Eksposisi Injil Matius

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


Matius 16:5-20

 

Matius 16:5-12

Ay 6: ‘Ragi orang Farisi dan orang Saduki’.

 

1)   Ada problem dengan kata-kata ini karena:

 

a)   Ajaran orang Farisi dan Saduki berbeda. Mengapa dijadikan satu group?

 

b)   Ini berbeda dengan Mark 8:15 - ‘ragi orang Farisi dan Herodes’.

 

Dan Mark 8:15 ini juga aneh, karena Herodes disebutkan, padahal Herodes tidak pernah mengajar.

 

Beberapa cara untuk menjelaskan hal ini:

 

 

 

 

2)   Dalam ay 12 kelihatan bahwa ‘ragi’ menunjuk pada ajaran. Tetapi Luk 12:1 mengatakan bahwa ‘ragi’ adalah ‘kemunafikan orang Farisi’.

 

Penjelasan:

 

a)   Luk 12:1 tidak paralel dengan Mat 16:6 ini.

 

Alasannya: Luk 12:1 terjadi bukan di dalam perahu, tetapi Mat 16:6 terjadi di dalam perahu (bdk. Mark 8:14).

 

b)   Kalau toh kedua bagian itu dianggap paralel, maka ada cara lain untuk menjelaskan. Ajaran orang Farisi kelihatan indah, tetapi di hadapan Allah merupakan ajaran yang brengsek. Karena itu disebut ‘kemunafikan’.

 

3)   Kata ‘ragi’ dalam Kitab Suci mempunyai bermacam-macam arti:

 

a)   Hurufiah, seperti dalam Kel 13:3.

 

b)   Simbolis. Contoh:

 

·        Luk 12:1 berarti ‘kemunafikan’.

 

·        Gal 5:9 berarti ‘ajaran’.

 

·        1Kor 5:7 berarti ‘dosa’.

 

·        Mat 13:33 berarti ‘Injil’.

 

·        Mat 16:6,12 berarti ‘ajaran’.

 

Ini semua menyebabkan kita harus berhati-hati dalam menafsirkan suatu kata dalam Kitab Suci. Kalau kita mengambil arti yang salah, maka seluruh penafsiran menjadi salah.

 

Ay 7:

 

Mereka menafsirkan sesuatu yang bersifat simbolis sebagai sesuatu yang bersifat hurufiah. Ini menjadikan semua kacau. Comtoh lain: bilangan 144.000 dalam Wah 7 jelas merupakan sesuatu yang bersifat simbolis, tetapi orang-orang Saksi Yehovah menafsirkannya secara hurufiah, sebagai jumlah orang-orang yang akan masuk ke surga.

 

Sebaliknya hal-hal yang bersifat hurufiah, kalau diartikan secara simbolis juga akan menimbulkan kekacauan. Contoh: Kel 3:5 - ‘kasut Musa’ adalah sesuatu yang bersifat hurufiah, tetapi ada yang menafsirkan sebagai ‘dosa’.

 

Ay 8-11:

 

1)   Ay 8a: Yesus tahu. Ia maha tahu. Ini bertentangan dengan teori Kenosis / teori pengosongan diri, yang mengatakan bahwa pada saat Yesus berinkarnasi, Ia meninggalkan sifat-sifat ilahiNya untuk sementara waktu. Tetapi di sini terlihat bahwa Yesus masih maha tahu. Kalau dalam Mat 24:36 dikatakan bahwa Ia tidak tahu hari Tuhan, itu karena Ia berbicara sebagai manusia / pikiran manusiaNyalah yang keluar. Pikiran dari manusia Yesus memang tidak maha tahu.

 

2)   Ay 8b-11: Yesus menegur karena:

 

a)   Mereka salah menafsirkan tentang ‘ragi’.

 

b)   Mereka tidak percaya. Mereka lupa membawa ropti, sehingga terus memikirkan roti, sehingga kata-kata Yesus tentang ragi mereka tafsirkan menuju roti.

 

Ay 12:

 

Sekarang mereka mengerti bahwa ‘ragi’ menunjuk pada ajaran, dan bahwa Yesus menyuruh mereka untuk berhati-hati terhadap ajaran yang salah dari orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki.

 

1)   Ajaran yang salah disebut ‘ragi’. Mengapa? Karena ajaran salah itu masuk secara diam-diam, tetapi pasti, dan tahu-tahu sudah mempengaruhi seluruh pikiran dan hidup kita. Jadi, cara bekerja dari ajaran salah adalah sama seperti cara bekerja ragi dalam mempengaruhi adonan.

 

2)   Harus hati-hati dalam menerima suatu ajaran.

 

Kita harus selalu hati-hati dalam menerima hal-hal duniawi supaya tidak menerima yang palsu. Misalnya: uang, perhiasan, barang, dan sebagainya. Kita seharusnya lebih berhati-hati dalam hal yang bersifat rohani, karena kerugian dalam hal rohani memberikan pengaruh yang bersifat kekal.

 

Matius 16:13-20

 

Ay 13:

 

1)   ‘Setelah Yesus tiba’.

 

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘when Jesus came’ (= ketika Yesus tiba) - past tense / waktu lampau.

 

Tetapi:

 

 

 

Bagaimana mengharmonsikan bagian-bagian yang kelihatannya bertentangan ini?

 

a)   Kata yang diterjemahkan ‘setelah tiba’ atau ‘came’, dalam bahasa Yunaninya adalah ELTHON, suatu participle aorist. Seharusnya diterjemahkan ‘having come’. Tetapi ada penafsir-penafsir yang berpendapat bahwa bisa juga diterjemahkan ‘was coming’. Kalau diambil arti ‘was coming’ maka berarti Yesus belum tiba di Kaisarea Filipi, dan itu berarti tidak ada pertentangan antara Matius dan Markus.

 

b)   Kalau dipilih arti ‘having come’, itu berarti Yesus sudah tiba di Kaisarea Filipi. Lalu mengapa Markus berkata ‘di tengah jalan’? Perhatikan bahwa Mark 8:27 mengatakan ‘berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan ...’. Jadi, mungkin sekali yang dimaksud oleh Markus dengan kata-kata ‘di tengah jalan’, bukanlah ‘di tengah jalan antara Betsaida dan Kaisarea Filipi’, tetapi ‘di tengah jalan antara Kaisarea Filipi dan kampung-kampung di sekitarnya’ (lihat gambar di bawah) Dalam hal ini, berarti ia sudah tiba di Kaisarea Filipi, lalu berjalan lagi menuju kampung-kampung. Jadi, tidak ada pertentangan antara Matius dan Markus.

 

 

Betsaida (Mark 8:22)                       Kaisarea Filipi                       kampung2 di sekitar

                                                                ▬►                             

______║_________________________║_____________________║________

 

                                                     

                                                                           

Yesus  bukan di sini              sudah tiba                  Yesus  di sini

 

 

c)   Sedang Luk 9:18 tidak terlalu sukar untuk diharmoniskan. Bisa saja dalam perjalanan itu Yesusberhenti untuk berdoa, dan sesudah itu terjadi percakapan dengan murid-murid.

 

2)   Ay 13b: pertanyaan Yesus.

 

a)   Ini merupakan suatu pertanyaan yang penting. Keselamatan seseorang tergantung jawabannya (yang keluar dari hati) atas pertanyaan ini!

 

b)   Yesus sudah banyak mengajar murid-murid, menunjukkan mujijat dan sebagainya, tetapi sekarang Ia memberikan pertanyaan yang begitu dasari. Ini harus ditiru oleh orang kristen / para hamba Tuhan. Jangan menganggap bahwa ‘orang kristen lama’ tidak membutuhkan pertanyaan seperti itu!

 

Ay 14:

 

Di sini murid-murid tidak menyebutkan tentang orang-orang yang menganggap bahwa Yesus adalah Beelzebul (bdk. Mat 10:25). Jadi jelaslah bahwa orang-orang yang mereka sebutkan di sini, hanyalah orang-orang yang kelihatannya ‘pro / ikut’ Yesus, bukan orang-orang yang anti / memusuhi Yesus. Tetapi bagaimana pandangan mereka tentang Yesus?

 

·        ada yang menganggap bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis (Mat 14:2  Luk 9:7).

 

·        ada yang menganggap bahwa Yesus adalah Elia 9Mal 4:5).

 

·        ada yang menganggap bahwa Yesus adalah Yeremia (2Esdras 2:18 - apocrypha).

 

·        ada yang menganggap bahwa Yesus adalah seorang dari para nabi.

 

Jadi, di antara orang-orang yang kelihatannya pro / ikut Yesus, tetap ada banyak pandangan-pandangan yang sama sekali salah / sesat tentang Yesus! Karena itu kalau saudara melihat seseorang yang kelihatannya pro / ikut Yesus, jangan terlalu cepat merasa senang atau menganggap bahwa ia sudah betul-betul kristen / diselamatkan!

 

Ay 15:

 

1)   Yesus mempribadikan pertanyaan dalam ay 13 tadi. Ini penting bagi setiap pemberita Firman Tuhan. Jangan biarkan ada ‘gap’ / celah antara Firman Tuhan yang saudara beritakan dengan orang yang mendengar Firman Tuhan itu. Terapkanlah Firman Tuhan itu pada hidupnya!

 

2)   ‘Apa katamu’ (ay 15). Kata ‘mu’ dalam bahasa Yunaninya ada dalam bentuk jamak. Jadi, jelas bahwa pertanyaan ini ditujukan kepada semua murid. Petrus menjawab sebagai wakil / juru bicara.

 

Ay 16:

 

1)   Mat 16:16 - Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.

 

Mark 8:29 - Engkau adalah Mesias.

 

Luk 9:20 - Mesias dari Allah.

 

Perbedaan ini bukan merupakan kontradiksi, dan perbedaan ini terjadi hanya karena masing-masing penulis hanya menuliskan sebagian dari jawaban Petrus atas pertanyaan Yesus tersebut. Tentu saja Petrus menjawab secara lebih panjang lebar, tetapi masing-masing penulis hanya mencatat ringkasannya saja.

 

2)   Dalam semua ayat-ayat dalam no 1 di atas, kata ‘Mesias’ seharusnya adalah ‘Kristus’. Dua kata itu artinya memang sama, tetapi kalau Mesias berasal dari bahasa Ibrani, maka Kristus berasal dari bahasa Yunani. Artinya adalah ‘yang diurapi’.

 

3)   ‘Anak Allah yang hidup’.

 

a)   Kata ‘hidup’ berhubungan dengan ‘Allah’, bukan dengan ‘Anak’.

 

NIV: ‘the Son of the living God’ [= Anak dari (Allah yang hidup)].

 

Allah disebut dengan istilah ‘Allah yang hidup’ untuk mengkontraskanNya dengan berhala-berhala yang mati.

 

b)   Sebutan bahwa Yesus adalah Anak Allah menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah, atau bahwa Yesus setingkat / setara dengan Allah (Yoh 5:18  10:33). Jadi, jangan mengartikan istilah itu menurut pengertian orang jaman sekarang.

 

Penerapan:

 

Bisakah saudara mengakui Yesus dengan pengakuan seperti pengakuan Petrus ini?

 

Ay 17:

 

1)   Di sini disebut ‘Simon bin Yunus’. Dalam Yoh 21:16-17 dan Yoh 1:42 disebut ‘Simon anak Yohanes’. Apakah 2 bagian ini bertentangan / kontradiksi? Sebetulnya tidak, karena dalam Mat 16:17 itu kata yang diterjemahkan ‘bin Yunus’ adalah BARIONA, dimana kata BAR berarti ‘bin’ (= anak dari), sedangkan kata IONA merupakan singkatan nama Yohanes, ayah Simon. Jadi, kata ‘Yunus’ itu sebetulnya salah terjemahan.

 

2)   Orang mengenal Kristus dengan benar hanya karena Tuhan menyatakan kepada dia! Ingatlah ini baik-baik pada waktu memberitakan Injil! Banyaklah berdoa supaya Tuhan menyatakan Yesus kepada orang-orang yang saudara injili tersebut.

 

3)   Kata-kata ini secara implicit mengatakan: ‘Celakalah orang yang tidak percaya kepada Yesus’.

 

Ay 18:

 

1)   ‘Batu karang’ ditafsirkan bermacam-macam:

 

a)   ‘Batu karang menunjuk kepada Kristus. Tetapi kalau diartikan seperti ini, kalimat dalam ay 18 menjadi tidak masuk akal.

 

b)   Batu karang menunjuk pada pengakuan / iman Petrus yang dinyatakan dalam ay 16 tadi.

 

Alasan:

 

·        ‘Petrus’ (Yunani: PETROS) merupakan kata benda berjenis kelamin maswculine / laki-laki, dan artinya adalah ‘batu kecil’.

 

·        ‘Batu karang’ (Yunani: PETRA) merupakan kata benda berjenis kelamin feminine / perempuan, dan artinya adalah ‘batu besar’.

 

Jadi, kata ‘batu karang’ tidak mungkin menunjuk kepada Petrus, tetapi pada pengakuan / iman dari Petrus. Memang, apakah arti dari PETROS dan PETRA itu sama atau berbeda, diperdebatkan. Tetapi kalaupun artinya sama, mengapa Matius menggunakan kata yang berbeda? Mengapa ia tidak menulis: ‘di atasmu Aku akan mendirikan ...’ kalau ia memang memaksudkan Petrus?

 

c)   Batu karang menunjuk kepada Petrus.

 

Alasan: ini cocok dengan flow / aliran dari kalimat ini.

 

Gereja Roma Katolik memakai ayat ini untuk mengatakan bahwa Petrus adalah Paus I.

 

Sekalipun harus diakui bahwa banyak penafsir Protestan yang setuju bahwa ‘batu karang’ menunjuk kepada Petrus, tetapi jelas bahwa Petrus bukanlah Paus I!

 

Dasar:

 

·        Petrus di sini hanya merupakan wakil dari semua rasul.

 

Dalam ay 17-19 Yesus menggunakan ‘orang kedua tunggal’ karena Petrus dianggap sebagai wakil. Bandingkan dengan Mat 18:18 dimana digunakan ‘orang kedua jamak’.

 

·        Rasul-rasul tidak pernah menganggap Petrus sebagai ‘yang terbesar’. Buktinya: hal itu sering mereka perdebatkan (Mat 18:1  Luk 22:24-26).

 

·        Gal 2:11-14 dan Kis 15 tidak menunjukkan bahwa Petrus adalah orang yang paling tinggi pangkatnya dalam gereja.

 

·        Kata-kata Petrus sendiri menunjukkan bahwa ia tidak percaya ada orang yang bisa dianggap sebagai ‘yang tertinggi’ dalam gereja. (Mana ayatnya???)

 

2)   ‘Aku akan mendirikan jemaat / gerejaKu’.

 

Bagian ini menunjukkan secara jelas bahwa satu-satunya orang yang adalah pemilik / pendiri gereja adalah Tuhan Yesus sendiri! Setiap orang yang menganggap dirinya pemilik gereja / orang yang paling berkuasa dalam gereja, pada hakekatnya sedang melakukan kudeta terhadap Tuhan Yesus sendiri!

 

Dari adanya pengangkatan tua-tua dalam Kitab Suci, maka terlihat bahwa Tuhan tidak menghendaki ada 1 orang yang memerintah sebagai diktator / penguasa dalam gereja. Ia menghendaki sekelompok orang (majelis / tua-tua) yang menjadi pemerintah dalam gerejaNya!

 

3)   ‘Alam maut tak akan menguasainya’.

 

Kata ‘nya’ menunjuk pada gereja. Ini menunjukkan 2 hal:

 

a)   Kita pasti menang dalam perang rohani ini.

 

b)   Kita terus menerus diserang setan. Karena itu jangan hidup secara santai.

 

Ay 19:

 

1)   ‘kunci’ menunjuk pada sesuatu untuk membuka / menutup.

 

Ada 2 macam arti:

 

a)   Pada kita ada Firman Tuhan / Injil. Kalau kita memberitakan Injil, kita membuka pintu; kalau kita tidak memberitakan Injil, kita menutup pintu. Bandingkan dengan Luk 11:52 yang mengatakan bahwa ahli-ahli Taurat mempunyai kunci karena mereka adalah pengajar Firman Tuhan.

 

b)   Pemberian otoritas untuk mengijinkan atau melarang masuk. Arti ini sama dengan ay 19b.

 

2)   ‘ikat’ = melarang.

 

‘lepas’ = mengijinkan.

 

Ini dalam arti dari kata-kata itu dalam tradisi penggunaan kata-kata itu dalam kalangan Yahudi. Hak itu tidak diberikan kepada Petrus saja, karena dalam Mat 18:18 digunakan kata ganti orang kedua jamak.

 

Ay 20:

 

Mengapa dilarang? Ada beberapa kemungkinan:

 

1)   Takut orang-orang menganggap Yesus sebagai Mesias yang akan membebaskan dari belenggu Romawi. Ini bisa menimbulkan perang.

 

2)   Waktunya belum tiba bagi Yesus untuk mati. Karena itu Ia tidak mau murid-murid memberitakan diriNya sebagai Mesias, karena hal itu akan membuat orang-orang Yahudi makin membenciNya.

 

3)   Pengertian murid-murid tentang Mesias masih sangat kurang. Lihat Mat 16:21-22! Karena itu mereka harus belajar lebih banyak dulu, baru boleh memberitakan Yesus sebagai Mesias! Kalau saudara mau memberitakan Injil, saudara juga harus banyak belajar Firman Tuhan!



-AMIN-

 


email us at : gkri_exodus@lycos.com