>

Khotbah Pekabaran Injil

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


 Kematian yang terkutuk

GALATIA 3:10-13

 

Pendahuluan:

Jaman sekarang yang banyak didengar tentang Allah adalah bahwa Allah itu kasih dan karena itu selalu memberi berkat berlimpah-limpah, baik berkat jasmani maupun berkat rohani. Tetapi hari ini saya justru akan membahas tentang kutuk dari Allah kepada manusia!

I) Kutuk.

1) Mengapa Allah bisa mengutuk?

Allah yang maha kasih bisa mengutuk, karena Ia juga adalah mahasuci dan mahaadil! Jangan sampai saudara terlalu menekankan kasih Allah, sehingga mengabaikan keadilan dan kesucian Allah! Penekanan satu kebenaran secara berlebihan sehingga mengabaikan kebenaran yang lain, menyebabkan terjadinya ajaran sesat.

2) Dosa selalu menyebabkan kutuk.

a) Ini terlihat dari banyak ayat Kitab Suci, seperti:

b) Ini terlihat juga dari ay 10b yang mengutip dari Ul 27:26.

Ay 10b: "Terkutuklah (setiap) orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat".

Catatan: seharusnya dalam ay 10b ini ada kata ‘setiap’. Banding-kan dengan NIV yang menterjemahkan: "Cursed is everyone who does not continue to do everything written in the Book of the Law" (= Terkutuklah setiap orang yang tidak terus melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam Kitab Hukum Taurat).

Ul 27:26: "Terkutuklah orang yang tidak menepati perkataan hukum Taurat ini dengan perbuatan".

Ada perbedaan antara ay 10b dan Ul 27:26.

Bedanya adalah:

Maksudnya untuk menekankan seluruh hukum Taurat.

Dalam KJV/NKJV, Ul 27:26 mengandung kata ‘all’ (= semua), sedangkan dalam RSV/NIV/NASB, Ul 27:26 tidak mempunyai kata itu.

Dalam semua manuscript bahasa Ibrani, Ul 27:26 tidak mengan-dung kata ‘all’, sehingga ada yang menganggap bahwa pengcopy Kitab Suci sengaja membuang kata ini, supaya tidak terlihat bahwa kita harus taat secara sempurna baru tidak terkutuk.

Tetapi ada 6 manuscript non Ibrani, termasuk Septuaginta / LXX (Perjanjian Lama yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani), dimana Ul 27:26 mengandung kata ‘all’.

Dari semua ini bisa disimpulkan adanya beberapa kemungkinan:

Mungkin tidak sukar untuk mentaati hukum Tuhan kalau hanya kadang-kadang saja. Tetapi bagaimana kalau harus terus menerus mentaatinya?

Bayangkan apakah saudara bisa terus menerus jujur / tak berdusta, selalu sabar, selalu rendah hati, selalu rajin, selalu hormat kepada orang tua, selalu memberitakan Injil dalam setiap kesempatan, terus tekun / rajin dalam saat teduh (setiap hari), dsb.

Kalau tidak bisa, maka ay 10b ini menyatakan saudara sebagai orang terkutuk!

Ini menunjukkan bahwa setiap dosa menyebabkan kita terkutuk, tidak peduli apakah itu adalah:

Dalam kontex jaman sekarang, dimana Perjanjian Baru sudah ada, maka ini jelas mencakup hukum-hukum Perjanjian Baru seperti kasihilah musuhmu (Mat 5:44), larangan perzinahan dalam hati / pikiran (Mat 5:28), dsb!

Kalau 2 hal di atas ini digabungkan, maka maksudnya adalah: kalau seseorang tidak dengan setia / terus menerus mentaati semua Firman Tuhan, maka ia adalah orang yang terkutuk. Ini jelas menunjukkan bahwa semua manusia pasti adalah orang terkutuk!

3) ‘Terkutuk’ adalah suatu kondisi di hadapan Allah.

Ingat bahwa ‘terkutuk’ adalah suatu kondisi di hadapan Allah. Tidak selalu keadaan terkutuk itu dimanifestasikan dalam bentuk penderitaan atau hal-hal tidak enak yang lainnya. Jadi jangan bayangkan bahwa orang yang terkutuk itu pasti akan menderita AIDS, jatuh bangkrut, hancur dalam study / pekerjaannya, berantakan keluarganya, dsb. Ini sama seperti ‘berbahagialah’ [bahasa Inggrisnya: ‘blessed’ (= diber-katilah)], yang juga merupakan suatu kondisi di hadapan Allah, yang tidak selalu dimanifestasikan dengan pemberian kekayaan, kesehatan dan berkat-berkat jasmani lainnya (bdk. Mat 5:10-12 1Pet 4:14). Karena itu bisa saja untuk sementara waktu, keadaan terkutuk itu tidak mempunyai perwujudan yang terlalu berarti dalam hidup kita. Karena itu kalau hidup saudara baik-baik saja (pekerjaan / study, keuangan, kesehatan, dsb), jangan terlalu cepat beranggapan bahwa saudara tidak terkutuk di hadapan Tuhan. Pokoknya ada dosa, tidak peduli betapa enaknya dan betapa tidak menderitanya hidup saudara, saudara sebetulnya adalah orang terkutuk di hadapan Allah!

4) Orang yang mau selamat karena perbuatan baik berada di bawah kutuk (ay 10a).

a) Kata-kata ‘yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat’ (ay 10a) menunjuk pada orang yang percaya pada keselamatan karena perbuatan baik / ketaatan.

Kata-kata ‘yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat’ ini oleh NASB diterjemahkan ‘are of the works of the Law’ (= adalah dari pekerjaan hukum Taurat).

Golongan ini kontras dengan golongan dalam ay 9 yang ‘hidup dari iman’ [NASB: ‘are of faith’ (= adalah dari iman)].

Jadi ay 9 dan ay 10a mengkontraskan 2 golongan, yaitu:

Karena itu NIV menterjemahkan ay 10a: ‘who rely on observing the law’ (= yang bersandar pada kepatuhan pada hukum Taurat).

b) Tadi sudah kita lihat bahwa orang yang berbuat dosa adalah orang terkutuk. Ini memang tidak aneh. Tetapi sekarang dikatakan bahwa orang yang mau selamat karena perbuatan baik / ketaatan, adalah orang yang ada di bawah kutuk. Ini aneh! Orang itu, karena ingin selamat, lalu berbuat baik dan mentaati hukum Taurat / Firman Tuhan. Bukankah itu baik? Tetapi Firman Tuhan justru berkata bahwa orang seperti itu adalah orang yang ada di bawah kutuk (ay 10a)! Mengapa demikian?

Bandingkan dengan ajaran Roma Katolik yang mengatakan bahwa saints (= orang-orang suci) bukan hanya bisa mencapai standard Allah, tetapi bahkan bisa melebihinya! Kalau ajaran ini benar, maka seluruh argumentasi Paulus di sini harus dibuang!

Padahal dasar hukum Taurat bukanlah iman tetapi ketaatan (ay 12 bdk. Im18:5).

Penerapan:

Apakah saudara termasuk orang yang dibaptis, pergi ke gereja, melayani, memberi persembahan, berdoa, belajar Firman Tuhan, membuangi dosa, mentaati Firman Tuhan dengan tujuan supaya selamat / masuk surga? Kalau ya, maka saudara adalah orang terkutuk! Saudara bukan hanya ‘tidak dijamin selamat’, tetapi bahkan ‘dijamin tidak selamat’!

Ini semua kedengaran mengerikan! Siapa yang tidak pernah berbuat dosa? Tidak ada! Jadi semua orang adalah orang terkutuk. Dan kalau kita mau berbuat baik / mentaati Firman Tuhan dengan tujuan supaya selamat, kita juga terkutuk! Tidak ada jalan keluar! Betulkah tidak ada? Pada saat ini kita boleh merenungkan suatu kabar baik bagi setiap orang yang terkutuk di hadapan Allah! Kabar baik apa itu?

II) Kristus menebus kita dari kutuk hukum Taurat (ay 13).

Pada waktu Kristus mati di atas kayu salib, Ia telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat. Pada saat itu, Dia yang tidak berdosa (dan karenanya tidak layak menerima kutuk!), telah menjadi kutuk karena kita (ay 13a). Paulus bisa berkata bahwa Kristus telah menjadi kutuk, berdasarkan Ul 21:23 yang ia kutip dalam ay 13b.

Catatan: Kitab Suci Indonesia menggunakan kata ‘kayu salib’ dalam ay 13b dan ‘tiang’ dalam Ul 21:22-23. Tetapi baik dalam ay 13b maupun dalam Ul 21:22-23 kedua kata itu diterjemahkan sama, yaitu ‘tree’ (= pohon) oleh KJV, RSV, NIV, NASB, NKJV.

Memang dalam Perjanjian Lama tidak dikenal hukuman salib, sehingga Ul 21:23 sebetulnya tidak menunjuk pada penyaliban, tetapi menunjuk pada orang yang dihukum mati pada sebuah tiang (digantung), atau orang yang setelah dihukum mati lalu mayatnya digantungkan pada sebuah tiang (bdk. Yos 8:29 Yos 10:26-27).

Tetapi Ul 21:23 ini tentu juga berlaku terhadap penyaliban. Ini terbukti dari:

Karena itu, kematian Kristus tidak bisa terjadi dengan cara penggal, rajam dsb, tetapi harus melalui cara yang terkutuk, yaitu penyaliban!

Saya pernah menonton sebuah film dimana ada orang yang berkata: andaikata Kristus hidup pada abad 20, maka orang kristen tidak akan berkalungkan salib, tetapi sebuah kursi listrik kecil! Ini omong kosong yang bodoh dari orang yang tidak mengerti theologia! Kristus tidak bisa mati dengan cara dipenggal, dirajam, ditembak, melalui kamar gas ataupun kursi listrik. Ia harus mati melalui suatu kematian yang terkutuk, yaitu penyaliban, karena kalau tidak, Ia tidak memikul kutuk yang seharusnya untuk kita! Apa sebabnya orang-orang Yahudi memilih penyaliban (Mat 27:22-23)? Mengapa mereka tidak memilih perajaman seperti yang mereka lakukan terhadap Stephanus (Kis 7:58-60)? Jelas bahwa Allah ikut bekerja supaya Yesus mati melalui penyaliban, dan dengan demikian Ia bisa memikul kutuk kita!

III) Keselamatan / pembenaran karena iman.

Karena Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat, maka sekarang kita bisa diselamatkan / dibenarkan dengan sangat mudah, yaitu hanya dengan iman / percaya kepada Kristus (ay 11b,14b,7,9,24,26 2:16).

Bagi saudara yang belum pernah sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, sadarilah bahwa saudara adalah orang terkutuk di hadapan Allah. Kalau saudara tidak mau percaya kepada Yesus Kristus, maka dengarlah nubuat Kristus tentang sikap dan kata-kataNya kepada orang terkutuk:

"Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya" (Mat 25:41).

Hanya kalau saudara mau datang dan percaya kepada Kristus maka saudara akan dibebaskan dari kutuk itu dan luput dari api neraka yang kekal itu. Maukah saudara percaya kepada Kristus?

Bagi saudara yang sudah sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, berbahagia-lah saudara karena saudara bukan lagi orang terkutuk, karena jasa Kristus yang sudah memikul kutuk itu di kayu salib. Karena itu:

 

-AMIN-


email us at : gkri_exodus@mailcity.com