>

Khotbah Pekabaran Injil

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


 Dosa Adam

versus

kasih karunia Allah

Roma 5:12-19

 

I) Akibat dosa Adam.

1) Semua manusia menjadi manusia berdosa.

Ay 12: ‘karena semua orang telah ber(buat) dosa’. Kata ‘buat’ di sini seharusnya tidak ada.

Ay 19: ‘... oleh ketidaktaatan satu orang (yaitu Adam) semua orang telah menjadi orang berdosa’.

Memang pada waktu Adam berbuat dosa, semua manusia lain (kecuali Hawa) belum ada. Tetapi Adam dianggap oleh Allah sebagai wakil dari seluruh umat manusia, dan karena itu ketika Adam jatuh ke dalam dosa, seluruh umat manusia dianggap jatuh ke dalam dosa juga. Karena itu, berbeda dengan pandangan Islam yang mengatakan bahwa semua manusia lahir dalam keadaan suci, Kitab Suci mengajarkan bahwa sejak kejatuhan Adam itu, semua manusia lahir dalam dosa (ini dikenal dengan istilah dosa asal / original sin). Pandangan ini didukung oleh ayat-ayat Kitab Suci di bawah ini.

Ayub 25:4 - "Bagaimana manusia benar di hadapan Allah, dan bagaimana orang yang dilahirkan perempuan itu bersih?".

Maz 51:7 - "Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku".

Maz 58:4 - "Sejak lahir orang-orang fasik telah menyimpang, sejak dari kandungan pendusta-pendusta telah sesat".

Illustrasi:

Penerapan:

Bukan hanya penjahat, pembunuh, pemerkosa, dsb saja yang adalah orang berdosa. Saudara juga adalah orang berdosa! Karena itu saudara membutuhkan Kristus sebagai Juruselamat / Penebus dosa saudara!

Dan jangan pernah berpikir bahwa saudara tidak membutuhkan Penebus dosa karena perbuatan baik saudara bisa menebus dosa saudara. Ini bertentangan dengan ayat-ayat di bawah ini:

Gal 2:16a - "Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus".

Gal 2:21b - "... sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus".

Illustrasi:

Seseorang ditangkap polisi karena melanggar peraturan lalu lintas dan satu minggu setelahnya harus menghadap ke pengadilan. Dalam waktu satu mingu itu ia lalu banyak berbuat baik untuk menebus dosanya. Ia menolong tetangga, memberi uang kepada pengemis, dsb. Pada waktu persidangan, ia membawa semua orang kepada siapa ia sudah melaku-kan kebaikan itu sebagai saksi. Pada waktu hakim bertanya: ‘Benarkah saudara melanggar peraturan lalu lintas?’, ia lalu menjawab: ‘Benar pak hakim, tetapi saya sudah banyak berbuat baik untuk menebus dosa saya. Ini saksi-saksinya’. Sekarang pikirkan sendiri, kalau hakim itu waras, apakah hakim itu akan membebaskan orang itu? Jawabnya jelas adalah ‘tidak’! Jadi terlihat bahwa dalam hukum duniapun kebaikan tidak bisa menutup / menebus / menghapus dosa! Demikian juga dengan dalam hukum Tuhan / Kitab Suci!

Karena itu semua orang berdosa membutuhkan Yesus!

2) Semua manusia condong kepada dosa, dan bahkan tidak bisa berbuat sesuatu apapun yang betul-betul baik di hadapan Allah.

Dasar Kitab Suci pandangan ini:

Perhatikan bahwa ayat ini tidak berkata ‘sebagian kecenderungan hatinya’, tetapi ‘segala kecenderungan hatinya’. Juga ayat ini tidak berkata ‘kadang-kadang membuahkan kejahatan’, tetapi ‘selalu mem-buahkan kejahatan semata-mata’.

Perhatikan bahwa Yesaya tidak berkata ’segala kejahatan kami seperti kain kotor’ ataupun ‘sebagian kesalehan kami seperti kain kotor’, tetapi ‘segala kesalehan kami seperti kain kotor’!

Istilah ‘hamba’ perlu ditekankan di sini. Dengan manusia dinyatakan sebagai ‘hamba dosa’, itu jelas menunjukkan bahwa ia selalu / terus menerus menuruti dosa, dan tidak bisa berbuat baik. Ini dinyatakan secara lebih jelas oleh Ro 6:16-17,20-21. Perhatikan khususnya Ro 6:20 yang berbunyi: "Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran". Istilah ‘bebas dari kebenaran’ itu jelas menunjukkan bahwa manusia berdosa itu tidak bisa berbuat apapun yang benar!

Illustrasi:

Makhluk yang lahir sebagai monyet akan secara otomatis melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh seekor monyet, seperti naik pohon, makan pisang, berteriak-teriak, dsb. Karena kita lahir sebagai orang berdosa, secara otomatis kita akan melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh orang berdosa, yaitu dosa.

Jadi, dari adanya original sin (= dosa asal), timbul actual sin (= dosa sungguh-sungguh)! Dan actual sin ini terjadi pada waktu terjadi:

Bukti kecondongan kepada dosa dalam pengalaman sehari-hari:

Memang, manusia bisa melakukan kebaikan-kebaikan sosial / lahiriah, misalnya pada waktu melihat orang miskin / menderita lalu menolongnya, bahkan tanpa pamrih. Tetapi apakah itu bisa disebut sebagai perbuatan baik di hadapan Allah? Tidak! Mengapa? Karena dalam pandangan Tuhan, supaya suatu perbuatan bisa disebut baik, maka harus dipenuhi syarat-syarat ini:

a) Perbuatan baik itu harus timbul dari iman.

Perlu ditekankan di sini bahwa yang dimaksud dengan ‘iman’ adalah ‘iman kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat’. Jadi, ‘iman’ di sini tidak bisa diartikan ‘iman dalam agama lain’, ataupun ‘iman kepada Kristus sebagai dokter, penyembuh, pemberi berkat, dsb’.

b) Perbuatan baik itu harus dilakukan untuk kemuliaan Allah.

1Kor 10:31 berbunyi: "Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah".

c) Perbuatan baik itu harus dilakukan karena cinta kepada Allah.

Yoh 14:15 - "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu".

Semua ini tidak mungkin bisa dilakukan oleh orang yang ada di luar Kristus! Bdk. Ro 3:10,11,18.

Kalau hal-hal ini (point a-c) tidak dipenuhi, maka bisalah dikatakan bahwa pada waktu orang itu melakukan ‘perbuatan baik’, ia melakukannya tanpa mempedulikan Allah! Bisakah ‘perbuatan baik’ seperti itu disebut baik?

Penerapan:

Cynddylan Jones mengomentari Ef 2:8-9 sebagai berikut:

"You might as well try to cross the Atlantic in a paper boat as to get to heaven by your own good works" (= Kamu bisa mencoba menyeberangi Lautan Atlantik dalam sebuah perahu kertas sama seperti kamu mau ke surga dengan perbuatan-perbuatan baikmu sendiri).

Martin Luther:

"The most damnable and pernicious heresy that has ever plagued the mind of men was the idea that somehow he could make himself good enough to deserve to live with an all-holy God" (= Ajaran sesat yang paling terkutuk dan jahat / merusak yang pernah menggoda pikiran manusia adalah gagasan bahwa entah bagaimana ia bisa membuat dirinya sendiri cukup baik sehingga layak untuk hidup dengan Allah yang mahasuci) - Dr. D. James Kennedy, ‘Evangelism Explosion’, hal 31-32.

3) Maut / kematian bagi semua manusia (ay 12,15a).

Maut datang baik karena original sin / dosa asal, maupun karena actual sin (dosa sungguh-sungguh).

Ada orang yang takut mati, dan ada orang yang berani mati; ada orang yang menjaga kesehatan, ada orang yang tidak mempedulikan kese-hatan; tetapi semua orang tetap akan mati (Ibr 9:27).

Maut / kematian ini tidak hanya menunjuk pada kematian jasmani, tetapi juga pada kematian kedua / neraka (Wah 21:8).

Kesimpulan: dari dosa Adam yang kelihatannya sepele, seluruh umat ma-nusia menerima akibat yang luar biasa hebatnya.

II) Kasih karunia Allah.

Kita seringkali menyesali dosa Adam ini. Andaikata Adam tidak jatuh, alang-kah enaknya:

Tetapi sebetulnya kita tidak perlu sedih atau menyesal. Ro 5 ini memberikan Kabar Baik bagi kita. Mari kita membaca Ro 5:15 yang berbunyi:

"Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karuniaNya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus".

1) Apakah kasih karunia itu?

Kasih karunia Allah adalah sesuatu yang ada dalam diri Allah yang menyebabkan Ia memberikan karunia-karunia kepada kita sekalipun kita sama sekali tidak layak menerimanya.

Sebagai orang berdosa, kita layaknya dibuang ke dalam neraka. Tetapi adanya kasih karunia ini menyebabkan Allah bertindak lain. Allah datang ke dalam dunia dalam diri Yesus Kristus, hidup suci, menderita dan mati di kayu salib untuk memikul hukuman dosa kita, untuk menyelamatkan kita.

2) Akibat kasih karunia Allah.

Kalau pelanggaran Adam mempunyai akibat, maka kasih karunia Allah juga mempunyai akibat. Tetapi kalau pelanggaran Adam mempunyai akibat yang menjatuhkan, maka kasih karunia Allah itu mempunyai akibat yang mengangkat dari kejatuhan itu.

Sekarang perhatikan kata-kata ‘jauh lebih besar’ dalam ay 15 itu. Kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus jauh lebih besar dari pelanggaran Adam. Karena itu pengangkatan yang ditimbulkan oleh kasih karunia ini juga jauh lebih besar dari pada kejatuhan yang ditimbulkan oleh kejatuhan Adam.

Akibat kasih karunia Allah.


Akibat kejatuh-

an Adam.

 

Sekarang mari kita pelajari apa akibat kasih karunia Allah itu:

a) Pembenaran (ay 16).

Kalau saudara sudah sadar dan percaya akan akibat dosa Adam, yang menyebabkan semua manusia berdosa dan condong kepada dosa, maka karena kasih karunia Allah itu jauh lebih besar dari pelanggaran Adam, maka saudara harus lebih percaya lagi bahwa orang yang menerima kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus itu akan dibenarkan / dianggap benar oleh Allah.

b) Hidup (ay 17).

Perhatikan kata-kata ‘lebih benar lagi’ dalam ay 17! Ini disebabkan karena kasih karunia Allah yang tadi dikatakan jauh lebih besar dari pelanggaran Adam (ay 15).

Kalau pelanggaran Adam mengakibatkan maut / kematian, maka kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus mengakibatkan kita hidup.

Dan ingat bahwa ini adalah posisi yang lebih aman dari pada posisi Adam sebelum jatuh ke dalam dosa. Mengapa bisa demikian? Karena Adam pada saat itu hanya mempunyai hidup bersyarat. Selama ia tidak jatuh ke dalam dosa, ia hidup. Tetapi kalau ia jatuh ke dalam dosa, ia mati.

Tetapi bagi kita yang menerima kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus, kita menerima hidup kekal. Tanpa syarat! Kita tidak mungkin lagi binasa. Ini terlihat dari Yoh 10:27-29 yang berbunyi:

"Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal ke-pada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu. BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa".

c) Persekutuan yang lebih indah dengan Allah.

Persekutuan Adam dengan Allah adalah persekutuan antara makhluk dengan penciptanya, tetapi persekutuan kita (orang yang percaya kepada Yesus) dengan Allah adalah persekutuan antara anak dengan Bapanya.

Adam hanya dekat dengan Allah, tetapi Allah tinggal di dalam kita (Yoh 14:16-17).

d) Tempat yang lebih indah.

Adam tinggal di taman Eden dan kalau Adam dan keturunannya terus hidup suci, mungkin sekali semua manusia akan tetap tinggal di Eden. Tetapi sekarang kita yang telah menerima kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus akan tinggal bukan di taman Eden, tetapi di surga.

III) Apa yang harus kita lakukan?

Akibat dosa Adam secara otomatis menimpa semua keturunannya, tetapi akibat kebenaran Yesus Kristus tidak secara otomatis dialami semua orang.

Kata-kata ‘semua orang’ dalam ay 15,19 seharusnya adalah ‘banyak orang’.

Kata-kata ‘semua orang’ dalam ay 18 memang adalah ‘semua orang’, tetapi pada waktu menafsirkannya, kita harus menafsirkannya dengan melihat pada bagian-bagian Kitab Suci yang lain, seperti 1Kor 15:22, sehingga artinya adalah: ‘semua orang dalam Kristus’ atau ‘semua orang yang percaya ke-pada Kristus’.

Kita ada dalam Adam karena keturunan (otomatis), tetapi kita ada dalam Kristus karena iman.

Calvin:

"Hence, in order to partake the miserable inheritance of sin, it is enough for thee to be man, for it dwells in flesh and blood; but in order to enjoy the righteousness of Christ it is necessary for thee to be a believer; for a participation of him is attained only by faith" (= Jadi, untuk mengambil bagian dalam warisan dosa yang menyedihkan, cukup bagimu untuk menjadi manusia, karena itu tinggal dalam daging dan darah; tetapi untuk menikmati kebenaran Kristus engkau harus menjadi orang percaya; karena pengambilan bagian dari Dia didapatkan hanya dengan iman).

Jadi, untuk bisa masuk ke neraka cukup bagi saudara untuk berdiam diri. Sejak lahir saudara ada di dalam Adam, sehingga dengan berdiam diri saja, itu sudah cukup untuk membawa saudara ke dalam neraka. Tetapi kalau saudara ingin masuk surga, saudara harus percaya kepada Yesus dan menerimaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara!

Calvin:

"Not even the least drop of life can be found out of Christ" (= tidak setetes kehidupan yang terkecil sekalipun dapat ditemukan / didapatkan di luar Kristus).

Karena itu jangan mencari keselamatan di luar Kristus! Sudahkah / maukah saudara datang dan percaya kepada Yesus?

 

-AMIN-


email us at : gkri_exodus@mailcity.com