Eksposisi Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus

oleh: Pdt. Budi Asali M.Div.


I KORINTUS 9:19-27

 

Ay 19-23:

 

1)  Dalam 1Kor 9:1-18, kita sudah melihat bahwa Paulus menunjukkan bahwa dalam hidupnya, ia rela membuang haknya demi kepentingan orang lain.

 

Di sini, ia kembali memberi contoh dimana ia rela membuang haknya demi orang lain:

 

a)  Ay 19: Paulus adalah orang bebas (bdk. ay 1), tetapi ia mau menjadi hamba bagi semua orang. Tetapi, ay 19 ini harus ditafsirkan dengan memperhatikan 1Kor 7:23b dimana ia melarang untuk menjadi hamba manusia. Jadi, kalau dalam ay 19 ia berkata bahwa ia rela menjadi hamba semua orang, itu tidak berarti ia betul-betul mau tunduk secara mutlak kepada semua manusia, tetapi sekedar bahwa ia mau merendahkan dirinya untuk melayani orang lain dalam pelayanan yang bagaimanapun hinanya / rendahnya.

 

Penerapan:

Kalau saudara adalah orang kaya / berkedudukan, maukah saudara menyangkal diri / hak saudara dan melayani orang lain dalam pelayanan yang rendah?

 

b)  Ay 20:

 

·        Orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat.

 

·        Yang dimaksud dengan hukum Taurat di sini adalah ceremonial law / hukum-hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan. Orang kristen memang tidak lagi hidup di bawah hukum Taurat / ceremonial law (bdk. Ro 6:14  Ro 10:4 - “Christ is the end of the law”), karena sejak kematian / kebangkitan Kristus, maka ceremonial law ini dihapuskan (Ef 2:15).

 

·        Tetapi Paulus, yang adalah orang kristen, yang seharusnya berhak untuk mengabaikan hukum Taurat / ceremonial law, ternyata mau menyangkal haknya dan mau hidup seperti orang Yahudi / orang yang hidup di bawah hukum Taurat. Contoh: Kis 16:1-3  Kis 21:17-26.

 

c)  Ay 21:

 

·        Terjemahan hurufiahnya adalah “to the ones without law” (= kepada orang-orang tanpa hukum Taurat). Yang dimaksud di sini adalah orang bukan Yahudi.

 

·        Yang dimaksud dengan hukum Taurat di sini adalah sama seperti dalam ay 20, yaitu ceremonial law. Jadi, terhadap orang-orang non Yahudi, maka Paulus juga tidak menuruti ceremonial law, dan iapun tidak menyuruh orang-orang non Yahudi itu untuk menuruti ceremonial law, karena hal itu merupakan suatu beban yang berat yang akan menjadi penghalang dalam Pemberitaan Injil (bdk. Kis 15, khususnya Kis 15:10).

 

·        Yang dimaksud dengan Hukum Allah di sini adalah moral law (= hukum moral), sedangkan Hukum Kristus jelas tidak berarti bahwa Kristus memberi satu set hukum untuk menggantikan Hukum Taurat yang telah dihapuskan. Mungkin bisa diartikan bahwa orang-orang yang ada di dalam Kristus harus membuktikan imannya dengan perbuatan baik / ketaatan.

 

Jadi, ay 21b memberikan batas dalam penyesuaian diri dengan orang-orang yang tidak punya Hukum Taurat! Kita tidak boleh menyesuaikan diri dalam hal yang bersifat dosa! Misalnya:

 

*        ikut ke pelacuran.

 

*        ikut ke tempat penyembahan berhala.

 

*        ikut merokok, dsb.

 

d)  Ay 22a.

 

Yang dimaksud dengan orang lemah di sini, adalah sama dengan orang lemah dalam 1Kor 8, yaitu orang-orang yang pandangan / pengertiannya kurang baik.

 

e)  Ay22b: ini secara umum.

 

Ia mau menjadi segala-galanya supaya dapat memenangkan orang lain.

 

2)  Tujuan Paulus membuang hak:

 

a)  Untuk memenangkan sebanyak mungkin orang.

 

Ini tertulis sebanyak 6 x! (ay 19b,20a,20b,21b,22b,22c). Ini menunjukkan betapa Injilinya Paulus! Ia menggunakan seluruh hidupnya untuk bisa memenangkan jiwa bagi Tuhan. Bagaimana dengan saudara? Apa yang saudara lakukan supaya saudara bisa memenangkan banyak jiwa bagi Tuhan?

 

b) Ay 23: ‘karena Injil’.

 

Artinya: demi kemajuan Injil. Jadi, artinya tidak terlalu berbeda dengan point a) di atas.

 

c)  Ay 23: ‘Supaya aku mendapat bagian di dalamnya’.

 

Sukar untuk memastikan arti dari bagian ini, tetapi yang jelas artinya bukanlah ‘supaya selamat’, karena kalau diartikan demikian, akan menimbulkan ajaran ‘Salvation by works’ (= Keselamatan karena perbuatan baik)!

 

Calvin mengartikan “To receive the fruit of it” (= supaya menerima buah dari Injil).

 

NIV menterjemahkan: “that I may share in its blessings”.

 

3)  Dalam ay 20-22, Paulus membicarakan sikapnya / caranya di dalam menghadapi orang-orang Yahudi, orang-orang bukan Yahudi, dan orang-orang yang lemah.

 

Paulus pasti mempunyai perbedaan pandangan dengan mereka. Tetapi ia tidak mau memperdebatkan hal-hal itu (kecuali kalau hal itu berhubungan dengan Injil). Ia bahkan menyesuaikan diri untuk bisa memberitakan Injil! Ini merupakan sesuatu yang penting dan harus ditiru.

 

Contoh:

 

·        Kalau kita berhadapan dengan orang Kharismatik yang belum sungguh-sungguh percaya, kita tidak usah mempersoalkan / berdebat tentang bahasa roh. Tetapi kita harus berusaha memberitakan Injil dulu!

 

·        Kalau kita berhadapan dengan orang Arminian yang belum percaya, maka kita tidak usah berbicara tentang Predestinasi! Kita harus berusaha untuk memberitakan Injil dulu!

 

·        Kalau kita berhadapan dengan orang Katolik, kita tidak usah berbicara tentang Paus, sakramen, Deutrokanonika dsb. Kita harus berusaha untuk memberitakan Injil dulu!

 

·        Demikian juga kalau kita berhadapan dengan orang yang beragama lain, kita tidak perlu mempersoalkan / memperdebatkan hal-hal yang bertentangan antara kekristenan dengan agama mereka (kecuali kalau hal itu berhubungan langsung / erat dengan Injil)! Kita harus berusaha untuk memberitakan Injil dulu kepada mereka!

 

4)  Paulus selalu menyesuaikan diri dengan orang yang diinjili.

 

Kita juga harus melakukan hal yang sama kalau kita mau memberitakan Injil!

 

Contoh:

 

·        Kalau kita menghadapi orang miskin, kita juga berpakaian sederhana. Dan sebaliknya, kalau kita menghadapi oreang kaya, setidaknya kita berpakaian yang rapi.

 

·        Kalau kita menghadapi orang yang bodoh / tidak berpendidikan, maka kita tidak perlu menggunakan istilah-istilah bahasa asing yang sukar. Kita harus menjelaskan secara sederhana dan gamblang, memberikan banyak contoh dan illustrasi untuk membantu ia mengerti. Sebaliknya, kalau kita menghadapi orang yang pandai / terpelajar, maka kita tidak boleh menjelaskan seperti kita mengajar anak SD (terlalu diulang-ulang dsb)

 

·        Kita harus bersikap serius terhadap orang serius, dan bersikap ‘sinting’ terhadap orang yang ‘sinting’.

 

5)  Paulus menyesuaikan diri / membuang haknya hanya dalam hal-hal yang tidak dosa (bdk. ay 21) / bukan prinsip (bdk. Kis 15:1-2  Gal 2:3-5). Jadi, bagian ini tidak mengajarkan untuk berkompromi dalam hal-hal yang bersifat dosa ataupun hal-hal yang merupakan prinsip dalam kekristenan!

 

Ay24-27:

 

Bagian ini tetap berhubungan erat dengan bagian di atas. Tadi Paulus menekankan bahwa orang Kristen harus rela membuang hak. Mungkin ada orang yang menganggap Paulus keterlaluan, atau bahwa hal itu terlalu berat. Karena itu Paulus lalu memberikan ay 24-27, yang merupakan suatu desakan untuk mau menyangkal diri / berusaha mati-matian.

 

1)  Hidup Kristen diumpamakan sebagai pertandingan lari.

 

Karena ini adalah suatu perumpamaan, maka antara hidup kristen dan pertandingan lari, ada persamaan-persamaan tertentu, tetapi juga ada perbedaan-perbedaan tertentu

 

Persamaannya:

 

a)  Baik orang kristen, maupun seorang atlet dalam pertandingan lari, harus berusaha mati-matian, dan harus melakukannya dengan tekun sampai akhir (ay 24).

 

Penerapan:

Apakah saudara berusaha mati-matian dan tekun dalam belajar Firman Tuhan, berdoa, berusaha membuang dosa / menyucikan diri, melayani / memberitakan Injil, memberi persembahan, dsb?

 

b)  Baik orang kristen maupun seorang atlet dalam pertandingan lari, harus bisa menguasai diri dalam segala hal (ay 25,27a).

 

Ay 27a (NIV): “No, I beat my body and make it my slave” (= Tidak, aku mengalahkan tubuhku dan menjadikannya budakku).

 

Bandingkan juga dengan Ro 13:14b!

 

Penerapan:

Penguasaan diri diperlukan, bukan hanya dalam hal yang bersifat dosa, tetapi juga dalam hal yang tidak bersifat dosa tetapi yang menghalangi Pemberitaan Injil.

 

c)  Ay 26 (NIV): “I do not fight like a man beating the air”.

 

Ada 2 kemungkinan arti:

 

·        Harus ada tujuan, tidak sembarangan. Lari mempunyai tujuan yaitu garis finish. Hidup Kristen mempunyai tujuan, yaitu untuk memuliakan Tuhan.

 

·        Harus ada gunanya.

 

Kalau “speaking into the air” dalam 1Kor 14:9 artinya adalah berbicara tanpa ada gunanya, maka mungkin sekali “beating the air” dalam ay 26 ini artinya adalah memukul tanpa ada gunanya.

 

Penerapan:

Jangan asal melakukan pelayanan / aktivitas dalam hidup kekristenan saudara! Lakukanlah pelayanan yang ada gunanya!

 

Perbedaannya:

 

a)  Dalam lari, hanya satu orang yang bisa juara / menang (ay 24). Dalam hidup Kristen, banyak yang bisa menang.

 

b)  Dalam pertandingan lari, pelari yang lain adalah saingan (ay 24). Dalam hidup Kristen, orang kristen lain bukanlah saingan, karena sama-sama bisa menang.

 

Penerapan:

Kalau ada gereja baru yang berdiri, dan lalu banyak jemaat gereja saudara yang pindah ke gereja baru itu, bagaimana sikap saudara terhadap gereja baru itu? Apakah saudara menganggapnya sebagai saingan? Kalau ada orang kristen lain yang bisa melayani Tuhan dengan cara yang lebih baik dari saudara, bagaimana sikap saudara terhadapnya? Apakah saudara menganggapnya sebagai saingan? Kalau saudara menganggap gereja / orang kristen itu sebagai saingan, maka jelas bahwa saudara bukan hidup bagi kemuliaan Tuhan, tetapi bagi kemuliaan gereja saudara atau diri saudara sendiri!

 

c)  Dalam pertandingan lari, pemenangnya mendapat mahkota yang fana. Dalam kehidupan Kristen, kita akan mendapat mahkota yang kekal (ay 25b).

 

Perbedaan ini menyebabkan orang Kristen harus lebih mati-matian / tekun daripada pelari!

 

2)  Ay 27b.

 

Ada orang yang menganggap bahwa ayat ini menunjukkan bahwa Paulus takut kehilangan keselamatannya, dan karena itu, jelaslah bahwa keselamatan bisa hilang!

 

Tetapi pandangan seperti itu salah, karena ayat ini terletak dalam kontex yang berbicara tentang pertandingan lari, hadiah / mahkota / pahala. Karena itu, yang ditakutkan oleh Paulus dalam ayat ini bukanlah kehilangan keselamatannya, tetapi kehilangan pahalanya!

 

NIV: “... I myself will not be disqualified for the prize (= ... aku tidak didiskwalifikasi untuk hadiahnya)

 

Harus diakui bahwa dalam bahasa aslinya, kata-kata ‘for the prize’ itu tidak ada. Tetapi, kontexnya membenarkan penafsiran seperti itu!

 

Bandingkan ayat ini dengan 1Kor3:11-15!

 

-AMIN-