FONDASI KEKRISTENAN : Pegangan Katekisasi

oleh : Pdt. Budi Asali MDiv.


12 PENGAKUAN IMAN RASULI

 

 

1)   Aku percaya kepada Allah, Bapa Yang Mahakuasa, khalik langit dan bumi.

 

2)   Dan kepada Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal, Tuhan kita.

 

3)   Yang dikandung dari pada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria.

 

4)   Yang menderita sengsara dibawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam neraka / kerajaan maut.

 

5)   Pada hari yang ke tiga, bangkit pula dari antara orang mati.

 

6)   Naik ke surga, duduk disebelah kanan Allah, Bapa Yang Mahakuasa.

 

7)   Dan dari sana Ia akan datang, untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.

 

8)   Aku percaya kepada Roh Kudus.

 

9)   Gereja yang kudus dan Am, persekutuan orang kudus.

 

10) Pengampunan dosa.

 

11) Kebangkitan daging / orang mati .

 

12) Dan hidup yang kekal.

 

A M I N .

 

 

Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang 12 Pengakuan Iman Rasuli ini:

 

1)   Bentuk yang sekarang ini baru muncul pada sekitar abad ke 6 atau ke 7 Masehi.

 

Karena itu jelas bahwa 12 Pengakuan Iman Rasuli ini tidak mutlak harus digunakan dalam kebaktian. Ini saya tekankan karena ada Pendeta yang mengatakan bahwa kalau suatu gereja tidak menggunakan 12 Pengakuan Iman Rasuli ini, maka itu adalah gereja sesat! Ini adalah suatu pernyataan yang sangat tidak bertanggung jawab karena:

 

a)   Kalau demikian, semua gereja sebelum abad ke 6-7 Masehi, dimana 12 Pengakuan Iman Rasuli itu belum ada, adalah gereja sesat.

 

b)   Tidak ada dasar Kitab Suci sedikitpun yang mengharuskan suatu gereja menggunakan 12 Pengakuan Iman Rasuli dalam kebaktian.

 

2)   12 Pengakuan Iman Rasuli ini tidak disusun oleh para rasul sendiri, tetapi isinya sesuai dengan pengajaran para rasul. Sekalipun demikian,12 Pengakuan Iman Rasuli ini tidak boleh disejajarkan / dianggap setingkat dengan Kitab Suci / Firman Tuhan!

 

3)   12 Pengakuan Iman Rasuli ini merupakan ringkasan dari doktrin-doktrin yang penting dalam kekristenan, dan berfungsi untuk menjaga kita dari kesesatan.

 

Sekarang mari kita membahas 12 Pengakuan Iman Rasuli ini pasal demi pasal.

 

I) Aku percaya kepada Allah, Bapa yang mahakuasa, khalik langit dan bumi.

 

1)   ‘Aku percaya’.

 

Di sini dikatakan ‘Aku percaya’, bukan ‘kami percaya’, karena iman adalah sesuatu yang bersifat pribadi (bdk. Mark 8:27-30). Kita tidak bisa diselamatkan karena kepercayaan / iman orang lain.

 

Dalam suatu pertandingan yang bersifat team (seperti sepak bola, volley, basket, dsb), ada kemungkinan kita bisa menang sekalipun kita tidak bisa bermain dengan baik, yaitu kalau orang-orang dalam team kita adalah pemain-pemain yang baik. Tetapi dalam persoalan keselamatan, kita tidak bisa selamat sekalipun kita punya keluarga yang imannya hebat. Kita sendiri harus beriman, barulah kita selamat. Hati-hati dengan ungkapan bahasa Jawa yang sering kita dengar, yang berbunyi: “Swargo nunut neraka katut”. Ini adalah ungkapan omong kosong! Hati-hati juga dengan Kis 16:31 yang berbunyi “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu”. Ayat ini sama sekali tidak berarti bahwa:

 

·        kalau seseorang percaya maka imannya akan menyelamatkan dirinya dan seisi rumahnya (seisi rumahnya ‘nunut’).

 

·        kalau seseorang percaya maka seluruh keluarganya juga akan bertobat.

 

Dalam Kitab Suci kita sering melihat adanya keluarga yang tidak semua anggotanya diselamatkan, misalnya:

 

*        dalam keluarga Abraham, Hagar dan Ismael jelas tidak selamat.

 

*        dalam keluarga Lot, istri Lot jelas tidak selamat (Kej 19:26).

 

*        Yonatan (anak raja Saul) jelas adalah orang percaya, tetapi raja Saul sendiri jelas tidak bertobat dan tidak selamat.

 

Kis 16:31 ini artinya: engkau harus percaya kepada Yesus Kristus, dan engkau akan selamat; seisi rumahmu juga harus percaya kepada Yesus Kristus, dan mereka akan selamat.

Renungkan: sudahkah saudara percaya kepada Kristus?

 

2)   ‘percaya’.

 

12 Pengakuan Iman Rasuli ini memang menekankan iman / kepercayaan. Ini memang meru­pakan inti dari kekristenan. Kita selamat karena iman!

 

3)   ‘Allah’.

 

Kita percaya kepada Allah Tritunggal, yaitu:

 

·        Allah Bapa (pasal 1).

 

·        Allah Anak / Yesus (pasal 2).

 

·        Allah Roh Kudus (pasal 8).

 

Mengapa kita percaya kepada Allah Tritunggal?

 

a)   Karena dalam Kitab Suci ada ayat-ayat yang menunjukkan ketunggalan Allah, seperti Ul 6:4 - “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!”.

 

b)   Dalam Kitab Suci ada ayat-ayat yang menunjukkan adanya kejamakan dalam diri Allah, seperti:

 

¨      Bapa adalah Allah, Yesus adalah Allah (Yoh 1:1), Roh Kudus juga adalah Allah (Kis 5:3-4).

 

¨      Allah menyebut dirinya sendiri dengan istilah ‘Kita’, yang merupakan kata ganti orang bentuk jamak (Kej 1:26).

 

Dengan adanya hal-hal ini, maka kita tidak bisa percaya bahwa Allah itu tunggal secara mutlak, tetapi kita juga tidak percaya kepada 3 Allah. Kita percaya kepada Allah Tritunggal, dimana hakekatnya hanya satu, tetapi pribadinya ada tiga. Kalau saudara menolak doktrin Allah Tritunggal, maka 2 hal di atas akan menjadi suatu kontradiksi yang tidak bisa diharmoniskan.

 

Catatan: di sini saya hanya memberi sedikit saja tentang dasar-dasar dari doktrin Allah Tritunggal ini, karena ini hanya merupakan pelajaran dasar. Kalau saudara mau tahu lebih banyak, saudara bisa membaca buku saya yang berjudul ‘Bagaimana menaklukkan Saksi Yehovah?’ atau ‘Theology / Doktrin Allah’, dimana saya menjelaskan doktrin Allah Tritunggal secara panjang lebar.

 

4)   ‘Bapa’.

 

Kita berhak menyebut Allah sebagai Bapa, karena kita percaya kepada Yesus Kristus (Yoh 1:12).

 

5)   ‘Yang Mahakuasa’.

 

Ini menunjukkan kuasa Allah yang tidak terbatas, sehingga tidak ada yang mustahil bagi Allah (Luk 1:37). Karena itu jangan menolak adanya mujijat, seperti yang banyak dilakukan oleh orang kristen yang liberal dan orang kafir yang bersandar kepada otak / logikanya.

 

Tetapi Kitab Suci menyebutkan beberapa hal yang tidak bisa dilakukan oleh Allah:

 

·        menyangkal diriNya sendiri (2Tim 2:13).

 

·        berdusta (Tit 1:2  Ibr 6:18).

 

·        berubah (Maz 102:26-28  Mal 3:6  Yak 1:17).

 

Ketidakbisaan Allah melakukan hal-hal ini tidak berarti bahwa Allah itu tidak Mahakuasa! Sebaliknya itu menunjukkan kesempurnaan Allah!

 

6)   ‘Khalik langit dan bumi’.

 

Allah adalah Pencipta seluruh langit dan bumi (Kej 1:1-dst  Neh 9:6  Maz 102:26  Kis 14:15b  Kis 17:24a). Yang dimaksud dengan ‘langit dan bumi’ adalah seluruh alam semesta (langit, bumi dan segala isinya).

 

Untuk bisa mengetahui hebatnya dan besarnya alam semesta yang Allah ciptakan, mari kita melihat:

 

a)   Ukuran dari benda-benda langit yang diciptakan oleh Allah itu.

 

·        bumi mempunyai garis tengah ± 8.000 mil (± 12.800 km).

 

·        matahari mempunyai garis tengah ± 860.000 mil (± 1.376.000 km).

 

·        ada bintang yang bernama Antares yang mempunyai garis tengah ± 150 juta mil (± 240 juta km).

 

·        ada bintang yang bernama IRS 5 yang mempunyai garis tengah ± 9,375 milyar mil (± 15 milyar km).

 

Jadi perbandingan garis tengah bumi, matahari, Antares dan IRS 5 adalah: 1 : 108 : 18.750 : 1.171.875.

 

Dengan kata lain, kalau kita mau menggambarkan bumi sebagai bola kecil dengan diameter 1 mm, maka kita harus menggambarkan matahari sebagai bola dengan diamater 10,8 cm, Antares sebagai bola dengan diameter 18,75 meter, dan IRS 5 sebagai bola dengan diameter hampir 1,2 km!

 

Kalau matahari dalamnya dikosongkan, maka matahari bisa menampung sekitar 1,3 juta buah bumi! Kalau Antares dikosongkan, ia bisa menampung sekitar 5,26 juta buah matahari. Kalau IRS 5 dikosongkan, ia bisa menampung sekitar 244.000 Antares!

 

b)   Memperkirakan besarnya / luasnya alam semesta.

 

·        besarnya / luasnya tatasurya kita.

 

Tatasurya kita terdiri dari 1 matahari dengan 9 buah planet.

 

Jarak rata-rata Bumi - Bulan sekitar 384.400 km, atau ± 1,3 detik cahaya (jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam 1,3 detik; cahaya mempunyai kecepatan 300.000 km / detik).

 

Jarak rata-rata Bumi - Matahari sekitar 150 juta km, atau ± 500 detik cahaya (jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam 500 detik).

 

Jarak rata-rata Pluto (planet ke 9, yang terjauh dari Matahari) - Matahari adalah 5,9 milyar km, atau sekitar hampir 5,5 jam cahaya. Kalau bumi hanya membutuhkan waktu 1 tahun untuk mengitari matahari 1 kali, maka Pluto membutuhkan waktu 284 tahun!

 

·        besarnya galaxy kita.

 

Dalam galaxy kita ada 200 milyar bintang. Bintang yang terdekat adalah Alpha Centauri yang berjarak 4-4,5 tahun cahaya (Catatan: 1 tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu 1 tahun = 365 x 24 x 60 x 60 x 300.000 km = 9,46 1012 km).

 

Galaxy berbentuk seperti cakram, yang mempunyai diameter 100.000 tahun cahaya, dengan ketebalan pada pusatnya 20.000 tahun cahaya. Volume galaxy sekitar 1 milyar kali lebih besar dari volume tata surya.

 

·        besarnya alam semesta.

 

Dalam tahun 1999, diketahui sedikitnya ada 125 milyar galaxy dalam alam semesta, dan jaraknya satu sama lain ada yang mencapai jutaan tahun cahaya. Ini hanya yang bisa dilihat oleh manusia dengan teleskop tercanggih manusia, yang bisa menyelidiki sampai jarak sedikitnya 5 milyar tahun cahaya. Lebih dari itu manusia tidak bisa melihat.

 

Catatan: sumber data-data di atas ini adalah:

 

¨      Encyclopedia Americana.

 

¨      Halley’s Bible Handbook.

 

¨      Kenneth N. Taylor, ‘Creation and Evolution’.

 

Setelah saudara melihat / merasakan besarnya alam semesta, maka ketahuilah bahwa semua itu diciptakan oleh Allah hanya dengan firman-Nya.

 

Ibr 11:3 - “Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat”.

 

Maz 148:5b - “Dia memberi perintah, maka semuanya tercipta”.

 

Ini semua menunjukkan kemahakuasaan Allah, dan karena itu tidak ada yang mustahil bagi Dia!

 

Yer 32:17 - “kataku: ‘Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatanMu yang besar dan dengan lenganMu yang terentang. Tiada suatu apapun yang mustahil untukMu’”.

 

Penerapan:

 

Kalau saudara mempunyai persoalan, betapapun banyaknya dan beratnya persoalan itu, percayalah bahwa Allah bisa membereskannya, dan bawalah persoalan itu kepada Allah dalam doa!

 

II) Dan kepada Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal, Tuhan kita.

 

1)   ‘Dan kepada Yesus Kristus’.

 

Tidak cukup hanya percaya kepada Allah (Bapa)! Kita juga harus percaya kepada Yesus (Yoh 14:1  1Yoh 2:23).

 

Nama ‘Yesus’ berarti ‘Juruselamat dosa’ (Mat 1:21); sedangkan istilah ‘Kristus’ (dari bahasa Yunani) sama dengan ‘Mesias’ (dari bahasa Ibrani), artinya adalah ‘yang diurapi’. Jadi, Yesus Kristus adalah orang yang dipilih / diurapi Allah untuk menjadi Juruselamat dosa.

 

2)   ‘AnakNya yang tunggal’.

 

Kita yang percaya kepada Yesus, juga disebut ‘anak Allah’ (Yoh 1:12), tetapi bagaimanapun hubungan Yesus dengan BapaNya tidak sama dengan hubungan kita dengan Bapa. Karena itu dalam Yoh 20:17 Yesus berkata ‘BapaKu dan Bapamu’, bukan ‘Bapa kita’.

 

3)   ‘Tuhan kita’.

 

Kalau kita percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat kita, kita juga harus menerimaNya sebagai Tuhan (penguasa, pemilik, pemimpin) dalam hidup kita. Itu berar­ti:

 

·        kita selalu memuliakan Dia (1Kor 10:31).

 

·        kita mengutamakan Dia di atas segala-galanya (Mat 10:37).

 

·        kita mentaati segala perintahNya (Luk 6:46).

 

·        kita adalah hambaNya. Jadi, kita harus melayani Dia.

 

III) Yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria.

 

1)   Perlu saudara perhatikan bahwa sebetulnya yang menjadi pusat perhatian pasal ini adalah Yesusnya, bukan Marianya! Dan memang kekristenan yang benar harus menekankan Yesus, bukan Maria!

 

2)   Yesus dikandung dan dilahirkan oleh Maria.

 

a)   Perawan Maria mengandung dari Roh Kudus (ini suatu mujijat) dan melahirkan Yesus (Mat 1:18-25  Luk 1:26-35). Jadi, Yesus tidak mempunyai bapa jasmani (Mat 13:54-56  Luk 3:23  Yoh 6:42 hanya menurut anggapan orang).

 

b)   Maria mengandung pada saat sedang dalam masa pertunangan.

 

Adat Yahudi tentang pertunangan / pernikahan. Ada 3 tingkatan:

 

·        Pertunangan I (engagement).

 

Ini terjadi waktu kecil, dimana kedua orang itu tidak saling kenal, dan mereka dipertunangkan oleh orang tua mereka. Hubungan ini bisa dibatalkan tanpa persoalan yang berarti.

 

·        Pertunangan II (bethrotal).

 

Ini hanya berlangsung 1 tahun. Pada masa itu mereka sudah disebut ‘suami istri’, tetapi mereka tidak boleh melakukan hubungan sex. Pemutusan hubungan pada masa ini, dianggap sama dengan perceraian. Dan kalau yang laki-laki mati pada masa ini, maka yang perempuan disebut ‘janda yang perawan’.

 

·        Pernikahan.

 

Waktu Maria mengandung dari Roh Kudus (Mat 1:18), Yusuf dan Maria berada pada masa pertunangan II. Karena itu jangan heran melihat istilah ‘suaminya’, ‘istrinya’, ‘menceraikannya’ dalam Mat 1:19.

 

c)   Hal-hal lain yang perlu diketahui tentang Maria:

 

·        Maria bukan Allah, dan bahkan tidak mempunyai keillahian sedikitpun, dan ia tidak berbeda dengan manusia biasa. Karena itu kita tidak boleh berdoa kepada Maria atau menyembah Maria. Kita hanya boleh menghormati Maria sama seperti kita menghormati rasul / nabi / orang yang saleh. Tetapi doa, sujud, dan penyembahan tidak boleh ditujukan kepada Maria, tetapi hanya boleh ditujukan kepada Allah (Mat 4:10).

 

·        Maria bukanlah pengantara kepada Allah / Yesus.

 

Kitab Suci hanya mengajarkan adanya Satu Pengantara kepada Allah, yaitu Yesus (1Tim 2:5  1Yoh 2:1-2).

 

·        Maria bukanlah jalan ke surga / jalan keselamatan.

 

Kitab Suci mengajarkan bahwa satu-satunya jalan ke sorga / jalan keselamatan adalah Yesus (Yoh 14:6  Kis 4:12).

 

·        Maria bukanlah orang yang suci / tanpa dosa.

 

Ro 3:10-12,23 menyatakan bahwa semua manusia adalah manusia berdosa, dan satu-satunya yang dikecualikan oleh Kitab Suci adalah Yesus (2Kor 5:21  Ibr 4:15).

 

·        Maria bukanlah penebus dosa manusia.

 

Karena Maria adalah orang berdosa sama seperti kita, maka tidak mungkin ia dapat menebus dosa kita. Ini perlu ditekankan karena ada orang / gereja yang percaya bahwa pada waktu Maria melihat Yesus disalibkan, ia mengalami penderitaan yang juga berfungsi untuk menebus dosa manusia. Jadi kalau Yesus adalah Penebus / Redeemer, maka Maria dianggap sebagai Co-Redeemer (= rekan penebus). Ini salah dan bahkan sesat!

 

·        Maria bukanlah perawan yang abadi (Mat 1:24-25).

 

Menghadapi sikap extrim dari Gereja Roma Katolik yang mengajarkan keperawanan yang abadi dari Maria, kita harus hati-hati supaya tidak jatuh ke dalam extrim satunya, yaitu pandangan dari banyak orang Protestan Liberal yang menolak kelahiran Kristus dari seorang perawan!

 

Maria memang adalah seorang perawan pada saat mengandung dan melahirkan Kristus, tetapi setelah itu ia dan Yusuf hidup sebagai pasangan yang normal, dan mereka mempunyai anak-anak yang lain (Mat 13:55-56  Kis 1:14). Karena itu jelaslah bahwa keperawanan Maria tidak berlangsung kekal, dan memang tidak ada perlunya mempertahankan keperawanan Maria itu setelah kelahiran Kristus.

 

·        Maria tidak mengalami kebangkitan ataupun kenaikan ke surga secara jasmaniah seperti Kristus. Ini tidak kita percayai karena tidak ada dalam Kitab Suci.

 

Catatan: kalau saudara mau mengerti lebih banyak / mendetail tentang perbedaan Roma Katolik dan Kristen Protestan tentang Maria, bacalah buku saya yang berjudul “Roma Katolik vs Kristen Protestan”.

 

3)   Inkarnasi Yesus ini adalah Tahap I dari perendahan Kristus (the humilia­tion of Christ).

 

Pada waktu mengalami inkarnasi, Yesus tidak kehilangan sedikit­pun dari keilahianNya dan tidak menghentikan / mengurangi kegia­tanNya sebagai pribadi kedua dari Allah Tritunggal.

 

Beberapa kutipan penting sehubungan dengan hal ini:

 

·        “Christ was lowered not by loosing, but rather by taking” (= Kristus direndahkan bukan dengan kehilangan sesuatu, tetapi dengan mengambil sesuatu).

 

·        “When the Word became flesh, His cosmic activities did not remain in abeyance” (= Ketika Firman menjadi daging, kegiatan kosmikNya tidaklah dibiarkan terkatung-katung).

 

·        “The incarnation means the adding of something that the Word was doing, and not the cessation of most of His activities” (= Inkarnasi berarti penambahan terhadap apa yang dilaku­kan oleh Firman, dan bukan penghentian sebagian besar kegia­tan-kegiatanNya).

 

·        “For even if the Word in His immeasurable essence united with the nature of man into one person, we don’t imagine that he was confined therein. Here is something marvelous: the Son of God descended from heaven in such a way, that without leaving heaven, he willed to be borne in the virgin’s womb, to go about the earth, and to hang upon the cross, yet he continuously filled the world even as he had done from the beginning” (= Sekalipun Firman, dalam hakekatNya yang tidak terbatas, bersatu dengan hakekat manusia di dalam satu pribadi, kita tidak membayangkan bahwa Ia terkurung di dalamNya. Inilah sesuatu yang menakjubkan: Anak Allah turun dari surga dengan cara sedemikian rupa, sehingga tanpa meninggalkan surga, Ia mau dikandung di dalam kandungan perawan, berjalan-jalan di bumi, dan tergantung pada salib, tetapi Ia terus-menerus memenuhi dunia seperti yang Ia lakukan dari semula) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, Chapter XIII, no 4.

 

IV) Yang menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam neraka / kerajaan maut.

 

Ini adalah tahap-tahap selanjutnya dari perendahan Kristus.

 

Tahap II: penderitaan.

 

Penderitaan yang dialami Kristus mencakup penderitaan jasmani maupun rohani / batin.

 

·        jasmani: haus, lelah, lapar, cambuk, mahkota duri, pikul salib.

 

·        rohani / batin: dihina, tidak dipercaya, dikhianati, dibenci, dicaci maki.

 

Puncak penderitaan terjadi di atas kayu salib, dan ini berlaku:

 

·        secara jasmani.

 

·        secara rohani. Karena di atas kayu saliblah Yesus berteriak ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’.

 

Tahap III: mati.

 

Kematian yang dialami oleh Kristus mencakup:

 

1)   Kematian jasmani: yaitu perpisahan tubuh dengan jiwa.

 

2)   Kematian rohani: perpisahan dengan Allah. Ini terjadi pada saat Kristus berkata: ‘ELI, ELI, LAMA SABAKHTANI?’ (Mat 27:46).

 

Ada beberapa pandangan tentang arti kalimat ini:

 

a)   Yesus tidak sungguh-sungguh ditinggal / mengalami keterpisahan dengan Allah, karena kata-kata yang Ia ucapkan itu hanyalah:

 

·        perasaan Yesus saja (bahasa Jawa: Yesus kroso-kroso­en), atau,

 

·        doa Yesus sambil mengutip Maz 22, atau,

 

·        perenungan Yesus tentang firman Tuhan dalam Maz 22.

 

Keberatan terhadap pandangan ini:

 

Kalau demikian Yesus tidak sungguh-sungguh memikul hukuman dosa kita, karena keterpisahan dengan Allah merupakan hukuman dosa! Bdk. Yes 59:1-2  2Tes 1:9.

 

b)   Allah Anak meninggalkan Yesus sebagai manusia.

 

Alasannya: Biasanya Yesus selalu menyebut Allah dengan sebutan ‘Bapa’, tetapi kali ini Yesus berkata ‘Allah­Ku’, bukan ‘BapaKu’. Ini dianggap menunjukkan bahwa saat itu Yesus betul-betul berbicara sebagai manusia biasa kepada AllahNya.

 

Keberatan terhadap pandangan ini:

 

·        dalam Luk 23:34 Yesus menyebut ‘Bapa’, dan ini adalah kalimat pertama di kayu salib. Lalu dalam Luk 23:46 Yesus juga menyebut ‘Bapa’, dan ini adalah kalimat terakhir di kayu salib.

 

·        Dalam inkarnasi, Anak Allah mengambil hakekat manu­sia, yang lalu mendapatkan kepribadianNya dalam diri Anak Allah itu. Kalau terjadi perpisahan antara Allah Anak dan manusia Yesus, ini berarti bahwa persatuan Allah dan manusia dalam diri Yesus itu hancur, sehingga yang tertinggal di atas kayu salib hanyalah hakekat manusia itu. Ini tidak mungkin karena hakekat manusia tidak bisa ada sendirian!

 

·        Andaikata Yesus memang mati sebagai manusia saja, maka penebusan yang Ia lakukan tidak bisa mempunyai kuasa yang tidak terbatas!

 

Maz 49:8-9 (NIV - Ps 49:6-7): “No man can redeem the life of another, or give to God a ransom for him; the ransom for a life is cost­ly, no payment is ever enough” (= tak seorang manu­siapun bisa menebus nyawa orang lain,  atau memberi­kan kepada Allah tebusan untuk dia;  tebusan untuk suatu nyawa sangat mahal,  tak ada pembayaran yang bisa mencukupi).

 

c)   Allah Bapa meninggalkan Yesus sebagai Allah dan manu­sia.

 

Keberatan terhadap pandangan ini:

 

Terjadi perpisahan dalam diri Allah Tritunggal.

 

Jawaban atas keberatan ini:

 

·        Ini memang merupakan misteri yang tidak bisa kita mengerti sepenuhnya.

 

·        Perpisahan Allah Bapa dengan Allah Anak bukan bersi­fat lokal, seakan-akan yang satu ada disini dan yang lain ada disana. Perpisahan secara lokal ini tidak mungkin terjadi karena baik Bapa maupun Anak adalah Allah yang maha ada. Jadi perpisahan ini hanyalah dalam persoalan hubungan / persekutuan saja.

 

Perlu diingat bahwa kalau nanti orang berdosa masuk ke neraka, ia bukannya berpisah secara lokal dengan Allah, karena Allah yang mahaada itu ada dimanapun juga termasuk di neraka. Jadi, perpisahan yang terja­di antara orang berdosa dengan Allah di neraka, adalah rusaknya hubungan / persekutuan antara mereka secara kekal. Dan hukuman inilah yang dipikul oleh Kristus pada saat itu!

 

Penerapan:

 

Karena Kristus sudah mengalami keterpisahan derngan Allah, maka orang yang sudah percaya kepada Yesus dipersatukan / diperdamaikan kembali dengan Allah, dan tidak akan pernah berpisah dengan Allah / ditinggal oleh Allah, baik dalam hidup ini maupun dalam kekekalan! (Bdk. Yoh 14:16  Ibr 13:5).

 

Keunggulan pandangan ini:

 

¨      Kristus betul-betul memikul hukuman dosa, yaitu keterpisahan dengan Allah.

 

¨      Karena Kristus memikul hukuman dosa itu sebagai Allah dan manusia, maka penebusannya mempunyai kuasa / nilai yang tak terbatas!

 

Catatan: Ini tidak bertentangan dengan doktrin Limited Atonement (= penebusan terbatas) dari Calvinisme, karena dalam doktrin Limited Atonement itu, yang dianggap terbatas bukanlah kuasa / nilai penebusan Kristus, tetapi design (= rencana / tujuan) penebusan Kristus.

 

¨      Hypostatical / Personal Union (persatuan Allah dan manusia dalam diri Yesus) tetap terjaga.

 

Penerapan:

 

Bagi orang yang tidak percaya kepada Kristus, kematian Yesus secara jasma­ni maupun rohani ini tidak ada gunanya. Mereka akan mengalami kematian jasmani dan rohani (dalam neraka). Sedangkan orang yang percaya kepada Yesus hanya akan mengalami kematian jasmani, dan itupun bukan lagi sebagai hukuman dosa, tetapi sebagai jalan masuk ke surga! Karena itulah orang kristen yang sejati tidak perlu, bahkan tidak boleh, takut pada kematian. Sama seperti Paulus, kitapun bisa berkata: “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Fil 1:21).

 

Tahap IV: dikuburkan.

 

1)   Kematian bukanlah tahap terakhir dari perendahan Kristus. Kata-kata ‘sudah selesai’ (Yoh 19:30) tidak berhubungan dengan perendahan tetapi dengan penderitaan aktif dalam memikul hukuman dosa.

 

2)   Penguburan adalah suatu tahap perendahan.

 

Ini terlihat dari:

 

a)   Kuburan merupakan tempat dimana tubuh itu hancur / membu­suk.

 

b)   Kembalinya manusia kepada debu adalah sebagian dari hukuman dosa (Kej 3:19).

 

c)   Maz 88:5-6 dan Kis 2:31 menunjukkan bahwa penguburan merupakan perendahan.

 

3)   Penguburan Kristus tidak hanya menunjukkan bahwa Ia betul-betul sudah mati tetapi juga untuk menghilangkan kengerian terhadap kuburan dalam diri orang yang percaya.

 

Karena itu, kalau saudara betul-betul adalah orang kristen, saudara tidak boleh takut lagi pada kuburan. Ingat bahwa Kristus sudah pernah masuk ke sana dan bahkan mengalahkan­nya!

 

4)   Bahwa Kristus dikubur, tak berarti bahwa orang kristen yang mati harus dikubur, dan tidak boleh dikremasi / dibakar.

 

Banyak hamba Tuhan / orang kristen yang anti kremasi memberikan bermacam-macam argumentasi untuk menetang kremasi, tetapi saya berpendapat bahwa tidak satupun argumentasi mereka yang bisa dipertahankan. Misalnya:

 

a)   Mereka mengatakan bahwa api adalah simbol hukuman.

 

Saya menjawab: api yang adalah simbol hukuman, juga merupakan simbol Roh Kudus (Kis 2:1-4), penyucian (Mat 3:11), dan Kitab Suci / Firman Tuhan (Yer 23:29).

 

b)   Mereka mengatakan bahwa dalam Kitab Suci cuma ada pembakaran mayat orang jahat, sedangkan orang saleh / beriman semua dikubur.

 

Saya menjawab:

 

·        itu omong kosong. Yonatan, anak Saul, adalah orang beriman dan saleh, tetapi mayatnya dibakar (1Sam 31:1-13).

 

·        dalam Kitab Suci memang hampir semua orang dikubur, karena pada jaman itu hanya ada sedikit manusia, dan tanah kuburan bisa didapat dengan mudah dan murah. Tetapi jaman berubah! Makin banyaknya manusia dan makin penuhnya dunia ini menyebabkan kuburan sukar didapat dan mahal. Ada yang mengatakan bahwa di Hongkong seseorang haruslah sangat kaya untuk bisa membeli kuburan. Dan seluruh dunia menjurus pada keadaan seperti itu, sehingga lambat laun tidak ada orang yang bisa membeli kuburan. Karena itu, mengingat Kitab Suci memang tidak melarang kremasi, maka pilihan pada kremasi tentu merupakan pilihan yang bijaksana (dan tetap alkitabiah).

 

c)   Mereka mengatakan bahwa ada kemungkinan roh orang yang mati itu, yang masih belum meninggalkan tubuhnya, bisa menderita karena pembakaran itu.

 

Saya menjawab:

 

·        Dari jaman dulu definisi dari kematian adalah terpisahnya tubuh dengan jiwa / roh. Kepercayaan kafir bahwa roh seseorang masih belum meninggalkan tubuhnya pada saat ia mati, jelas bertentangan dengan Alkitab (bdk. 1Raja 17:21-22  Luk 8:55  Luk 23:43,46  Kis 7:59).

 

·        Andaikatapun roh seseorang masih belum terpisah dengan tubuhnya pada saat mati, adalah omong kosong kalau ia bisa menderita oleh api duniawi, lebih-lebih kalau ia adalah orang kristen. Perlu diketahui bahwa penderitaan bagi orang kristen dalam dunia ini dibutuhkan untuk menyucikan, menguji dsb. Pada saat ia sudah mati, maka semua itu sudah selesai sehingga tidak mungkin lagi ada penderitaan baginya, mengingat semua hukuman dosanya sudah ditanggung oleh Kristus.

 

d)   Mereka mengatakan bahwa kremasi menghancurkan tubuh sehingga tidak bisa dibangkitkan oleh Allah.

 

Saya menjawab:

 

·        apakah penguburan tidak menghancurkan tubuh / mayat? Dan bagaimana dengan orang yang terkena ledakan bom, apalagi bom atom, atau dimakan ikan / binatang buas? Apakah mereka ini juga tidak bisa dibangkitkan?

 

·        saya percaya Allah yang maha kuasa bisa membangkitkan mayat yang bagaimanapun hancurnya!

 

Catatan: Calvin menggabungkan kematian dan penguburan Kristus dalam satu tahap perendahan saja.

 

Tahap V: turun ke dalam neraka / kerajaan maut.

 

Dalam bahasa Ibrani digunakan kata SHEOL, dan dalam bahasa Yunani digunakan kata HADES, yang dalam Kitab Suci Indonesia biasanya diterjemahkan ‘dunia orang mati’ atau ‘alam maut’. Kata SHEOL / HADES tidak selalu mempunyai arti yang sama.

 

1)   Kadang-kadang SHEOL / HADES tidak menunjuk pada suatu tempat tertentu, tetapi dipakai dalam arti yang abstrak untuk menunjuk pada ‘keadaan kematian / the state of death’ atau ‘keadaan terpisahnya tubuh dengan jiwa / roh’.

 

Misalnya: Hos 13:14.

 

2)   Kalau menunjuk pada tempat, maka SHEOL / HADES mempunyai 2 kemungkinan arti:

 

a)   Kuburan (Kej 37:35  Yunus 2:2).

 

b)   Neraka (Maz 9:18  Maz 49:15  Amsal 15:24  Luk 16:23).

 

Perhatikan bahwa dalam ayat-ayat ini ada ancaman kepada orang berdosa. Kalau dalam ayat-ayat ini SHEOL / HADES diartikan sebagai ‘tempat netral’ kemana setiap orang akan pergi setelah mati, maka ayat-ayat itu kehilangan ancamannya! Jadi, dalam ayat-ayat ini SHEOL / HADES harus diartikan sebagai ‘neraka’!

 

Kata-kata ‘turun ke dalam neraka / Kerajaan Maut’ ini mempunyai penafsiran yang berbeda-beda:

 

1)   Berdasarkan arti dari kata HADES di atas, dimana HADES bisa menunjuk pada keadaan kematian atau kuburan, maka ada orang yang beranggapan bahwa ‘turun ke HADES’ berarti ‘turun ke dalam keadaan kematian’ atau ‘turun ke kuburan’.

 

Keberatan terhadap penafsiran ini:

 

Penafsiran ini tak cocok dengan kontex dari 12 Pengakuan Iman Rasuli. Dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli itu sudah dikatakan bahwa Kristus ‘menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan’. Kalau kalimat selanjutnya yaitu ‘turun ke neraka’ diartikan ‘turun ke dalam keadaan kematian’ atau ‘turun ke kuburan’, maka ini merupakan suatu pengulangan yang tidak perlu. Lebih dari itu, kalimat yang tadinya sudah jelas, sekarang diulangi secara kabur / tidak jelas.

 

2)   Ada juga yang beranggapan bahwa Kristus benar-benar turun ke neraka untuk mengalami siksaan neraka untuk menebus dosa kita.

 

Keberatan terhadap penafsiran ini:

 

·        Antara kematian dan kebangkitanNya, tubuh Kristus ada dalam kuburan dan roh / jiwaNya ada di surga (Luk 23:43,46). Karena itu, baik tubuh maupun jiwa / roh dari manusia Yesus Kristus tidak mungkin turun ke neraka untuk mengalami siksaan neraka tersebut.

 

·        Sesaat sebelum kematianNya, Yesus berkata ‘Sudah sele­sai’ (Yoh 19:30). Ini menunjukkan bahwa penderitaanNya untuk menanggung hukuman dosa umat manusia sudah sele­sai, sehingga tidak ada lagi penderitaan yang harus Ia alami untuk menebus dosa kita.

 

3)   Roma Katolik.

 

Sesudah mati, Kristus pergi ke LIMBUS PATRUM (= tempat penantian dimana orang-orang suci jaman Perjanjian Lama menantikan kebangkitan Kristus), menyampaikan Injil kepada mereka dan lalu membawa mereka ke surga.

 

Dasar Kitab Suci yang dipakai adalah Maz 107:16  Zakh 9:11.

 

Keberatan terhadap ajaran ini:

 

·        ayat-ayat itu ditafsirkan out of context (= keluar dari kontexnya). Bacalah seluruh kontex dari ayat-ayat itu dan saudara akan melihat bahwa baik Maz 107:16 maupun Zakh 9:11 menunjuk pada pembebasan / pertolongan yang Allah lakukan terhadap orang yang tadinya mengalami penderitaan sebagai hukuman dosa mereka. Jadi, ayat-ayat ini sama sekali tak ada hubungannya dengan Kristus turun ke neraka / Hades / Limbus Patrum.

 

·        Orang suci jaman Perjanjian Lama itu adalah orang percaya; lalu mengapa mesti diinjili lagi?

 

·        pandangan ini bertentangan dengan 2Raja 2:11 yang menyatakan bahwa Elia naik ke surga, bukan pergi ke Limbus Patrum.

 

·        apa perlunya Kristus pergi ke sana? Kalau hanya untuk membebaskan mereka, Kristus tidak perlu pergi ke sana.

 

4)   Lutheran.

 

‘Turun ke HADES’ merupakan tahap pertama dari pemuliaan Kristus. Kristus turun ke HADES untuk menyelesaikan kemenanganNya atas setan dan untuk menyampaikan hukuman mereka.

 

Keberatan terhadap ajaran ini:

 

·        tidak ada dasar Kitab Suci yang mendukung pandangan ini.

 

·        tahap pertama kemenangan / pemuliaan Kristus baru terjadi pada waktu Ia bangkit.

 

·        agak sukar membayangkan bahwa kata ‘turun’ bisa menun­juk pada ‘pemuliaan Kristus’.

 

5)   The church of England.

 

Tubuh Kristus ada di kuburan, tetapi roh / jiwaNya pergi ke HADES, atau, lebih khusus lagi, ke Firdaus, tempat penantian dari roh orang-orang benar dan memberi penjelasan tentang kebenaran.

 

Keberatan terhadap ajaran ini:

 

·        tidak ada dasar Kitab Sucinya.

 

·        orang benar yang sudah mati tak perlu diajar lagi.

 

·        Firdaus bukanlah tempat penantian orang benar, tetapi Firdaus jelas adalah surga. Hal ini bisa terlihat dari:

 

*        membandingkan Luk 23:43 dengan Luk 23:46.

 

*        membandingkan 2Kor 12:2 dengan 2Kor 12:4.

 

*        membandingkan Wah 2:7 dengan Wah 22:2,14,19.

 

6)   Calvin.

 

‘Turun ke neraka’ menunjukkan penderitaan rohani yang dialami oleh Kristus. Calvin berkata bahwa 12 Pengakuan Iman Rasuli itu mula-mula menunjukkan penderitaan Kristus yang terlihat oleh manusia (yaitu menderita, disalibkan, mati, dikuburkan), dan setelah itu 12 Pengakuan Iman Rasuli itu melanjutkan dengan menunjukkan penderitaan Kristus secara rohani, yang tidak terlihat oleh manusia. Ini terjadi pada saat Ia berteriak: ‘ELI, ELI, LAMA SABAKHTANI?’ (Mat 27:46).

 

Dengan demikian jelas bahwa Calvin tidak mempercayai bahwa antara kematian dan kebangkitanNya, Kristus betul-betul turun ke neraka atau HADES atau tempat manapun. Antara kematian dan kebangkitanNya, roh / jiwa dari manusia Yesus pergi ke surga (sesuai dengan kata-kataNya dalam Luk 23:43,46), sedangkan tubuh manusia Yesus ada di kuburan.

 

7)   Ada juga orang Reformed yang menganggap bahwa ‘turun ke neraka / Kerajaan Maut’ berarti bahwa Yesus ada dalam kuasa maut sampai hari yang ke 3.

 

Westminster Confession of Faith, chapter VIII, 4 berbunyi sebagai berikut:

“... was crucified, and died, was buried, and remained under the power of death, yet saw no corruption. On the third day He arose from the dead ...” (= ... disalibkan, dan mati, dan dikuburkan, dan tetap ada di bawah kuasa kematian, tetapi tidak menjadi rusak / busuk. Pada hari ketiga Ia bangkit dari antara orang mati ...).

 

Sama seperti penafsiran Calvin, pandangan yang inipun tidak mempercayai bahwa Yesus betul-betul turun ke neraka / HADES.

 

Catatan: Ada keberatan terhadap ajaran yang mengatakan bahwa antara kematian dan kebangkitanNya Yesus tidak turun kemana-mana tetapi naik ke surga, karena setelah kebangkitanNya, dalam Yoh 20:17 Yesus berkata kepada Maria: “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa”. Ini dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa antara kematian dan kebangkitanNya, Yesus tidak pergi ke surga.

 

Jawaban terhadap keberatan ini:

 

a)   Yoh 20:17 ini tidak boleh ditafsirkan bertentangan dengan Luk 23:43,46 yang jelas menunjukkan bahwa antara kematian dan kebangkitanNya, Yesus naik ke surga.

 

b)   Adalah sesuatu yang tidak masuk akal kalau Yesus melarang Maria memegang (dalam arti menyentuh) Dia, karena dalam Mat 28:9 dan Yoh 20:27 Ia mengijinkan diriNya untuk dipegang. Karena itu, kata ‘memegang’ dalam Yoh 20:17 seharusnya diartikan ‘memegang erat-erat / menahan / nggandoli’. Bandingkan dengan terjemahan NASB yang menga­takan “Stop clinging to Me” (= Berhentilah berpegang teguh kepadaKu), dan juga terjemahan NIV yang mengatakan “Do not hold on to Me” (= Jangan berpegang erat-erat kepadaKu).

 

c)   Selanjutnya, kata-kata ‘Aku belum pergi kepada Bapa’ dalam Yoh 20:17a itu, tidak menunjuk pada saat antara kematian dan kebangkitan Yesus, tetapi menunjuk pada hari kenaikanNya ke surga. Ini terlihat dengan jelas karena dalam Yoh 20:17b yang berbunyi ‘sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu’, kata ‘pergi’ ini jelas menunjuk pada kenaikanNya ke surga.

 

Jadi kesimpulannya, arti dari Yoh 20:17 adalah: jangan nggandoli / menahan Aku, karena Aku harus pergi kepada Bapa / naik ke surga. Rupa-rupanya Yesus tahu akan isi hati Maria yang begitu mencintai Dia, sehingga ingin menahan Dia terus menerus dan tidak mau berpisah lagi dengan Yesus. Karena itulah Ia lalu mengucapkan Yoh 20:17 ini.

 

Dengan demikian jelaslah bahwa Yoh 20:17 ini tidak bisa dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa antara kematian dan kebangkitanNya Yesus tidak naik ke surga.

 

V) Pada hari yang ke tiga, bangkit pula dari antara orang mati.

 

1)   ‘Pada hari yang ke tiga’.

 

Ini tidak berarti bahwa Kristus berada di dalam kuburan selama 3 x 24 jam. Cara penghitungannya adalah sebagai berikut:

 

·        Ia mati pada hari Jum’at ± pukul 3 siang (Mat 27:46-50). Ini adalah hari pertama.

 

·        Ia ada dalam kuburan pada hari Sabtu. Ini adalah hari ke dua.

 

·        Ia bangkit pada hari Minggu pagi (Mat 28:1-6). Ini adalah hari ke tiga.

 

2)   ‘Bangkit dari antara orang mati’.

 

Ada banyak peristiwa kebangkitan yang terjadi sebelum kebangkitan Yesus (1Raja 17:17-24  2Raja 4:18-37  2Raja 13:21  Mark 5:21-43   Luk 7:11-17  Yoh 11:1-44  Mat 27:52-53), tetapi 1Kor 15:20-23 dan Wah 1:5 tetap menyebutkan kebangkitan Yesus sebagai yang sulung (yang pertama). Ini disebabkan karena kebangkitan Yesus memang berbeda dengan kebangkitan orang-orang tersebut di atas. Bedanya:

 

a)     Yesus setelah bangkit, hidup selama-lamanya. Orang-orang itu setelah bangkit, lalu mati lagi.

 

b)     Yesus bangkit dengan tubuh kebangkitan. Orang-orang itu bangkit dengan tubuh biasa.

 

3) Kebangkitan adalah tahap yang pertama dari pemuliaan Kristus.

 

VI) Naik ke surga, duduk disebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa.

 

1)   ‘Naik ke surga’.

 

a)   Yesus naik ke surga secara jasmani 40 hari setelah kebangkitanNya (Kis 1:9  Luk 24:51).

 

b)   Fungsi kenaikan Yesus ke surga:

 

·        Menunjukkan bahwa misinya untuk menebus dosa manusia sudah selesai (Yoh 17:4-5).

 

Yesus diutus ke dunia untuk menebus / membereskan dosa manusia. Andaikata pada waktu Ia naik ke surga itu ternyata penebusan itu belum selesai Ia kerjakan, maka pasti Ia disuruh kembali. Bahwa ternyata Ia tidak disuruh kembali dan bahkan diterima untuk duduk di sebelah kanan Bapa menunjukkan bahwa penebusan yang Ia lakukan memang sudah selesai.

 

·        Mempersiapkan tempat di surga bagi kita yang percaya (Yoh 14:2).

 

·        Menunjukkan bahwa kita yang percaya juga akan naik ke surga (Yoh 14:2-3  17:24).

 

·        Supaya Roh Kudus turun (Yoh 7:39  16:7).

 

Jadi, Kristus tidak lagi menyertai kita secara jasmani, tetapi secara rohani (Mat 26:11  Yoh 14:16-19). Dengan cara itu Ia bisa menggenapi ayat-ayat seperti Mat 18:20  Mat 28:20b.

 

c)   Kenaikan ke surga adalah tahap kedua dari pemuliaan Kristus.

 

2)   ‘Duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa’.

 

a)   Kata-kata ini tidak boleh diartikan secara hurufiah.

 

Ini terbukti dari ayat-ayat Kitab Suci yang tidak selalu mengatakan bahwa Yesus duduk di sebelah kanan Allah.

 

Contoh:

 

·        Ro 8:34 dan 1Pet 3:22 - ‘berada di sebelah kanan Allah’ (Kitab Suci Indonesia salah terjemahan).

 

·        Kis 7:56 - ‘berdiri di sebelah kanan Allah’.

 

Kata-kata ini merupakan kiasan yang menunjukkan bahwa Yesus mendapat tempat yang paling terhormat di surga.

 

b)   Kata-kata ini tidak berarti bahwa Yesus beristirahat / bermalas-malasan di surga.

 

Di surga Yesus melakukan pekerjaan, seperti:

 

·        Menjadi imam / pengantara antara Allah dengan kita (Ibr 4:14  7:24-25  8:1-6  1Yoh 2:1).

 

·        Mendoakan kita / membela kita (Ro 8:34  1Yoh 2:1).

 

·        Menyiapkan tempat bagi kita di surga (Yoh 14:2-3).

 

c)   Ini merupakan tahap ketiga dari pemuliaan Kristus.

 

VII) Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.

 

1)   ‘Dan dari sana Ia akan datang’.

 

a)   Kristus datang pertamakalinya sekitar 2000 tahun yang lalu dalam kehinaan, tetapi pada kedatangan yang kedua, Ia akan datang dengan kemuliaanNya (Mat 16:27).

 

b)   KedatanganNya yang kedua ini bersifat jasmani (Kis 1:11).

 

c)   KedatanganNya yang kedua ini bersifat mendadak; tidak ada yang tahu saatnya (Mat 24:36,42-44  Mat 25:13  1Tes 5:2-3  2Pet 3:10).

 

Penerapan:

 

Hati-hati dengan orang kristen / gereja / pendeta yang bisa meramal / mengetahui saat / tahun kedatangan Yesus yang keduakalinya. Ini pasti orang kristen / gereja / pendeta brengsek!

 

Sekalipun Kitab Suci mengatakan bahwa kedatangan Yesus yang keduakalinya tidak bisa diketahui saatnya, tetapi Kitab Suci memberikan tanda-tanda yang akan terjadi sebelum kedatanganNya yang ke dua kalinya itu seperti:

 

·        Perang, gempa bumi, bahaya kelaparan (Mat 24:6-7).

 

·        Pemberitaan Injil ke seluruh dunia (Mat 24:14).

 

·        Pertobatan ‘seluruh Israel’ (Ro 11:25,26). ‘Seluruh Israel’ di sini berarti semua orang-orang pilihan dari antara bangsa Israel.

 

·        Ajaran sesat, nabi palsu, Mesias palsu, Anti Kristus, mujijat palsu, kesesatan (Mat 24:4-5,10-12,23-24  2Tes 2:1-3  2Tes 2:7-12  1Tim 4:1  2Tim 3:1-5  2Tim 4:3-4  1Yoh 2:18).

 

·        Penganiayaan terhadap orang Kristen (Mat 24:9,21,22).

 

Catatan: ayat-ayat dalam Mat 24 diperdebatkan, apakah itu mengenai kehancuran Yerusalem, atau mengenai akhir jaman.

 

2)   ‘untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati’.

 

Ini adalah tujuan kedatangan Kristus yang keduakalinya. Menghakimi berarti memberikan hukuman kepada orang-orang yang tidak percaya dan memberikan upah / pahala bagi orang yang percaya (Mat 16:27  Mat 13:24-30,36-43  Mat 25:31-46  2Tes 1:8-9  Yudas 14,15).

 

3)   Sikap yang benar pada waktu menunggu kedatangan Yesus yang ke dua.

 

Kita harus bersiap sedia / berjaga-jaga (Mat 24:44  Mat 25:13). Ini bisa dilakukan dengan:

 

a)   Percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat & Tuhan.

 

Ini jelas merupakan hal yang terutama, karena kalau yang ini tidak saudara lakukan, maka hal-hal ke 2-5 di bawah ini tidak ada gunanya.

 

b)   Banyak berdoa (Luk 21:36).

 

c)   Berbakti & bersekutu (Ibr 10:25).

 

d)   Melayani Tuhan (Luk 12:37,43).

 

e)   Membuang dosa / menyucikan diri (Luk 21:34  1Tes 5:4  2Pet 3:11,14).

 

4)   Ini adalah tahap keempat dari pemuliaan Kristus.

 

VIII) Aku percaya kepada Roh Kudus.

 

A)  Roh Kudus adalah seseorang yang berpribadi.

 

Bukti-bukti kepribadian Roh Kudus:

 

1)   Sebutan yang digunakan bagi Roh Kudus menunjukkan bahwa Ia adalah seseorang yang berpribadi (Yoh 14:26  15:26  16:7 - ‘Penghibur’).

 

2)   Roh Kudus mempunyai ciri-ciri dari seorang pribadi seperti:

 

·        Kecerdasan (Yoh 14:26 - bisa mengajar).

 

·        Kehendak (1Kor 12:11).

 

·        Perasaan (Ef 4:30  Yes 63:10).

 

Disamping itu Kitab Suci mengatakan bahwa Roh Kudus menyelidiki, berbicara, bersaksi, menyuruh, menyatakan, menciptakan, membangkitkan, dll (Kej 1:2  Kej 6:3  Luk 12:12  Yoh 14:26  Yoh 15:26  Yoh 16:8  Kis 8:29  Kis 13:2  Kis 15:28  Ro 8:11,16  1Kor 2:10-11). Hal-hal ini hanya bisa dilakukan oleh ‘seorang pribadi’, bukan oleh ‘sesuatu’.

 

B)  Roh Kudus adalah Allah sendiri.

 

Bukti-bukti keilahian Roh Kudus:

 

1)   Kitab Suci menggunakan sebutan Roh Kudus dan Allah / Tuhan (ADONAI) / TUHAN (Yahweh) secara interchangeable (= bisa dibolak-balik).

 

Contoh:

 

a)   Bandingkan Yes 6:8-10 dengan Kis 28:25-27:

 

Yes 6:8-10 - “Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: ‘Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?’. Maka sahutku: ‘Ini aku, utuslah aku!’. Kemudian firmanNya: ‘Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya lalu berbalik dan menjadi sembuh’”.

 

Kis 28:25-27 - “Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: ‘Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya: Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka’”.

 

Kalau kita membandingkan 2 bagian Kitab Suci di atas, maka jelas terlihat bahwa apa yang dikatakan Paulus dalam Kis 28:25-27 itu ia kutip dari Yes 6:8-10. Tetapi dalam Yes 6:8-10 itu dikatakan bahwa itu adalah ‘suara Tuhan kepada nabi Yesaya, sedangkan dalam Kis 28:25-27 itu Paulus berkata bahwa ‘firman itu disampai­kan oleh Roh Kudus dengan perantaraan nabi Yesaya. Ini menunjuk­kan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan sendiri!

 

b)   Bandingkan Ibr 3:7-11 dengan Maz 95:7b-11 dan Kel 17:1-7:

 

Ibr 3:7-11 - “Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: ‘Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, seka­lipun mereka melihat perbuatan-perbuatanKu, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalanKu, sehingga Aku bersumpah dalam murkaKu: Mereka takkan masuk ke tempat perhentianKu’”.

 

Karena kata-kata dalam Ibr 3:7-11 ini merupakan kata-kata Roh Kudus, maka kata-kata ‘mencobai Aku’ berarti ‘mencobai Roh Kudus’.

 

Kalau sekarang kita melihat dalam Maz 95:7b-11, yang hampir-hampir identik dengan Ibr 3:7-11 tadi, maka bisa kita dapatkan dari Maz 95:8 bahwa itu adalah peristiwa yang terjadi di Masa dan Meriba. Dan peristiwa Masa dan Meriba itu diceritakan dalam Kel 17:1-7. Sekarang perhatikan Kel 17:7 yang berbunyi:

“Dinamai­lah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: ‘Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?’”.

 

Jadi di sini dipakai istilah ‘mencobai TUHAN (Yahweh)’, padahal tadi dalam Ibr 3:7-11 dikatakan bahwa mereka ‘mencobai Roh Kudus’. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah TUHAN (Yahweh)!

 

c)   Bandingkan Ibr 10:15-17 dengan Yer 31:33-34.

 

Ibr 10:15-17 - “Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, sebab setelah Ia berfirman: ‘Inilah perjan­jian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,’ Ia berfirman pula: ‘Aku akan menaruh hukumKu di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.’”

 

Yer 31:33-34 - “Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh TauratKu dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menja­di umatKu. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka”.

 

Jelas terlihat bahwa Ibr 10:16-17 merupakan kutipan sebagian (ti-dak seluruhnya) dari Yer 31:33,34. Tetapi dalam Yer 31 dikatakan bahwa kata-kata itu diucapkan oleh TUHAN / Yahweh (perhatikan kata-kata ‘firman TUHAN’ dalam Yer 31:31,32c,34b). Sedangkan dalam Ibr 10:15-17 dikatakan bahwa itu merupakan ‘kesaksian / firman Roh Kudus’ (Ibr 10:15b,16b).

 

Disamping itu, dalam Yer 31 itu, yang mengadakan perjanjian, yang menaruh Taurat dalam batin umatNya, dan yang mengampuni / tidak mengingat dosa umatNya, adalah TUHAN / Yahweh sendiri. Sedangkan dalam Ibr 10:15-17, yang mengadakan perjanjian, yang menaruh hukum dalam hati, dan yang mengampuni / tidak mengingat dosa, adalah Roh Kudus.

 

Juga perlu diperhatikan bahwa Roh Kudus dikatakan ‘tidak mengingat dosa’. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa.

 

Semua ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah TUHAN / Yahweh sendiri!

 

d)   Sekarang mari kita melihat pada Kis 5:3-4,9 yang berbunyi sebagai berikut:

“Tetapi Petrus berkata: ‘Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukan­kah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah. ... Kata Petrus: ‘Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan?’”.

 

Perhatikan bahwa kalau dalam Kis 5:3 Petrus berkata bahwa Ananias ‘mendustai Roh Kudus, maka dalam Kis 5:4 Petrus berkata bahwa Ananias ‘mendustai Allah. Lalu dalam Kis 5:9 Petrus berkata bahwa mereka ‘mencobai Roh Tuhan. Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Allah!

 

e)   Dalam 1Kor 3:16 Paulus berkata bahwa tubuh kita adalah ‘bait Allah (= rumah Allah), tetapi anehnya ia melanjutkan dengan kata-kata ‘dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu’. Kalau memang tubuh kita adalah bait / rumah Allah, maka itu seharusnya berarti bahwa Allahlah yang tinggal di dalam tubuh kita. Tetapi Paulus mengatakan Roh Allah (= Roh Kudus) yang tinggal di dalam kita.

 

Dan kalau kita melihat dalam 1Kor 6:19 maka di sana Paulus berka­ta bahwa tubuh kita adalah ‘bait Roh Kudus.

 

Semua ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah Allah!

 

f)    Dengan cara yang sama, kalau kita membandingkan Yes 40:13 dengan Yes 40:14 maka bisa kita simpulkan bahwa ‘Roh TUHAN’ dalam Yes 40:13 itu adalah ‘TUHAN’ dalam Yes 40:14.

 

2)   Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai sifat-sifat Allah seperti:

 

a)   Kekal (Ibr 9:14).

 

b)   Mahaada (Maz 139:7-10).

 

c)   Mahatahu (1Kor 2:10-11  Yes 40:13).

 

1Kor 2:10-11 yang menunjukkan bahwa Roh Kudus itu tahu apa yang ada dalam diri Allah, jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus itu mahatahu!

 

d)   Mahakuasa (Mat 12:28).

 

e)   Suci.

 

Ini terlihat dari sebutan ‘kudus’, dan juga terlihat dari Ef 4:30 yang menunjukkan bahwa dosa kita mendukakan Roh Kudus.

 

3)   Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus melakukan pekerjaan-pekerjaan ilahi seperti:

 

a)   Penciptaan (Kej 1:2  Ayub 33:4).

 

b)   Melahirbarukan (Yoh 3:5-6  Tit 3:5).

 

c)   Membangkitkan Yesus (Ro 8:11).

 

4)   Nama Roh Kudus ditempatkan dalam posisi yang sejajar dengan nama Bapa dan Anak, seperti dalam Mat 28:19 dan 2Kor 13:13.

 

Perlu saudara ingat bahwa dalam Mat 28:19 nama Bapa, Anak dan Roh Kudus disejajarkan bukan dalam sembarang peristiwa, tetapi dalam formula baptisan. Adalah aneh, bahkan tidak masuk akal, kalau Yesus memerintahkan supaya seseorang dibaptis dalam nama Bapa (yang adalah Allah), Anak (yang juga adalah Allah), dan Roh Kudus (yang bukan Allah, bahkan bukan pribadi).

 

Demikian juga dalam 2Kor 13:13 Paulus menyejajarkan Yesus, Allah (Bapa) dan Roh Kudus, bukan dalam peristiwa sembarangan, tetapi pada saat ia memberi berkat kepada gereja Korintus.

 

Karena itu bisa disimpulkan bahwa dalam 2 ayat tersebut, penyejajaran Bapa, Anak dan Roh Kudus menunjukkan bahwa 3 pribadi itu setingkat! Dan ini membuktikan bahwa Roh Kudus adalah Allah sendiri!

 

C)  Hari turunnya Roh Kudus disebut hari Pentakosta.

 

Ini terjadi 50 hari setelah Paskah / Kebangkitan Yesus, atau 10  hari setelah hari Kenaikan Yesus ke surga.

 

D)  Hal-hal / istilah-istilah yang berhubungan dengan Roh Kudus.

 

Dengan munculnya gerakan Pentakosta, dan apalagi Kharismatik, maka jaman sekarang ada banyak istilah populer yang berhubungan dengan Roh Kudus. Dan kita perlu mengerti tentang hal-hal ini supaya tidak terseret ke dalam kesalahan oleh istilah-istilah populer itu.

 

1)   Baptisan Roh Kudus.

 

Dalam pengertian Kharismatik:

 

·        baptisan Roh Kudus tidak terjadi pada saat yang bersamaan dengan saat percaya. Jadi bisa ada gap (= selang waktu) antara saat percaya dan saat menerima baptisan Roh Kudus.

 

·        Setiap orang kristen harus mencari baptisan Roh Kudus.

 

·        baptisan Roh Kudus ditandai dengan bahasa roh.

 

·        Roh Kudus adalah pelaku dari baptisan ini (Roh Kudus yang membaptis kita).

 

Tetapi ini semua salah.

 

Pengertian yang benar tentang baptisan Roh Kudus:

 

a)   Ini sama dengan penerimaan Roh Kudus (Kis 1:5,8  Kis 2:1-4  Kis 11:15-16).

 

b)   Ini terjadi hanya 1 x saja dan terjadi pada saat seseorang percaya kepada Kristus (Yoh 7:38-39  Ef 1:13). Karena itu, orang yang sudah sungguh-sungguh percaya kepada Yesus tidak perlu lagi mencari baptisan Roh Kudus. Ia sudah menerima baptisan Roh Kudus. Perlu saudara perhatikan bahwa dalam Kitab Suci tidak pernah diperintahkan supaya kita mencari baptisan Roh Kudus. Yang ada hanyalah perintah untuk percaya kepada Yesus (Kis 16:31). Mengapa? Karena orang yang percaya kepada Yesus pasti menerima Roh Kudus.

 

c)   Sekalipun memang ada orang yang berbahasa Roh pada waktu mengalami baptisan Roh Kudus (Kis 2:1-4), tetapi tidak selalu demikian (Kis 2:38,41).

 

d)   Pelaku baptisan Roh Kudus adalah Yesus (Mat 3:11  Mark 1:8  Luk 3:16  Yoh 1:33). Jadi, Yesus membaptis kita dengan Roh Kudus.

 

2)   Kepenuhan Roh Kudus.

 

a)   Dalam kalangan Kharismatik, baptisan Roh Kudus sering dicampur-adukkan / disamakan dengan kepenuhan Roh Kudus, padahal dua hal itu berbeda. Kalau baptisan Roh Kudus hanya terjadi hanya 1 x saja, maka kepenuhan Roh Kudus bisa terjadi berulang-ulang. Misalnya terhadap Petrus dalam Kis 2:4  Kis 4:8  Kis 4:31.

 

b)   Firman Tuhan memerintahkan supaya kita dipenuhi terus menerus dengan Roh Kudus (Ef 5:18).

Makin kita mengisi diri dengan Firman Tuhan dan makin kita taat pada Firman Tuhan, maka makin kita dipenuhi dengan Roh Kudus. Ini bisa terlihat kalau kita membandingkan Kol 3:16-17 dan Ef 5:18-20.

 

Ef 5:18-20 - “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita”.

 

Kol 3:16-17 - Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita”.

 

Kalau diperhatikan dan dibandingkan dengan seksama akan terlihat bahwa kedua bagian ini sebetulnya paralel. Bedanya hanyalah Ef 5:18 menyuruh kita untuk dipenuhi dengan Roh Kudus, sedangkan Kol 3:16 menyuruh supaya kita dipenuhi dengan perkataan / firman Kristus. Karena itu harus disimpulkan bahwa kedua hal ini, yaitu ‘dipenuhi Roh’ dan ‘dipenuhi firman’ adalah hal yang paralel. Jadi kalau kita dipenuhi firman, kita juga akan dipenuhi Roh.

 

3)   Buah Roh Kudus.

 

a)   Dalam Gal 5:22-23 dikatakan bahwa buah Roh Kudus ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri. Sama seperti ‘buah’ membesar dan matang secara bertahap, maka buah Roh Kudus juga membesar dan matang secara bertahap.

 

b)   Buah Roh Kudus ini harus ada pada diri orang yang percaya, dan merupakan bukti iman seseorang.

 

4)   Karunia-karunia Roh Kudus (1Kor 12:4-11,27-31).

 

Setiap orang percaya pasti mempunyai karunia tertentu yang menyebabkan ia bisa melayani Tuhan, dan setiap orang kristen harus melayani sesuai dengan karunia yang ada padanya (Ro 12:6-8). Setiap orang mempunyai karunia-karunia yang berbeda, sehingga setiap orang mempunyai fungsi yang berbeda. Dengan bekerja sama, maka orang-orang kristen bisa saling melengkapi dalam memuliakan Tuhan.

 

5)   Bahasa Roh.

 

a)   Bahasa Roh adalah salah satu dari karunia-karunia Roh Kudus (1Kor 12:10,30). 1Kor 12:7-10,28-30 secara sangat jelas menunjukkan bahwa karunia bahasa Roh ini tidak harus dimiliki oleh orang kristen! Karena itu, orang yang tidak berbahasa Roh, tidak berarti tidak punya Roh Kudus / tidak penuh Roh Kudus! Ingat bahwa Stefanus dan Filipus adalah orang yang penuh dengan Roh (Kis 6:5  Kis 7:55), tetapi Kitab Suci tidak pernah menyebutkan bahwa mereka pernah berbahasa Roh.

 

b)   Juga karunia berbahasa Roh jelas bukanlah karunia yang terutama, terbukti dari:

 

·        1Kor 14 yang meninggikan karunia bernubuat jauh di atas karunia bahasa Roh (bacalah seluruh 1Kor 14 itu!).

 

·        fakta bahwa dalam Kitab Suci karunia bahasa Roh bersama karunia penafsiran bahasa Roh selalu diletakkan di tempat terakhir dalam daftar karunia.

 

1Kor 12:7-10 - “Tetapi kepada tiap-tiap orang diberikan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu”.

 

1Kor 12:28-30 - “Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dengan bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?”.

 

c)   Peraturan penggunaan bahasa roh dalam kebaktian.

 

Dalam Kitab Suci ada peraturan tentang penggunaan bahasa roh dalam kebaktian, yaitu dalam 1Kor 14:27-28 yang berbunyi:

“Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya. Jika tidak ada seorangpun yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah”.

 

Jadi terlihat ada 3 syarat, yaitu:

 

·        maximum 2-3 orang.

 

·        harus satu per satu / bergiliran.

 

·        harus ada penterjemahan.

 

Pada jaman sekarang peraturan tentang penggunaan bahasa roh dalam kebaktian ini dilanggar dan diinjak-injak habis-habisan oleh banyak persekutuan / gereja Pentakosta dan Kharismatik, karena dalam kebaktian / persekutuan mereka ada banyak orang (puluhan, atau ratusan, bahkan ribuan orang) berbahasa roh secara bersama-sama, tanpa penterjemahan.

 

6)   ‘Slain in the Spirit’ (= tumbang di dalam Roh / ‘nggeblak’).

 

Ini tidak pernah ada dalam Kitab Suci! Ayat-ayat yang digunakan oleh orang-orang Kharismatik untuk mendukung hal ini adalah ayat-ayat yang mereka putarbalikkan.

 

Catatan: Kalau saudara mau tahu secara lebih mendetail tentang nggeblak, bahasa Roh, Baptisan Roh Kudus dsb, bacalah buku saya yang berjudul ‘Kharismatik’.

 

7)   Tertawa dalam Roh (Toronto Blessing).

 

Ini lebih gila lagi dari nggeblak, dan jelas lebih tidak alkitabiah lagi. Kalau mau tahu lebih banyak tentang hal ini, bacalah buku saya yang berjudul ‘Toronto Blessing: Alkitabiahkah?’.

 

IX) Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus.

 

A)  ‘Gereja yang kudus dan am’.

 

Kata-kata ‘Gereja yang kudus dan am’ dalam bahasa Inggrisnya adalah ‘The Holy Catholic Church’. Ini tidak menunjuk kepada Gereja Roma Katolik, karena kata ‘Catholic’ (‘am’) berarti ‘universal / umum’.

 

1)   Ini sama dengan ‘Gereja yang tidak kelihatan’.

 

Yang dimaksud dengan ‘Gereja yang kudus dan am’ bukanlah ‘gedung gereja’ atau ‘gereja lokal’, tetapi ‘semua orang percaya tanpa batasan waktu dan tempat’. Dalam theologia ini juga disebut dengan istilah ‘Gereja yang tidak kelihatan’. Kontrasnya adalah ‘gereja yang kelihatan’ yang menunjuk pada gereja / orang-orang kristen yang terlihat oleh mata manusia. Manusia terbagi menjadi 4 bagian:

 

·        orang yang tidak menjadi anggota baik dari gereja yang kelihatan maupun dari gereja yang tidak kelihatan. Ini adalah orang yang sama sekali non kristen.

 

·        orang yang menjadi anggota dari gereja yang kelihatan tetapi tidak menjadi anggota dari gereja yang tidak kelihatan. Ini adalah orang kristen KTP.

 

·        orang yang menjadi anggota dari gereja yang tidak kelihatan tetapi tidak menjadi anggota dari gereja yang kelihatan. Contoh: penjahat yang bertobat pada salib. Ini jelas adalah orang kristen sejati, yang sekalipun tidak diakui sebagai orang kristen oleh manusia, tetapi diakui oleh Tuhan, dan karenanya tetap selamat.

 

·        orang yang menjadi anggota baik dari gereja yang kelihatan maupun dari gereja yang tidak kelihatan. Ini orang kristen sejati pada umumnya, yang selain percaya kepada Yesus, juga menjadi anggota dari gereja tertentu.

 

2)   Pengakuan ini menunjukkan kesatuan semua gereja.

 

Pada saat saya sekolah theologia, pernah terjadi sesuatu yang betul-betul menunjukkan kesatuan gereja. Saat itu semua mahasiswa internasional (dari luar USA) mendapat undangan pesta / makan bersama dari The First Presbyterian Church, di Jackson Mississippi. Tetapi 1-2 hari setelah itu, semua kami mendapat undangan pesta / makan bersama yang kedua dari The First Baptist Church, juga di Jackson Mississippi, pada tanggal dan jam yang sama. Rupanya The First Baptist Church ini tidak tahu kalau kami sudah diundang oleh The First Presbyterian Church. Tetapi The First Presbyterian Church tahu bahwa The First Baptist Church juga mengadakan pesta dan mengundang pada saat yang bersamaan. The First Presbyterian Church lalu membatalkan undangan itu dan mendorong kami pergi ke The First Baptist Church, padahal sebetulnya mereka lebih berhak, karena mereka mengundang lebih dulu! Ini betul-betul mempraktekkan kesatuan gereja, sekalipun alirannya berbeda!

 

Adalah sangat aneh, kalau ada gereja yang menggunakan 12 Pengakuan Iman Rasuli ini, tetapi dalam prakteknya tidak mempedulikan kesatuan gereja, misalnya:

 

·        tidak mau menerima / memberikan atestasi (perpindahan keanggotaan) dari / ke gereja, yang sekalipun tidak mereka anggap sebagai gereja yang sesat tetapi mereka katakan tidak punya hubungan dengan gereja mereka.

 

·        tidak mau memakai hamba Tuhan dari luar kalangan gereja mereka, sekalipun hamba Tuhan itu tidak mereka anggap sebagai sesat / salah / jelek.

 

Tetapi pengakuan tentang kesatuan gereja ini juga tidak boleh diartikan secara extrim, misalnya:

 

a)   Dengan mengatakan bahwa semua gereja, tidak peduli sesat atau tidak, adalah satu.

 

Saya setuju dengan pandangan bahwa semua gereja dari aliran apapun yang masih tergolong alkitabiah dan injili, adalah satu. Tetapi saya tidak percaya bahwa gereja yang alkitabiah dan injili adalah satu dengan gereja yang sesat. Karena itu hati-hati dengan kata-kata ‘Semua gereja sama’, karena gereja yang benar dan gereja yang sesat tentu tidak sama dan tidak boleh bersatu.

 

Bahwa pandangan ini sesuai dengan Kitab Suci terlihat dari:

 

·        Rasul Yakobus berulang kali menggunakan sebutan ‘saudara’ untuk orang kristen (Yak 1:2,9,16,19  2:14), tetapi pada waktu ia menyebut orang kristen KTP, yang tidak membuktikan imannya dengan perbuatan, ia menggunakan istilah ‘orang’ (Yak 2:18) dan ‘manusia yang bebal’ (Yak 2:20). Mengapa ia tidak tetap menggunakan istilah ‘saudara’? Jelas karena ia tidak menganggap mereka sebagai saudara ataupun sebagai satu kesatuan dengan dia.

 

·        Paulus berulangkali mengecam nabi-nabi palsu dalam kalangan kristen dengan kata-kata yang sangat keras, dan bahkan mengutuk mereka (Gal 1:6-9  Fil 3:2). Demikian juga dengan Petrus (2Pet 2:1-3,10b-14,17-22) dan Yudas (Yudas 4,8-13,16).

 

b)   Berusaha mempersatukan semua gereja dibawah satu merek, seperti yang dilakukan oleh gerakan Ouikumene.

 

Saya berpendapat bahwa mempersatukan semua gereja dibawah satu merek itu tidak mungkin bisa berhasil, karena gereja-gereja itu mempunyai banyak perbedaan-perbedaan.

 

Saya juga berpendapat bahwa gereja dengan macam-macam merek itu tidak apa-apa, asal mereka tetap sadar bahwa selain ada perbedaan-perbedaan di antara mereka, mereka juga tetap sadar akan kesatuan dan persamaan yang ada di antara mereka.

 

B)  ‘Persekutuan orang kudus’.

 

1)   Arti dari kata ‘kudus’ ialah:

 

a)   ‘Berbeda dengan’ atau ‘terpisah dari’.

 

Contoh:

 

·        Hari Sabat disebut hari yang kudus (Kej 2:3). Jadi dulunya semua hari sama saja, tetapi lalu hari ke 7 / hari Sabat itu dijadikan hari yang ‘berbeda dengan yang lain’ atau ‘terpisah dari yang lain’.

 

·        Bangsa Israel disebut bangsa yang kudus (Im 20:24,26). Dulunya semua bangsa sama saja, tetapi lalu bangsa Israel dijadikan bangsa yang berbeda dengan yang lain / terpisah dari yang lain.

 

·        Orang Kristen disebut orang kudus (Ef 1:1  1Pet 2:9). Dulunya orang kristen sama seperti yang lain, yaitu orang berdosa, tetapi lalu dipisahkan dari yang lain / dijadikan berbeda dengan yang lain.

 

Kita disebut kudus. Itu tidak berarti kita harus hidup terpisah dari dunia (Yoh 17:15  1Kor 5:9-10), tetapi itu berarti bahwa kita harus hidup berbeda dengan dunia (Ro 12:2). Perbedaan hidup dengan dunia ini tidak boleh diartikan seakan-akan kita harus hidup secara exentrik, tetapi harus diartikan bahwa kita harus berbeda dengan dunia dalam hal-hal yang berdosa. Misalnya:

 

*        dunia berdusta, kita harus jujur.

 

*        dunia berselingkuh / berzinah, kita setia pada pasangan hidup.

 

*        dunia bekerja pada hari Sabat, kita memelihara hari Sabat dengan istirahat dan berbakti.

 

*        dunia ngerpek / menyontek dalam ulangan / ujian, kita jujur.

 

*        dunia tidak peduli Tuhan, kita mengasihi dan hidup bagi Tuhan.

 

*        dunia mementingkan hal-hal duniawi, kita mementingkan hal-hal rohani / surgawi.

 

b)   Diperuntukkan bagi Allah.

 

Contoh:

 

·        Sabat digunakan untuk berbakti kepada Allah.

 

·        Bangsa Israel menjadi milik Allah (Im 20:26).

 

·        Orang Kristen adalah milik Allah (1 Pet 2:9  Yoh 17:9-10).

 

Karena kita adalah milik Allah, maka kita harus hidup bagi Allah.

 

c)   Suci.

 

Orang kristen disebut kudus / suci bukan karena hidupnya suci, tetapi karena dalam Kristus kita suci (1Yoh 1:7  Tit 1:15). Tetapi bagaimanapun juga, sebutan ini juga menyebabkan kita harus berusaha hidup suci (Ef 4:1).

 

2)   Persekutuan.

 

Orang-orang kristen adalah anggota-anggota tubuh Kristus (1Kor 12:27). Karena itu kita tidak boleh mempunyai grup-grup yang saling tidak senang atau bahkan bermusuhan satu sama lain (1Kor 3:4), tetapi sebaliknya kita harus bersatu, bersekutu dan saling mengasihi (Yoh 17:20-21  Ibr 10:24-25  Yoh 13:34-35).

 

X) Pengampunan dosa.

 

1)   Kekristenan tidak mengakui pengampunan dosa yang semata-mata didasarkan pada kasih Allah.

Mengapa? Karena sekalipun Allah itu kasih, Ia juga adalah suci sehingga tidak bisa bersatu dengan dosa, dan Ia juga adil sehingga pasti menghukum orang berdosa.

 

Nahum 1:3 - “TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah”.

 

2)   Kekristenan juga tidak mengakui pengampunan dosa yang semata-mata didasarkan pada perbuatan baik / pertobatan seseorang dari dosa.

 

Mengapa?

 

a)   Karena manusia memang tidak bisa baik / berbuat baik (Kej 6:5  Tit 1:15).

 

b)   Perbuatan baik / ketaatan tidak bisa menutupi dosa (Gal 2:16,21).

 

3)   Kekristenan juga tidak mengakui pengampunan dosa yang didasarkan pada tindakan / kebaikan orang lain yang lalu diberlakukan pada seseorang.

 

Mengapa?

 

a)   Karena setiap orang harus bertanggung jawab tentang dirinya sendiri.

 

Ro 14:12 - “Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah”.

 

Yeh 18:20 - “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya”.

 

b)   Tidak ada orang yang bisa hidup suci (kecuali Yesus) apalagi kelebihan perbuatan baik sehingga bisa diberikan kepada orang lain (Ro 3:10-12,23).

 

c)   Maz 49:8-9 (NIV - Ps 49:6-7):

“No man can redeem the life of another, or give to God a ransom for him; the ransom for a life is costly, no payment is ever enough” (= Tidak seorang manusiapun bisa menebus nyawa orang lain, atau memberikan kepada Allah tebusan untuk dia; tebusan untuk suatu nyawa sangat mahal, tidak ada pembayaran yang bisa mencukupi).

 

Catatan: dalam ayat ini Kitab Suci Indonesia salah terjemahan.

 

4)   Kekristenan hanya mengakui pengampunan dosa yang didasarkan pada penebusan Yesus Kristus, dan yang diterima seseorang melalui imannya kepada Yesus Kristus.

 

Ibr 9:22b - “tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan”.

 

2Kor 5:19a - “Sebab Allah telah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka”.

 

2Kor 5:21 - “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”.

 

Ef 1:7 - “Sebab di dalam Dia dan oleh darahNya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa”.

 

Kis 10:43 - “Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepadaNya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena namaNya”.

 

Kis 13:38-39 - “Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa. Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa”.

 

Karena itu tidak heran bahwa dalam memberitakan pengampunan dosa, kita harus memberitakannya dalam nama Yesus.

 

Luk 24:47 - “dalam namaNya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem”.

 

XI) Kebangkitan daging / orang mati.

 

Saya percaya bahwa pada saat seseorang mati, kalau ia adalah seorang yang percaya maka ia akan langsung masuk ke surga, sedangkan kalau ia adalah seorang yang tidak percaya maka ia akan langsung masuk neraka.

 

Ini terlihat dari:

 

·        2Kor 5:1 - “Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia”.

 

·        2Kor 5:8 - “... terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan”.

 

NIV / NASB: ‘at home with the Lord’ (= di rumah bersama Tuhan).

 

Lit: ‘to come home to the Lord’ (= pulang ke rumah kepada Tuhan).

 

·        Fil 1:23 - “Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus - itu memang jauh lebih baik”.

 

·        Luk 16:19-31 - orang kaya itu masih mempunyai 5 saudara yang masih hidup (Luk 16:28), dan ini menunjukkan bahwa Kristus belum datang keduakalinya, tetapi toh orang kaya sudah masuk neraka dan Lazarus sudah masuk surga.

 

Tetapi yang masuk surga / neraka itu hanyalah jiwa / rohnya, sedangkan tubuhnya belum. Nanti pada kedatangan Yesus yang keduakalinya tubuhnya akan dibangkitkan dan dipersatukan kembali dengan jiwa / rohnya, dan akan masuk surga / neraka dengan tubuhnya. Jadi baik orang percaya maupun tidak percaya akan mengalami kebangkitan tubuh / daging / orang mati. Ini terlihat dari Yoh 5:28-29 yang berbunyi: “Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suaraNya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum”.

 

Untuk orang percaya, tubuh yang dibangkitkan itu sekaligus diubahkan menjadi tubuh kebangkitan / tubuh kemuliaan (seperti tubuh Kristus setelah bangkit dari antara orang mati - Fil 3:21), yang tidak bisa menderita / mati lagi. Bacalah 1Kor 15:12-23,35-55.

 

XII) Dan hidup yang kekal.

 

Kita memang menerima hidup yang kekal pada saat percaya (Yoh 3:16), tetapi ‘hidup yang kekal’ di sini rupanya tidak berbicara tentang hidup yang kekal yang kita terima pada saat percaya, karena bagian ini ditempatkan setelah ‘kebangkitan orang mati’ (pasal 11). Jadi rupanya yang dimaksud dengan ‘hidup yang kekal’ di sini, adalah hidup selama-lamanya di surga bagi orang yang percaya kepada Kristus. Tidak ada lagi:

 

·        Iblis / setan.

 

Iblis / setan dimasukkan ke neraka (Wah 20:7-10), dan tidak bisa lagi menggoda / mencobai kita di surga. Mengingat akan menjengkelkannya Iblis / setan yang selalu menyerang / menggoda / mencobai kita di dunia ini dan yang menyebabkan kita sangat menderita, maka tidak adanya Iblis / setan dalam hidup yang kekal di surga nanti adalah sesuatu yang sangat menyenangkan / melegakan.

 

·        dosa.

 

Di surga tidak akan ada lagi dosa, karena:

 

*        Kita sudah disempurnakan.

 

Ini terlihat dari Ibr 12:23b yang mengatakan “roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna.

 

*        Di surga nanti tidak ada lagi setan yang menggoda kita untuk jatuh ke dalam dosa.

 

Orang kristen sejak saat percaya pasti akan makin lama makin membenci dosa. Tetapi kelemahannya yang membuatnya terus jatuh ke dalam bermacam-macam dosa sering membuatnya sangat sedih dan menderita (bdk. Mat 26:75).

 

J. C. Ryle mengutip kata-kata John Owen:

“I do not understand how a man can be a true believer unto whom sin is not the greatest burden, sorrow and trouble” (= Saya tidak mengerti bagaimana seseorang bisa adalah seorang percaya yang sejati kalau bagi dia dosa bukanlah beban, kesedihan dan kesukaran yang terbesar) - ‘Holiness’, hal 38.

 

Karena itu, kalau dalam hidup yang kekal di surga nanti tidak ada lagi dosa, ini betul-betul merupakan hal yang sangat menyenangkan.

 

·        penderitaan, kesedihan / air mata (Wah 21:4).

 

Semua orang kristen pasti mempunyai penderitaan dan salibnya sendiri-sendiri. Mungkin itu problem ekonomi, problem kesehatan, problem keluarga, problem pekerjaan, problem gereja, kesepian, tidak dimengerti orang, problem rohani, kematian orang yang dicintai, dsb. Tetapi dalam hidup kekal di surga semua ini tidak ada lagi.

 

·        kematian (1Kor 15:42,50-55).

 

Memang orang kristen yang sejati tidak akan takut mati, tetapi bagaimanapun kematian orang yang kita cintai tetap akan menyedihkan kita. Tetapi di surga semua ini tidak ada lagi.

 

Kalau saudara adalah orang kristen yang sejati, dan saat ini saudara mengalami banyak penderitaan dalam mengikut Kristus, ingatlah bahwa kemuliaan / kesenangan yang akan saudara terima pada saat itu jauh lebih besar dari penderitaan saudara.

 

Ro 8:18 - “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita”.

 

2Kor 4:17 - “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami”.

 

Kalau saudara bukan orang kristen, maka ingatlah bahwa segala kebahagiaan di surga itu tidak akan menjadi milik saudara. Sebaliknya saudara akan disiksa selama-lamanya dalam neraka.

 

Wah 14:11 - “Maka asap api yang menyiksa  mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya”.

 

Wah 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua”.

 

Kalau saudara tidak mau masuk neraka, tetapi ingin mengalami hidup yang kekal di surga, percayalah kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dosa saudara!

 

 



email us at : gkri_exodus@lycos.com