>

DOKTRIN ALLAH : Theology

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


 Pendahuluan

DOKTRIN REFORMED

 

I) Doktrin.

1) Doktrin adalah sesuatu yang sangat penting.

Banyak orang kristen tidak senang pada ajaran yang bersifat doktrinal karena ajaran yang bersifat doktrinal dianggap bersifat teoritis dan tidak berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari.

Seorang Penginjil / Pendeta menulis surat kepada seseorang, dan dalam suratnya ada kata-kata sebagai berikut: "Kita bertengkar soal ‘sedikit’ domba yang suka berpindah pindah padahal ada ratusan juta tanpa kesaksian Injil, kita kedagingan ribut dengan ganas soal2 doktrin yang benar dan membiarkan orang kafir, bingung dan binasa". Kelihatannya, Pendeta ini tidak terlalu peduli soal doktrin, dan ia rupanya beranggapan bahwa satu-satunya yang penting adalah penginjilan.

Tetapi pandangan-pandangan seperti ini salah sama sekali. Doktrin adalah sesuatu yang sangat penting. Mengapa?

a) Perlu diingat bahwa ‘Injil’ itu sendiri adalah sesuatu yang bersifat dok-trinal, dan Injil merupakan fondasi yang paling dasari dari kekristenan.

Doktrin adalah sesuatu yang sangat penting karena doktrin adalah seperti fondasi dan tiang-tiang beton dari suatu bangunan.

b) Ajaran doktrinal yang salah sangat mempengaruhi hidup kita.

Misalnya kalau seseorang tidak percaya pada kebangkitan orang mati, ia akan hidup seenaknya sendiri (1Kor 15:32).

Misalnya ajaran yang mengatakan bahwa orang yang mempunyai Roh Kudus harus berbahasa roh. Ini akan menyebabkan orang yang sungguh-sungguh sudah percaya tetapi tidak mempunyai bahasa roh menjadi ragu-ragu akan imannya sendiri.

Misalnya ajaran Arminian yang mengatakan bahwa keselamatan bisa hilang, jelas bisa menimbulkan kekuatiran dalam diri orang kristen yang mempercayai ajaran yang salah itu.

c) Perbedaan antara kekristenan dan agama-agama lain, pada umumnya / hampir selalu terletak pada perbedaan doktrinal. Dalam hal-hal yang bersifat etika / moral, sekalipun ada perbedaan tetapi tidaklah terlalu banyak. Karena itu, kalau saudara adalah orang kristen yang tidak senang pada doktrin, sebetulnya tidak ada bedanya bagi saudara kalau saudara pindah ke agama lain.

d) Perbedaan antara ajaran kristen yang alkitabiah dan injili dengan ajaran kristen yang sesat / salah / tidak alkitabiah seperti Saksi Yehovah, Mormon, Liberalisme, Roma Katolik, dsb, juga hampir seluruhnya terletak pada perbedaan doktrin.

Tanpa pengertian yang baik tentang doktrin yang benar, maka kita dengan mudah bisa disesatkan oleh berbagai macam ajaran sesat tersebut. Tetapi kalau kita mengerti doktrin yang benar dengan baik, maka kita akan sukar sekali disesatkan oleh ajaran-ajaran sesat itu. Karena itu doktrin adalah sesuatu yang sangat penting, baik bagi gereja maupun bagi setiap individu kristen.

Sekalipun pelajaran doktrinal itu penting tetapi:

a. Pengertian doktrinal yang hanya bersifat intelektual tidak bisa menye-lamatkan siapapun juga. Yang menyelamatkan hanyalah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat!

Dalam prakata dari buku ‘The Doctrine of God’ karya Herman Bavinck, penterjemahnya yaitu William Hendriksen, mengutip kata-kata Bavinck pada saat mau mati sebagai berikut:

"My learning does not help me now; neither does my Dogmatics; faith alone saves me" (= Pengetahuanku tidak menolongku sekarang; Dogma-ku juga tidak; hanya iman yang menyelamatkan aku).

b. Jangan bersikap extrim dengan hanya mau ajaran yang bersifat dok-trinal saja. Ajaran-ajaran yang praktis, yang bersifat moral / etika, tentu juga sangat penting!

Illustrasi: biarpun daging itu adalah makanan yang penting dan bergizi, tetapi kalau saudara hanya makan daging saja, tidak mau makan sayur, buah, nasi dsb, maka itu tentu tidak baik. Demikian juga, sekalipun doktrin itu penting, tetapi kalau saudara hanya belajar doktrin saja, maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam hidup kristen saudara. Saudara mungkin sekali akan menjadi seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi pada jaman Yesus, yang hanya otaknya hebat, tetapi hidupnya kacau balau.

2) Doktrin adalah pelajaran yang sukar.

Memang ada doktrin yang mudah (seperti Injil), tetapi banyak doktrin yang sukar, seperti doktrin Allah Tritunggal, Kristologi, Eschatologi dsb). Ini menyebabkan pelajaran doktrinal dalam gereja menjadi semakin jarang. Banyak hamba Tuhan yang malas menyiapkan pelajaran doktrinal karena sukarnya pelajaran itu. Dan ada juga hamba-hamba Tuhan yang sebetulnya mau berjerih payah untuk menyiapkan dan mengajarkan pelajaran-pelajaran doktrinal, tetapi karena jemaat tak bisa menerimanya (karena tak terbiasa?), maka mereka akhirnya menuruti keinginan jemaat dengan mengajarkan hal-hal yang sederhana / praktis saja. Tetapi ini adalah sikap yang salah! Hamba Tuhan harus mengajarkan hal-hal yang dibutuhkan jemaatnya, bukan apa yang diinginkan oleh jemaatnya.

Illustrasi: kalau saudara adalah orang tua yang baik, tentu saudara tidak akan selalu menuruti keinginan anak saudara pada waktu mau makan. Saudara akan memberikan (bahkan memaksakan, kalau perlu) apa yang dibutuhkan oleh anak saudara. Mungkin mengharuskannya makan sayur, atau minum susu, atau minum vitamin dan bahkan obat, yang baginya tentu saja tidak enak.

Bagian-bagian Kitab Suci di bawah ini jelas menunjukkan bahwa Tuhan tidak menghendaki orang kristen terus mendapat pelajaran yang seder-hana terus menerus:

II) Reformed.

1) Apakah ‘Reformed’ itu?

Jangan menyamakan / mengacau-balaukan istilah ‘Reformed’ dengan istilah ‘Reformer(s)’. ‘Reformer(s)’ menunjuk kepada tokoh-tokoh Refor-masi, seperti Martin Luther, John Knox, Zwingli, John Calvin. Sedangkan ‘Reformed’ menunjuk pada aliran yang mengikuti ajaran / theologia dari John Calvin. Karena itu ‘Reformed’ sebetulnya sama dengan ‘Calvinisme’.

2) Apakah salah kalau seseorang mempunyai aliran?

    1. Banyak orang kristen yang ‘alergi’ terhadap aliran, dimana mereka beranggapan bahwa orang kristen / gereja tidak boleh mempunyai aliran, dan bahkan banyak yang berpendapat bahwa kalau kita mempunyai aliran, kita adalah pengikut manusia. Karena itu kalau ditanya alirannya, mereka akan menjawab ‘aliran Yesus Kristus’, atau ‘aliran Kitab Suci’. Jawaban seperti ini sekalipun kelihatannya saleh, tetapi ini adalah jawaban dari orang yang tidak / kurang mengerti Kitab Suci / Theologia.
    2. Ada juga yang berpendapat bahwa aliran menyebabkan gereja ter-pecah-pecah.

Tetapi semua ini salah! Mengapa?

    1. Harus diakui bahwa ada orang yang memegang alirannya sedemikian rupa sehingga ia memang mengikut manusia. Misalnya orang Cal-vinist yang secara membuta menganggap Calvin benar dalam segala hal. Tetapi hal semacam ini tidak harus terjadi. Orang yang mempu-nyai aliran tidak harus menjadi pengikut manusia. Saya mengikuti theologia Calvin, karena saya beranggapan bahwa theologia Calvin itu sesuai dengan ajaran Kristus / Kitab Suci (Bandingkan dengan 1Kor 11:1 dimana saudara akan melihat bahwa Paulus menyuruh orang Korintus mengikuti dia, karena dia sendiri mengikuti Kristus). Disamping itu, menjadi seorang Calvinist tidak berarti menerima segala sesuatu yang dipercayai / diajarkan oleh Calvin. Tentu saja, kalau hal-hal besar dalam theologia Calvin ia tolak (misalnya tentang Predestinasi atau Providence of God), maka ia tidak bisa disebut se-bagai seorang Calvinist). Tetapi bisa saja seorang Calvinist menerima ajaran-ajaran pokok Calvinisme, tetapi dalam persoalan yang kecil-kecil ia tidak setuju dengan ajaran Calvin (Misalnya: mengapa Yunus marah dalam Yunus 4?).
    2. Harus diakui bahwa aliran memang bisa memecah gereja. Tetapi lagi-lagi hal itu sebetulnya tidak perlu terjadi. Kita bisa berbeda aliran, dan menyadari perbedaan itu, tetapi tetap bersatu karena kita menyadari bahwa semua orang kristen yang sejati, dari aliran apapun ia berasal (asal bukan aliran sesat), adalah anak Allah, sama seperti kita.

Illustrasi: suami dan istri berbeda, tetapi bisa tetap bersatu dan saling mengasihi.

Bertentangan dengan pandangan umum jaman sekarang yang anti aliran, saya berpendapat bahwa orang kristen, apalagi hamba Tuhan sebaiknya mempunyai aliran. Mengapa? Karena kalau kita tidak mempunyai aliran, atau kita mempunyai aliran ‘gado-gado’, maka biasanya terjadi perten-tangan dalam pandangan kita sendiri. Misalnya kalau dari 5 pokok Calvin-isme, saudara hanya menerima 3, sedangkan yang 2 saudara menerima pandangan Arminian, maka saya yakin akan terjadi kontradiksi / ketidak-konsistenan antara 3 pokok yang saudara terima dan 2 pokok yang sau-dara tolak itu.

III) Urut-urutan belajar doktrin.

1) Theology - doktrin tentang Allah.

2) Anthropology - doktrin tentang manusia.

3) Christology - doktrin tentang Kristus.

4) Soteriology - doktrin tentang keselamatan.

5) Ecclesiology - doktrin tentang gereja.

6) Eschatology - doktrin tentang akhir jaman.

Sekalipun urut-urutan ini tidak mutlak harus diikuti, tetapi akan sangat mem-bantu kalau diikuti.


email us at : gkri_exodus@mailcity.com