Eksposisi Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus

oleh: Pdt. Budi Asali M.Div.


I KORINTUS 8:1-13

 

 

Dari ay 1a,4 bisa kita ketahui bahwa rupa-rupanya orang Korintus mempunyai persoalan tentang boleh tidaknya orang kristen makan daging persembahan berhala. Mereka lalu menanyakan hal itu kepada Paulus dan dalam pertanyaan mereka ada suatu argumentasi untuk mendukung pandangan bahwa orang kristen boleh makan daging persembahan berhala dengan bebas. Argumentasi itu kira-kira berbunyi: orang kristen boleh makan daging persembahan berhala, karena dalam dunia / alam semesta ini hanya ada 1 Allah saja dan semua dewa-dewa / berhala-berhala itu bukan Allah sehingga jelas tidak bisa mempengaruhi orang kristen.

 

Jawaban Paulus:

 

Ay 1-3:

 

1)  Ada 2 macam pengetahuan:

 

a)  Pengetahuan tanpa kasih.

 

Pengetahuan seperti ini:

 

·        membuat orang menjadi sombong (ay 1b).

 

·        menyandungi orang lain (ay 10-11).

 

·        hanya bersifat intelek saja dan sebetulnya bersifat semu (ay 2).

 

b)  Pengetahuan dengan kasih.

 

Pengetahuan seperti ini membangun orang lain (ay 1b: kata-kata ‘kasih membangun’ harus diartikan ‘pengetahuan yang disertai kasih, membangun’).

 

Komentar Charles Hodge tentang ‘love / kasih’:

“It does not terminate on itself, as knowledge does, but goes out of itself, and seeks happiness in another, and lives and acts for others” (= Kasih tidak berakhir pada dirinya sendiri, seperti yang dilakukan oleh pengetahuan, tetapi keluar dari dirinya, dan mencari kebahagiaan dalam diri orang lain, dan hidup dan bertindak untuk orang lain).

 

Penerapan:

Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara mempunyai pengetahuan tanpa kasih, atau pengetahuan dengan kasih? Kalau saudara ingin memeriksanya, maka saudara bisa merenungkan hal-hal ini:

 

·        Apakah pengetahuan saya membuat saya menjadi sombong?

 

·        Apakah pengetahuan itu berhenti pada diri saya sendiri?

 

·        Apakah pengetahuan itu membuat saya membangun orang lain?

 

2)  Sekalipun ‘pengetahuan tanpa kasih’ adalah sesuatu yang salah, tetapi ‘pe-ngetahuan’ itu sendiri, asal itu adalah pengetahuan yang benar, tidak salah!

 

Ada orang yang beranggapan: karena pengetahuan membuat orang menjadi sombong, maka lebih baik kita tak belajar!

 

Tetapi Calvin berkata:

“Nothing is so arrogant as igno­rance” (= tidak ada yang sesombong ketidaktahuan / kebodohan).

 

Memang orang yang tidak tahu atau orang yang bodoh (dalam hal rohani / Kitab Suci) biasanya sombong dan bahkan berani mengajari orang yang lebih mengerti!

 

Karena itu, bagaimanapun juga, jangan berhenti mencari pengetahuan Kitab Suci! Kalau saudara ternyata mempunyai pengetahuan tanpa kasih, maka bukan pengetahuan yang dibuang atau dihen­tikan dalam pencariannya, tetapi kasihnyalah yang harus diusahakan. Ini bisa saudara lakukan dengan memintanya dari Tuhan yang adalah kasih, dan juga dengan banyak bersekutu dengan Dia!

 

3)  Ada hal-hal yang boleh atau tidaknya untuk dilakukan, bukan hanya ditinjau dari pengetahuan Kitab Suci, tetapi juga dari kasih. Khususnya kalau saudara mau melakukan tindakan-tindakan netral (yang tidak dilarang maupun diperintahkan oleh Tuhan / Kitab Suci), maka saudara harus me-ninjaunya berdasarkan kasih. Ini bisa saudara lakukan dengan memper-tanyakan hal ini: apakah tindakan ini merugikan / menjatuhkan orang lain? Kalau ya, janganlah lakukan tindakan itu, sekalipun tindakan itu tak dilarang oleh Kitab Suci.

 

Ay 4-6:

 

Sekarang, Paulus menjelaskan tentang ‘pengetahuan’ yang ia maksudkan dalam ay 1, yaitu bahwa berhala / dewa itu bukan apa-apa, dan bahwa sebetulnya hanya ada 1 Allah saja.

 

Dari sini bisa disimpulkan bahwa sebetulnya makan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala, tidak bisa mencemarkan kita. Tindakan itu sendiri sebetulnya tidak dosa (ay 8,9).

 

Ay 7-13:

 

1)  Tidak semua orang mempunyai pengetahuan itu (ay 7).

 

a)  Ada orang-orang yang sekalipun sudah menjadi orang kris­ten, tetapi tidak diajar dengan baik, sehingga masih kurang mempunyai pengertian. Mereka ini menganggap bahwa makan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala adalah dosa / najis, sehingga kalau mereka makan makanan itu mereka akan merasa bersalah (ini yang dimaksud dengan ‘hati nurani mereka itu dinodai olehnya’ dalam ay 10).

 

b)  Tindakan memakan makanan persembahan berhala itu tidak salah bagi orang yang mengerti / tahu. Tetapi bagi mereka yang tidak mengerti dan yang menganggap tindakan itu berdo­sa, maka mereka betul-betul berdosa kalau mereka memakan­nya (Roma 14:14,23). Mengapa begitu? Karena kalau mereka menganggap tindakan itu berdosa, dan mereka tetap melaku­kannya, ini jelas menunjukkan ketidakpedulian terhadap Firman Tuhan maupun terhadap Allah sendiri.

 

Jadi jelas bahwa ada tindakan-tindakan tertentu, yang tidak salah bagi satu orang, tetapi salah bagi orang lain!

 

c)  Dalam hidup kita, kita tak boleh melakukan sesuatu hanya berdasarkan pengetahuan kita, tetapi juga berdasarkan ketidaktahuan orang lain.

 

Seorang penafsir berkata:

“You have knowledge; they are ignorant. Your actions ought to be regulated not merely according to your knowl­edge, but also according to their ignorance” (= Kamu mempunyai pengetahuan, mereka tidak tahu. Tindakanmu harus diatur bukan semata-mata sesuai dengan pengetahuanmu, tetapi juga sesuai ketidaktahuan mereka).

 

2)  Makan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala, sebetulnya memang tidak dosa. Ay 8 menunjukkan bahwa ini termasuk tindakan netral! Dan ay 9 menyebut ‘kebebasan’, yang jelas menunjukkan bahwa tindakan tersebut sebetulnya tidak dosa.

 

3)  Tetapi, karena tindakan itu bisa menjatuhkan orang lain, maka tindakan itu tidak boleh kita lakukan (ay 9-13).

 

  • Ay 9: Kita harus hati-hati supaya tidak menjatuhkan orang yang lemah!

 

  • Ay 10: Paulus memberi contoh bagaimana orang yang lemah bisa jatuh karena orang yang kuat memakan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala.

 

‘Mereka lemah hati nuraninya’ artinya: mereka menganggap bahwa hal itu dosa, atau mereka ragu-ragu apakah hal itu diperbolehkan.

 

Tetapi melihat orang yang punya pengetahuan ternyata makan, maka itu mendorong mereka untuk ikut makan. Ini menyebabkan:

 

·        mereka merasa bersalah (‘hati nurani mereka dinodai’).

 

·        mereka bukan sekedar merasa berdosa, tetapi mereka betul-betul berdosa (Roma 14:14,23).

 

·        Ay 11:

 

1)  Ayat ini dianggap sebagai ayat yang bertentangan dengan 2 doktrin Reformed / Calvinisme, yaitu:

 

·        doktrin Perseverance of the Saints (= Ketekunan orang kudus) yang menyatakan bahwa orang kristen yang sungguh-sungguh, tidak mungkin kehilangan keselamatannya. Tapi ay 11 itu menunjukkan bahwa orang kristen bisa binasa, berarti kehilangan keselamatannya.

 

·        doktrin Limited Atonement (= Penebusan terbatas) yang menyatakan bahwa Kristus mati hanya untuk menebus orang-orang pilihan saja. Tetapi ay 11 itu mengatakan bahwa orang, untuk siapa Kristus sudah mati, ternyata akhirnya binasa. Jadi, Kristus juga mati untuk orang-orang yang akan masuk neraka (bukan pilihan)

 

Jawaban terhadap serangan itu:

 

Ada beberapa kemungkinan untuk menafsirkan ay 11 ini:

 

a)  Kata-kata ‘saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati’ diartikan sebagai ‘orang kristen yang sejati’. Tetapi kata ‘binasa’ tidak diartikan ‘masuk ke neraka’, tetapi diartikan ‘jatuh ke dalam dosa’.

 

Keberatan terhadap penafsiran ini:

 

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘binasa’ adalah APOLLUTAI yang bisa diterjemahkan sebagai:

 

·        membunuh (Mat 2:13 1Kor 10:9-10).

 

·        membinasakan dalam neraka (Mat 10:28 Yoh 3:16).

 

·        terhilang / kehilangan (Mat 10:6,42).

 

·        hancur / terbuang (Mark 2:22).

 

Kata APOLLUTAI tidak pernah punya arti / diterjemahkan sebagai ‘jatuh dalam dosa’.

 

Jawaban terhadap keberatan ini:

 

Bagaimanapun juga, saya berpendapat bahwa ini adalah penafsiran yang mempunyai kemungkinan benar, karena kontex dari ay 11 ini cocok dengan arti tersebut. Perhatikan kata-kata ‘hati nurani mereka dinodai’ dalam ay 7, dan juga ‘batu sandungan’ dalam ay 9,13, dan juga ‘melukai hati nurani mereka’ dalam ay 12. Disamping itu, agak aneh kalau tindakan seseorang untuk makan makanan persembahan berhala itu, membawa seseorang lain ke dalam neraka!

 

Kalau kita menerima penafsiran bahwa ‘binasa’ berarti ‘jatuh ke dalam dosa’, maka jelas sekali bahwa ay 11 ini tidak bertentangan dengan 2 doktrin Reformed tersebut di atas!

 

b)  Kata ‘binasa’ diartikan ‘masuk ke neraka’, tetapi kata-kata ‘saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati’ diartikan sebagai ‘orang kristen KTP’.

 

Kalau kita menafsirkan seperti ini, maka jelaslah bahwa ay 11 ini tidak menentang 2 doktrin Reformed tersebut di atas.

 

Penafsiran ini mungkin saja benar, karena penulis-penulis Kitab Suci sering menggambarkan seseorang sesuai dengan pengakuan orang itu. Jadi, orang yang mengaku sebagai orang kristen, digambarkan betul-betul sebagai orang kristen, sekalipun sebetulnya ia hanya kristen KTP saja! Contoh:

 

·        Kis 8:13 mengatakan bahwa Simon Magus ‘menjadi per­caya’, tetapi dari sikap Simon Magus selanjutnya dan juga dari kata-kata Petrus kepadanya (Kis 8:14-24), jelas terlihat bahwa ia bukan orang kristen yang sungguh-sungguh!

 

·        Yoh 6:66 menunjukkan adanya banyak ‘murid’ Tuhan Yesus yang meninggalkan Yesus. Ini juga jelas menun­jukkan bahwa mereka bukan orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus (bandingkan dengan 1Yoh 2:18-19)

 

·        2Pet 2:1 bahkan menggambarkan orang-orang itu sebagai orang yang ditebus oleh Yesus. Tetapi mereka ternyata menyangkal Penguasa (Yesus), dan mereka adalah nabi-nabi palsu!

 

c)  Kata ‘binasa’ diartikan ‘masuk ke neraka’, dan kata-kata ‘saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati’ diartikan orang kristen sejati. Tetapi ay 11 ini ditafsirkan bukan sebagai sesuatu yang betul-betul terjadi / sesuatu yang betul-betul bisa terjadi, tetapi sekedar sebagai suatu peringatan, justru supaya hal itu tidak terjadi!

 

Contoh dari Kitab Suci: Kis 27:21-25 Paulus yakin bahwa semua pasti selamat, karena itu dijanjikan oleh Tuhan. Tetapi Kis 27:26-34 menunjukkan bahwa mereka tetap harus berusaha supaya selamat. Dalam Kis 27:31, Paulus bahkan memberikan peringatan dengan berkata: “Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat. Paulus jelas bukannya bertentangan dengan dirinya sendiri! Semua ini hanya menunjukkan, bahwa sekalipun keselamatan itu dijamin oleh Tuhan, mereka tetap punya tanggung jawab untuk berusaha supaya selamat!

 

Kita bisa menafsirkan 1Kor 8:11 ini dengan cara yang sama. Orang yang sungguh-sungguh kristen, sudah sela­mat dan tidak akan kehilangan keselamatannya. Tetapi manusia tetap mempunyai tanggung jawab. Orang yang mempunyai pengetahuan, harus hidup sedemikian rupa sehingga tidak menghancurkan keselamatan orang-orang yang lemah. Jadi, ini hanya suatu peringatan saja!

 

Kalau ditafsirkan seperti ini, maka jelas bahwa ay 11 ini tidak menentang 2 doktrin Reformed tersebut di atas!

 

2)  Ay 11 ini juga menunjukkan bahwa kalau kita melihat orang yang lemah, kita harus menyadari bahwa Kristus mati bagi dia! Itu berarti bahwa Kristus mengasihi dia! Karena itu, kita juga harus mengasihi dia (bukannya jengkel terhadap dia!), dan kita harus berusaha untuk tidak menjatuhkan dia!

 

·        Ay 12: Dosa yang dilakukan terhadap mereka (orang-orang yang lemah) sama halnya seakan-akan dosa itu dilakukan terhadap Kristus sendiri. Mengapa?

 

a)  Karena Kristus satu dengan mereka.

 

b)  Karena Kristus menyuruh mengasihi mereka (Mat 22:39).

 

·        Ay 13: Paulus rela berkorban bagi saudara seiman. Kita juga harus seperti itu!

 

-AMIN-