Eksposisi Injil Matius

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


Matius 16:21-28

 

Ay 21:

 

1)   ‘Mulai menyatakan’.

 

Yesus pernah mengajar secara samar-samar tentang kematian / kebangkitanNya, misalnya dalam Yoh 2:19-22 dan mungkin juga dalam Mat 9:15 (ada beberapa penafsiran tentang ayat ini).

 

Tetapi di sini Ia untuk pertama kalinya mengajarkan secara terang-terangan / jelas tentang hal itu. Dalam Mat 16:15-16 murid-murid sudah percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Dan karena itu sekarang Ia menganggap sudah saatnya untuk mengajar lebih lanjut tentang ke-Mesias-anNya, dan Ia mengatakan bahwa Mesias harus menderita dan mati.

 

Dari sini terlihat bahwa Yesus mengajar langkah demi langkah, sesuai dengan kebutuhan / tingkat kerohanian dari para pendengarNya (bdk. Yoh 16:12-13a).

 

Ini adalah sesuatu yang harus ditiru! Pada waktu memberitakan Firman Tuhan, kita harus memberitakan apa yang merupakan kebutuhan orang itu, dan yang sesuai dengan tingkat kerohaniannya. Misalnya: pada waktu memberitakan Injil kepada orang yang belum percaya kepada Kristus, sekalipun orang yang kita injili itu ingin tahu / bertanya tentang doktrin Allah Tritunggal, kita tidak boleh memuaskan rasa ingin tahuinya dengan mengajarkan doktrin yang begitu sukar untuk dia! Kita harus berusaha membelokkan pembicaraan kepada Injil, karena itulah kebutuhannya sebagai orang yang belum percaya!

 

2)   Doktrin bahwa Mesias harus menderita dan mati, sebetulnya sudah ada dalam Perjanjian Lama (Yes 53:4-10  Daniel 9:26  bdk. Luk 24:25-26).

 

Tetapi perlahan-lahan doktrin ini menghilang dari antara orang-orang Yahudi dan mereka percaya bahwa Mesias akan datang sebagai raja dunia yang penuh dengan kemenangan (bdk. Yoh 6:14-15).

 

Penerapan:

 

Ini merupakan pelajaran bagi kita untuk tidak mengabaikan bagian tertentu dari Kitab Suci. Karena itu jangan memilih-milih topik kalau datang dalam Pemahaman Alkitab. Berusahalah untuk belajar seluruh isi Kitab Suci, baik itu diberikan dalam bentuk topikal, doktrinal, exposisi Perjanjian Lama, ataupun exposisi Perjanjian Baru!

 

3)   Apa yang Yesus ajarkan dalam ay 21 itu kontras sekali dengan konsep / kepercayaan murid-murid tentang Mesias.

 

Penerapan:

 

Kita harus berani untuk memberitakan sesuatu yang bertentangan dengan konsep / kepercayaan dari pendengar kita. Kalau saudara bertemu dengan seseorang yang berpendapat bahwa ada banyak jalan ke surga, atau bahwa semua agama itu sama, dsb, beranikah saudara menentangnya dengan mengatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga (Yoh 14:6  Kis 4:12  1Yoh 5:11-12)? Kalau saudara bertemu dengan seseorang yang mengatakan bahwa orang kristen harus berbahasa roh, beranikah saudara membetulkan pandangannya dengan mengatakan bahwa bahasa Roh itu merupakan karunia yang hanya dikaruniakan kepada sebagian orang kristen (1Kor 12:8-10)? Memang kalau kita melakukan hal-hal ini, ada kemungkinan kita akan dibenci / dimusuhi, tetapi itu merupakan salib yang harus rela kita pikul.

 

4)   Murid-murid perlu tahu bahwa bagi Yesus, jalan menuju kemenangan / kemuliaan adalah melalui salib. Ini juga berlaku untuk mereka sebagai pengikut Kristus. Hal itu diberitakan supaya pada waktu penderitaan itu tiba, mereka siap menghadapinya!

 

Renungkan: apakah ajaran Yesus ini cocok dengan Theologia Kemakmuran?

 

5)   Dalam ay 21 sebetulnya juga ada penghiburan yaitu bahwa setelah mati, Yesus akan bangkit! Ini berlaku juga untuk pengikut Yesus; setelah salib dan penderitaan, akan ada kemenangan dan kemuliaan. Tetapi mungkin sekali murid-murid sudah ‘shock’ / kaget mendengar bagian depan dari ay 21 sehingga bagian belakangnya tidak mereka dengar. Karena itu keluar reaksi / tanggapan seperti dalam ay 22.

 

Pelajaran bagi kita: hati-hati dalam mendengar Firman Tuhan! Jangan mendengar sepotong-sepotong, karena itu bisa membahayakan dan menimbulkan arti yang sama sekali berbeda. Kita harus mendengar seluruhnya. Bdk. Yak 1:19.

 

Ay 22:

 

1)   Petrus tidak bisa menerima Firman Tuhan yang bertentangan dengan konsep yang ada dalam dirinya! Ini sesuatu yang sangat salah! Apa yang saudara percayai dari kecil belum tentu betul. Kalau saudara suatu waktu melihat bahwa konsep saudara itu bertentangan dengan Firman Tuhan, saudara harus mau membuangnya! Bukan Firman Tuhan yang harus disesuaikan dengan konsep saudara, tetapi konsep / kepercayaan saudaralah yang harus disesuaikan dengan Firman Tuhan!

 

2)   Petrus merasa lebih bijaksana dari pada Kristus! Tetapi apakah saudara tidak pernah bersikap seperti itu? Pada saat saudara menderita, gagal, dsb, apakah saudara pernah berpikir: ‘Bagaimana sih Tuhan ini, kok saya dibeginikan?’. Bukankah pemikiran seperti itu pada hakekatnya menunjukkan bahwa saudara merasa lebih bijaksana dari pada Tuhan? Tetapi ingatlah bahwa bagaimanapun kita tidak mungkin mungkin lebih bijaksana dari pada Tuhan (bdk. Yes 55:8-9).

 

3)   Petrus mempunyai semangat, tetapi karena pengertiannya salah, semua menjadi salah. Bdk. Amsal 19:2  Ro 10:2.

 

Penerapan:

 

Banyaklah belajar Firman Tuhan, supaya semangat saudara bisa diarahkan ke arah yang benar!

 

4)   Kata-kata bodoh ini berasal dari Petrus sendiri (bdk. ay 23).

 

Dalam Mat 16:16 Petrus mengucapkan kata-kata yang hebat! Karena apa? Karena Tuhan menyatakannya kepada Petrus! Tetapi begitu Petrus mengucapkan sesuatu yang berasal dari dirinya sendiri, ia langsung mengucapkan hal-hal yang bodoh! Ini seharusnya mengajar kita untuk menjadi rendah hati! Kita bisa hebat / bijaksana, kalau Tuhan menolong kita. Tanpa Tuhan, kita bodoh!

 

Ay 23:

 

1)   Kata-kata ini tidak ditujukan kepada setan, tetapi kepada Petrus!

 

Dasar / alasan:

 

a)   Ay 23: ‘Yesus berkata kepada Petrus.

 

Kalau Yesus menengking setan, Ia berbicara kepada setannya, bukan kepada orangnya! Contoh:

 

·        Mat 8:32 - ‘kepada mereka’.

 

·        Mark 5:8-9. Ay 9 ini salah terjemahan. Seharusnya ‘kepadanya’.

 

·        Mat 17:18

 

·        Mark 1:23-27

 

Juga Paulus dalam Kis 16:18 berbicara kepada setannya!

 

b)   Ay 23: ‘Enyahlah Iblis!’. Ini salah terjemahan.

 

Seharusnya ‘Go / get behind Me, Satan!’.

 

Adanya kata-kata ‘behind Me’ jelas menunjukkan bahwa kata-kata itu tidak mungkin ditujukan kepada setan. Bandingkan dengan waktu Yesus mengusir setan dalam Mat 4:10. Di sini tak ada kata-kata ‘behind Me’.

 

c)   Ay 23: kata ‘engkau’ dalam ayat ini jelas sekali menunjukkan bahwa Yesus berbicara kepada Petrus.

 

Kesimpulan: Yesus bukannya menengking setan; Ia berbicara kepada Petrus! Jadi ayat ini tidak bisa dijadikan dasar untuk berkata bahwa orang kristen bisa kerasukan setan. Banyak orang menganggap bahwa orang kristen tetap bisa ada setannya dan membutuhkan doa pelepasan. Dasar yang sering dipakai adalah ay 23 ini. Tetapi setelah terbukti bahwa Yesus bukan menengking setan, tetapi berbicara kepada Petrus, jelas bahwa ayat ini tidak bisa dijadikan dasar dari ajaran seperti itu.

 

Saya bahkan berpendapat bahwa kita tidak bisa menengking setan yang menggoda kita untuk berbuat dosa. Memang dalam Mat 4:10 Yesus mengusir / menengking setan yang menggodaNya, tetapi itu mungkin sekali terjadi karena Mat 4:8-9 merupakan penghinaan bagi Dia (karena disuruh menyembah setan). Setan memang diberi hak untuk menggoda kita, sehingga dalam kasus seperti itu tidak bisa ditengking. Lain halnya kalau kita berjumpa dengan orang yang kerasukan setan. Penengkingan dalam kasus seperti ini memang jelas merupakan sesuatu yang Alkitabiah.

 

Yak 4:7-8 dan 1Pet 5:8-9 menunjukkan cara menghadapi setan yang menggoda kita dan tidak ada yang menyuruh kita untuk menengking setan dalam kasus penggodaan seperti itu.

 

2)   Petrus disebut setan. Mengapa? Karena ia sedang dikuasai, ditipu, dan dipakai oleh setan. Atau karena ia sedang mempunyai pikiran dan melakukan tindakan yang salah. Iini berbeda dengan ‘dirasuk setan’. Kata-kata Petrus dalam ay 22 intinya sama dengan godaan setan dalam Mat 4:8-9 yaitu suatu godaan supaya Yesus mendapat mahkota tanpa melalui salib. Bisa saja kata-kata / tindakannya berasal bukan dari setan tetapi dari dirinya sendiri, tetapi karena intinya sama dengan godaan setan dalam Mat 4:8-9, maka ia disebut sebagai ‘setan’.

 

Saya tidak yakin bahwa setanlah yang ‘mengilhami’ Petrus pada saat ini, karena saya berpendapat bahwa setan justru berusaha membunuh Yesus. Adalah aneh, kalau saat ini ia mengilhami Petrus sedemikian rupa sehingga justru mencegah kematian Yesus.

 

3)   Petrus disebut ‘batu sandungan’.

 

a)   Ia disebut demikian karena ia menghalangi Yesus untuk melakukan misiNya!

 

b)   Tadi, dalam Mat 16:18 ia disebut sebagai ‘batu karang’ (menurut penafsiran ketiga), sekarang ia menjadi ‘batu sandungan’.

 

Ini mengajar kita untuk tidak mempercayai diri kita sendiri, tetapi hanya mempercayai Tuhan saja.

 

Ay 24:

 

1)   Sekarang Yesus melanjutkan. Tadi dalam ay 21 Ia berkata bahwa Ia sendiri yang akan mengalami salib. Sekarang ia mengatakan bahwa setiap pengikutNya harus mengalami salib! Ini ciri khas orang kristen sejati! Kalau dalam hidup saudara tidak ada salib, mungkin sekali saudara bukan orang kristen yang sejati!

 

2)   ‘Menyangkal diri’ berarti ‘tidak hidup untuk diri sendiri / demi kesenangan diri sendiri’.

 

Ini tidak berarti bahwa kita lalu tidak mempedulikan kesehatan kita dan sebagainya. Ini berarti bahwa kita tidak lagi berusaha mencari hal-hal yang menyenangkan diri kita sendiri, atau yang mengenakkan diri kita sendiri, tetapi sebaliknya kita akan mencari hal-hal yang menyenangkan Tuhan!

 

Penerapan:

 

Pada waktu saudara diperhadapkan pada suatu pemilihan, apa yang menjadi dasar keputusan saudara? Kehendak / kesenangan Tuhan, atau kesenangan / kenikmatan saudara sendiri?

 

3)   ‘Memikul salib’. Luk 9:23 menambahkan kata-kata ‘setiap hari’.

 

Memikul salib berarti menderita karena taat kepada Kristus / ikut Kristus.

 

Ay 25:

 

1)   Ini diucapkan Yesus untuk orang yang tidak mau menyangkal diri, tetapi sebaliknya, hidup untuk dirinya sendiri.

 

2)   Yang mau menyelamatkan nyawa, justru akan kehilangan nyawa.

 

a)   Kata-kata ini lebih hidup / berarti untuk orang-orang kristen abad 1-3, yang menghadapi penganiayaan. Tetapi kata-kata ini tetap relevan untuk jaman sekarang.

 

b)   ‘Menyelamatkan nyawa’ berarti mencari aman, tidak mau menghadapi resiko demi Kristus, tidak mau berkorban bagi Kristus. Ini jelas merupakan orang yang tidak cinta kepada Tuhan. Tidak ada cinta tanpa pengorbanan!

 

c)   ‘kehilangan’. Kata bahasa Yunaninya bisa diterjemahkan ‘destroy’ / ‘kill’ (= menghancurkan / membunuh), yang merupakan kebalikan dari ‘menyelamatkan’. Jadi, orang yang ingin menyelamatkan nyawanya, justru menghancurkan / membunuh nyawanya!

 

3)   Tuhan Yesus/ menghendaki orang mau kehilangan nyawa karena / demi Dia. Ini lagi-lagi menekankan bahwa Ia menghendaki orang yang menyangkal diri. Tetapi perhatikan bahwa Yesus senang dengan orang yang rela kehilangan nyawa ‘karena Aku’. Mark 8:35 menambahkan ‘karena Aku dan karena Injil’.

 

Jangan rela / berani kehilangan nyawa untuk hal-hal duniawi yang konyol! Tetapi kalau saudara harus kehilangan nyawa demi Kristus / Injil, relalah mengalaminya! Dengan demikian, saudara justru akan menyelamatkan nyawa saudara (mendapat hidup kekal)!

 

Ay 26:

 

Bagian ini ditujukan untuk orang-orang yang hidup untuk mendapatkan dunia bagi dirinya sendiri. Ini jelas merupakan orang-orang yang hidup tanpa penyangkalan diri. Mereka hidup demi uang, mereka tidak mau memberi waktu untuk Tuhan, mereka tidak menyediakan waktu untuk belajar Firman Tuhan, mereka terlalu sibuk untuk bisa melayani Tuhan, dan sebagainya.

 

Ayat Kitab Suci yang cocok dengan ay 26 ini adalah: Luk 16:19-31 (cerita tentang Lazarus dan orang kaya) dan Luk 12:16-21 (perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh).

 

Ay 27:

 

1)   Ayat ini jelas membicarakan tentang kedatangan Yesus yang keduakalinya.

 

Dalam menyangkal diri / memikul salib, penting bagi kita untuk memandang ke depan pada kedatangan Yesus yang keduakalinya!

 

2)   NIV: ‘he will reward’ (= Ia akan memberi upah).

 

Ini menunjuk kepada:

 

a)   Pahala. Ini tergantung perbuatan kita (baca ay 27 itu sekali lagi).

 

Kita selamat atau tidak memang hanya tergantung iman. Tetapi pahala / tingkat di surga tergantung kehidupan, ketaatan dan pelayanan kita! Tetapi bagaimanapun harus kita ingat bahwa kalau kita bisa taat, melayani Tuhan dsb, itu semua karena kasih karunia Tuhan. Jadi sebetulnya kita tetap tidak layak untuk menerima pahala. Itu tetap merupakan anugerah dari Tuhan!

 

b)   Hukuman.

 

Ada yang menganggap bahwa ayat ini hanya menunjuk pada pahala saja, tetapi ada juga yang menganggap bahwa ayat ini menunjuk baik pada pahala maupun pada hukuman.

 

Ay 28:

 

1)   Berbeda dengan ay 27, ay 28 pasti tidak menunjuk pada kedatangan Yesus yang keduakalinya! Mengapa? Karena kalau ayat ini diartikan menunjuk pada kedatangan yang keduakalinya, itu berarti bahwa kata-kata Yesus ternyata tidak tergenapi.

 

2)   Karena kedatangan Yesus yang keduakalinya ‘masih lama’, maka Yesus memberikan sesuatu bagi sebagai dari mereka sebagai mereka bisa ‘mencicipi’ berkat dan kemuliaan yang akan dialami pada saat Yesus datang keduakalinya. ‘Icip-icip’ itu berupa: ada di antara mereka yang tidak akan mati sebelum melihat Yesus datang sebagai raja dalam kerajaanNya.

 

3)   Persoalannya: apa arti kalimat itu? Ada bermacam-macam penafsiran:

 

a)   Transfiguration (pemuliaan / perubahan bentuk) yang terjadi dalam Mat 17:1-13.

 

Orang-orang yang menerima pandangan ini beralasan bahwa dalam ketiga kitab Injil (Matius, Markus, Lukas), kata-kata Yesus dalam ay 28 langsung disusul dengan cerita tentang transfiguration (perubahan bentuk / wajah yang dialami Yesus).

 

Keberatan: transfiguration terjadi hanya ± 1 minggu (bdk. Mat 17:1) setelah Yesus mengucapkan Mat 16:28. Padahal dari kata-kata Yesus dalam Mat 16:28 yang mengatakan ‘di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum ...’ secara implicit bisa disimpulkan bahwa di antara mereka pasti sudah ada (bahkan mayoritas dari mereka) yang mati, barulah peristiwa itu terjadi. Padahal saat itu belum ada satupun dari mereka yang mati!

 

b)   Kematian, kebangkitan, kenaikan Yesus ke surga, dan turunnya Roh Kudus.

 

Keberatan: sekalipun peristiwa kematian Yesus - Pentakosta terjadi ± ½ tahun setelah Yesus mengucapkan Mat 16:28, dan pada saat itu memang sudah ada yang mati (yaitu Yudas Iskariot), tetapi yang mati baru satu, sehingga rasanya tetap tidak cocok dengan Mat 16:28 yang secara implicit menunjukkan bahwa mayoritas dari mereka sudah mati, baru peristiwa itu akan terjadi.

 

Tetapi bagaimanapun, ini merupakan pandangan dari mayoritas penafsir.

 

c)   Kehancuran Yerusalem pada tahun 70 M.

 

Keberatan: peristiwa ini memang terjadi ± 40 tahun setelah Yesus mengucapkan Mat 16:28, sehingga saat itu sudah banyak dari mereka yang mati. Tetapi bisakah kehancuran Yerusalem disebut sebagai ‘kedatangan Anak Manusia sebagai raja dalam kerajaanNya’?

 

d)   Penglihatan Yohanes di pulau Patmos (Wah 1:9-16).

 

Keberatan: saat ini mungkin hanya rasul Yohanes yang tertinggal / masih hidup di antara mereka. Tetapi keberatannya tetap ada, yaitu bisa penglihatan seperti itu disebut sebagai ‘kedatangan Anak Manusia sebagai raja dalam kerajaanNya’?

 

Kesimpulan: sukar untuk menentukan pandangan yang benar dalam hal ini!



-AMIN-

 


email us at : gkri_exodus@lycos.com