Eksposisi Injil Matius

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


MATIUS 8:1-4

 

Ay 1:

 

Yesus turun dari bukit. Dalam Mat 5:1 Ia naik ke bukit lalu memberikan khotbah di bukit (Mat 5-7), lalu sekarang Ia turun dari bukit.

Ay 2-4:

 

1)   Bagian ini pararel dengan Mark 1:40-45 dan Luk 5:12-16.

 

2)   Orang kusta:

 

a)   Penafsiran populer yang salah:

 

·        kusta = hukuman dosa. Sekalipun hal ini bisa terjadi (Bil 12:1-10 2Raja 5:26-27) tetapi tak selalu demikian.

 

·        mengalegorikan bagian ini. Bagian ini sebetulnya merupakan bagian yang bersifat hurufiah, bukan lambang. Tetapi banyak orang mengalegorikan bagian ini dengan mengatakan bahwa orang kusta adalah lambang dari orang yang berdosa. Ia datang kepada Yesus dan kustanya disembuhkan. Itu lambang dari orang berdosa yang datang kepada Kristus, lalu dosanya diampuni/disucikan. Sekalipun ajaran ini injili, tapi dasar dan penafsirannya salah.

 

·        Roma Katolik juga mengalegorikan bagian ini. Mereka mengatakan orang kusta adalah lambang orang berdosa dan Yesus menyuruh orang itu pergi kepada imam yang adalah lambang dari pastor (priest). Ini mereka jadikan dasar dari ajaran mereka tentang sakramen pengakuan/pengampunan dosa. Tetapi ini jelas tak masuk akal, karena orang kusta itu sudah sembuh sebelum ia datang kepada imam, dan tujuan pergi kepada imam hanya untuk mendapat pernyataan tahir saja (bdk. Im 14:1 dan seterusnya).

 

b)   Kusta dalam Kitab Suci belum tentu sama dengan kusta jaman ini. Dalam NIV diberikan footnote yang berbunyi: ‘The Greek word was used for various diseases affecting the skin not necessarily leprosy’ (= Kata Yunaninya digunakan untuk bermacam-macam penyakit kulit, tidak harus kusta).

 

c)   orang kusta:

 

·        sangat menderita lahir maupun batin.

 

·        tidak bisa disembuhkan kecuali oleh mujijat. Im 13-14 tak ada cara penyembuhan kusta karena memang tak bisa disembuhkan. Reaksi raja Israel dalam 2Raja 5:7 menunjukkan bahwa memang kusta tak bisa disembuhkan kecuali oleh mujijat.

 

·        selalu diasingkan supaya tak menulari / menajiskan orang lain. Bahkan kalau ia adalah raja sekalipun, ia akan tetap diasingkan (Im 13:45,46  Bil 5:1,2  2Raja 15:5  2Taw 26:21).

 

William Barclay mengatakan bahwa kalau orang kusta memasukkan kepalanya ke dalam sebuah rumah, maka seluruh rumah dianggap najis. Dan jarak minimum antara orang kusta dan orang sehat adalah 4 hasta (± 180 cm). Kalau angin bertiup dari orang kusta ke arah orang sehat maka jarak minimum adalah 100 hasta (± 45 meter).

 

·        Orang kusta dalam bacaan kita sudah mencapai stadium lanjut. Ini bisa terlihat dari kata-kata penuh kusta’ dalam Luk 5:12. Jadi, ia sudah lama sangat menderita.

 

3)   Apa yang dilakukan oleh orang kusta itu?

 

a)   Datang kepada Yesus (ay 2).

 

Berbeda dengan 10 orang kusta dalam Luk 17:12 yang berdiri agak jauh, maka orang ini datang mendekat. Pasti ia tak akan berani datang seperti itu kepada orang lain, siapapun juga adanya orang itu. Tetapi mungkin ia sudah mendengar tentang kuasa dan kasih Tuhan Yesus sehingga ia berani datang kepada Yesus.

 

b)   Menyembah Yesus (ay 2).

 

Ini jelas adalah sikap hormat. Tetapi tidak jelas apakah ia menghormati Yesus sebagai Allah atau sekedar sebagai nabi. Tetapi kata ‘sujud menyembah’ dalam ay 2 ini dalam bahasa Yunaninya sama dengan kata ‘sujud menyembah’ dalam Mat 4:9-10. Dalam Mat 4:9-10 Yesus melarang menyembah siapapun kecuali Allah, tetapi dalam bagian ini Ia menerima sembah dari orang kusta itu. Ini menunjukkan bahwa Ia adalah Allah.

 

Penerapan:

 

Yesus = Allah. Sudahkah saudara menyembah Dia?

 

c)   Ia berkata: ‘Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku’ (ay 2). Ini adalah pandangan/kepercayaan yang benar! Orang itu yakin bahwa Yesus bisa menyembuhkan dia (beda sekali dengan orang dalam Mark 9:22), tetapi ia tak yakin apakah Yesus mau menyembuhkannya. Ia tidak yakin karena memang Yesus tidak pernah berjanji untuk menyembuhkannya. Banyak orang yakin dan ‘beriman’ bahwa Tuhan akan menyembuhkan dirinya sendiri / orang lain yang sakit, padahal Yesus tidak pernah berjanji untuk melakukan hal itu. ‘Iman’ seperti itu tak punya dasar Kitab Suci sehingga tidak bisa disebut sebagai iman!

 

4)   Reaksi Tuhan Yesus:

 

a)   Yesus mengulurkan tanganNya dan menjamah orang itu (ay 3).

 

·        biasanya orang yang menjamah orang kusta lalu menjadi najis. Tetapi waktu Yesus menjamah orang kusta itu, orang kustanya yang menjadi tahir.

 

·        Yesus menjamah orang itu karena ia berbelas kasihan kepada orang itu.

 

Ini tidak berarti bahwa hamba Tuhan harus menjamah yang mempunyai penyakit yang menular. Tidak pernah ada janji bahwa hamba Tuhan tidak akan ketularan kalau ia menjamah orang yang mempunyai penyakit yang menular!

 

·        Yesus tidak selalu menjamah orang yang sakit. Dalam Mat 8:5-13 Yesus menyembuhkan seseorang dari jarak jauh! Jadi, jelaslah bahwa ‘menjamah’ bukanlah suatu rumus yang harus selalu dilakukan waktu mendoakan orang sakit. Tetapi jaman sekarang hal itu menjadi semacam rumus!

 

b)   Yesus mau menyembuhkan orang itu (ay 3).

 

1.   Ia menyembuhkan hanya dengan menggunakan kata-kataNya / firmanNya!

 

2.   Ini suatu mujijat / kesembuhan ilahi! Dua ciri kesembuhan ilahi:

 

·        Kesembuhannya terjadi seketika, tidak secara bertahap. Semua kesembuhan ilahi / mujijat dalam Kitab Suci terjadi seketika! Dalam Mark 8:22-25 sekalipun kelihatannya kesembuhan terjadi secara bertahap, tetapi dalam jangka waktu yang sangat singkat, sehingga itupun harus dianggap seketika.

 

Jaman sekarang banyak orang yang bersaksi bahwa mereka mengalami mujijat / kesembuhan ilahi tetapi secara bertahap. Ini bukan kesembuhan Ilahi. Memang kesembuhan itu tetap berasal dari Tuhan, tetapi itu bukan kesembuhan ilahi!

 

·        Kesembuhannya terjadi secara sempurna / total. Semua kusta orang itu hilang, tidak tertinggal sedikitpun. Semua kesembuhan ilahi dalam Kitab Suci terjadi secara sempurna! Tetapi jaman sekarang banyak orang yang bersaksi bahwa mereka mendapatkan kesembuhan ilahi yang tidak sempurna. Misalnya: orang lumpuh disembuhkan sehingga bisa berjalan, tetapi masih pincang. Orang sakit jantung disembuhkan tetapi masih tidak bisa olah raga. Ini semua bukan kesembuhan ilahi!

 

3.   Penyembuhan orang sakit kusta yang dilakukan Yesus ini adalah ciri dari Mesias (Mat 11:2-5  Yes 35:5-6).

 

c)   Yesus memberi larangan dan perintah (ay 4).

 

1.   Larangannya: Jangan memberi tahu siapapun.

 

·        Larangan seperti ini sering terjadi misalnya dalam Mat 9:30  12:16  17:9  Mark 5:43  7:36, tetapi tidak selalu Yesus memberikan larangan seperti itu (bdk. Mark 9:19-20).

 

·        Larangan ini aneh! Bukankah waktu itu banyak orang yang melihat hal itu? (bdk. ay 1). Belum tentu, karena ay 1 dan ay 2 belum tentu berhubungan. Dalam Injil Matius khotbah di bukit (Mat 5-7) mendahului peristiwa penyembuhan orang kusta ini, tetapi dalam Injil Lukas peristiwa penyembuhan orang kusta ini (Luk 5:12-16) mendahului khotbah di bukit (Luk 6:17-dst). Andaikatapun Matiuslah yang menulis sesuai dengan urutan-urutan waktu, tetap ada kemungkinan bahwa antara ay 1 dan ay 2 ada selang waktu, sehingga waktu Yesus menyembuhkan orang kusta itu peristiwa itu tidak disaksikan oleh banyak orang dalam ay 1 itu.

 

·        Mengapa Yesus melarang orang itu memberi tahu orang lain? Untuk ini ada bermacam-macam jawaban / penafsiran:

 

*        Orang itu dilarang hanya sampai ia menunjukkan diri kepada imam. Jadi, maksud Yesus adalah jangan menunda untuk menunjukkan diri kepada imam.

 

*        Yesus tahu bahwa kalau banyak orang tahu bahwa Ia bisa melakukan mujijat, mereka akan menjadikanNya raja atas mereka (bdk. Yoh 6:15). Yesus melarang supaya hal itu tidak terjadi.

 

*        Yesus melarang karena orang itu harus belajar dulu. Setelah itu baru boleh memberitakan. Jadi, dengan kata lain Ia berkata: jangan tergesa-gesa menjadi pengkhotbah, belajarlah lebih dulu supaya nanti bisa menjadi pengkhotbah yang baik. Mungkin ini harus diperhatikan oleh orang-orang Islam yang menjadi Kristen dan langsung menjadi pengkhotbah tanpa belajar / sekolah theologia!

 

*        Yesus tidak mau dikenal sebagai pembuat mujijat tetapi sebagai Juruselamat.

 

*        Itu adalah saat perendahan yang dialami oleh Yesus sehingga tidak pantas Ia dipuji-puji karena mujijat yang Ia lakukan.

 

*        Yesus ingin menghindari iri hati dan permusuhan yang akan timbul kalau Ia dikenal sebagai orang yang bisa melakukan mujijat.

 

*        Supaya Ia terus punya kebebasan dalam memberitakan Firman Tuhan (Mark 1:45). Ini yang paling sesuai konteks! Akhirnya setelah orang itu tidak mentaati larangan Yesus itu dan menyebarkan peristiwa itu (Mark 1:45), maka Yesus tidak bebas lagi memberitakan Firman Tuhan.

 

Jelas bahwa Yesus lebih mementingkan pemberitaan Firman Tuhan dari pada penyembuhan orang sakit!

 

2.   PerintahNya: Tunjukkan dirimu kepada imam dan seterusnya.

 

·        Ini menunjukkan bahwa Yesus menghormati / mentaati / menghendaki orang mentaati Perjanjian Lama (bdk. Im 14:1 dan seterusnya - itu jelas perintah Perjanjian Lama / Hukum Taurat).

 

Sejak kematian Yesus Im 13-14 memang tidak perlu dilakukan lagi karena ini termasuk ceremonial law / hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan (Ef 2:15). Bagian Perjanjian Lama yang termasuk moral law / hukum moral, seperti 10 hukum Tuhan, terus berlaku sampai akhir jaman (Mat 5:17-19).

 

·        ‘sebagai bukti bagi mereka’ (ay 4).

 

NASB: ‘as a testimony to them’ (= sebagai suatu kesaksian bagi mereka).

 

Apa artinya? Lagi-lagi ada macam-macam penafsiran:

 

*        ‘mereka’ = orang-orang Yahudi. Jadi, artinya: supaya mereka tahu bahwa ia sudah sembuh dari kustanya karena imamlah yang berhak untuk menyatakan bahwa seorang kusta sudah sembuh.

 

*        ‘mereka’ = imam-imam. Artinya: sebagai bukti kepada imam-imam bahwa Yesus adalah hamba Allah yang mentaati Taurat. Tetapi ini berarti orang itu harus memberi tahu imam-imam bahwa Yesuslah yang menyembuhkannya. Ini bertentangan dengan larangan Yesus di atas tadi.

 

*        ‘mereka’ = imam-imam. Arti: supaya imam-imam tahu bahwa Yesus mempunyai kuasa ilahi. Ini juga berarti bahwa orang itu harus memberitahu imam bahwa Yesuslah yang menyembuhkannya. Ini bertentangan dengan larangan Yesus.

 

*        ‘mereka’ = imam-imam. Arti: supaya mereka tahu engkau sudah sembuh. Mereka tak perlu tahu siapa yang menyembuhkan engkau.

 

5)   Reaksi orang itu (Mark 1:45 Luk 5:15-16).

 

a)   Sekalipun tidak dikatakan bahwa orang itu pergi kepada imam, bisa dipastikan ia pergi kepada imam, karena tanpa pernyataan sembuh dari imam ia akan tetap dianggap najis.

 

b)   Orang itu memberitahu banyak orang bahwa Yesus menyembuhkannya. Ia melanggar larangan Yesus.

 

·        mungkin motivasinya baik tetapi ia tetap berdosa dengan melanggar larangan itu.

 

·        mungkin ia merenungkan larangan itu lalu menganggapnya tidak bijaksana sehingga ia langgar.

 

Penerapan:

 

Perintah / larangan Tuhan bukan untuk direnungkan betul / tidaknya. Semua pasti betul! Harus ditaati!

 

·        orang itu mungkin berkobar-kobar semangatnya dalam melayani Tuhan, tetapi ia berdosa karena semangatnya tidak disalurkan sesuai kehendak Tuhan.

 

c)   Orang ini baru menerima berkat Tuhan, tetapi ia langsung menyakiti hati Tuhan.

 

Penerapan:

 

Banyak orang melakukan hal yang serupa, misalnya:

 

·        diberi Tuhan berkat berupa mobil, lalu digunakan untuk piknik pada hari minggu dan tidak ke gereja.

 

·        lulus ujian, lalu pesta pora dan melupakan Tuhan.

 

·        dapat pekerjaan yang enak, lalu mendewakan uang dan melupakan Tuhan.

 

6)   Akibat ketidak-taatan orang itu (Mark 1:45 Luk 5:15-16).

 

a)   Pelayanan Yesus menjadi terhalang.

 

b)   Banyak orang datang kepada Yesus, tetapi sebagian untuk mendengar Firman Tuhan dan sebagian untuk mendapat kesembuhan (Luk 5:15). Bisa dipastikan bahwa yang mencari kesembuhan jauh lebih banyak dari yang mencari Firman Tuhan!

 

7)   Apa tindakan Yesus selanjutnya?

 

a)   Yesus menghindari mereka (Luk 5:16)!

 

Luk 5:16 versi NIV mengandung kata ‘often’ (= sering).

 

NIV: ‘But Jesus often withdrew to lonely places dan prayed’ (= Tetapi Yesus sering mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa).

 

NASB juga memberi tambahan seperti itu.

 

Tetapi sebetulnya kata ‘often’ itu tidak ada. Kalau kata itu ditambahkan, maka Luk 5:15 kelihatannya terputus dari Luk 5:16. Padahal Luk 5:16 adalah akibat Luk 5:15. Yesus sengaja menghindari orang banyak itu! Mengapa?

 

Calvin: “He avoided a crowd of men because He saw that He would not satisfy the wishes of the people without doing so many miracles as to prevent them from thinking properly about His doctrine” (= Ia menghindari kerumunan banyak orang karena Ia melihat bahwa Ia tidak bisa memuaskan keinginan dari orang-orang itu tanpa melakukan begitu banyak mujijat sehingga membuat mereka tidak bisa berpikir benar tentang ajaranNya).

 

Terlalu banyak orang yang minta kesembuhan. Kalau Yesus menuruti semua itu maka semua itu akan menyebabkan orang-orang itu tak bisa berpikir secara benar tentang apa yang Ia ajarkan. Karena itulah Yesus menghindar!

 

Dari sini bisa kita lihat:

 

·        Yesus mengutamakan pengajaran Firman Tuhan.

 

·        Yesus tidak selalu menyembuhkan orang sakit yang datang kepadaNya! Alangkah berbedanya ini dengan kepercayaan banyak orang saat ini yang menganggap Yesus selalu mau menyembuhkan!

 

b)   Yesus berdoa di tempat yang sunyi.

 

·        ini tidak berarti kita tidak boleh berdoa kalau sedang ramai.

 

·        kalau bisa, usahakanlah untuk membuat sunyi tempat saudara berdoa (misalnya: matikan TV / tape dan sebagainya) atau pergilah ke tempat yang sunyi untuk berdoa.

 

·        alangkah bertentangannya cara Yesus dalam berdoa ini dengan praktek-praktek jaman sekarang seperti:

 

*        doa diiringi musik / band.

 

*        doa bersuara.

 

*        sebagian jemaat berdoa, sebagian lainnya menyanyi.



-AMIN-

 


email us at : gkri_exodus@lycos.com