Eksposisi Injil Matius

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


Matius 17:1-13

 

Ay 1:

 

1)   ‘Enam hari kemudian’ (= Mark 9:2).

 

Tetapi Luk 9:28 mengatakan ‘delapan hari’.

 

Cara mengharmoniskan bagian-bagian yang kelihatannya bertentangan / kontradiksi ini:

 

a)   Luk 9:28 mengatakan ‘kira-kira delapan hari’.

 

b)   Matius dan Markus hanya menghitung hari-hari yang ada di antara Mat 16:21-28 dan Mat 17:1, sedangkan Lukas juga menghitung hari-hari dimana Mat 16:21-28 dan Mat 17:1 terjadi (lihat gambar di bawah).

 

 

Mat 16:21-28             Matius / Markus                     Mat 17:1

         ┌────────────┴────────────┐   

                                                                               

|_____|__1__|__2__|__3__|__4__|__5__|__6__|_____|

|    1     |    2     |    3     |    4     |    5     |    6     |    7     |    8     |

                                                                                            

└────────────────┬────────────────┘

       Lukas

                       

 

2)   Yesus hanya membawa 3 orang murid, yaitu Petrus, Yohanes dan Yakobus. Mengapa?

 

a)   Karena 3 orang murid ini adalah murid-murid yang paling dekat dengan Dia. Bandingkan dengan Mark 5:37 dan Mat 26:37.

 

b)   Kitab Suci berulang-ulang menekankan perlunya 2-3 orang saksi supaya suatu perkara dianggap sah (Ul 17:6  Ul 19:15  Mat 18:16  2Kor 13:1  1Tim 5:19).

 

Yesus tidak mau membawa semua murid-muridNya, mungkin karena perahasiaan yang Ia inginkan (bdk. ay 9) akan sukar terlaksana. Jadi, supaya rahasia terjaga, Ia harus membawa sesedikit mungkin murid. Tetapi karena Kitab Suci menekankan 2-3 saksi, maka Ia tidak bisa membawa kurang dari itu.

 

3)   ‘gunung yang tinggi’.

 

Banyak penafsir yang berusaha untuk mengetahui gunung apa yang dimaksud di sini. Tetapi ini merupakan usaha yang sia-sia dan bodoh. Kita tidak perlu / boleh berusaha untuk mengetahui tentang:

 

a)   Hal-hal yang memang Allah sembunyikan dari kita.

 

b)   Hal-hal yang tidak berguna. Apa gunanya mengetahui gunung itu gunung apa?

 

Dalam belajar Kitab Suci kita harus berani / mau belajar tentang hal-hal yang rumit, tetapi jangan belajar tentang hal-hal rumit yang tidak berguna.

 

Ay 2:

 

1)   ‘Berubah rupa’. NIV: ‘he was transfigured’ (= ).

 

Kata bahasa Yunaninya: METEMORPHOTE. Mungkin saudara pernah mendengar kata METAMORFOSE (= perubahan bentuk pada binatang-binatang tertentu, seperti ulat berubah menjadi kupu-kupu). Tetapi perubahan yang Yesus alami, bukanlah perubahan bentuk seperti itu. Perubahan yang dimaksudkan di sini hanyalah yang digambarkan oleh ay 2, yaitu Yesus dan pakaianNya bersinar penuh kemuliaan.

 

2)   Ini menunjukkan keilahian Yesus.

 

Ini membuktikan bahwa selama masa perendahan diri, Yesus tetap adalah Allah. Jelas bahwa teori Kenosis, yang didasarkan pada Fil 2:5-7, yang mengatakan bahwa pada masa perendahan diri Yesus mengesampingkan sifat-sifat ilahiNya, tidak bisa dipertahankan.

 

Doktrin yang benar tentang masa perendahan diri Yesus adalah bahwa Yesus / Logos tidak berubah dalam hakekat, sifat-sifat, maupun kegiatanNya!

 

3)   Dengan menunjukkan keilahianNya, terlihat dengan jelas bahwa pada saat Ia menderita dan mati, Ia melakukan semua itu bukan karena terpaksa, tetapi karena Ia memang rela.

 

Ay 3:

 

1)   Musa dan Elia.

 

a)   Merupakan sesuatu yang diperdebatkan apakah mereka berdua betul-betul muncul di gunung ini, atau itu hanya merupakan suatu penglihatan.

 

Golongan yang mengatakan bahwa itu hanya merupakan penglihatan menggunakan Mat 17:9 sebagai dasar, karena di sana dikatakan: Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: ‘Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorangpun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.’”.

 

Catatan: kata ‘penglihatan’ di sini, diterjemahkan oleh KJV/RSV/NASB sebagai ‘vision’.

 

Tasker mengatakan bahwa terjemahan ‘the vision’ bukanlah terjemahan yang baik. Ia menganggap bahwa ‘what you have seen’ (= apa yang telah kaulihat) sebagai terjemahan yang lebih baik. Tetapi perlu diketahui bahwa kata Yunani yang dipakai di sini, yaitu HORAMA, muncul 13 x dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Mat 17:9  Kis 7:31  Kis 9:10,12  Kis 10:3,17,19  Kis 11:5  Kis 12:9  Kis 16:9,10  Kis 18:9 dan Wah 9:17 dan selalu diterjemahkan ‘vision’ (= penglihatan).

 

Sekarang mari kita bandingkan dengan Kis 16:9-10 - “Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: ‘Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!’ Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana”.

 

Catatan: kata Yunani yang diterjemahkan ‘penglihatan’, baik dalam Mat 17:9 maupun Kis 16:9-10, adalah sama yaitu HORAMA.

 

Bagaimana kita akan menafsirkan penglihatan Paulus tentang orang Makedonia ini? Tentu kita tidak akan menafsirkan bahwa orang Makedonia itu betul-betul dibawa oleh Tuhan ke hadapan Paulus, karena itu hanya merupakan penglihatan.

 

Bandingkan juga dengan Kis 12:9 - “Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar dan ia tidak tahu, bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi, sangkanya ia melihat suatu penglihatan.

 

Jelas bahwa ayat ini menunjukkan bahwa kalau sesuatu hanya merupakan vision / penglihatan, maka itu tidak sungguh-sungguh terjadi. Demikian juga dengan penampakan Musa dan Elia. Kalau itu memang hanya merupakan vision / penglihatan, maka itu berarti bahwa mereka berdua tidak betul-betul dipindahkan dari surga ke gunung itu.

 

Ada yang mengatakan bahwa penampakan Musa dan Elia tidak mungkin hanya merupakan suatu vision / penglihatan, karena:

 

·        kalau demikian maka transfigurasi / perubahan / pemuliaan Yesus juga tidak sungguh-sungguh terjadi. Tetapi tidak mungkinkah bahwa transfigurasinya betul-betul terjadi, tetapi Musa dan Elianya hanyalah suatu penglihatan?

 

·        karena dalam penampakan tersebut Tuhan Yesus bisa bercakap-cakap dengan Musa dan Elia. Tetapi vision / penglihatan memang bisa berbicara, seperti dalam Kis 16:9, dimana orang Makedonia itu berbicara kepada Paulus.

 

Calvin menganggap bahwa mungkin sekali Musa dan Elia betul-betul datang.

 

Calvin: “It is asked, Were Moses and Elijah actually present? or was it only an apparition that was exhibited to the disciples, as the prophets frequently beheld visions of things that were absent? Though the subject admits, as we say, of arguments on both sides, yet I think it more probable that they were actually brought to that place. There is no absurdity in this supposition; for God has bodies and souls in his hand, and can restore the dead to life at his pleasure, whenever he sees it to be necessary” (= Dipertanyakan apakah Musa dan Elia betul-betul hadir? atau apakah itu hanya merupakan suatu penampakan yang ditunjukkan kepada murid-murid, seperti nabi-nabi sering melihat penglihatan tentang hal-hal yang sebetulnya tidak berada di sana? Sekalipun persoalan ini memungkinkan argumentasi dari kedua belah pihak, tetapi saya menganggapnya lebih mungkin bahwa mereka betul-betul dibawa ke tempat itu. Tidak ada yang mustahil dalam anggapan ini; karena Allah memegang tubuh dan jiwa dalam tanganNya, dan bisa menghidupkan kembali orang yang mati sesuai kehendakNya, pada saat Ia menganggapnya perlu) - hal 310.

 

b)   Musa dan Elia mempunyai pengalaman-pengalaman yang hebat yang bersamaan:

 

·        Pengalaman pribadi di atas gunung bersama Tuhan (Kel 31  1Raja 19:9-18).

 

·        Mereka berpuasa 40 hari (Kel 24:18  Kel 34:28  1Raja 19:8).

 

Tetapi bagaimanapun bukan itu alasan yang menyebabkan mereka tampil bersama Yesus di sini. Tuhan menampakkan Musa dan Elia di dunia bersama-sama dengan Yesus, karena Ia mempunyai maksud khusus. Apakah maksud khusus itu? Bacalah kata-kata Calvin dan Hendriksen di bawah ini.

 

Calvin: “why did these two appear rather than others who equally belonged to the company of the holy fathers? It was intended to demonstrate that Christ alone is the end of the Law and of the Prophets; ... Elijah was selected, in preference to others, as the representative of all the Prophets; because, though he left nothing in writing, yet next to Moses he was the most distinguished of their number, restored the worship of God which had been corrupted, and stood unrivalled in his exertions for vindicating the Law and true godliness, which was at that time almost extinct” (= mengapa dua orang ini yang muncul dan bukannya orang-orang lain yang termasuk dalam kumpulan bapa-bapa kudus? Itu dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Kristus sendiri adalah tujuan dari hukum taurat dan kitab para nabi; ... Elia dipilih lebih dari yang lain, sebagai wakil dari nabi-nabi, karena sekalipun ia tidak meninggalkan tulisan apapun, tetapi setelah Musa ia adalah yang paling terkenal dari kelompok mereka, ia memulihkan ibadah kepada Allah yang telah rusak, dan tak tertandingi dalam usahanya untuk membela hukum taurat dan kesalehan yang sejati, yang pada saat itu hampir punah) - hal 310,311.

 

William Hendriksen: “Why just these two? Leaving aside all useless speculation, the simplest and best answer still seems to be that Moses and Elijah represented respectively the law and the prophets, both of which Jesus had come to fulfil (Matt. 5:17; Luke 24:27,44)” [= Mengapa hanya 2 orang ini? Mengesampingkan semua spekulasi yang tak berguna, jawaban yang paling sederhana dan paling baik kelihatannya adalah bahwa Musa dan Elia mewakili kitab taurat dan nabi-nabi, untuk mana Yesus telah datang untuk menggenapi (Mat 5:17; Luk 24:27,44)] - hal 667.

 

Jadi, Musa mewakili kitab-kitab Taurat, dan Elia mewakili kitab nabi-nabi (bdk. Ro 10:4  Ef 2:15). Memang seluruh Perjanjian Lama menunjuk kepada Yesus dan digenapi dalam Yesus!

 

2)   Musa dan Elia berbicara dengan Yesus. Tentang apa?

 

Luk 9:31 (NIV): ‘about his departure, which he was about to bring to fulfillment at Jerusalem’ (= tentang kepergianNya, yang akan segera Ia genapi di Yerusalem).

 

Jadi, mereka membicarakan kematian Yesus yang akan segera terjadi.

 

Leon Morris (Tyndale): “Only Luke tells us that the subject of the conversation was Jesus’ departure, i.e. His death (cf. 2Pet. 1:15). That such a topic was chosen at such time shows how central the death of Jesus is. The use of the word EXODOS for death is unusual and we should probably discern some Exodus typology. The Exodus had delivered Israel from bondage. Jesus by His ‘exodus’ would deliver His people from a far worse bondage” (= ) - ‘The Gospel According to St. Luke’, hal 172.

 

Ay 4:

 

1)   Bandingkan dengan Mark 9:5-6 dan Luk 9:33 yang mengatakan bahwa Petrus tidak tahu apa yang ia katakan.

 

Kata-kata ini memang bodoh sekali. Mengapa?

 

 

 

 

 

Petrus mengeluarkan kata-kata bodoh karena ia tidak berpikir sebelum berbicara! Apakah saudara juga sering mengucapkan kata-kata tanpa dipikir? Bdk. Hakim 11:30-35  Mat 14:6-11.

 

2)   Petrus adalah orang yang aktif; ia ingin berbuat sesuatu (mendirikan kemah).

 

Tetapi ini adalah saat untuk berdiam diri di hadapan Tuhan! Ia seharusnya memperhatikan, merenung, dan sebagainya. Kita memang harus tahu kapan kita harus bertindak, dan kapan kita harus berdiam diri!

 

Ay 5:

 

1)   Allah tidak menunjukkan wujud. Bdk. Ul 4:15-16.

 

Awan menghalangi murid-murid untuk melihat kemuliaan Allah secara langsung. Hanya Firman Tuhan yang terdengar oleh mereka. Ini sesuatu yang penting bagi kita! Kita tidak bisa mengikut Tuhan dengan ‘melihat’ Tuhan! Firman Tuhan diberikan kepada kita. Itulah yang harus kita pelajari dan melalui Firman Tuhan itulah kita mengikut Tuhan!

 

2)   Ay 5b:

 

a)   Yesus = Anak. Jelas bahwa Ia jauh lebih besar dari pada Musa dan Elia yang adalah hamba. Bdk. Ibr 13:1-6.

 

b)   Harus dengar dan taat hanya kepada Yesus. Bukan kepada yang lain!

 

Kata-kata dalam ay 5b ini jelas meninggikan Yesus dan merendahkan yang lain, bahkan merendahkan Musa dan Elia. Ajaran yang benar memang selalu meninggikan Yesus dan merendahkan manusia, siapapun ia adanya! Karena itu jangan mendewakan / mengkultus-individukan pendeta / pengkhotbah yang top.

 

Ay 6-7:

 

1)   Tersungkur! Jangan menjadikan ayat ini sebagai dasar untuk membenarkan ajaran dan praktek tentang ‘nggeblak’ (slain of / by the Spirit)! Murid-murid di sini tidak sedang menerima / dipenuhi oleh Roh Kudus! Mereka hanya sangat ketakutan karena penglihatan itu.

 

Juga perhatikan bahwa Yesus menyentuh mereka dan menyuruh mereka berdiri. Tuhan tidak senang membuat anakNya nggeblak. Ia bahkan menyentuh dan menyuruh mereka berdiri. Bdk. Yeh 2:1-2  Yeh 3:23-24  Daniel 10:8-19. Bandingkan juga dengan ajaran jaman sekarang yang melarang membangunkan orang yang nggeblak / tumbang dalam Roh!

 

2)   Apa yang Yesus lakukan di sini sesuai dengan fungsi Kristus, yaitu memimpin kita supaya bisa / boleh datang ke hadirat Allah dengan keberanian (bdk. Ef 2:18  Ef 3:12  Ibr 10:19-22).

 

Saudara bisa menjadi anak Allah, saudara dibenarkan dan diterima oleh Allah, bukan karena kebenaran saudara sendiri, tetapi karena saudara ada di dalam Kristus! Ingat bahwa ini berlaku bukan hanya untuk saat pertama saudara datang kepada Allah, tetapi juga setelah saudara menjadi orang kristen! Setiap kali saudara mau berbakti, berdoa, dsb., jangan mengandalkan kesucian / perbuatan baik saudara sendiri. Ingat bahwa keberadaan saudara di dalam Kristus yang menyebabkan saudara diterima oleh Allah!

 

Penerapan:

 

Kalau kita mau berdoa, setan sering mengingatkan dosa-dosa kita (bukan dosa yang kita pegangi, tetapi dosa-dosa yang sudah kita sesali) dan berkata kepada kita bahwa kita tidak layak datang kepada Tuhan. Pernahkah saudara mengalami hal seperti itu? Ingat bahwa kata-kata itu pasti datang dari setan! Dan pada saat seperti itu, ingatlah bahwa saudara diterima oleh Allah, karena saudara ada di dalam Kristus, bukan karena perbuatan baik saudara!

 

Ay 8:

 

Mereka hanya melihat Yesus saja; Musa dan Elisa hilang!

 

Calvin: “When it is said that in the end they saw Christ alone, this means that the Law and the Prophets had a temporary glory, that Christ alone might remain fully in view. If we would properly avail ourselves of the aid of Moses, we must not stop with him, but must endeavour to be conducted by his hand to Christ, of whom both he and all the rest are ministers. This passage may also be applied to condemn the superstitions of those who confound Christ not only with prophets and apostles, but with saints of the lowest rank, in such a manner as to make him nothing more than one of their number” (= Ketika dikatakan bahwa pada akhirnya mereka hanya melihat Kristus saja, ini berarti bahwa kitab Taurat dan nabi-nabi mempunyai kemuliaan sementara, supaya Kristus sendiri tertinggal dalam pemandangan. Jika kita mau secara benar membantu diri kita sendiri dengan pertolongan Musa, kita tidak boleh berhenti pada dia, tetapi harus berusaha untuk dipimpin oleh tangannya kepada Kristus, terhadap siapa ia dan semua nabi yang lain adalah pelayan. Text ini juga bisa diterapkan untuk mengecam tahyul-tahyul dari mereka yang mencampur-adukkan Kristus bukan hanya dengan nabi-nabi dan rasul-rasul, tetapi juga dengan orang-orang kudus dari tingkat yang paling bawah, dengan cara sedemikian rupa sehingga membuat Dia tidak lebih dari salah satu dari mereka) - hal 316.

 

Ay 9-13:

 

1)   Yesus berbicara tentang ike.Nya dari orang mati (ay 9).

 

Dalam Mark 9:10 dikatakan bahwa murid-murid berdebat tentang arti dari ‘kebangkitan dari antara orang mati’ itu. Mungkin mereka menafsirkan kata-kata itu secara salah. Yesus memaksudkan kata-kata itu secara hurufiah, mereka menafsirkannya secara simbolis / figurative, sehingga mereka berpikir bahwa saat pemerintahan Kristus akan segera dimulai. Karena itu mereka lalu menanyakan tentang Elia (ay 10). Mereka merasa heran karena Mal 4:5 mengatakan Elia harus menjadi pendahulu Kristus. Sekarang Kristus sudah akan memerintah, tetapi Elianya kok belum muncul? (Ingat bahwa pemunculan Elia yang mereka maksudkan adalah semacam reinkarnasi dari Elia, jadi bukan sekedar penampakan seperti dalam ay 3 di atas).

 

2)   Hubungan Elia dan Yohanes Pembaptis.

 

a)   Dari Mal 4:5  Mat 11:14  Mat 17:10-13 kelihatannya Yohanes Pembaptis adalah Elia atau reinkarnasi dari Elia.

 

Mat 17:10-13 - Lalu murid-muridNya bertanya kepadaNya: ‘Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?’ Jawab Yesus: ‘Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka.’ Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis”.

 

b)   Tetapi Kitab Suci jelas sekali menentang reinkarnasi, karena dalam Ibr 9:27 dikatakan bahwa “manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi”.

 

Disamping itu Yohanes Pembaptis sendiri dengan jelas berkata bahwa ia bukanlah Elia.

 

Yoh 1:21a - Lalu mereka bertanya kepadanya: ‘Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?’ Dan ia menjawab: ‘Bukan!’”.

 

c)   Elia dan Yohanes Pembaptis memang mempunyai beberapa persa­maan seperti:

 

·        pakaian (2Raja 1:8  Mat 3:4).

 

·        semangat / keberanian (Mat 3:7-dst  Mat 14:3-4  1Raja 18:16-19). Karena itulah maka Luk 1:17 mengatakan bahwa Yohanes Pembaptis ‘berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia’. Perlu diketahui bahwa kata ‘roh’ bisa diartikan ‘semangat’.

 

Jadi, kesimpulannya adalah: Yohanes Pembaptis bukanlah Elia / reinkarnasi dari Elia, tetapi hanyalah orang yang mempunyai banyak persamaan dengan Elia.



-AMIN-

 


email us at : gkri_exodus@lycos.com