Eksposisi Injil Yohanes

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


Yohanes 20:11-18

 

 

Ay 11-12: (11) Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, (12) dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring.

 

1)   Kata ‘Tetapi’ pada awal ay 11 mengkontraskan antara kedua rasul yang pulang ke rumah dengan Maria Magdalena yang tetap berada di kuburan.

 

2)   Ada penafsir yang menganggap bahwa pada saat ini Maria Magdalena sudah terpisah dari perempuan-perempuan yang lain yang tadinya menyertai dia ke kubur, sehingga pada saat ini ia memang berada sendirian.

 

Leon Morris (NICNT): “It is possible that after the vision of the angels mentioned in the Synoptists she became separated from the others and that the vision of the Lord (cf. v. 14) took place then” [= Adalah mungkin bahwa setelah penglihatan malaikat-malaikat yang disebutkan dalam Injil Sinopsis (Matius, Markus, Lukas), ia menjadi terpisah dari perempuan-perempuan yang lain, dan bahwa penglihatan dari Tuhan (bdk. ay 14) terjadi pada saat itu] - hal 829.

 

Ini didukung oleh kata ganti empunya ‘ku’ dan kata ganti orang ‘aku’ yang digunakan oleh Maria Magdalena dalam ay 13.

 

A. T. Robertson: “‘I do not know.’ Singular here, not plural as in John 20:2, because clearly Mary is alone here” (= ‘Aku tidak tahu’. Bentuk tunggal di sini, bukan jamak seperti dalam Yoh 20:2, karena jelas bahwa Maria sendirian di sini).

 

Tetapi Calvin menganggap bahwa sekalipun tidak diceritakan, para perempuan yang lain itu masih bersama dengan dia.

 

3)   Ay 12 mengatakan 2 orang malaikat, tetapi Mat 28:2 dan Mark 16:5 mengatakan seorang. Ini bukan kontradiksi. Mungkin hanya satu yang berbicara, sehingga Matius dan Markus hanya menyoroti seorang saja.

 

4)   Calvin menganggap hal ini sebagai awal dari pemuliaan Kristus.

 

Calvin: “by the honour which the angels render to the sepulchre, not only is the ignominy of the cross taken away, but the heavenly majesty of Christ shines” (= oleh kehormatan yang diberikan malaikat-malaikat kepada kuburan, bukan hanya kehinaan dari salib itu diambil, tetapi keagungan surgawi dari Kristus bersinar) - hal 256.

 

Bahkan ada penafsir yang mengatakan bahwa adanya 2 malaikat ini disebabkan karena Yesus disalibkan di antara 2 penjahat. Jadi, kalau pada perendahanNya yang terendah Yesus disalibkan di antara 2 penjahat, maka sekarang pada pemuliaanNya, Ia bangkit dan ada 2 malaikat di kuburNya.

 

Ay 13: Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: ‘Ibu, mengapa engkau menangis?’ Jawab Maria kepada mereka: ‘Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.’.

 

1)   Maria Magdalena bingung / sedih secara tidak perlu untuk problem yang sebetulnya bukan problem, tetapi sebaliknya merupakan sesuatu yang menguntungkan.

 

Matthew Henry: “we often perplex ourselves needlessly with imaginary difficulties, which faith would discover to us as real advantages. Many good people complain of the clouds and darkness they are under, which are the necessary methods of grace for the humbling of their souls, the mortifying of their sins, and the endearing of Christ to them” (= kita sering membingungkan diri kita sendiri secara tidak perlu dengan kesukaran-kesukaran yang bersifat khayalan, yang oleh iman akan ditemukan bagi kita sebagai keuntungan yang nyata. Banyak orang baik mengeluh tentang awan dan kegelapan, dibawah mana mereka berada, yang merupakan metode kasih karunia yang perlu untuk membuat jiwa mereka menjadi rendah hati, pematian dosa-dosa mereka, dan membuat mereka disayangi Kristus).

 

2)   Apakah Maria Magdalena tahu bahwa yang berbicara kepadanya itu adalah malaikat?

 

Calvin berkata bahwa tidak jelas apakah Maria Magdalena tahu bahwa yang berbicara kepadanya adalah malaikat.

 

Kalau Maria Magdalena tahu bahwa itu adalah malaikat, maka ini menunjukkan betapa hebatnya kasih dan pembaktian Maria Magdalena kepada Yesus, sehingga malaikat sekalipun tidak bisa menyimpangkan pemikiran Maria Magdalena kepada Yesus.

 

Matthew Henry: “A sight of angels and their smiles will not suffice without a sight of Christ and God’s smiles in him” (= Penglihatan tentang malaikat-malaikat dan senyum mereka tidak akan cukup tanpa penglihatan tentang Kristus dan senyum Allah dalam Dia).

 

John G. Mitchell: “as I have read this over and over again, and tried to put myself there in the garden, I couldn’t help but ask myself, ‘Well, if I had seen two angels, what would I have done?’ I would have become occupied with the angels. ... But here are two angels, and they are sitting in the place where the Lord had lain. A vision of angels is not going to stop this woman from finding her Lord. ... Mary’s heart is wrapped up in the Savior. Is yours? Do you permit things to come into your life that distract you from Christ? Is this not true of all of us? We allow material things, friends, circumstances - anything under heaven - to come between us and searching and seeking the Lord” (= pada saat saya membaca cerita ini berulang-ulang, dan mencoba untuk meletakkan diri saya sendiri di sana dalam taman itu, saya tidak bisa tidak bertanya kepada diri saya sendiri: ‘Seandainya saya melihat 2 malaikat, apa yang akan saya lakukan?’. Saya akan menjadi sibuk dengan malaikat-malaikat itu. ... Tetapi di sini ada 2 malaikat, dan mereka sedang di tempat dimana Tuhan telah diletakkan. Penglihatan tentang malaikat-malaikat tidak akan menghentikan perempuan ini dari usahanya mencari Tuhan. ... Hati Maria dibaktikan kepada sang Juruselamat. Apakah hatimu juga demikian? Apakah engkau mengijinkan hal-hal datang dalam kehidupanmu yang mengalihkan engkau dari Kristus? Bukankah ini benar tentang kita semua? Kita mengijinkan hal-hal materi, teman-teman, keadaan-keadaan - apapun di bawah langit - untuk datang diantara kita dan pencarian kita terhadap Tuhan) - hal 390.

 

Ay 14-16: (14) Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. (15) Kata Yesus kepadanya: ‘Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?’ Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepadaNya: ‘Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambilNya.’ (16) Kata Yesus kepadanya: ‘Maria!’ Maria berpaling dan berkata kepadaNya dalam bahasa Ibrani: ‘Rabuni!’, artinya Guru.

 

1)   Mengapa Yesus menampakkan diri pertama-tama kepada Maria Magdalena?

 

Merupakan sesuatu yang aneh bahwa Tuhan Yesus menampakkan diri pertama-tama kepada Maria Magdalena, dan bukan kepada salah satu dari para rasul atau kepada Maria, ibuNya. Mungkin ini disebabkan karena Yesus menganggap bahwa Maria Magdalena paling membutuhkan hal itu.

 

2)   Maria Magdalena tidak mengenali Yesus dan mengira Dia sebagai penunggu taman.

 

a)   Apa sebabnya dalam ay 14 Maria Magdalena tidak mengenali Yesus?

 

·        Calvin (hal 256-257) menolak penafsiran yang mengatakan bahwa setelah kebangkitanNya, Kristus selalu berganti-ganti penampilannya. Ia beranggapan bahwa Maria Magdalena tidak mengenali karena ada sesuatu pada matanya (bdk. Luk 24:16). Allah yang memberi mata kepada manusia, bisa mengurangi ketajaman mata mereka pada saat Ia menganggap perlu untuk melakukan hal itu, supaya sekalipun memandang mereka tidak melihat.

 

·        Barclay menganggap bahwa Maria Magdalena tidak mengenali Yesus, karena matanya penuh air mata, dan karena ia tidak mengharapkan kebangkitan Yesus.

 

Barclay: “she could not see him through her tears. ... She could not recognize him because of her tears. ... She could not recognize Jesus because she insisted on facing in the wrong direction” (= ia tidak bisa melihat Dia melalui air matanya. ... Ia tidak bisa mengenali Dia karena air matanya. ... Ia tidak bisa mengenali Yesus, karena ia berkeras untuk menghadap ke arah yang salah) - hal 269.

 

b)   Sekalipun Maria Magdalena tidak melihat / mengenali Yesus, tetapi Yesus dekat dengan Dia.

 

Matthew Henry: “The Lord is nigh unto them that are of a broken heart (Ps. 34:18), nearer than they are aware. Those that seek Christ, though they do not see him, may yet be sure he is not far from them” [= Tuhan itu dekat kepada mereka yang hancur / patah hatinya (Maz 34:19), lebih dekat dari yang mereka sadari. Mereka yang mencari Kristus, sekalipun mereka tidak melihat Dia, boleh yakin bahwa Ia tidak jauh dari mereka].

 

c)   Hati yang sedih / kacau sering menyalah-tafsirkan providensia Allah dan kasih karuniaNya.

 

Matthew Henry: “The error of her understanding. She supposed our Lord Jesus to be the gardener, ... Note, Troubled spirits, in a cloudy and dark day, are apt to misrepresent Christ to themselves, and to put wrong constructions upon the methods of his providence and grace” (= Kesalahan pengertiannya. Ia menduga Tuhan kita Yesus sebagai tukang kebun, ... Perhatikan, roh / jiwa yang susah / kacau, pada hari yang berawan dan gelap, condong untuk salah menggambarkan Kristus untuk diri mereka sendiri, dan membuat penafsiran yang salah tentang metode dari providensia dan kasih karuniaNya).

 

Bdk. Maz 31:23 - “Aku menyangka dalam kebingunganku: ‘Aku telah terbuang dari hadapan mataMu.’ Tetapi sesungguhnya Engkau mendengarkan suara permohonanku, ketika aku berteriak kepadaMu minta tolong”.

 

3)   Yesus, tangisanNya, kebangkitanNya, dan tangisan kita.

 

Matthew Henry: “It should seem, this was the first word Christ spoke after his resurrection: ‘Why weepest thou? I am risen.’ The resurrection of Christ has enough in it to ally (allay?) all our sorrows, to check the streams, and dry up the fountains, of our tears” (= Kelihatannya ini merupakan kata-kata pertama yang diucapkan Yesus setelah kebangkitanNya: ‘Mengapa engkau menangis? Aku telah bangkit’. Kebangkitan Kristus mempunyai sesuatu yang cukup di dalamnya untuk mengurangi / menenangkan semua kesedihan kita, mengurangi aliran-aliran, dan mengeringkan sumber, dari air mata kita).

 

Pulpit Commentary: “‘Jesus saith to her,’ in the words of the angels, ‘Woman, why weepest thou?’. These are the first words of the risen Jesus, ... They are the beginning of a fulfilment of the Divine promise ‘to wipe away tears from all faces.’” (= Yesus berkata kepadanya dalam kata-kata dari malaikat-malaikat, ‘Perempuan, mengapa engkau menangis?’. Ini adalah kata-kata pertama dari Yesus yang bangkit, ... kata-kata itu merupakan permulaan penggenapan dari janji Ilahi ‘untuk menghapus air mata dari semua wajah’) - hal 468.

 

Wah 7:17 - “Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.’”.

 

Wah 21:4 - “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.’”.

 

Dan dalam tafsirannya tentang Yoh 11:35, William Hendriksen berkata:

“there surely is a connection between 11:35 (‘Jesus burst into tears’) and Rev. 7:17 (‘God shall wipe away every tear from their eyes’): because of his tears ours shall be wiped away” [= Pasti ada hubungan antara 11:35 (‘Maka menangislah Yesus’) dan Wah 7:17 (‘Allah akan menghapus setiap air mata dari mata mereka’): karena air mataNya, maka air mata kita akan dihapuskan] - hal 155.

 

4)   Kasih tidak merasakan beban.

 

Adam Clarke: “‘And I will take him away.’ How true is the proverb, Love feels no load! Jesus was in the prime of life when he was crucified, and had a hundred pounds weight of spices added to his body; and yet Mary thinks of nothing less than carrying him away with her, if she can but find where he is laid!” (= ‘supaya aku dapat mengambilNya’. Alangkah benarnya pepatah: kasih tidak merasakan beban! Yesus sedang dalam usia yang terbaik pada waktu Ia disalibkan, dan ada 100 pounds rempah-rempah ditambahkan kepada tubuhNya; tetapi Maria berpikir untuk mengambil / mengangkatNya dengan dia, jika saja ia bisa menemukan dimana Ia diletakkan).

 

5)   Sebutan ‘Maria’ oleh Yesus kepada Maria Magdalena menyadarkan Maria bahwa itu adalah Yesus. Dan Maria lalu menyebut Yesus ‘Rabbuni’ (ay 16).

 

a)   Wycliffe Bible Commentary: “Rabboni (Master or Lord). Originally the form meant ‘my great one’, but the word had come to be used without possessive force [= Rabbuni (Guru atau Tuhan). Pada mulanya bentuk ini berarti ‘Guruku yang agung’, tetapi kata itu lalu digunakan tanpa kepemilikan (tanpa kata ganti empunya ‘ku’)].

 

b)   Ada banyak penafsir yang membedakan ‘Rabbi’ dan ‘Rabbuni’.

 

Barnes’ Notes: “‘Rabboni.’ This is a Hebrew word denoting, literally, my great master. It was one of the titles given to Jewish teachers. This title was given under three forms: (a) Rab, or master - the lowest degree of honor. (b) Rabbi, my master - a title of higher dignity. (c) Rabboni, my great master the most honorable of all. This title, among the Jews, was only given to seven persons, all persons of great eminence. As given by Mary to the Saviour, it was at once an expression of her joy, and an acknowledgment of him, as her Lord and Master” [= ‘Rabbuni’. Ini adalah suatu kata Ibrani yang secara hurufiah menunjukkan ‘guruku yang agung’. Itu adalah satu dari gelar-gelar yang diberikan kepada guru-guru Yahudi. Gelar ini diberikan dalam 3 bentuk: (a) Rab, atau guru - tingkat kehormatan yang paling rendah. (b) Rabbi, guruku - suatu gelar kewibawaan yang lebih tinggi. (c) Rabbuni, ‘guruku yang agung’, gelar yang paling tinggi / terhormat dari semua. Gelar ini, di antara orang-orang Yahudi, hanya diberikan kepada 7 orang, semuanya orang-orang dengan keunggulan / kemasyhuran yang besar. Pada waktu diberikan oleh Maria kepada sang Juruselamat, itu sekaligus merupakan suatu pernyataan sukacitanya, dan suatu pengakuan tentang Dia sebagai Tuhan dan Gurunya].

 

c)   Ada juga penafsir yang tidak terlalu membedakan ‘Rabbi’ dan ‘Rabbuni’.

 

F. F. Bruce: “That there was little essential difference in meaning between ‘Rabbuni’ and ‘Rabbi’ seems clear from John’s use of the Greek vocative DIDASKALE to render both forms (cf. John 1:38)” [= Bahwa di sana ada sedikit perbedaan arti yang hakiki antara ‘Rabbuni’ dan ‘Rabbi’ kelihatannya jelas dari penggunaan Yohanes tentang bentuk sapaan / vokatif DIDASKALE untuk menterjemahkan kedua bentuk (bdk. Yoh 1:38)] - hal 389.

 

Yoh 1:38 - “Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: ‘Apakah yang kamu cari?’ Kata mereka kepadaNya: ‘Rabi [artinya: Guru (Yunani: DIDASKALE)], di manakah Engkau tinggal?’”.

 

Ay 16: “Kata Yesus kepadanya: ‘Maria!’ Maria berpaling dan berkata kepadaNya dalam bahasa Ibrani: ‘Rabuni!’, artinya Guru (Yunani: DIDASKALE).

 

Jadi, baik ‘Rabi’ dalam Yoh 1:38, maupun ‘Rabbuni’ dalam ay 16 ini, sama-sama diterjemahkan dengan kata Yunani DIDASKALE (= Guru).

 

Ay 17: Kata Yesus kepadanya: ‘Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudaraKu dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu.’.

 

1)   Banyak orang menggunakan ayat ini untuk mengatakan bahwa antara kematian dan kebangkitanNya, Yesus tidak pergi ke surga, tapi ke dunia orang mati.

 

Ini merupakan penafsiran bodoh, dan pada waktu saya membaca buku-buku tafsiran saya, tidak ada orang-orang yang memberikan penafsiran bodoh ini. Mengapa penafsiran ini saya katakan bodoh? Karena itu bertentangan dengan:

 

a)   Kata-kata Yesus kepada penjahat yang bertobat, bahwa hari itu juga penjahat itu akan bersama dengan Dia di Firdaus (Luk 23:43), dan Firdaus itu jelas adalah surga (bdk. 2Kor 12:2,4).

 

b)   Kata-kata terakhir Yesus di kayu salib menunjukkan bahwa Ia menyerahkan nyawa / rohNya ke tangan Bapa (Luk 23:46) dan ini jelas menunjukkan bahwa Ia pergi ke surga pada saat mati.

 

Jadi, kata-kata ‘Aku belum pergi kepada Bapa’ tidak menunjuk ke belakang / saat antara kematian dan kebangkitan Yesus, tetapi menunjuk ke depan / saat kenaikanNya ke surga. Ini jelas terlihat kalau kita membaca ay 17bnya (‘Aku akan pergi kepada BapaKu dan BapaMu, kepada AllahKu dan Allahmu’).

 

Catatan: dalam kedua kalimat ini, kata ‘pergi’ seharusnya lebih tepat kalau diterjemahkan ‘ascend’ (= naik), seperti dalam terjemahan KJV/RSV/NASB. Dengan demikian lebih jelas lagi bahwa ini menunjuk kepada ‘ascension’ (= kenaikan Kristus ke surga).

 

2)   Ay 17a tidak mungkin diartikan bahwa Yesus melarang Maria Magdalena untuk menyentuh Dia, karena:

 

a)   Murid-murid yang lain diijinkan untuk menyentuh Dia setelah kebangkitanNya.

 

Mat 28:9 - “Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: ‘Salam bagimu.’ Mereka mendekatiNya dan memeluk kakiNya serta menyembahNya”.

 

Luk 24:39-40 - “(39) Lihatlah tanganKu dan kakiKu: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada padaKu.’ (40) Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kakiNya kepada mereka”.

 

Yoh 20:27 - “Kemudian Ia berkata kepada Tomas: ‘Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.’”.

 

Mengapa mereka ini boleh memegang sedangkan Maria Magdalena tidak boleh?

 

b)   Di sini digunakan kata perintah bentuk present, yang disertai kata ‘tidak’.

 

Leon Morris (NICNT): “The present imperative with a negative means ‘Stop doing something’ rather than ‘Do not start something’. Here it will mean ‘Stop clinging to Me’ ... and not, ‘Do not begin to touch Me’” (= Kata perintah bentuk present, disertai kata ‘tidak’, berarti ‘Berhentilah melakukan sesuatu’ dan bukannya ‘Jangan mulai melakukan sesuatu’. Di sini itu berarti ‘Berhentilah berpegang teguh kepadaKu’ ... dan bukannya ‘Jangan mulai menyentuh Aku’) - hal 840.

 

Tasker (Tyndale): “in the Greek the verb ‘touch’ is a present imperative; and when used as a prohibition this should normally give the meaning ‘Stop touching me’ or ‘Do not touch me any more’. The right translation would therefore seem to be, ‘Do not cling to Me’ (RSV ‘Do not hold me’)” [= dalam bahasa Yunani kata kerja ‘menyentuh’ adalah suatu kata perintah bentuk present; dan pada waktu digunakan sebagai suatu larangan ini biasanya harus memberikan arti ‘Berhentilah menyentuh Aku’ atau ‘Jangan menyentuh Aku lagi’. Karena itu terjemahan yang benar kelihatannya adalah ‘Jangan berpegang erat-erat kepada Aku (RSV ‘Jangan menahan Aku’)] - hal 225.

 

Jadi, Maria Magdalena bukannya dilarang menyentuh, tetapi dilarang untuk menahan / memegang erat-erat / nggandoli.

 

3)   Apa maksud / tujuan Maria Magdalena untuk menahan / memegang Yesus erat-erat?

 

Matthew Henry: “Mary thought, now that her Master was risen, he would presently set up a temporal kingdom, such as they had long promised themselves. ‘No,’ says Christ, ‘touch me not, with any such thought; think not to lay hold on me, so as to detain me here; for, though I am not yet ascended, go to my brethren, and tell them, I am to ascend.’” (= Maria berpikir, sekarang bahwa Gurunya sudah bangkit, Ia akan segera mendirikan kerajaan sementara, seperti yang sejak lama mereka janjikan kepada diri mereka sendiri. ‘Tidak’, kata Kristus, ‘jangan menyentuh Aku, dengan pemikiran seperti itu; jangan berpikir untuk memegang Aku, untuk menahan / menghambat Aku di sini; karena, sekalipun Aku belum naik, pergilah kepada saudara-saudaraKu, dan beritahu mereka, Aku harus naik).

 

Calvin: “they were not forbidden to touch him, until Christ saw that, by their foolish and unreasonable desire, they wished to keep him in the world” (= mereka tidak dilarang untuk menyentuh Dia, sampai Kristus melihat bahwa, oleh keinginan mereka yang bodoh dan tak masuk akal, mereka ingin menahan Dia dalam dunia) - hal 259.

 

Calvin: “The meaning of the words therefore is, that his state of resurrection would not be full and complete, until he should sit down in heaven at the right hand of the Father; and, therefore, that the women did wrong in satisfying themselves with having nothing more than the half of his resurrection, and desiring to enjoy his presence in the world” (= Karena itu, arti dari kata-kata ini adalah bahwa keadaan kebangkitanNya tidak akan penuh dan lengkap, sampai Ia duduk di surga di sebelah kanan Bapa; dan karena itu perempuan-perempuan ini melakukan kesalahan dengan memuaskan diri mereka sendiri dengan mendapatkan tidak lebih dari setengah kebangkitanNya, dan menginginkan untuk menikmati kehadiranNya di dunia ini) - hal 259.

 

Wycliffe Bible Commentary: “Mary needed to be taught that the Lord was not with her on the basis of the old relationship. He was already glorified. He belonged now to the heavenly realm, even though he was willing to tarry for a time to meet with his friends” (= Maria perlu diajar bahwa Tuhan tidak lagi bersama dia pada hubungan yang lama. Ia sudah dimuliakan. Sekarang Ia termasuk pada alam surgawi, sekalipun Ia mau untuk berlambat-lambat untuk sementara waktu untuk bertemu dengan teman-temanNya).

 

4)   Mengapa Yesus melarang Maria Magdalena untuk menahannya?

 

Ada 2 pandangan:

 

a)   Karena Ia harus naik ke surga dan tidak bisa ditahan di dunia ini.

 

Barclay: “It may be that Jesus was saying to Mary: ‘don’t go on clutching me selfishly to yourself. In a short time I am going back to my Father” (= Adalah mungkin bahwa Yesus berkata kepada Maria: ‘janganlah terus menggenggam Aku secara egois bagi dirimu sendiri. Dalam waktu yang singkat Aku akan kembali kepada BapaKu) - hal 271.

 

b)   Karena Yesus masih punya waktu sekitar 40 hari sebelum naik ke surga. Jadi tak perlu dipegang erat-erat seakan-akan Dia akan segera naik ke surga hari itu juga.

 

Leon Morris (NICNT): “Part of the thought appears to be that Jesus was not simply returning to the old life. Mary was reacting as though He were. ... But part of the thought also will be concerned with the fact that the ascension was as yet future. ... It is as though Jesus were saying, ‘Stop clinging to Me. There is no need for this, as I am not yet at the point of permanent ascension. You will have opportunity of seeing Me.’” (= Sebagian dari pemikirannya kelihatannya adalah bahwa Yesus tidak sekedar kembali kepada kehidupan yang lama. Maria bertindak seakan-akan Ia kembali kepada kehidupan yang lama. ... Tetapi sebagian dari pemikirannya juga berkenaan dengan fakta bahwa kenaikan itu masih akan datang. ... Seakan-akan Yesus berkata: ‘Berhentilah berpegang erat-erat kepada Aku. Tidak ada keperluan untuk hal ini, karena pada saat ini Aku belum akan naik ke surga secara permanen. Engkau akan mempunyai kesempatan untuk melihat Aku’) - hal 841.

 

5)   Kata-kata ‘Aku akan pergi’ (ay 17b) seharusnya ‘I ascend’ (= Aku naik).

 

Mengapa digunakan present tense, bukan future tense, kalau itu memang menunjuk kepada kenaikanNya ke surga? Ada 2 kemungkinan jawaban:

 

a)   Itu menunjukkan kepastian dari kenaikan itu.

 

Leon Morris (NICNT): “In the message to the ‘brethren’ the verb ‘I ascend’ is in the present tense. This tense may denote future action, but if so it is with the thought either of imminence or certainty. It is the latter which is required here” (= Dalam berita / pesan kepada ‘saudara-saudara’ kata kerja ‘Aku naik’ ada dalam present tense. Tense ini bisa menunjuk kepada tindakan yang akan datang, tetapi jika demikian itu ada dengan pemikiran tentang kesegeraan atau kepastian. Adalah yang terakhir yang dibutuhkan / diharuskan di sini) - hal 841.

 

b)   Itu menunjuk pada proses kenaikan kesurga.

 

Tasker (Tyndale): “‘I ascend’ should be taken as a continuous present ‘I am in the process of ascending’” (= ‘Aku naik’ harus dianggap sebagai suatu bentuk present yang terus menerus ‘Aku ada dalam proses dari kenaikan’) - hal 225.

 

6)   Maria Magdalena disuruh memberitakan kepada saudara-saudara Yesus.

 

John G. Mitchell: “The revelation of His person to her brought her an opportunity for immediate service” (= Wahyu tentang diri / pribadiNya kepadanya membawa kepadanya suatu kesempatan untuk pelayanan langsung) - hal 392.

 

Matthew Henry: “Note, Public service ought to be preferred before private satisfaction. ... Mary must not stay to talk with her Master, but must carry his message” (= Perhatikan, pelayanan umum harus didahulukan dari pada kepuasan pribadi. ... Maria tidak boleh tinggal untuk berbicara dengan Gurunya, tetapi harus membawa pesanNya).

 

Perhatikan bahwa tidak selalu ‘bersekutu dengan Yesus’ itu lebih baik dari pada ‘melayani Yesus’ (bdk. Luk 10:38-42). Di sini Yesus tak mau Maria Magdalena terus dekat dengan Dia dan bersekutu dengan Dia. Ia ingin Maria Magdalena pergi kepada murid-murid yang lain, dan memberitahu mereka kabar tentang kebangkitan Kristus.

 

7)   Siapa yang dimaksud oleh Yesus dengan ‘saudara-saudaraKu’?

 

Ada yang menganggap bahwa ‘my brethren’ menunjuk kepada saudara-saudara tiri Yesus. Ini didukung oleh fakta bahwa setelah Yesus naik ke surga, saudara-saudara tiri yang tadinya tidak percaya kepada Yesus ini (Yoh 7:5) menjadi orang-orang percaya (Kis 1:14).

 

Tetapi kebanyakan penafsir beranggapan bahwa ‘my brethren’ menunjuk kepada murid-murid Yesus, karena cerita ini selanjutnya menunjukkan bahwa Maria Magdalena memang pergi kepada mereka (ay 18).

 

William Hendriksen: “Jesus now calls his disciples by a new name: ‘brothers.’ (cf. Ps. 22:23; 122:8; Heb. 2:11.) ... Brothers belong to one and the same family. They possess much in common. They share in the same inheritance. Thus every true believer is a joint-heir with Christ (Rom. 8:17). Thus, also, in the spiritual sense, God is not the Father of all men but only of those who, having been chosen from eternity, have embraced the Son by a living faith. These - these all, these alone - are Christ’s brothers” [= Sekarang Yesus menyebut murid-muridNya dengan suatu nama yang baru: ‘saudara-saudara’ (bdk. Maz 22:23; 122:8; Ibr 2:11). ... ‘Saudara-saudara’ termasuk dalam keluarga yang satu dan yang sama. mereka mempunyai banyak persamaan. Mereka ikut ambil bagian dari warisan yang sama. Demikianlah setiap orang percaya yang sejati adalah pewaris bersama dengan Kristus (Ro 8:17). Demikian juga dalam arti rohani, Allah bukanlah Bapa dari semua manusia tetapi hanya dari mereka yang, setelah dipilih dari kekekalan, telah memeluk Anak dengan iman yang hidup. Ini, ini semua, ini saja, adalah saudara-saudara Kristus] - hal 456.

 

Jamieson, Fausset & Brown: “That He had still our Humanity, and therefore ‘is not ashamed to call us brethren,’ is indeed grandly evidenced by these words” (= Bahwa Ia tetap mempunyai kemanusiaan kita, dan karena itu ‘tidak malu menyebut mereka saudara’, memang secara agung ditunjukkan oleh kata-kata ini).

 

Catatan: kutipan ayat dari Ibr 2:11.

 

8)   Calvin menganggap (hal 260) bahwa ay 17b ini merupakan penggenapan dari Maz 22:23 - “Aku akan memasyhurkan namaMu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah”.

 

9)   Pesan Yesus adalah sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu’.

 

a)   Kata ‘sekarang’ dalam ay 17b seharusnya tidak ada.

 

b)   ‘Aku akan pergi / naik’.

 

Matthew Henry: “Now this was intended to be, (a.) A word of caution to these disciples, not to expect the continuance of his bodily presence on earth, nor the setting up of his temporal kingdom among men, which they dreamed of. ... (b.) A word of comfort to them, ... he ascended as our forerunner, to prepare a place for us, and to be ready to receive us” [= Ini dimaksudkan sebagai (a) Suatu peringatan kepada murid-murid ini, untuk tidak berharap pada kelanjutan dari kehadiran tubuhNya di bumi, atau pada pendirian kerajaanNya yang sementara di antara manusia, yang mereka mimpikan. ... (b) Suatu penghiburan bagi mereka, ... Ia naik sebagai pendahulu kita, untuk mempersiapkan suatu tempat bagi kita, dan untuk siap menerima kita].

 

c)   ‘kepada BapaKu dan Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu’.

 

Matthew Henry: “he is Christ’s Father by eternal generation, ours by a gracious adoption; yet even this warrants us to call him, as Christ did, Abba, Father. This gives a reason why Christ called them brethren, because his Father was their Father” (= Ia adalah Bapa Kristus oleh eternal generation / tindakan memperanakkan yang kekal, Ia adalah Bapa kita oleh pengadopsian yang bersifat kasih karunia / murah hati; tetapi bahkan ini membenarkan kita untuk memmanggilNya, seperti yang Kristus lakukan, Abba, Bapa. Ini memberi alasan mengapa Kristus menyebut mereka ‘saudara-saudara’, karena BapaNya adalah Bapa mereka).

 

Calvin: “he is the Son of God by nature, while we are the sons of God only by adoption” (= Ia adalah Anak Allah secara alamiah, sementara kita adalah anak-anak Allah hanya oleh pengadopsian) - hal 263.

 

Wycliffe Bible Commentary: “My Father is the language of deity; my God is the language of humanity” (= ‘BapaKu’ adalah bahasa dari keilahian; ‘AllahKu’ adalah bahasa dari kemanusiaan).

 

Bdk. Ro 15:6 - “sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.

 

Ay 18: Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: ‘Aku telah melihat Tuhan!’ dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.

 

Matthew Henry: “She came and told the disciples, whom she found together, that she had seen the Lord. ... When God comforts us, it is with this design, that we may comfort others” (= Ia datang dan memberitahu murid-murid, yang ia temukan bersama-sama, bahwa ia telah melihat Tuhan. ... Pada waktu Tuhan menghibur kita, itu adalah dengan rencana / tujuan ini, supaya kita bisa menghibur orang-orang lain).



-AMIN-

 


email us at : gkri_exodus@lycos.com