada orang-orang yang tegar tengkuk (ahli-ahli Taurat).

 

Ini mengajar kita untuk bersikap / berkata dengan cara yang berbeda terhadap orang yang lemah / tidak mengerti dan kepada orang-orang yang tegar tengkuk.

 

b)   Mayoritas penafsir: kata-kata dalam ay 17 ditujukan kepada semua yang hadir.

 

Alasannya:

 

·        bdk. Mark 9:19 - ‘maka kata Yesus kepada mereka’.

 

KJV mengambil dari manuscripts yang berbeda dan menterjemahkan: ‘he answereth him (= Ia menjawab dia). Kalau ini yang benar, maka terlihat dari kontext bahwa kata-kata itu ditujukan kepada orang tua anak itu.

 

NIV: ‘Jesus replied -’ (= Yesus menjawab -).

 

RSV/NASB: ‘He answered them’ (= Ia menjawab mereka).

 

Manuscripts yang paling kuno tidak mengatakan ‘him’ (= dia), tetapi ‘them’ (= mereka).

 

·        kata ‘angkatan’ (generation) tidak mungkin ditujukan kepada satu individu (orang tua anak) atau satu grup kecil manusia (9 murid atau ahli-ahli Taurat), tetapi pasti menunjuk kepada semua orang yang hadir.

 

2)   Berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu?

 

Secara implicit kata-kata ini menunjukkan bahwa Yesus tidak akan terus bersama mereka untuk mengejar / menegur mereka. Ada saatnya Ia akan meninggalkan mereka. Perkataan ini perlu direnungkan oleh:

 

 

 

3)   Bawalah anak itu kemari!

 

Dalam Markus, setelah kalimat itu ada Mark 9:20-24. bagian ini yang akan kita bahas di sini.

 

a)   Mark 9:20: Ketika roh jahat itu melihat Yesus, ia menyerang anak itu secara maximal. Tiap kali seseorang dibawa kepada Kristus, jelas setan akan menyerang! Ia bisa menyerang dengan cara yang ‘halus’ ataupun ‘keras / kasar’. Karena itu:

 

·        tiap kali saudara mau membawa orang kepada Yesus, doakanlah dia!

 

·        kalau saudara memutuskan untuk mendekat kepada Kristus, banyaklah berdoa supaya Tuhan menguatkan saudara, karena setan pasti menyarang saudara!

 

b)   Mark 9:22b - ‘Jika Engkau dapat’. Kata-kata ini menunjukkan iman yang jelek!

 

Bandingkan dengan Mark 1:40 - ini iman yang benar.

 

c)   Mark 9:23. Ini menunjukkan bahwa iman sering mempunyai peranan besar dalam hal pengabulan doa. Bdk. Mat 17:20.

 

d)   Mark 9:24.

 

Ini bukan kontradiksi! Orang itu percaya, tetapi ia juga sadar bahwa imannya tidak sempurna (‘iman’ di sini bukan menunjuk pada ‘saving faith’ / ‘iman yang menyelamatkan’, tetapi pada ‘iman mujijat’).

 

Tetapi sekalipun imannya tidak sempurna, doanya toh dikabulkan. Tuhan tidak menuntut iman yang sempurna! Jadi, kalau bisa berdoalah dengan iman, tetapi kalau tidak bisa, sekalipun saudara ragu-ragu, tetaplah berdoa!

 

Orang itu mempunyai keragu-raguan. Tetapi bagusnya adalah: ia dengan tulus menyatakan hal itu kepada Tuhan dan ia minta tolong kepada Tuhan tentang keragu-raguannya itu. Kalau saudara berdoa, berdoalah dengan tulus! Jangan mengatakan kepada Tuhan bahwa saudara percaya, kalau sebetulnya saudara tidak percaya atau ragu-ragu.

 

Ay 18:

 

Yesus menegur dengan keras. Yang dimaksud ‘dengan keras’ di sini, bukanlah volume suara Yesus. Tetapi tegurannya yang keras. Bdk. NIV: ‘Jesus rebuked the demon’ (= ).

 

Penerapan:

 

Dalam berdoa, menyampaikan Firman Tuhan, mengusir setan, yang penting bukanlah suara yang keras, tetapi iman / kuasa dari Tuhan!

 

Ay 16,19:

 

1)   Murid-murid merasa heran karena dulu mereka bisa mengusir setan (Mat 10:8  Mark 6:13), tetapi sekarang tidak bisa. Kuasa memang bisa naik turun tergantung iman dan hubungan kita dengan Tuhan.

 

2)   Murid-murid gagal, tetapi mereka mau introspeksi / belajar dari kegagalan mereka! Ini merupakan sesuatu yang bagus sekali! Maukah saudara menirunya kalau saudara gagal (mungkin dalam pelayanan, pemberitaan Injil, melawan setan / dosa dsb?

 

Ay 20-21:

 

Alasan kegagalan para murid:

 

1)   Kurang percaya (ay 20). NIV: ‘little faith’ (= iman yang kecil).

 

Ini jelas merupakan iman yang lebih kecil dari pada biji sesawi (ay 20).

 

2)   Kurang berdoa (ay 21 bdk. Mark 9:29).

 

Perhatikan bahwa ay 21 ada dalam tanda kurung besar / tegak yang menandakan bahwa ayat itu diperdebatkan keasliannya. Tetapi Mark 9:29 tidak berada dalam tanda kurung besar / tegak, dan itu jelas asli.

 

Ini mengajar apa?

 

a)   Keharusan puasa bagi orang yang mau mengusir setan tidak mempunyai dasar Kitab Suci yang kuat! Satu-satunya ayat yang bisa dipakai sebagai dasar adalah Mat 17:21, dan ayat itu diperdebatkan keasliannya!

 

b)   Setan ada tingkat-tingkatannya! Baik dalam kekuatannya maupun dalam kejahatannya (bdk. Mat 12:45).

 

c)   Mark 9:29 tidak boleh diartikan bahwa kalau mau mengusir setan, baru kita berdoa. Perhatikan bahwa Yesus sendiri tidak berdoa di sini. Jadi artinya adalah: harus ada disiplin rohani (khususnya dalam hal berdoa) dalam hidup kita sehari-hari, baru bisa mengusir setan yang kuat. Jadi jelaslah bahwa murid-murid tidak bisa mengusir setan jenis ini karena mereka kurang disiplin dalam kehidupan doa mereka.

 

Dua hal ini, yaitu kurang iman, dan kurang disiplin dalam kehidupan doa sehari-hari, berhubungan sangat erat. Orang yang kurang percaya, jelas akan malas berdoa! Dan sebaliknya, kalau kita malas berdoa, iman tidak akan bertumbuh!



-AMIN-

 


email us at : gkri_exodus@lycos.com