Orang Yahudi & Kepercayaannya

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


 

Orang Yahudi & kepercayaannya

 

Pendahuluan:

 

Orang kristen sering diidentikkan dengan orang Yahudi, dan agama Kristen sering diidentikkan dengan agama Yahudi / Yudaisme. Mungkin karena menggunakan Perjanjian Lama yang sama, dan nabi-nabinya sama, dan khususnya karena Yesus adalah orang Yahudi. Padahal sebetulnya Kristen sama sekali tidak sama dengan agama Yahudi / Yudaisme, dan sampai saat ini mayoritas orang Yahudi adalah orang-orang yang anti Kristen / menolak pandangan Kristen. Dalam hal apa saja pandangan / kepercayaan mereka bertentangan dengan kekristenan?

 

I) Pandangan terhadap Yesus.

 

1)   Janji Allah tentang Mesias / Yesus dalam Kitab Suci.

 

Mesias / Yesus sudah dijanjikan oleh Allah sejak dari kejatuhan Adam ke dalam dosa.

 

Kej 3:14-15 - “Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: ‘Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.’”.

 

Catatan: Ini digenapi pada saat kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus.

 

Setelah itu janji tentang Yesus itu diberikan lagi pada jaman Abraham.

 

Kej 12:1-3 - “(1) Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: ‘Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; (2) Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. (3) Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.’”.

 

Dan setelah itu masih banyak janji-janji dalam Perjanjian Lama tentang Mesias / Yesus, dan orang-orang Yahudi menanti-nantikan penggenapan janji tersebut.

 

2)   Konsep-konsep yang salah dari orang-orang Yahudi tentang Mesias.

 

a)   Mesias hanyalah manusia biasa / keturunan Daud, bukan Tuhan / Allah.

 

Mat 22:41-46 - “(41) Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada mereka, kataNya: (42) ‘Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?’ Kata mereka kepadaNya: ‘Anak Daud.’ (43) KataNya kepada mereka: ‘Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata: (44) Tuhan telah berfirman kepada Tuan / Tuhan ku: duduklah di sebelah kananKu, sampai musuh-musuhMu Kutaruh di bawah kakiMu. (45) Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?’ (46) Tidak ada seorangpun yang dapat menjawabNya, dan sejak hari itu tidak ada seorangpun juga yang berani menanyakan sesuatu kepadaNya”.

 

Gelar yang paling umum untuk Mesias adalah ‘Anak Daud’, karena orang-orang Yahudi mempercayai bahwa Mesias akan lahir dari keturunan Daud (bdk. Yoh 7:42).

 

Yesus bertanya kepada orang-orang Farisi: ‘Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?’. Mereka menjawab: ‘Anak Daud.’.

 

Yesus lalu bertanya lagi dengan mengutip Maz 110:1 (yang diakui oleh semua orang Yahudi sebagai Mazmur tentang Mesias): ‘Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuan (Tuhan) nya, ketika ia berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuan (Tuhan) ku: duduklah di sebelah kananKu, sampai musuh-musuhMu Kutaruh di bawah kakiMu. Jadi jika Daud menyebut Dia Tuan (Tuhan) nya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?’.

 

Satu-satunya jawaban yang bisa diberikan adalah: Mesias itu adalah Allah dan manusia. Sebagai manusia Ia adalah keturunan Daud, tetapi sebagai Allah Ia adalah Tuhan dari Daud! Karena orang-orang Farisi itu tidak mau mengakui Yesus sebagai Allah, maka mereka tidak bisa menjawab pertanyaan ini.

 

H. P. Liddon: “David’s Son is David’s Lord. ... David describes his great descendant Messiah as his ‘Lord’ (Psa. 110:1). ... He is David’s descendant; the Pharisees knew that truth. But He is also David’s Lord. How could He both if He was merely human? The belief of Christendom can alone answer the question which our Lord addressed to the Pharisees. The Son of David is David’s Lord because He is God; the Lord of David is David’s Son because He is God incarnate” [= Anak dari Daud adalah Tuhan dari Daud. ... Daud menggambarkan keturunannya yang agung, Mesias, sebagai ‘Tuhan’nya (Maz 110:1). ... Ia adalah keturunan dari Daud; orang-orang Farisi mengetahui kebenaran itu. Tetapi Ia juga adalah Tuhan dari Daud. Bagaimana Ia bisa adalah keduanya jika Ia hanya manusia semata-mata? Hanya kepercayaan dari orang-orang kristen yang bisa menjawab pertanyaan yang ditujukan oleh Tuhan kita kepada orang-orang Farisi. Anak dari Daud adalah Tuhan dari Daud karena Ia adalah Allah; Tuhan dari Daud adalah Anak dari Daud karena Ia adalah Allah yang berinkarnasi / menjadi manusia] - ‘The Divinity of the Lord and Saviour Jesus Christ’, hal 43.

 

b)   Mesias adalah seorang raja duniawi yang hebat yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi.

 

Pada waktu orang-orang Yahudi dijajah oleh bangsa Romawi, mereka mempunyai konsep yang salah tentang Mesias yang dijanjikan oleh Allah tersebut. Mereka menganggap bahwa kalau Mesias itu datang, ia akan datang sebagai raja duniawi yang hebat dan akan membebaskan mereka dari belenggu penjajahan Romawi.

 

Dari mana mereka bisa mempunyai konsep seperti itu?

 

Yes 35:4 - “Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: ‘Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!’”.

 

Yer 23:5-6 - “(5) Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. (6) Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN-keadilan kita”.

 

Yes 61:1-2 - “(1) Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, (2) untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung”.

 

Bdk. Luk 4:16-19,21-22 - “(16) Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaanNya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. (17) KepadaNya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibukaNya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: (18) ‘Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku (19) untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.’ ... (21) Lalu Ia memulai mengajar mereka, kataNya: ‘Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.’ (22) Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkanNya, lalu kata mereka: ‘Bukankah Ia ini anak Yusuf?’.

 

Catatan: kata ‘membenarkan’ dalam ay 22 diterjemahkan berbeda-beda:

 

KJV: ‘bare him witness’ (= memberiNya kesaksian).

 

RSV/NIV: ‘spoke well of’ (= berbicara baik tentang).

 

NASB: ‘speaking well of’ (= berbicara baik tentang).

 

Luk 4:18-19 diambil dari Yes 61:1-2. Di sini digunakan istilah ‘orang miskin’, ‘tawanan’, ‘orang buta’, ‘orang yang tertindas’, dan juga ‘pembebasan’, ‘penglihatan’, ‘membebaskan’.

 

1.   Kata-kata ini jelas harus diartikan secara rohani, dan kata-kata ‘orang miskin’, ‘tawanan’, ‘orang buta’, dan ‘orang yang tertindas’, menunjukkan keadaan manusia tanpa Kristus.

 

Calvin: “The prophet shows what would be the state of the Church before the manifestation of the Gospel, and what is the condition of all of us without Christ” (= Sang nabi menunjukkan bagaimana keadaan Gereja sebelum manifestasi Injil, dan bagaimana keadaan semua kita tanpa Kristus).

 

Kita harus sadar bahwa tanpa Kristus keadaan kita secara rohani betul-betul buruk!

 

Bdk. Ef 2:12 - “bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia”.

 

Kalau kita tidak sadar hal ini, kita tidak akan datang kepada Kristus.

 

2.   Bahwa kata-kata tersebut memang mempunyai arti rohani dan bukan jasmani terlihat dari:

 

·        Kis 26:17b-18 - “Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepadaKu memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan”.

 

·        Peristiwa dimana Yohanes Pembaptis masuk penjara, dan Kristus tidak membebaskannya (Mat 11:2-6). Ini menunjukkan bahwa bagian ini tidak bisa diartikan secara jasmani.

 

Jadi, ayat-ayat itu sebetulnya menjanjikan bahwa kalau Mesias itu datang, Ia akan mencelikkan orang yang buta secara rohani, Ia akan membebaskan orang yang ditawan oleh dosa / setan, dan sebagainya.

 

Tetapi orang-orang Yahudi menafsirkan kata-kata itu secara jasmani, dan karena itu mereka menanti-nantikan seorang Mesias yang hebat secara duniawi, dan yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi. Dan konsep ini bahkan juga ada dalam pikiran para murid Yesus.

 

Luk 24:21a - “Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel”.

 

3)   Konsep-konsep yang salah tentang Mesias itu menyebabkan orang-orang Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias, dan bahkan membunuhNya / menyalibkanNya.

 

Waktu Yesus datang sebagai seorang anak tukang kayu yang miskin, dan Yesus mengclaim bahwa nubuat dalam Yes 61:1-2 tersebut sudah digenapi dalam diriNya, maka mereka menolak untuk mempercayaiNya, karena Yesus sama sekali tidak cocok dengan konsep mereka tentang Mesias. Perhatikan kata-kata ‘Bukankah Ia ini anak Yusuf?’ (Luk 4:22b).

 

Selanjutnya, pada waktu Yesus menyatakan diri sebagai Mesias / Anak Allah, mereka bukan hanya menolak untuk mempercayaiNya, tetapi juga menganggapNya sebagai orang yang menghujat Allah, dan karena itu mereka berulangkali mau membunuhNya, dan akhirnya betul-betul menjatuhkan hukuman mati kepadaNya.

 

Yoh 5:17-18 - “(17) Tetapi Ia berkata kepada mereka: ‘BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.’ (18) Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah.

 

Yoh 10:30-36 - “(30) Aku dan Bapa adalah satu.’ (31) Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. (32) Kata Yesus kepada mereka: ‘Banyak pekerjaan baik yang berasal dari BapaKu yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?’ (33) Jawab orang-orang Yahudi itu: ‘Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diriMu dengan Allah.’ (34) Kata Yesus kepada mereka: ‘Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? (35) Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah - sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan -,  (36) masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutusNya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?.

 

Yoh 19:7 - “Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: ‘Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diriNya sebagai Anak Allah.’”.

 

Mat 26:63-66 - “(63) Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepadaNya: ‘Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak.’ (64) Jawab Yesus: ‘Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.’ (65) Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: ‘Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujatNya. (66) Bagaimana pendapat kamu?’ Mereka menjawab dan berkata: ‘Ia harus dihukum mati!’”.

 

Catatan: kata-kata ‘Engkau telah mengatakannya’ (ay 64) merupakan suatu ungkapan yang artinya adalah ‘Ya’ (bdk. Mark 14:62).

 

Apa akibat dari ketidak-percayaan dan penolakan dan pembunuhan oleh orang-orang Yahudi terhadap Yesus ini?

 

a)   Kebinasaan dari mereka yang tetap berada di dalam ketidak-percayaan mereka terhadap Yesus.

 

Yoh 8:24 - “Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.’”.

 

Bdk. Wah 14:13 - “Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: ‘Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.’ ‘Sungguh,’ kata Roh, ‘supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.’”.

 

Jadi, dalam Kitab Suci hanya ada 2 jenis kematian:

 

·        ‘mati dalam dosa’ adalah kematian dari orang yang tidak percaya kepada Yesus, dan kematian ini akan membawa orang itu masuk ke neraka selama-lamanya.

 

·        ‘mati dalam Tuhan’ adalah kematian dari orang yang percaya kepada Yesus, dan kematian ini akan  membawa orang tersebut ke surga.

 

Ini berlaku bukan hanya untuk orang-orang Yahudi, tetapi untuk semua orang. Kalau saudara mati saat ini, saudara termasuk yang mana?

 

b)   Seluruh Bait Allah, imam-imam, korban dosa, dan semua type / gambaran tentang Yesus, dihapuskan, karena telah digenapi dengan kematian Kristus di atas kayu salib. Ini ditunjukkan oleh:

 

·        sobeknya tirai Bait Allah pada saat Yesus mati.

 

Mat 27:50-51 - “(50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawaNya. (51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah”.

 

·        Ef 2:15 - “sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diriNya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera”.

 

Catatan: yang dibatalkan dari hukum Taurat hanyalah hukum-hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan (ceremonial law), seperti sunat, Perjamuan Paskah (untuk merayakan keluarnya bangsa Israel dari Mesir), domba korban untuk dosa, peraturan tentang najis dan tahir, larangan makan macam-macam binatang, dan sebagainya. Sedangkan hukum Taurat yang termasuk hukum moral, seperti 10 hukum Tuhan, berlaku selama-lamanya (bdk. Mat 5:17-19).

 

·        dalam Perjanjian Baru, Yesuslah yang dinyatakan sebagai Imam Besar untuk selama-lamanya, dan ke-imam-anNya tidak bisa beralih kepada orang lain. Dengan demikian sekarang tidak boleh ada imam manusia biasa, karena Yesus adalah satu-satunya Imam / Pengantara antara kita dengan Allah.

 

Ibr 4:14-16 - “(14) Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. (15) Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. (16) Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya”.

 

Ibr 5:5-10 - “(5) Demikian pula Kristus tidak memuliakan diriNya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepadaNya: ‘AnakKu Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini’, (6) sebagaimana firmanNya dalam suatu nas lain: ‘Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek.’ (7) Dalam hidupNya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkanNya dari maut, dan karena kesalehanNya Ia telah didengarkan. (8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritaNya, (9) dan sesudah Ia mencapai kesempurnaanNya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepadaNya, (10) dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek”.

 

Ibr 7:24-28 - “(24) Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamatNya tidak dapat beralih kepada orang lain. (25) Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka. (26) Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,

(27) yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukanNya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diriNya sendiri sebagai korban. (28) Sebab hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi Imam Besar, tetapi sumpah, yang diucapkan kemudian dari pada hukum Taurat, menetapkan Anak, yang telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya”.

 

Ibr 8:1-6 - “(1) Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga, (2) dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia. (3) Sebab setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan. (4) Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat. (5) Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: ‘Ingatlah,’ demikian firmanNya, ‘bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu.’ (6) Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi”.

 

Ibr 9:11-15,24-28 - “(11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, - artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, - (12) dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darahNya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. (13) Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, (14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diriNya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. (15) Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggara yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama. ... (24) Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita. (25) Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri. (26) Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diriNya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korbanNya. (26) Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, (27) demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia”.

 

Ibr 10:11-14,19-21 - “(11) Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. (12) Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, (13) dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuhNya akan dijadikan tumpuan kakiNya. (14) Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan. ... (19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya sendiri, (21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah”.

 

Bdk. 1Tim 2:5 - “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus”.

 

Jadi, kalau orang-orang Yahudi mau mendirikan kembali Bait Allah dan memberlakukan kembali semua tata cara ibadah Perjanjian Lama, orang kristen harus menentang hal itu, karena itu merupakan penghinaan terhadap penebusan Kristus!

 

c)   Nubuat / ramalan Perjanjian Lama tentang Mesias tergenapi.

 

Perjanjian Lama memang menubuatkan / meramalkan bahwa Mesias akan menderita dan mati.

 

Kis 3:18 - “Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankanNya dahulu dengan perantaraan nabi-nabiNya, yaitu bahwa Mesias yang diutusNya harus menderita”. Bdk. Kis 13:27,29.

 

Yes 53:4-6 - “(4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. (5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.

 

d)   Rencana Allah untuk memberikan jalan keselamatan kepada manusia juga tergenapi.

 

Allah memang merencanakan supaya Yesus / Mesias itu mati disalib.

 

Kis 2:23 - “Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka”.

 

Yes 53:10a - “Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah”.

 

Mengapa Allah merencanakan kematian Kristus di salib? Supaya melalui salib / kematian itu Ia bisa menebus dosa-dosa umat manusia, dan memberikan jalan keselamatan kepada manusia.

 

Ef 2:14-18 - “(14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, (15) sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diriNya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, (16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. (17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’ (orang-orang non Yahudi) dan damai sejahtera kepada mereka yang ‘dekat’ (orang-orang Yahudi), (18) karena oleh Dia (Yesus) kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.

 

Jadi, setelah kematian dan kebangkitan Kristus, maka tidak ada lagi perbedaan antara ‘orang yang dekat’ (Yahudi) dan ‘orang yang jauh’ (non Yahudi). Semua hanya mempunyai satu jalan masuk kepada Allah / Bapa, yaitu melalui Yesus Kristus.

 

Ini sesuai dengan Yoh 14:6 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”.

 

 


email us at : gkri_exodus@lycos.com