Eksposisi Kitab Nehemia

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


 

NEHEMIA 11:1-13:31

 

 

Pendahuluan:

 

Pada masa antara Natal dan Tahun Baru, atau setelah Tahun Baru, justru setelah menyelesaikan proyek / acara Natal, seringkali jemaat menjadi lesu dan mundur.

 

Dalam bacaan hari ini kita melihat bagaimana bangsa Israel saat itu juga menyelesaikan proyeknya, dan setelah itu menjadi mundur.

 

 

I) Hal-hal yang mereka lakukan untuk menyelesaikan proyek:

 

1)   Mengisi Yerusalem (11:1-2).

 

Dalam 7:4-5 dikatakan bahwa ‘kota itu (Yerusalem) luas dan besar, tetapi penduduknya sedikit’. Ini suatu keadaan yang berbahaya, karena menyebabkan kota itu mudah sekali diserang oleh musuh. Karena itu mereka berusaha mengisi Yerusalem sehingga mempunyai lebih banyak penduduk.

 

a)   Dalam 11:1 dikatakan bahwa mereka membuang undi untuk menentukan 1 dari 10 orang yang harus menetap di Yerusalem. Jadi, dengan menggunakan undi mereka mengharuskan 10 % dari seluruh rakyat untuk menetap / tinggal di Yerusalem.

 

Penerapan:

 

·        Mengingat dalam kebanyakan gereja jaman sekarang persekutuan doa selalu sepi, perlukah kita mengundi siapa-siapa yang harus hadir dalam persekutuan doa?

 

·        kalau kita membuka pos PI / gereja baru, maka kita bisa mengha­ruskan orang-orang tertentu dari gereja induk / pusat untuk ikut kebaktian di gereja yang baru itu, supaya orang yang ikut kebaktian di sana tidak terla­lu sedikit. Dan kalau gereja saudara melakukan hal itu, dukunglah dengan mau hadir dalam kebaktian di pos PI itu!

 

Catatan: Saya merasa heran akan adanya orang kristen bahkan hamba Tuhan yang menentang hal seperti ini. Mereka berpendapat bahwa kalau mendirikan gereja baru, maka jemaatnya tidak boleh didrop dari lain tempat, tetapi harus dari penduduk setempat. Saya berpendapat bahwa ini adalah omong kosong yang tidak punya dasar Kitab Suci! Tindakan itu tidak bertentangan ayat Kitab Suci manapun, dan tindakan itu berguna, maka jelas bahwa tidak ada alasan untuk melarang tindakan itu!

 

b)   Dalam 11:2 dikatakan bahwa ada orang-orang yang dipuji karena rela menetap di Yerusalem.

 

Ada 2 kemungkinan tentang arti kali­mat ini:

 

·        setelah kena undi, maka mereka rela untuk tinggal di Yerusalem.

 

·        sebelum kena undi mereka sudah menyatakan untuk rela tinggal di Yerusalem.

 

Kerelaan memang adalah sesuatu yang patut mendatangkan pujian. Karena itu, periksalah kerelaan atau keterpaksaan yang ada dalam diri saudara, baik dalam menghadiri Kebaktian, Pemahaman Alkitab, Perseku­tuan Doa, maupun dalam melayani Tuhan, menjabat jabatan tertentu dalam gereja, memberi persembahan perpuluhan / biasa dsb.

 

Kalau ternyata saudara melakukan banyak hal dengan terpaksa, maka renungkan cinta Tuhan bagi saudara yang sudah Ia tunjukkan dengan rela datang ke dunia, rela menderita bahkan mati bagi saudara. Dan sekarang renungkan: pantaskah saudara membalas semua itu dengan hal-hal yang saudara lakukan dengan terpaksa itu?

 

2)   Mentahbiskan tembok Yerusalem (12:27-43).

 

a)   Yang bisa ditahbiskan bukan hanya manusia, tetapi juga benda. Pokoknya segala sesuatu yang dikhususkan untuk Tuhan, bisa ditahbiskan. Ini bisa dijadikan dasar Kitab Suci dari pentahbi­san suatu gereja / Sekolah Theologia.

 

b)   Mereka melakukan pentahbisan tembok Yerusalem ini dalam suatu kebaktian / ibadah. Hal yang menonjol dalam kebaktian ini adalah adanya penekanan puji-pujian / nyanyian dan musik.

 

·        dalam 12:8,24,27-29 terlihat penekanan nyanyian / puji-pujian.

 

Catatan: Dalam 11:17 ada kalimat yang berbunyi: ‘pemimpin yang mengangkat nyanyian syukur dalam doa’. Ini bukan dasar untuk melakukan doa dan nyanyi bersama-sama seperti yang banyak dilakukan pada jaman ini, karena kalimat ini salah terjemahan! Kata ‘nyanyian’ seharusnya tidak ada. Bandingkan dengan terjemahan-terjemahan di bawah ini:

 

KJV/RSV: to begin the thanksgiving in prayer (= memulai pengu­capan syukur dalam doa)

 

NKJV: began the thanksgiving with prayer (= memulai pengucapan syukur dengan doa)

 

NASB: in beginning the thanksgiving at prayer (= dalam memulai pengucapan syukur pada doa)

 

NIV: who led in thanksgiving and prayer (= yang memimpin dalam pengucapan syukur dan doa)

 

·        penggunaan banyak alat-alat musik terlihat dari 12:27,35-36.

 

Ada 2 pandangan extrim yang salah tentang penggunaan alat-alat musik dalam kebaktian:

 

*        pandangan yang mengecam penggunaan macam-macam alat musik dalam kebaktian. Ini merupakan pandangan dari banyak orang Protestan yang tidak senang melihat banyaknya alat musik digunakan dalam kebaktian gereja-gereja Pentakosta / Kharis­matik. Tetapi kecaman seperti ini salah dan tidak alkitabiah, karena bagian Kitab Suci hari ini justru menekankan penggunaan bermacam-macam alat musik itu.

 

*        pandangan yang mengecam gereja-gereja yang hanya menggunakan 1 alat musik (piano / organ), atau yang bahkan tidak menggu­nakan alat musik. Ini merupakan pandangan dari banyak orang Pentakosta / Kharismatik yang tidak senang melihat kebaktian gereja-gereja Protestan yang tidak menggunakan banyak / bermacam-macam alat musik. Ini juga suatu kecaman yang salah, karena sekalipun penggunaan macam-macam alat musik itu diperbolehkan, tetapi tidak diharuskan! Pada jaman Tuhan Yesus, Kitab Suci tidak pernah menceritakan bahwa Yesus dan murid-muridNya pernah mengadakan kebaktian yang menggunakan alat musik!

 

·        adanya paduan suara dalam kebaktian (12:31-42).

 

Penerapan:

 

Apakah saudara sering mengabaikan nyanyian / puji-pujian dalam kebaktian? Seringkah saudara datang terlambat dalam Kebaktian / Pemahaman Alkitab dengan pemikiran ‘Toh baru puji-pujian’? Seringkah saudara tidak ikut menyanyi dalam kebaktian, tanpa alasan apapun juga? Ingatlah bahwa sekalipun yang paling penting dalam kebak­tian adalah Firman Tuhannya, tetapi itu tidak berarti bahwa nyanyian / puji-pujian adalah sesuatu yang tidak penting dan boleh diabaikan!

 

 

II) Munculnya hal-hal yang brengsek:

 

Ada 2 hal yang menyebabkan munculnya hal-hal yang brengsek itu:

 

A)  Proyek mereka sudah selesai.

 

Tadi pada waktu mereka melihat tembok yang hancur, keadaan mereka yang berbahaya dsb, maka mereka bersemangat dalam membangun tembok Yerusalem. Tetapi setelah proyek selesai, maka mungkin mereka merasa bahwa tugas mereka sudah selesai sehingga mereka boleh hidup santai / sembarangan.

 

Penerapan:

 

Hati-hatilah dengan hidup saudara kalau gereja saudara baru menyelesaikan suatu proyek tertentu (misalnya: perayaan Natal, Camp / Retreat, pembangunan gedung gereja dsb). Ingat bahwa setiap orang kristen sebetulnya mempunyai proyek yang kekal, yaitu memuliakan Allah, mencari jiwa bagi Tuhan, dan mendewasakan iman orang kristen yang lain.

 

B)  Absennya Nehemia (13:6).

 

Dari 1:1 dan 2:1 kita tahu bahwa Nehemia mulai meninggalkan rajanya pada tahun ke 20 pemerintahan raja Artahsasta. Sekarang, setelah pembangunan tembok Yerusalem dan pentahbisannya selesai, yaitu pada tahun ke 32 pemerintahan raja Artahsasta, ia pulang kepada rajanya [ingat bahwa ia adalah pegawai raja / juru minuman raja (1:11b)]. Pulangnya Nehemia kepada raja Artahsasta menunjuk­kan bahwa Nehemia adalah orang yang mempunyai keseimbangan antara pekerjaannya dan pelayanannya! Ia bertanggung jawab kepada bossnya dalam pekerjaannya, dan ia juga bertanggung jawab kepada Tuhan dalam pelayanannya!

 

Penerapan:

 

Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara adalah orang yang terus sibuk dengan gereja / pelayanan saudara sehingga mengabaikan pekerjaan / study saudara? Atau sebaliknya apakah saudara adalah orang yang terus sibuk dengan pekerjaan / study saudara sehingga tidak punya waktu untuk gereja / pelayanan bagi Tuhan? Belajarlah untuk bisa membagi waktu, tenaga, pikiran saudara seperti Nehemia, sehingga bisa menyeimbangkan pekerjaan / study dan gereja / pelayanan!

 

Absennya Nehemia di Yerusalem ini menyebabkan timbulnya bermacam- macam kebrengsekan!

 

Hal-hal brengsek yang muncul:

 

1)   Penyalahgunaan bilik dalam Bait Allah (13:4-5).

 

a)   ‘Imam Elyasib’ (13:4a).

 

Disini ia disebut hanya sebagai imam, bukan imam besar, sehing­ga ada orang-orang yang beranggapan bahwa ia bukanlah imam besar Elyasib (3:1  13:28). Tetapi bahwa ia bisa memberikan sebuah bilik di Bait Allah kepada Tobia, menunjukkan bahwa ia pasti mempunyai kedudukan tinggi, sehingga saya lebih setuju dengan pandangan yang mengatakan bahwa orang ini adalah imam besar Elyasib.

 

b)   ‘Mempunyai hubungan erat dengan Tobia’ (13:4b).

 

·        Tentang Tobia kita sudah tahu dari 2:10,19  4:3,7  6:1,12,17-19 bahwa ia adalah orang kafir yang memusuhi / menentang pembangu­nan tembok Yerusalem.

 

Tetapi anehnya imam besar Elyasib dikatakan mempunyai hubungan erat dengan Tobia ini.

 

Penerapan:

 

Apakah saudara punya hubungan erat / persahabatan dengan orang yang anti kristen? Apakah saudara punya hubungan erat / persahabatan dengan nabi-nabi palsu / pendeta-pendeta yang Liberal dsb? Kalau ya, saudara tidak berbeda dengan imam besar Elyasib!

 

·        Lebih dari itu, kata bahasa Ibrani yang diterjemahkan ‘hubungan erat’ itu menunjuk pada hubungan darah atau hubungan yang terjadi karena pernikahan. Karena Tobia bukanlah orang Israel, maka tidak mungkin Elyasib mempunyai hubungan darah dengan dia. Jadi jelas bahwa hubungan yang dimaksud disini adalah hubungan yang terjadi karena pernikahan.

 

Ini cocok dengan 6:18 yang menunjukkan bahwa baik Tobia maupun anaknya kawin dengan orang-orang yang adalah orang Yahudi.

 

Dan dari 13:28 bisa kita lihat bahwa cucu Elyasib menjadi menantu Sanbalat, sahabat Tobia, yang bersama-sama dengan Tobia menentang pembangunan tembok Yerusalem itu (tentang Sanbalat lihat 2:10,19  4:1,7  6:1).

 

Ini semua menunjukkan bahwa sekalipun Elyasib adalah imam besar, tetapi ia tidak bisa menjaga hubungan / pergaulannya! Pergaulannya / hubungannya dengan orang-orang kafir yang breng­sek itu menyebabkan ia sendiri jatuh ke dalam dosa, dimana ia menyediakan bilik di Bait Allah bagi orang kafir / musuh!

 

Penerapan:

 

Kita boleh bergaul dengan orang kafir, untuk bisa menginjili mereka. Tetapi bagaimanapun kita harus menjaga untuk tidak sembarangan bergaul dengan mereka. Ingatlah bahwa Paulus berkata ‘pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik’ (1Kor 15:33).

 

2)   Perpuluhan tidak diberikan (13:10).

 

a)   Dalam 10:37-39 orang Israel berjanji akan memberikan perpuluhan dan tidak akan mengabaikan / meninggalkan Bait Allah. Bahkan dari 10:29 terlihat bahwa itu bukan sekedar suatu janji biasa, tetapi suatu sumpah yang disertai kutuk kalau mereka tidak mene­patinya!

 

b)   Dalam 12:44-47 terlihat bahwa mereka bersukacita karena adanya para imam dan orang-orang Lewi yang bertugas, dan mereka mau memberikan perpuluhan mereka. Ini menyebabkan imam-imam dan orang-orang Lewi itu bisa bertugas / melayani Tuhan dengan baik.

 

c)   Tetapi sekarang mereka berhenti memberikan persembahan perpuluhan sehingga:

 

·        orang-orang Lewi dan para penyanyi lari ke ladangnya untuk mencari nafkah sendiri (bdk. Bil 35:2-4  Yos 21:3 orang-orang Lewi memang mempunyai kota-kota).

 

·        Bait Allah dibiarkan / ditinggalkan (13:11).

 

Karena orang-orang Lewi itu harus bekerja untuk diri mereka sendiri, maka mereka tidak lagi bisa melayani Tuhan, dan Bait Allah menjadi terlantar.

 

Penerapan:

 

Kalau saudara tidak memberi perpuluhan sehingga hamba Tuhan tidak bisa dicukupi hidupnya dan ia terpaksa melakukan pekerjaan lain, maka akhirnya gereja yang berantakan dan saudara sendiri yang rugi! Karena itu berikanlah perpuluhan saudara dengan setia!

 

3)   Hukum hari Sabat dilanggar (13:15-16).

 

Mereka tetap bekerja dan berjual beli pada hari Sabat.

 

Penerapan:

 

Apakah saudara memelihara keharusan istirahat pada hari Sabat / Minggu (bdk. Kel 20:8-11)?

 

4)   Kawin campur (13:23-24,28).

 

a)   Ay 23-24 menunjukkan adanya kawin campur antara bangsa Israel dengan:

 

·      orang Asdod. Padahal dari 4:7 terlihat bahwa bangsa ini juga memusuhi mereka dalam membangun tembok Yerusalem.

 

·      orang Amon dan Moab, yang juga adalah musuh-musuh bangsa Israel (bdk. 13:1-3  bdk. Ul 23:3-6).

 

b)   Ay 28 menunjukkan bahwa cucu Elyasib menjadi menantu Sanbalat.

 

·        Pada jaman Perjanjian Lama jabatan imam (bukan imam besar) menurun kepada anak (bdk. Kel 28:1  Im 21:16-23). Dan karena itu mestinya cucu Elyasib ini juga adalah imam. Sedangkan untuk imam lebih ditekankan lagi bahwa ia harus menikah dengan sesama orang Israel (bdk. Im 21:13-15). Karena itulah maka Nehemia mengatakan bahwa mereka mencemarkan jabatan imam (13:29).

 

·        Dalam 13:23-24 telah dibicarakan tentang orang Israel yang kawin campur, tetapi dalam 13:28 dibicarakan secara khusus tentang imam yang kawin campur. Mengapa dibicarakan secara khusus? Karena imam yang kawin campur tentu lebih berat dosanya dari pada orang Israel biasa yang kawin campur.

 

Penerapan:

 

Jangan enak-enak menduduki suatu jabatan dalam gereja. Ingatlah bahwa jabatan mengharuskan saudara untuk lebih menguduskan diri dibanding dengan jemaat biasa!

 

 

III) Tindakan Nehemia:

 

1)   Dalam kasus penyalahgunaan bilik Bait Allah (13:7-9).

 

a)   Nehemia menjadi ‘sangat kesal’ (13:8a).

 

KJV: grieved me sore (= sangat menyedihkan aku).

 

RSV: very angry (= sangat marah).

 

NIV: greatly displeased (= sangat tidak senang).

 

NASB: very displeasing (= sangat tidak menyenangkan).

 

Dari terjemahan-terjemahan ini terlihat bahwa melihat / menge­tahui adanya penyalahgunaan bilik Bait Allah itu, Nehemia menjadi sedih, marah dan tidak senang. Sabar dalam keadaan seperti ini bukan menunjukkan kasih, tetapi ketololan / kesua­man!

 

Penerapan:

 

Bagaimana sikap saudara kalau mengetahui adanya hal-hal yang brengsek dalam gereja? Acuh tak acuh, ‘sabar’, atau marah dan sedih?

 

b)   Nehemia melemparkan semua perabot rumah Tobia keluar bilik itu (13:8b).

 

Kalau saudara menganggap bahwa tindakan ini keterlaluan, tidak kasih, dan merupakan dosa, maka ingatlah bahwa pada waktu Yesus menyucikan Bait Allah, Ia melakukan hal yang serupa! (bdk. Yoh 2:13-17  Mat 21:12-13). Hal seperti ini timbul bukan dari hati yang tidak bisa menguasai diri, tetapi dari hati yang dipenuhi oleh kasih kepada Tuhan dan rumah Allah!

 

Penerapan:

 

Adalah bagus kalau saudara menjadi marah dan sedih pada waktu melihat adanya hal-hal yang brengsek terjadi dalam gereja. Tetapi sedih dan marah tok tidak ada gunanya! Apakah yang saudara lakukan untuk memberes­kan hal-hal brengsek itu?

 

c)   Nehemia mentahirkan bilik itu, dan mengembalikan perkakas-perkakas, korban sajian dan kemenyan (13:9).

 

Penerapan:

 

Tidak cukup kita hanya membuang yang jahat / salah dari gereja. Kita juga harus mengadakan hal-hal yang baik / benar, yang memang seharusnya ada dalam gereja!

 

Ada gereja-gereja yang jemaat / majelisnya menjadi marah dan bergolak karena dalam gereja itu ada ajaran yang sesat (misal­nya ajaran yang mengatakan bahwa Kitab Suci bukanlah Firman Tuhan, atau Yesus bukanlah satu-satunya jalan ke surga dsb). Ini mereka anggap sebagai ajaran yang negatif dan mereka berusaha membuang ajaran itu dari gereja mereka. Tetapi mereka tidak terlalu peduli kalau gereja mereka dipenuhi dengan ajaran-ajaran yang tidak ada isinya (bukan negatif, tetapi nol besar!). Mereka tidak berusaha mengisi gereja mereka dengan ajaran-ajaran yang betul-betul membangun jemaat dalam penger­tian Firman Tuhan (ajaran yang betul-betul positif).

 

Kalau saudara adalah orang yang seperti itu, belajarlah dari Nehemia!

 

2)   Dalam kasus perpuluhan (13:11-13).

 

a)   Nehemia menyesali para penguasa (13:11).

 

Ada 2 hal yang perlu kita perhatikan:

 

·        bukan orang Lewi yang lari ke ladang itu yang ia sesali (mereka lari ke ladang karena terpaksa. Itu bukan salah mereka), tetapi orang-orang yang tidak memberikan perpuluhan.

 

·        Nehemia berani menegur ‘orang gede’ (bdk. 13:17a dimana ia menyesali para pemuka).

 

Penerapan:

 

Mungkin saudara berani menegur orang kecil / miskin, tetapi bagaimana dengan orang gede / kaya?

 

b)   Nehemia mengembalikan orang-orang Lewi pada pelayanannya (13:11b).

 

c)   Nehemia mengangkat pengawas-pengawas (13:13).

 

Perhatikan orang-orang yang diangkat itu:

 

·        mereka terdiri dari: 1 orang imam, 1 orang ahli kitab (= ahli Taurat), 1 orang Lewi, dan 1 orang lagi (13:13a).

 

·        mereka adalah orang-orang yang dianggap ‘setia’ (13:13b).

 

KJV/RSV/NKJV: faithful (= setia).

 

NIV: trustworthy (= dapat dipercaya).

 

NASB: reliable (= dapat dipercaya / diandalkan).

 

Jadi, pada waktu Nehemia mengangkat pengawas-pengawas itu, ia bukannya sekedar memilih orang yang bisa mengatur pembukuan, atau yang pandai berkelahi sehingga bisa menjaga dengan baik, tetapi ia memilih orang-orang yang rohani!

 

Penerapan:

 

Janganlah sembarangan mengangkat pekerja gereja! Carilah orang yang bukan hanya mampu menangani tugas itu, tetapi yang juga adalah orang yang rohani! Pekerja gereja yang tidak rohani sering justru menjadikan timbulnya kekacauan dalam gereja!

 

Contoh: seorang gitaris yang tidak rohani mungkin akan menyetem gitarnya pada saat doa, atau pada saat ada orang yang melakukan sharing, atau pada saat chairman sedang berbicara, dan ini semua merusak suasana kebaktian! Seorang organis / chairman yang tidak rohani mungkin sekali akan datang terlambat atau melakukan tugasnya dengan tidak bertanggung jawab. Seorang guru sekolah minggu yang tidak rohani tidak akan berdoa untuk murid-muridnya dan mungkin sekali akan mengajar tanpa mempersiapkan apa yang akan diajarkan. Pengedar kantong kolekte yang tidak rohani mungkin sekali akan ‘mengintip’ berapa uang yang dipersembahkan oleh jemaat. Seorang penyambut jemaat yang tidak rohani mungkin sekali akan mengabaikan orang-orang yang kelihatan miskin dan bersikap ramah terhadap orang yang kaya. Semua ini pasti merugikan kesaksian gereja yang memakai orang-orang seperti itu dalam pelayanan.

 

3)   Dalam kasus pelanggaran hukum hari Sabat (13:17-22).

 

a)   Ia menyesali para pemuka (13:17-18).

 

Perhatikan kata-kata Nehemia kepada para pemuka itu dalam 13:17-18 ini. Ia mengatakan bahwa:

 

·      mereka melakukan kejahatan dengan melanggar kekudusan hari Sabat (13:17b).

 

·      gara-gara nenek moyang mereka melanggar hukum hari Sabat, maka Yerusalem dihancurkan (bdk. Yer 17:19-27).

 

Ini menunjukkan bahwa Tuhan murka kalau kekudusan hari Sabat diinjak-injak.

 

Kalau selama ini saudara mengabaikan hukum hari Sabat ini, renungkan kata-kata Nehemia ini!

 

b)   Ia menutup pintu gerbang Yerusalem (pada hari Sabat) dan memberi penjaga (13:19,22).

 

·        Penutupan pintu gerbang Yerusalem ini ia lakukan supaya para pedagang tidak bisa keluar masuk Yerusalem pada hari Sabat.

 

·        Orang-orang yang ia pilih menjadi penjaga:

 

*        ‘anak buahku’ (13:19).

 

Ini jelas menunjuk pada orang yang bisa ia percayai.

 

*        ‘orang Lewi’ (13:22).

 

Lagi-lagi terlihat bahwa dalam memilih penjaga Nehemia tak memilih sembarang orang, juga bukan asal orang yang kuat atau bisa berkelahi, tetapi ia memilih orang yang rohani!

 

c)   Ia mengancam para pedagang yang bermalam di luar tembok Yeru­salem (13:20-21).

 

·        Para pedagang yang bermalam di luar tembok Yerusalem itu bisa menjadi godaan bagi orang-orang di dalam untuk pergi keluar dan membeli barang.

 

·        Kata-kata ‘kukenakan tanganku’ berarti bahwa ia mengancam akan menangkap dan memenjarakan mereka kalau mereka tetap bermalam di sana.

 

Ini menyebabkan para pedagang itu tidak berani lagi bermalam di sana. Dengan demikian, Nehemia berhasil menjauhkan godaan terhadap penduduk Yerusalem untuk membeli barang pada hari Sabat.

 

Penerapan:

 

Ini memberikan suatu pelajaran bagi kita untuk bukan hanya berusaha untuk tidak jatuh ke dalam godaan, tetapi kalau bisa juga menyingkirkan / menjauhi godaan itu. Kalau saudara adalah orang yang berusaha bertobat dari rokok, maka jauhilah semua teman yang merokok. Kalau saudara adalah orang yang mudah jatuh ke dalam percabulan / perzinahan, jauhilah film yang membangkitkan hawa nafsu dan juga orang-orang yang sering mengajak saudara untuk berzinah! Kalau saudara adalah orang yang duniawi jauhilah pergaulan dengan orang-orang yang selalu membicarakan hal-hal duniawi!

 

4)   Dalam kasus kawin campur (13:25-30).

 

a)   Ay 25: ia menyesali, mengutuki, memukuli, mencabut rambut mereka dan menyuruh mereka bersumpah.

 

Kalau tadi ia berani menindak orang gede, maka sekarang ia berani menindak orang kecil. Sekalipun harus diakui bahwa disini tindakannya kelewat batas, tetapi sikap tidak pandang bulunya, dimana ia juga menindak orang kecil, harus kita tiru.

 

Penerapan:

 

Boleh jadi saudara adalah orang yang berani menindak orang gede. Tetapi bagaimana sikap saudara kalau melihat orang kecil melakukan kesalahan? Apakah saudara tidak mau menindak karena saudara kasihan kepadanya? Kalau saudara hanya menindak orang gede, tetapi membiarkan orang kecil, ini juga sesuatu yang tidak adil!

 

b)   Ay 26: ia menunjukkan dosa Salomo sebagai contoh (bdk. 1Raja-raja 11:1-40). Sama seperti pada 13:18 di atas, ia menegur dengan meng-gunakan dasar Kitab Suci / Firman Tuhan.

 

Penerapan:

 

Jangan menegur siapapun juga kalau saudara tidak bisa menunjukkan kesalahan orang itu berdasarkan Kitab Suci / Firman Tuhan!

 

c)   Ay 27: ayat ini menunjukkan bahwa kawin campur dianggap seba­gai tindakan tidak setia kepada Allah! Ingat bahwa orang kafir itu, betapapun menariknya, tetap adalah anak setan! Dengan mengawini anak setan itu saudara menjadikan diri saudara menantu setan, dan lebih dari itu saudara menjadikan Allah dan setan menjadi besan!

 

d)   Ay 28: ia mengusir cucu Elyasib yang melakukan kawin campur, sekalipun Elyasib adalah imam besar!

 

Padahal sebagai pemimpin saat itu, pasti ia punya hubungan baik dengan Elyasib yang adalah imam besar, dan hubungan itu mestinya telah berlangsung belasan tahun. Tetapi ia tidak mengenal istilah Right or wrong my friend (= benar atau salah sahabat saya). Ia tidak pro pada teman ataupun pada orang yang mempunyai jabatan tinggi! Ia pro pada kebenaran!

 

e)   Ay 30: ia mentahirkan mereka yang telah menjauhkan istri kafirnya.

 

Catatan: Dalam Ezra 10:10-19 juga terjadi keharusan menceraikan istri kafir. Tetapi dalam Perjanjian Baru hal seperti ini dilarang (bdk. 1Kor 7:12-16)!

 

 

Penutup:

 

Kalau dalam gereja kita / hidup kita secara pribadi muncul hal-hal yang brengsek, maukah / beranikah saudara membereskan hal-hal itu, seperti yang dilakukan oleh Nehemia?

 

Mungkin saat ini kita perlu memandang ke belakang sejenak, dan melakukan introspeksi, baik terhadap hidup kita secara pribadi, maupun terhadap kegiatan gereja kita.

 

Adakah hal-hal yang salah yang harus dibuang? Adakah hal-hal yang kurang dan harus ditambahkan? Adakah semangat yang lesu yang harus dipulihkan? Maukah saudara membereskan hal-hal itu?

 

 

-AMIN-

 


email us at : gkri_exodus@lycos.com