FONDASI KEKRISTENAN : Pegangan Katekisasi

oleh : Pdt. Budi Asali MDiv.


III) Kematian dan kebangkitan Yesus.

 

A)  Yesus adalah Allah.

 

Bukti bahwa Yesus adalah Allah:

 

1)   Yesus disebut ‘Anak Allah’.

 

Sebutan ‘Anak Allah’ harus diartikan menurut pengertian orang di sana pada jaman itu, bukan menurut pengertian orang di sini pada jaman ini!

 

Sebutan ‘Anak Allah’ ini tidak berarti bahwa mula-mula ada Allah, yang lalu beranak. Kalau diartikan seperti itu, jelas menunjukkan bahwa Yesus itu tidak kekal, sehingga Ia pasti bukan Allah.

 

Sebutan ‘Anak Allah’ bagi Yesus berarti bahwa Ia mempunyai hakekat yang sama dengan Allah Bapa dan itu berarti bahwa Ia adalah Allah sendiri (Yoh 5:18  10:33  19:7).

 

Yoh 5:18 - “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah.

 

Semua orang Yahudi tahu makna dari pengakuan Yesus sebagai Anak Allah, dan karena itu mereka menganggapNya menghujat Allah dan berusaha membunuh Dia.

 

2)   Kitab Suci secara explicit mengatakan demikian (Yes 9:5  Yoh 1:1  Roma 9:5  Fil 2:5b-7  Titus 2:13  Ibr 1:8  2Pet 1:1  1Yoh 5:20).

 

Beberapa dari ayat-ayat ini saya jelaskan di bawah ini:

 

·        Yoh 1:1 - “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”.

 

Kata ‘Firman’ (bahasa Yunani: LOGOS) di sini jelas menunjuk kepada Yesus. Ini terlihat dari Yoh 1:14a yang mengatakan bahwa ‘Firman itu telah menjadi manusia’ dan dari Yoh 1:14b yang menyebutNya sebagai ‘Anak Tunggal Allah’. Dan Yoh 1:1 ini secara explicit mengatakan bahwa Firman / Yesus itu adalah Allah.

 

·        Tit 2:13 (NIV): “while we wait for the blessed hope  - the glorious appearing of our great God and Savior, Jesus Christ” (= sementara kita menantikan pengharapan yang mulia - penampilan yang mulia dari Allah kita yang besar dan Juruselamat kita, Yesus Kristus).

 

Jadi terlihat dengan jelas bahwa di sini Yesus Kristus disebut dengan sebutan ‘our great God and Savior’ (= Allah kita yang besar dan Juruselamat kita).

 

·        Fil 2:6-7 berbunyi sebagai berikut: “... Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia”.

 

Istilah ‘dalam rupa Allah’ dan ‘kesetaraan dengan Allah’ sudah secara jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah.

 

·        2Pet 1:1 (NASB): “... by the righteousness of our God and Savior, Jesus Christ” (= oleh kebenaran Allah dan Jurusela­mat kita, Yesus Kristus).

 

3)   Kitab Suci memberikan nama-nama ilahi untuk Yesus (Yes 9:5  Yer 23:5-6  Yer 33:14-16  Mat 1:23  2Tim 1:10  Ibr 1:8,10).

 

Beberapa dari ayat-ayat ini saya jelaskan di bawah ini:

 

·        Yes 9:5 jelas merupakan suatu nubuat tentang Kristus, dan dalam ayat itu Ia disebut sebagai ‘Allah yang perkasa’.

 

·        Yer 23:5-6 dan Yer 33:14-16 juga jelas merupakan nubuat tentang Kristus, dan dalam ayat-ayat itu Kristus disebut sebagai ‘TUHAN keadilan’, dimana kata TUHAN tersebut dalam bahasa Ibraninya adalah YAHWEH / YEHOVAH. Ini adalah ayat-ayat yang sangat penting dalam menghadapi orang-orang Saksi Yehovah karena dalam ayat-ayat ini Yesus Kristus disebut dengan sebutan YAHWEH / YEHOVAH.

 

Perlu diketahui bahwa dalam Kitab Suci sebutan ‘ADONAI’ (= Tuhan / Lord) bisa digunakan untuk seseorang yang bukan Allah (Misalnya dalam Yes 21:8). Demikian juga dengan sebutan Ibrani ‘ELOHIM’ [= Allah / God(s)], atau sebutan Yunani THEOS (= God / Allah), bisa digunakan untuk menunjuk kepada dewa dan bahkan manusia (Misalnya: Kel 4:16  Kel 7:1  Kel 12:12  Kel 20:3,23  Hakim 16:23-24  1Raja 18:27  Maz 82:1,6  Kis 28:6). Tetapi sebutan YAHWEH / YEHOVAH (= TUHAN / LORD) tidak pernah digunakan untuk siapapun / apapun selain Allah, karena YAHWEH adalah nama Allah (Kel 3:15  Yes 42:8)! Karena itu, kalau Yesus disebut dengan istilah YAHWEH / YEHOVAH, itu jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah sendiri.

 

·        Dalam Mat 1:23 Yesus disebut dengan istilah Immanuel, yang artinya adalah ‘God with us’ (= Allah dengan kita).

 

·        Dalam Perjanjian Lama, sebutan ‘Juruselamat’ dan ‘Penebus / Penolong’ ditujukan kepada Allah (Yes 43:3,11  Yes 45:15  Yer 14:8  Hos 13:4), tetapi dalam Perjanjian Baru, sebutan itu ditujukan kepada Yesus (2Tim 1:10  Tit 1:4  Tit 2:13  Tit 3:6  2Pet 1:11  2Pet 2:20  2Pet 3:18).

 

·        Dalam Ibr 1:8,10 Allah menyebut Yesus / Anak dengan sebutan ‘Allah’ dan ‘Tuhan’.

 

4)   Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus mempunyai sifat-sifat ilahi seperti:

 

·        Kekal (Mikha 5:1b  Yoh 1:1  Yoh 8:58  Yoh 10:10  Yoh 17:5  Ibr 1:11-12  Wah 1:8,17-18  Wah 22:13).

 

*        Mikha 5:1b, yang jelas merupakan suatu nubuat tentang Kristus, mengatakan ‘yang permulaannya sudah sejak purba­kala, sejak dahulu kala’.

 

*        Yoh 1:1 mengatakan bahwa Firman / Yesus itu sudah ada ‘pada mulanya’.

 

*        Yoh 8:58 mengatakan bahwa Yesus sudah ada sebelum Abraham, padahal Abraham hidup lebih dari 2000 tahun sebelum Kris­tus lahir.

 

*        Yoh 10:10, dan banyak ayat Kitab Suci yang lain, mengata­kan bahwa Yesus ‘datang’. Ini menunjuk pada saat kelahiran Yesus. Tidak dikatakan ‘dilahirkan’ tetapi ‘datang’, karena ‘datang’ menunjukkan bahwa Ia sudah ada sebelum saat itu.

 

*        Yoh 17:5 mengatakan bahwa Yesus memiliki kemuliaan di hadapan hadirat Allah sebelum dunia ada.

 

*        Ibr 1:11-12.

 

Ţ    Perhatikan kata-kata ‘semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada. ... tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan’.

 

Ţ    Bahwa bagian ini menunjuk kepada Yesus adalah sesuatu yang jelas, karena Ibr 1:10-12 merupakan sambungan dari Ibr 1:8-9 (dihubungkan oleh kata ‘dan’ pada awal Ibr 1:10), dan Ibr 1:8 berkata ‘tentang Anak’.

 

*        Wah 1:8 dan Wah 22:13 menyebut Yesus sebagai ‘Alfa dan Omega’ (huruf pertama dan terakhir dalam abjad Yunani), dan Wah 1:17 dan Wah 22:13 mengatakan bahwa Ia adalah ‘Yang Awal dan Yang Akhir’, dan Wah 22:13 juga mengatakan bahwa Yesus adalah ‘Yang pertama dan Yang terkemudian’, dan semua ini jelas menunjukkan bahwa Ia ada dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Lalu Wah 1:18 mengatakan bahwa Ia ‘hidup, sampai selama-lamanya’.

 

·        Suci / tak berdosa (2Kor 5:21  Ibr 4:15).

 

·        Mahakuasa.

 

Mujijat-mujijat yang Ia lakukan, seperti membangkitkan orang mati, menyembuhkan orang sakit, memberi makan 5000 orang lebih dengan 5 roti dan 2 ikan, menenangkan badai, mengubah air menjadi anggur, berjalan di atas air, mengusir setan, dsb, menunjukkan kemaha-kuasaanNya.

 

Memang nabi-nabi dan rasul-rasul tertentu juga melakukan banyak mujijat, tetapi ada beberapa perbedaan:

 

*        Tidak ada nabi / rasul yang bisa melakukan mujijat sesuai kehendaknya sendiri, tetapi Kristus bisa (Yoh 5:21).

 

*        Nabi melakukan mujijat bukan dengan kuasanya sendiri tetapi dengan kuasa Allah, sedangkan rasul juga demikian karena mereka melakukan mujijat dengan menggunakan nama Yesus. Tetapi Yesus melakukan mujijat dengan kuasaNya sendiri (bdk. Yoh 10:18), dan Ia tidak pernah menggunakan nama orang lain untuk melakukan mujijat.

 

*        Tidak ada seorangpun pernah melakukan mujijat sebanyak / sehebat yang Yesus lakukan (Yoh 15:24).

 

·        Mahatahu (Mat 9:4  Mat 12:25  Yoh 2:24-25  Yoh 6:64).

 

·        Mahaada.

 

*        Ini terlihat dari Yoh 1, yang mula-mula menyatakan bahwa Firman / Yesus itu pada mulanya bersama-sama dengan Allah (Yoh 1:1), tetapi lalu menunjukkan bahwa Firman / Yesus itu lalu menjadi manusia dan diam di antara kita (Yoh 1:14). Tetapi anehnya Yoh 1:18 mengatakan bahwa Firman / Yesus itu masih ada di pangkuan Bapa (NIV: “... but God the only Son, who is at the Father’s side ...”).

 

*        Kemahaadaan Yesus juga jelas terlihat dari janji yang Ia berikan dalam Mat 18:20 dan Mat 28:20b. Dengan adanya janji seperti itu, kalau Ia tidak mahaada, maka Ia pasti adalah seorang pendusta!

 

·        Tidak berubah (Ibr 13:8).

 

5)   Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus melakukan pekerjaan-peker­jaan ilahi seperti:

 

·        Penciptaan (Yoh 1:3,10  1Kor 8:6  Kol 1:16  Ibr 1:2,10).

 

·        Pengampunan dosa (Mat 9:2-7).

 

·        Penghancuran segala sesuatu (Ibr 1:10-12).

 

·        Pembaharuan segala sesuatu (Fil 3:21  Wah 21:5).

 

·        Penghakiman pada akhir jaman (Mat 25:31-32  Yoh 5:22,27).

 

Bahwa Yesus akan menjadi Hakim pada akhir jaman, menunjukkan bahwa Ia juga adalah Allah sendiri. Mengapa?

 

*        Jumlah manusia yang pernah hidup dalam dunia ini sejak dari jaman Adam dan Hawa sampai kedatangan Kristus yang keduakalinya adalah begitu banyak.

 

Kalau Kristus bukanlah Allah sendiri, bagaimana mungkin Ia bisa menghakimi begitu banyak manusia itu dengan adil?

 

*        Karena ada begitu banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan dalam menjatuhkan hukuman kepada orang-orang berdosa (ingat bahwa neraka bukanlah semacam ‘masyarakat komunis’ dimana hukuman semua orang sama), seperti:

 

Ţ    banyaknya dosa yang dilakukan seseorang. Orang yang dosanya sedikit tentu tidak bisa disamakan hukumannya dengan orang yang dosanya banyak.

 

Ţ    tingkat dosanya.

 

Misalnya, dosa membunuh dan mencuri tentu tidak sama hukumannya (bdk. Kel 21:12  dan Kel 22:1).

 

Ţ    tingkat pengetahuannya.

 

Makin banyak pengetahuan Firman Tuhan yang dimiliki seseorang, makin berat hukumannya kalau ia berbuat dosa (Luk 12:47-48).

 

Ţ    kesengajaannya.

 

Dosa sengaja dan tidak sengaja tentu juga berbeda hukumannya (Kel 21:12-14).

 

Ţ    pengaruh dosa yang ditimbulkan.

 

Kalau seseorang yang mempunyai kedudukan tinggi dalam gereja berbuat dosa, maka pengaruh negatif yang ditimbulkan akan lebih besar dari pada kalau orang kristen biasa berbuat dosa. Dan karena itu hukumannya juga lebih berat. Hal ini bisa terlihat dari kata-kata Yesus yang menunjukkan bahwa para ahli Taurat pasti akan menerima hukuman yang lebih berat (Mark 12:40b  Luk 20:47b).

 

Ţ    apa yang menyebabkan seseorang berbuat dosa.

 

Seseorang yang mencuri tanpa ada pencobaan yang terlalu berarti tentu lebih berat dosanya dari pada orang yang mencuri karena membutuhkan uang untuk mengobati anaknya yang hampir mati. Hal ini bisa terlihat dari ayat-ayat Kitab Suci yang mengecam orang-orang yang melakukan dosa tanpa sebab / alasan, seperti dalam Maz 35:19  Maz 69:5  Maz 119:78,86. Juga dari ayat-ayat Kitab Suci yang mengecam orang yang mencintai / mencari dosa, seperti Maz 4:3.

 

*        Demikian juga pada saat mau memberi pahala kepada orang-orang yang benar, pasti ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, seperti:

 

Ţ    banyaknya perbuatan baik yang dilakukan.

 

Ţ    jenis perbuatan baik yang dilakukan.

 

Ţ    besarnya pengorbanan pada waktu melakukan perbuatan baik. Yesus berkata bahwa janda yang memberi 2 peser memberi lebih banyak dari semua orang kaya yang memberi persembahan besar, karena janda itu memberikan seluruh nafkahnya (Luk 21:1-4).

 

Ţ    motivasinya dalam melakukan perbuatan baik itu, dsb.

 

Untuk bisa melakukan semua ini dengan benar, maka Hakim itu haruslah seseorang yang maha tahu, maha bijaksana dan maha adil, dan karena itu Ia harus adalah Allah sendiri!

 

Charles Hodge: “As Christ is to be the judge, as all men are to appear before him, as the secrets of the hearts are to be the grounds of judgment, it is obvious that the sacred writers believed Christ to be a divine person, for nothing less than omniscience could qualify any one for the office here ascribed to our Lord” (= Karena Kristus akan menjadi Hakim, karena semua orang akan menghadap di hadapanNya, karena rahasia dari hati adalah dasar penghakiman, jelaslah bahwa penulis-penulis sakral / kudus percaya bahwa Kristus adalah Pribadi ilahi, karena hanya kemahatahuan yang bisa memenuhi syarat bagi siapapun untuk jabatan / tugas yang di sini dianggap sebagai milik Tuhan kita) - ‘I & II Corinthians’, hal 501.

 

Karena itu adalah sesuatu yang aneh kalau ada orang-orang yang percaya bahwa Yesus akan menjadi Hakim pada akhir jaman, tetapi tidak mempercayai bahwa Yesus adalah Allah sendiri!

 

6)   Kitab Suci memberikan kehormatan ilahi kepada Yesus seperti:

 

·        Penghormatan (Yoh 5:23).

 

·        Kepercayaan (Yoh 14:1).

 

·        Pengharapan (1Kor 15:19).

 

·        Penyejajaran namaNya dengan pribadi-pribadi lain dari Allah Tritunggal (Mat 28:19  2Kor 13:13).

 

7)   KesatuanNya dengan Bapa seperti yang dinyatakan oleh ayat-ayat di bawah ini:

 

·        Yoh 10:30 - “Aku dan Bapa adalah satu”.

 

·        Yoh 14:7-10a - Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal BapaKu. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia’. Kata Filipus kepadaNya: ‘Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.’ Kata Yesus kepadanya: ‘Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?.

 

8)   Yesus sendiri mengakui bahwa Ia adalah Allah / Anak Allah (Yoh 5:23  Yoh 10:30  Yoh 14:7-10  Yoh 15:23  Mat 26:63-64).

 

Memang kalau seseorang mengaku bahwa dirinya adalah Allah / Anak Allah, itu tidak / belum berarti bahwa ia memang betul-betul adalah Allah. Bisa saja bahwa ia adalah seorang pendus­ta. Tetapi Yesus bukan hanya mengaku bahwa diriNya adalah Allah / Anak Allah, tetapi Ia juga rela mati demi pengakuan tersebut!

 

Ada seorang penulis buku yang menggunakan hal ini untuk membuktikan keilahian Yesus dengan cara sebagai berikut:

 

                       Yesus = Allah / Anak Allah

 
 

 

 

 


            Tidak benar                              Benar

           
 
   
   
 
 

 

 

 


    Tahu              Tidak tahu

       
   

 

 

 


Pendusta        Orang gila                 Allah / Anak Allah

Orang tolol

 

Keterangan:

 

Yesus mengaku sebagai Allah / Anak Allah, dan Ia mau mati untuk pengakuan itu.

 

Ada 2 kemungkinan tentang pengakuan itu, yaitu: TIDAK BENAR atau BENAR.

 

Kalau pengakuan itu TIDAK BENAR, maka ada 2 kemungkinan lagi yaitu: Yesus TAHU bahwa pengakuanNya tidak benar, atau Yesus TIDAK TAHU bahwa pengakuanNya tidak benar.

 

Kalau Yesus tahu bahwa pengakuannya tidak benar, maka Ia pasti adalah seorang PENDUSTA, bahkan ORANG TOLOL (karena Ia mau mati untuk suatu dusta).

 

Kalau Yesus tidak tahu bahwa pengakuanNya tidak benar, maka Ia pasti adalah ORANG GILA, karena hanya orang gila yang tidak mengerti apa yang Ia sendiri katakan.

 

Kalau pengakuan Yesus tersebut adalah BENAR, maka Yesus adalah ALLAH / ANAK ALLAH.

 

Jadi sekarang, hanya ada beberapa pilihan untuk saudara:

 

·        Yesus adalah pendusta / orang tolol.

 

·        Yesus adalah orang gila.

 

·        Yesus betul-betul adalah Allah / Anak Allah.

 

Yang mana yang menjadi pilihan saudara?

 

C. S. Lewis: “A man who was merely a man and said the sort of things Jesus said wouldn’t be a great moral teacher. He’d either be a lunatic ... or else he’d be the Devil of Hell. You must make your choice. Either this man was, and is, the Son of God, or else a madman or something worse” (= Seseorang yang adalah semata-mata seorang manusia dan mengucapkan hal-hal seperti yang Yesus katakan, bukanlah seorang guru moral yang agung. Atau ia adalah seorang gila ... atau ia adalah Iblis dari Neraka. Kamu harus menentukan pilihanmu. Atau orang ini adalah Allah, baik dulu maupun sekarang, atau ia adalah orang gila atau sesuatu yang lebih jelek lagi).

 

9)   Setan mengakui bahwa Yesus adalah Allah / Anak Allah dan setan tunduk kepada Yesus (Mat 8:28-32).

 

10)      Kitab Suci memerintahkan penyembahan terhadap Yesus.

 

Dalam Ibr 1:6 Allah sendiri berkata bahwa malaikat-malaikat harus menyembah Anak / Yesus.

 

Yesus sendiri mau disembah dan disebut Tuhan / Allah (Mat 14:33  Mat 28:9,17  Yoh 9:38  Yoh 20:28), padahal Yesus sendiri berkata bahwa kita hanya boleh menyembah Allah (Mat 4:10).

 

Perhatikan juga bahwa:

 

·        rasul-rasul menolak sembah (Kis 10:25-26  Kis 14:14-18).

 

·        malaikatpun menolak sembah, dan berusaha mengalihkan sembah itu kepada Allah (Wah 19:10  Wah 22:8-9).

 

·        Herodes dihukum mati oleh Tuhan karena menerima penghormatan ilahi (Kis 12:20-23).

 

Karena itu, kalau Yesus menerima sembah, dan bahkan menerima sebutan Tuhan / Allah bagi diriNya, maka hanya ada 2 pilihan: atau Dia adalah orang yang kurang ajar / nabi palsu, atau Dia adalah Allah sendiri! Yang mana yang saudara pilih?

 

B)  Yesus adalah manusia.

 

1)   Setelah inkarnasi (kristen percaya pada inkarnasi, bukan pada reinkarnasi!), maka Yesus adalah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia (100% Allah dan 100% manusia), tetapi Ia hanya 1 pribadi.

 

Herschel H. Hobbs: “It is just as great a heresy to deny His humanity as to deny His deity” (= Menyangkal kemanusiaanNya adalah sama sesatnya dengan menyangkal keilahianNya) - ‘The Epistles of John’, hal 21.

 

2)   Bukti bahwa Yesus adalah manusia:

 

a)   Ia disebut ‘orang / seorang manusia’ (Yoh 8:40  Kis 2:22  Ro 5:15  1Kor 15:21).

 

b)   Ia menyebut diriNya sendiri ‘Anak Manusia’ (Mat 24:44).

 

c)   Kitab Suci mengatakan bahwa Ia telah menjadi manusia / daging (Yoh 1:14  1Tim 3:16  Ibr 2:14  1Yoh 4:2).

 

Semua ayat-ayat ini sebetulnya terjemahan hurufiahnya menggunakan kata ‘daging’. Ini merupakan suatu synecdoche (= gaya bahasa dimana yang sebagian mewakili seluruhnya), yang bukan hanya menunjuk pada daging / tubuh manusia, tetapi pada seluruh manusia. Dengan demikian ayat-ayat tersebut tidak boleh diartikan bahwa Kristus hanya mempunyai tubuh manusia tetapi tidak mempunyai jiwa / roh manusia.

 

d)   Kitab Suci menggambarkan Kristus sebagai seseorang yang:

 

1.   Mempunyai tubuh (darah, daging, dan tulang) dan jiwa / roh.

 

·        Bahwa Kristus betul-betul mempunyai tubuh (darah, daging, tulang) ditunjukkan oleh ayat-ayat seperti Mat 26:26,28  Luk 24:39  Ibr 2:14.

 

·        Bahwa Kristus mempunyai jiwa / roh ditunjukkan oleh:

 

*        ayat-ayat seperti (Mat 26:38  Mat 27:50  Luk 23:46  Yoh 11:33  Yoh 12:27  Yoh 13:21  1Yoh 3:16).

 

Dalam Mat 26:38 kata ‘hati’ seharusnya adalah ‘jiwa’ (bahasa Yunani: PSUCHE).

 

Dalam Mat 27:50 dan Luk 23:46, kata ‘nyawa’ seharusnya adalah ‘roh’ (bahasa Yunani: PNEUMA).

 

Dalam Yoh 11:33 kata ‘hati’ seharusnya adalah ‘roh’.

 

Dalam Yoh 12:27 Kitab Suci Indonesia memberikan terjemahan yang benar, yaitu ‘jiwaKu’.

 

Dalam Yoh 13:21 terjemahan hurufiahnya adalah: ‘was troubled in spirit’ (= terganggu / susah dalam roh).

 

Dalam 1Yoh 3:16 kata ‘nyawa’ seharusnya adalah ‘jiwa’.

 

*        adanya pikiran manusia (Mat 24:36  Luk 2:40,52), pera­saan manusia (Mat 8:10  Mat 9:36  Mat 26:37,38  Mark 3:5  Mark 6:6  Luk 7:9  Yoh 11:33,35  Yoh 12:27), dan kehendak manusia (Mat 26:39). Ini semua jelas menunjukkan adanya jiwa / roh manusia.

 

2.   Mengalami pertumbuhan / perkembangan (Luk 2:40,52).

 

3.   Mengalami segala sesuatu yang dialami oleh manusia-manusia yang lain (kecuali dalam hal melakukan dosa), seperti: lahir (Luk 2:7), lapar (Mat 4:2), haus (Yoh 4:7  Yoh 19:28), letih (Yoh 4:6), tidur (Mat 8:24), penderitaan (Ibr 2:10,18  Ibr 5:8), dan mati (Yoh 19:30).

 

e)   Ayat-ayat seperti Ro 8:3  Fil 2:7-8  Ibr 2:14-17 jelas menunjukkan bahwa Yesus sungguh-sungguh adalah manusia.

 

3)   Keberatan terhadap kemanusiaan Yesus dan jawabannya:

 

a)   Ada orang yang mengatakan bahwa kalau Yesus adalah manusia yang suci, maka sebetulnya Ia bukan manusia, karena semua manusia berdosa. Untuk menjawab keberatan ini perlu diketahui bahwa dosa tidak termasuk dalam hakekat manusia. Sebelum jatuh ke dalam dosa, Adam dan Hawa sudah adalah manusia!

 

b)   Ada juga yang mengatakan bahwa Yesus bukanlah manusia yang sama seperti kita karena dalam pembuahannya tidak digunakan air mani laki-laki. Untuk menjawab serangan ini, kita bisa menunjuk pada Adam dan Hawa, yang dalam pembentukannya juga tidak menggunakan air mani laki-laki. Bahkan boleh dikatakan bahwa dalam pembentukan mereka tidak ada pembuahan apapun. Tetapi mereka tetap adalah manusia sungguh-sungguh, sama seperti kita.

 

Seseorang pernah berkata bahwa Allah bisa dan pernah mencipta manusia dengan 4 cara:

 

·        Tanpa menggunakan laki-laki ataupun perempuan, yaitu pada waktu Ia menciptakan Adam.

 

·        Tanpa menggunakan perempuan tetapi dengan menggunakan laki-laki, yaitu pada waktu Ia menciptakan Hawa.

 

·        Tanpa menggunakan laki-laki tetapi dengan menggunakan perempuan, yaitu pada waktu Ia menciptakan manusia Yesus.

 

·        Dengan menggunakan laki-laki dan perempuan, yaitu pada waktu Ia menciptakan semua manusia selain Adam, Hawa, dan manusia Yesus.

 

Jadi kesimpulannya, bahwa manusia Yesus diciptakan oleh Allah hanya dengan menggunakan seorang perempuan, tidak menyebabkan Ia bukanlah manusia yang sejati.

 

4)   Hal yang perlu diwaspadai.

 

Sesuatu yang penting sekali untuk diwaspadai / diperhatikan adalah: Ada banyak ayat yang menunjukkan keilahian Kristus, dan ada banyak ayat yang menunjukkan kemanusiaan Kristus. Kita tidak boleh menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan keilahian Kristus untuk membuktikan bahwa Ia bukanlah manusia, dan kita juga tidak boleh menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kema­nusiaan Kristus untuk membuktikan bahwa Ia bukanlah Allah!

 

Illustrasi: Saya adalah seorang pendeta, tetapi pada saat yang sama saya juga adalah seorang olahragawan. Kadang-kadang saya memakai toga dan memimpin Perjamuan Kudus, sehingga saya terlihat sebagai pendeta. Tetapi kadang-kadang saya memakai celana pendek, kaos, dan sepatu olah raga, sehingga saya terlihat sebagai olahragawan. Tidak ada orang yang pada waktu melihat saya memakai toga, menganggap itu sebagai bukti bahwa saya bukan olahragawan, dan sebaliknya, waktu melihat saya memakai pakaian olah raga, menganggap itu sebagai bukti bahwa saya bukan pendeta!

 

Analoginya, karena Yesus adalah Allah dan manusia, maka kita tidak boleh menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan keilahian Yesus untuk membuktikan bahwa Ia bukan manusia, atau menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan Yesus (seperti Yoh 14:28 dan Mat 24:36) untuk membuktikan bahwa Ia bukan Allah!

 

Orang-orang Saksi Yehovah sering menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan Kristus untuk membuktikan bahwa Kris­tus bukanlah Allah.

 

Misalnya:

 

·        Mat 24:36 yang menunjukkan pikiran manusia yang terbatas dalam diri Yesus, dipakai sebagai bukti bahwa Yesus bukanlah Allah.

 

·        Yoh 14:28 yang jelas juga menekankan Yesus sebagai manusia (pikiran manusialah yang saat itu timbul) dipakai untuk membuktikan bahwa Yesus bukanlah Allah, atau bahwa Yesus lebih rendah dari pada Allah.

 

·        Ibr 5:8 yang mengatakan bahwa Yesus ‘telah belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritaNya’, yang jelas juga menunjukkan Yesus sebagai manusia, dipakai untuk menunjukkan bahwa Yesus bukanlah Allah, karena Allah tidak perlu belajar.

 

·        Mat 4:1-11 yang menunjukkan bahwa Yesus dicobai, dipakai sebagai dasar untuk mengatakan bahwa Yesus bukanlah Allah, karena Allah tidak bisa dicobai (bdk. Yak 1:13).

 

·        Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Yesus berdoa, juga mereka pakai untuk membuktikan bahwa Ia bukanlah Allah, karena Allah tidak perlu berdoa.

 

5)   Mengapa Yesus menjadi manusia?

 

a)   Karena Ia mau memikul hukuman dosa manusia (Ibr 2:14-17).

 

Andaikata Ia mau memikul hukuman dosa malaikat, maka Ia harus menjadi malaikat. Tetapi karena Ia mau memikul hukuman dosa manusia, maka Ia harus menjadi manusia.

 

b)   Supaya bisa menjadi pengantara antara Allah dan manusia.

 

1Tim 2:5 - “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus”.

 

c)   Supaya bisa menjadi teladan bagi kita (Yoh 13:14-15).

 

d)   Supaya bisa mati.

 

Upah dosa ialah maut / kematian (Ro 6:23). Allah tidak bisa mati. Jadi supaya bisa memikul hukuman dosa yaitu kematian, Yesus menjadi manusia.

 

C) Kematian Yesus untuk menebus dosa manusia.

 

Allah itu kasih, dan karena itu Ia ingin manusia bebas dari hukuman dosa. Tetapi Allah tidak bisa menghapuskan / mengampuni dosa begitu saja, karena Ia juga adalah Allah yang adil, yang harus menghukum setiap orang berdosa. Kalau Allah mau manusia bebas dari hukuman dosa, maka Allah sendiri harus menanggung / memikul hukuman dosa itu bagi manusia. Dengan kata lain Allah harus menjadi substitute / pengganti dalam memikul hukuman dosa. Karena itulah, maka Allah lalu menjadi manusia (yaitu Yesus) dan Ia sen­diri  menanggung hukuman yang Ia sendiri jatuhkan. Jadi, pada waktu Yesus ada di kayu atas kayu salib, Ia menanggung / memikul hukuman dosa manusia (Yes 53:4-6).

 

Bahwa Kristus adalah substitute / pengganti kita dalam memikul hukuman dosa, terlihat dari:

 

1)   Ayat-ayat Kitab Suci seperti 2Kor 5:15 dan Yes 53:4-6.

 

Yes 53:4-6 - “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.

 

Catatan: kata-kata ‘penyakit’ dan ‘sembuh’ tidak boleh diartikan secara jasmani, tetapi secara rohani. Jadi ‘penyakit’ menunjuk pada penyakit rohani, yaitu dosa, dan ‘sembuh’ menunjuk pada kesembuhan rohani, yaitu penerimaan pengampunan dosa / pembenaran.

 

2Kor 5:15 - “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

 

Catatan: dalam ayat ini ada kata-kata ‘Kristus telah mati untuk semua orang’ dan ‘telah mati dan dibangkitkan untuk mereka’, dimana kata ‘untuk’ dalam bahasa Yunaninya adalah HUPER yang berarti: ‘for’ (= untuk); ‘in behalf of’ (= untuk kepentingan), ‘for the sake of’ (= demi).

 

2)   Kristus tidak berdosa (2Kor  5:21  Ibr 4:15).

 

Andaikata Ia berdosa, maka pada saat Ia mati, Ia mengalami hukuman untuk diriNya sendiri. Tetapi karena Ia suci, maka pada saat Ia mati, Ia mengalaminya untuk kita!

 

3)   Jenis hukuman mati yang Ia alami adalah penyaliban, bukan pemenggalan, perajaman, dsb.

 

Mengapa harus salib? Karena salib adalah hukuman yang terkutuk, dan dengan mengalami kematian yang terkutuk itu, Ia menanggung kutuk yang seharusnya untuk kita (Gal 3:10b,13 bdk. Ul 21:23).

 

Gal 3:10b - “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat”.

 

Gal 3:13 - “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’”.

 

Memang sebetulnya kematian karena hukuman gantung juga merupakan kematian yang terkutuk, tetapi kalau Kristus mati karena hukuman gantung, maka Ia tidak mencurahkan darah. Padahal pencurahan darah itu harus ada, karena:

 

a)   Dengan demikian Ia menggenapi Type / gambaran domba korban dosa dalam Perjanjian Lama.

 

b)   Tanpa pencurahan darah tidak ada pengampunan dosa (Ibr 9:22).

 

Jadi, Kristus tidak boleh mati karena hukuman gantung, tetapi harus karena penyaliban.

 

4)   Penderitaan yang luar biasa yang Ia alami.

 

Kalau kita masuk neraka untuk menerima hukuman karena dosa-dosa kita, maka jelas bahwa kita akan mengalami hukuman yang luar biasa! Kristus menjadi substitute / pengganti kita, dan karena itu Ia harus mengalami penderitaan yang luar biasa. Kristus memang mengalami penderitaan yang luar biasa hebatnya, yaitu:

 

a)   Pencambukan.

 

Untuk bisa mengerti betapa hebatnya pencambukan yang Kristus alami bagi kita, mari kita melihat 2 buah kutipan di bawah ini.

 

William Hendriksen: “The Roman scourge consisted of a short wooden handle to which several thongs were attached, the ends equipped with pieces of lead or brass and with sharply pointed bits of bone. The stripes were laid especially on the victim’s back, bared and bent. Generally two men were employed to administer this punishment, one lashing the victim from one side, one from the other side, with the result that the flesh was at times lacerated to such an extent that deep-seated veins and arteries, sometimes even entrails and inner organs, were exposed. Such flogging, from which Roman citizens were exempt (cf Acts 16:37), often resulted in death” [= Cambuk Romawi terdiri dari gagang kayu yang pendek yang diberi beberapa tali kulit, yang ujungnya dilengkapi dengan potongan-potongan timah atau kuningan dan potongan-potongan tulang yang diruncingkan. Pencambukan diberikan terutama pada punggung korban, yang ditelanjangi dan dibungkuk­kan. Biasanya 2 orang dipekerjakan untuk melaksanakan hukuman ini, yang seorang mencambuki dari satu sisi, yang lain mencambuki dari sisi yang lain, dengan akibat bahwa daging yang dicambuki itu kadang-kadang koyak / sobek sedemikian rupa sehingga pembuluh darah dan arteri yang terletak di dalam, kadang-kadang bahkan isi perut dan organ bagian dalam, menjadi terbuka / terlihat. Pencambukan seperti itu, yang tidak boleh dilakukan terhadap warga negara Romawi (bdk. Kis 16:37), sering berakhir dengan kematian].

 

William Barclay: “Roman scourging was a terrible torture. The victim was stripped; his hands were tied behind him, and he was tied to a post  with his back bent double and conven­iently exposed to the lash. The lash itself was a long leather thong, studded at intervals with sharpened pieces of bone and pellets of lead. Such scourging always preceded crucifixion and ‘it reduced the naked body to strips of raw flesh, and inflamed and bleeding weals’. Men died under it, and men lost their reason under it, and few remained conscious to the end of it” [= Pencambukan Romawi adalah suatu penyiksaan yang hebat. Korban ditelanjangi, tangannya diikat kebelakang, lalu ia diikat pada suatu tonggak dengan punggungnya dibungkukkan sehingga terbuka terhadap cambuk. Cambuk itu sendiri adalah suatu tali kulit yang panjang, yang ditaburi dengan potongan-potongan tulang dan butiran-butiran timah yang runcing. Pencambukan seperti itu selalu mendahului penyaliban dan ‘pencambukan itu men­jadikan tubuh telanjang itu menjadi carikan-carikan daging mentah, dan bilur-bilur yang meradang dan berdarah’. Ada orang yang mati karenanya, dan ada orang yang kehilangan akalnya (menjadi gila?) karenanya, dan sedi­kit orang bisa tetap sadar sampai akhir pencambukan].

 

Sebetulnya saudara dan sayalah yang seharusnya dicambuki sebagai hukuman atas dosa-dosa kita, tetapi Kristus telah memikul hukuman kita. Dengan demikian kalau kita mau percaya kepadaNya, kita bebas dari hukuman dan mendapatkan hidup yang kekal.

 

b)   Penyaliban.

 

Untuk bisa mengerti betapa hebatnya penyaliban yang Kristus alami bagi kita, mari kita melihat 2 buah kutipan di bawah ini.

 

Pulpit Commentary: “Nails were driven through the hands and feet, and the body was supported partly by these and partly by a projecting pin of wood called the seat. The rest for the feet, often seen in picture, was never used” (= Paku-paku menembus tangan dan kaki, dan tubuh disangga / ditopang sebagian oleh paku-paku ini dan sebagian lagi oleh sepotong kayu yang menonjol yang disebut ‘tempat duduk’. Tempat pijakan kaki, yang sering terlihat dalam gambar, tidak pernah digunakan).

 

William Barclay: “When they reached the place of crucifixion, the cross was laid flat on the ground. The prisoner was stretched upon it and his hands nailed to it. The feet were not nailed, but only loosely bound. Between the prisoner’s legs projected a ledengane of wood called the saddle, to take his weight when the cross was raised upright - otherwise the nails would have torn through the flesh of the hands. The cross was then lifted upright and set in its socket - and the criminal was left to die ... Some­times prisoners hung for as long as a week, slowly dying of hunger and thirst, suffering sometimes to the point of actual madness” [= Ketika mereka sampai di tempat penyaliban, salib itu ditidurkan di atas tanah. Orang hukuman itu direntangkan di atasnya, dan tangannya dipakukan pada salib itu. Kakinya tidak dipakukan, tetapi hanya diikat secara longgar. Di antara kaki-kaki dari orang hukuman itu (diselangkangannya), menonjol sepotong kayu yang disebut sadel, untuk menahan berat orang itu pada waktu salib itu ditegakkan - kalau tidak maka paku-paku itu akan merobek daging di tangannya. Lalu salib itu ditegakkan dan dimasukkan di tempatnya - dan kriminil itu dibiarkan untuk mati ... Kadang-kadang, orang-orang hukuman tergantung sampai satu minggu, mati perlahan-lahan karena lapar dan haus, menderita sampai pada titik dimana mereka menjadi gila].

 

Catatan: William Barclay menganggap bahwa yang dipaku hanyalah tangan saja. Kaki hanya diikat secara longgar, tetapi tidak di paku. Ini ia dasarkan pada:

 

·        tradisi.

 

·        Yoh 20:25,27 yang tidak menyebut-nyebut tentang bekas paku pada kaki.

 

Tetapi saya tidak setuju dengan Barclay, dan saya berpendapat bahwa Yesus dipaku bukan hanya tangannya, tetapi juga kakinya. Alasan saya:

 

¨      penulis-penulis lain ada yang mengatakan bahwa tra­disinya tak selalu seperti yang dikatakan oleh Barclay (misalnya penulis dari Pulpit Commentary yang saya kutip di atas). Juga tentang pemakuan kaki ini caranya tidak selalu sama. Kadang-kadang kedua kakinya dipaku menjadi satu, dan kadang-kadang kedua kakinya dipaku sendiri-sendiri secara terpisah.

 

¨      Maz 22, yang adalah mazmur / nubuat tentang salib (baca seluruh mazmur itu dan perhatikan ay 2,8-9,16,17b,19 yang jelas menunjukkan bahwa ini adalah Mazmur tentang salib), berkata pada ay 17b: ‘mereka menusuk tangan dan kakiku’.

 

¨      Dalam Luk 24:39-40, Tuhan Yesus menunjukkan tangan dan kakiNya! Pasti karena ada bekas pakunya!

 

Sama seperti pencambukan, penyaliban adalah hukuman yang sebetulnya dijatuhkan kepada kita. Tetapi Yesus sudah memikulnya bagi kita sehingga kita tidak lagi perlu dihukum, asal kita mau percaya kepada Yesus!

 

Selanjutnya Barclay mengutip seorang yang bernama Klausner sebagai berikut:

“The criminal was fastened to his cross, already a bleeding mass from the scourging. There he hung to die of hunger and thirst and exposure, unable even to defend himself from the torture of the gnats and flies which settled on his naked body and on his bleeding wounds” [= Kriminil itu dilekatkan / dipakukan pada salib; pada saat itu ia sudah penuh dengan darah karena pencambukan. Disana ia tergantung untuk mati karena lapar, haus dan kepanasan, bahkan tidak bisa membela dirinya sendiri dari siksaan dari nyamuk dan lalat yang hinggap pada tubuhnya yang telanjang dan pada luka-lukanya yang berdarah].

 

Barclay lalu mengatakan:

“It is not a pretty picture but that is what Jesus Christ suffered - willingly - for us” (= Itu bukanlah suatu gambaran yang bagus, tetapi itulah yang diderita oleh Yesus Kristus - dengan sukarela - bagi kita).

 

Ada satu hal yang harus diwaspadai kalau kita mendengar tentang hebatnya penderitaan yang Yesus alami bagi kita, yaitu kalau kita sekedar merasa kasihan kepadaNya. Dalam Luk 23:27-32 bisa kita lihat bahwa ada banyak perempuan merasa kasihan dan menangisi Yesus, yang lalu justru ditegur oleh Yesus. Dan Pulpit Commentary mengomentari peris­tiwa ini dengan berkata:

“He does not want our pity. This would be a wasted and mistaken sentiment” (= Ia tidak membutuhkan / menghendaki belas kasihan kita. Ini adalah suatu perasaan yang sia-sia dan salah).

 

Yesus berkorban bagi saudara bukan supaya saudara merasa kasihan kepadaNya, tetapi supaya saudara percaya kepadaNya dan diselamatkan! Kalau saudara hanya mempunyai perasaan kasihan kepada Yesus, tetapi tidak percaya kepadaNya, saudara sudah ditipu oleh setan. Dengan adanya perasaan kasihan itu saudara seakan-akan adalah orang yang pro Yesus, tetapi ketidakpercayaan saudara membuktikan bahwa saudara tetap adalah orang yang anti Yesus!

 

5)   Kristus menolak anggur bius (Mat 27:34).

 

Banyak penafsir beranggapan bahwa Ia menolak anggur itu, karena:

 

·        anggur itu mengandung sejenis ramuan bius, yang bisa mengurangi rasa sakit.

 

·        Ia sadar bahwa saat itu Ia sedang menggantikan kita dalam memikul hukuman dosa, dan karena itu Ia tidak mau rasa sakitnya dikurangi. Ia mau memikul 100 % hukuman dosa kita!

 

6)   Kristus mengalami kehausan (Yoh 19:28 bdk. Maz 22:16).

 

Ingat bahwa orang di neraka pasti mengalami kehausan yang luar biasa. Bandingkan dengan kehausan dari orang kaya di neraka dalam Luk 16:23-24. Kristus menggantikan kita memikul hukuman itu, dan karenanya Ia harus mengalami kehausan yang luar biasa. Ini menyebabkan kita tidak perlu mengalami kehausan di neraka, asal kita mau percaya kepada Yesus!

 

7)   Kristus mengalami keterpisahan dengan Allah (Mat 27:46).

 

Keterpisahan dengan Allah merupakan hukuman dosa (Yes 59:1-2  2Tes 1:9). Kristus menggantikan kita memikul hukuman dosa, dan karena itu Ia harus mengalami keterpisahan dengan Allah / BapaNya. Inilah ‘neraka’ yang Ia pikul bagi kita!

 

8)   Kristus mati.

 

Upah dosa ialah maut (Ro 6:23), dan karena itu Kristus, yang menggantikan kita untuk memikul hukuman dosa, harus mengalami kematian.

 

Kristus memang telah menderita dan mati sebagai substitute / pengganti orang berdosa. Tetapi ini tidak ada gunanya bagi saudara kalau saudara tidak percaya dan menerima Dia sebagai Juruselamat dan Tuhan dalam kehidupan saudara!

 

D)  Kebangkitan Yesus.

 

1)   Arti kebangkitan Yesus.

 

a)   Musuh (Iblis dan maut) sudah dikalahkan (Kej 3:15  1Kor 15:57).

 

·        Baik Iblis maupun maut sebetulnya sudah dikalahkan pada waktu Yesus bangkit dari antara orang mati. Tetapi seka­rang Iblis dan maut masih diberi kesempatan untuk mena­kut-nakuti / menggoda manusia. Pada kedatangan Kristus yang kedua nanti, barulah maut dihancurkan selama-lamanya (1Kor 15:53-55  Wah 21:4) dan Iblis dibuang ke dalam neraka (2Tes 2:8  Wah 20:10), sehingga tidak lagi bisa menggoda kita. Ini adalah sesuatu yang sudah pasti akan terjadi, dan hal ini bahkan diketahui dan diakui oleh setan sen­diri (Mat 8:29).

 

·        Karena itu orang kristen tidak boleh takut kepada setan maupun kepada kematian. Orang kristen memang tetap akan mengalami kematian jasmani, tetapi bagi orang kristen kematian itu bukan lagi merupakan hukuman dosa, tetapi merupakan pintu gerbang menuju surga.

 

b)   Hutang dosa telah dibayar lunas dan pembayarannya telah diterima oleh Allah.

 

·        Yesus membayar hutang dosa kepada Allah, bukan kepada setan!

 

Ini perlu ditekankan karena adanya ajaran yang mengatakan bahwa pada waktu manusia jatuh ke dalam dosa, manusia menjadi milik setan. Karena itu Yesus mati untuk membayar kepada setan supaya bisa mendapatkan manusia kembali. Ini adalah ajaran yang salah / sesat, karena pada waktu manusia berbuat dosa, manusia berbuat dosa kepada Allah, bukan kepada setan. Karena itu pembayaran hutang dosa jelas harus ditujukan kepada Allah. Setan sama sekali tidak berhak menerima pembayaran hutang dosa itu!

 

·        Kalau pembayaran itu tidak diterima oleh Allah, atau kalau hutang dosa itu belum lunas, maka Yesus harus tetap ada di dalam kematian yang merupakan upah dosa (Ro 6:23). Bahwa Ia bisa bangkit, menunjukkan bahwa pembayaran hutang itu telah diterima oleh Allah, dan hutang dosa manusia sudah betul-betul lunas. Karena itu, fakta bahwa Yesus sudah bangkit dari antara orang mati, menjamin keselamatan kita!

 

c)   Menunjukkan apa yang akan dialami oleh orang-orang yang percaya kepada Kristus. Kebangkitan Kristus merupakan pola yang akan diikuti oleh orang yang percaya kepadaNya (Ro 6:4,5,8  1Kor 6:14  1Kor 15:20-23  2Kor 4:14  Fil 3:21  Kol 2:12  1Tes 4:14).

 

d)   Menunjukkan bahwa Yesus adalah Anak Allah (Ro 1:4).

 

2)   Penyangkalan terhadap kebangkitan Yesus.

 

a)   Yesus sebetulnya tidak bangkit, tetapi mayatNya dicuri oleh murid-muridNya (Mat 28:11-15).

 

Pandangan ini tidak masuk akal, sebab:

 

·        Adanya batu besar yang menutup kubur, meterai, dan penjagaan yang ketat (Mat 27:62-66).

 

Perlu diingat bahwa pada jaman itu penjaga yang lalai dalam tugasnya menghadapi hukuman mati (bdk. Kis 12:19  Kis 16:27). Karena itu tidak mungkin para penjaga kubur Yesus itu lalai dalam menjaga kubur sehingga mayat Yesus bisa dicuri.

 

·        Kain kapan tetap ada dalam kuburan (Yoh 20:5-7).

 

Kalau murid-murid mencuri mayat Tuhan Yesus, pasti mereka tidak akan berlama-lama di dalam kubur. Mereka pasti tidak akan membuka kain kapan itu di dalam kuburan, tetapi akan membawa mayat Yesus beserta kain kapannya.

 

·        Selama 40 hari, berulang-ulang Yesus menampakkan diri.

 

·        Murid-murid mati syahid untuk Yesus.

 

Kalau murid-murid mencuri mayat Yesus, mereka pasti tahu bahwa Yesus adalah seorang pendusta, dan tidak mungkin mereka mau mati untuk seorang pendusta.

 

·        Kalau memang ada pencuri yang mencuri mayat Yesus pada waktu penjaga-penjaga sedang tertidur, dari mana para penjaga itu tahu bahwa yang mencuri adalah murid-murid Yesus? Dan kalaupun dari penyelidikan mereka akhirnya bisa tahu hal itu, mengapa mereka tidak berusaha menang­kap murid-murid Yesus untuk mendapatkan mayat Yesus kembali?

 

b)   Yesus tidak bangkit, tapi mayatNya dicuri oleh tentara Romawi / para pemimpin agama.

 

Pandangan ini juga tidak masuk akal, sebab:

 

·        Pada saat murid-murid mengatakan bahwa Yesus sudah bangkit, pencuri mayat itu dengan mudah bisa menunjukkan mayat Yesus, dan membuktikan bahwa Yesus tidak bangkit. Tetapi ternyata hal ini tidak pernah mereka lakukan.

 

·        Selama 40 hari, berulang-ulang Yesus menampakkan diri.

 

c)   Yesus tidak bangkit, tetapi sadar dari pingsanNya.

 

Pandangan ini juga tidak masuk akal, sebab:

 

·        Yesus mengalami luka-luka berat, baik karena pencambukan, penyaliban, maupun penusukan tombak.

 

·        Yesus ada dalam kubur seorang diri, tanpa makanan, minuman, obat-obatan, dan tidak ada dokter atau perawat yang menolongNya. Dalam situasi seperti ini, bagaimana mungkin Yesus justru jadi ‘sembuh’ setelah hari yang ketiga?

 

d)   Yesus tidak bangkit, tetapi keluar dari persembunyianNya, sedangkan yang mati disalib adalah orang lain yang mirip Yesus.

 

Pandangan ini juga tidak masuk akal, sebab:

 

·        Orang-orang yang membenci Yesus tidak mungkin keliru menyalibkan orang lain, karena orang yang benci pada seseorang pasti mengingat wajah musuhnya.

 

·        Murid-murid yang mencintai Yesus juga tidak mungkin keliru mengenali Guru mereka, sehingga mereka menjadi takut setelah Yesus mati.

 

·        Waktu Yesus ‘keluar dari persembunyianNya’, mayat Yesus palsu seharusnya tetap ada di dalam kubur. Tetapi kenya­taannya adalah: kubur itu kosong.

 

e)   Yesus tidak bangkit, murid-murid hanya mengalami halusina­si. 

 

Pandangan ini juga tidak masuk akal, sebab:

 

·        Murid-murid tidak pernah mengharapkan kebangkitan Yesus.

 

·        ‘Halusinasi’ itu bisa dilihat oleh banyak orang sekali­gus.

 

·        Dalam ‘halusinasi’ itu Yesus bisa bercakap-cakap, bisa dipegang, dan juga bisa makan (Luk 24:36-43).

 

f)    Yesus bangkit, bukan secara jasmani, tetapi secara rohani (pandangan dari Saksi Yehovah).

 

Pandangan ini juga tidak masuk akal, sebab:

 

·        Apa gerangan yang dimaksud dengan kebangkitan rohani? Roh Yesus tidak pernah mati! Ia memang pernah mengalami kematian rohani, yaitu pada waktu Ia ditinggal oleh Bapanya (Mat 27:46). Tetapi dalam arti sebenarnya ‘roh’ tidak bisa mati!

 

·        Kubur Yesus kosong, dan ini menunjukkan bahwa Yesus pasti bangkit secara jasmani.

 

·        Setelah kebangkitan, Yesus bisa makan (Luk 24:41-43), bisa dilihat / dipegang (Mat 28:9  Luk 24:38-40  Yoh 20:27).

 

3)   Pentingnya kepercayaan pada kebangkitan Yesus.

 

Kepercayaan akan kebangkitan Yesus adalah sesuatu yang sangat penting, sebab:

 

a)   Kebangkitan Yesus dinyatakan secara sangat jelas oleh Kitab Suci, sehingga tidak percaya pada kebangkitan Yesus berarti sama dengan tidak percaya pada Kitab Suci / Firman Tuhan.

 

b)   Orang yang tidak percaya pada kebangkitan Yesus, tidak akan selamat.

 

Ro 10:9 - “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan”.

 

Karena itu, Paulus dalam penginjilannya sangat mementingkan berita tentang kebangkitan Yesus (1Kor 15:3-4).

 

4)   Hubungan antara kematian dan kebangkitan Kristus.

 

Salib, kematian dan penguburan Kristus kelihatannya menunjukkan kelemahan dan kekalahan. Tetapi kebangkitan Kristus betul-betul menunjukkan kemenanganNya, dan kebangkitanNya menyebabkan kematianNya mempunyai kuasa dan manfaat dalam hidup kita (1Kor 15:14,17).

 

Karena itu, kematian dan kebangkitan Kristus tidak boleh dipisahkan. Kitab Suci dalam banyak bagian menyebutkan kema­tian dan kebangkitan Kristus sekaligus (Ro 4:25  Ro 6:4  2Kor 13:4  Fil 3:10).

 

Memang ada bagian-bagian Kitab Suci yang hanya berbicara tentang kematian atau kebangkitan saja. Pada saat kita meli­hat bagian yang hanya berbicara tentang kematian Kristus, kita harus juga mengingat kebangkitanNya. Sebaliknya, pada saat kita melihat bagian yang hanya berbicara tentang kebang­kitan Kristus, kita juga harus mengingat kematianNya.

 

Calvin: “So then, let us remember that whenever mention is made of His death alone, we are to understand at the same time what belongs to His resurrection. Also, the same synecdoche applies to the word ‘resurrection’: whenever it is mentioned separately from death, we are to understand it as including what has to do especially with His death” (= Jadi, marilah kita mengingat bahwa kalau hanya disebutkan tentang kematian­Nya, kita harus mengartikan pada saat yang sama, apa yang termasuk dalam kebangkitanNya. Juga synecdoche yang sama berlaku terhadap kata ‘kebangkitan’: kalau kata itu disebut­kan terpisah dari kematian, kita harus menafsirkan kata itu beserta apa yang termasuk dalam kematianNya) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, Chapter XVI, No 13.

 

Contoh:

 

·        Ro 10:9 mengatakan bahwa orang yang percaya bahwa Yesus sudah bangkit dari antara orang mati, akan diselamatkan. Ini tentu tidak boleh diartikan bahwa orang itu tidak perlu percaya tentang kematian Kristus untuk menebus dosanya.

 

·        Ibr 2:14 mengatakan bahwa oleh kematianNya Yesus memusnahkan Iblis. Ini rasanya tidak cocok, dan karenanya kata ‘kematian’ di sini harus diartikan mencakup juga akan ‘kebang­kitan’ Yesus.

 

 



email us at : gkri_exodus@lycos.com