>

Khotbah Pekabaran Injil

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


rest in heaven

Wahyu 14:9-13

 

Dalam iklan / berita dukacita di koran, sering ditulis R.I.P (= rest in peace / istirahat dalam damai). Hari ini saya akan membahas tentang R.I.H. (= rest in heaven / istirahat di surga).

I) Istirahat di surga.

1) Pada waktu kita pertamakali percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka kita mengalami sukacita dan damai, kebahagiaan yang luar biasa. Tetapi dalam hidup kita selanjutnya sebagai orang kristen, seringkali kita menjadi jemu / bosan.

a) Mungkin bosan dalam berdoa.

Dalam Luk 18:1 dikatakan bahwa kita harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Secara implicit ini menunjukkan bahwa orang kristen sering jemu / bosan dalam berdoa, khususnya kalau doa tidak dijawab / dikabulkan sampai lama. Mungkin doa untuk gedung gereja, untuk pertobatan keluarga, untuk perkembangan gereja, untuk problem keluarga, untuk problem study, untuk suatu problem tertentu dalam hidup saudara, untuk minta jodoh, dsb.

b) Mungkin jemu / bosan dalam berperang / melayani.

Dalam 1Kor 15:58 Paulus mengatakan supaya kita selalu giat dalam pekerjaan Tuhan. Secara implicit ini juga menunjukkan bahwa orang kristen bisa jemu / bosan dalam pelayanan sehingga berhenti melayani. Memang kalau saudara belum pernah melayani Tuhan secara serius, maka saudara tidak akan pernah mengalami hal ini! Tetapi kalau saudara sudah betul-betul terjun dalam pelayanan secara serius, dan merasakan betapa banyak serangan setan, problem dalam pelayanan, kegagalan / ketidakmajuan / ketidak-suksesan pelayanan, gegeran dalam pelayanan dsb, maka saudara mungkin sekali pernah mengalami rasa jemu / bosan dalam melayani Tuhan!

c) Mungkin bosan / jemu dalam berbuat baik (Gal 6:9-10 2Tes 3:13).

Lebih-lebih kalau setelah berbuat baik lalu tidak dihargai, disalah-mengerti atau dibalas dengan jahat, difitnah dsb!

d) Mungkin jemu / bosan dalam melawan dosa / godaan setan / dunia / kelemahan daging (Ibr 12:1-4).

Begitu banyaknya kelemahan / dosa kita dan begitu condongnya daging kita kepada dosa, dan begitu hebatnya pencobaan / godaan setan, sehingga kita terus jatuh bangun dalam dosa, sehingga kita menjadi putus asa / jemu dalam melawan dosa / godaan setan itu.

e) Mungkin bosan / jemu dalam menderita.

Baca Ibr 10:32-39! Ini juga secara implicit menunjukkan bahwa orang kristen bisa jemu dalam mengalami penderitaan, sehingga ingin berhenti ikut Tuhan!

2) Ada saat dimana semua kejemuan itu tidak perlu lagi, yaitu pada saat kita mati dan masuk ke surga (ay 13).

a) ‘mati dalam Tuhan’ (ay 13).

Kalau dalam hidup ini saudara percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara (bukan sekedar sebagai dokter, pemberi berkat / kekayaan dsb), maka pada saat saudara mati, saudara akan ‘mati di dalam Tuhan’. Tetapi kalau saudara tidak mau percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara (apakah saudara sama sekali bukan kristen, atau kristen KTP) maka saudara akan ‘mati dalam dosa’ (Yoh 8:24).

Kalau saat ini saudara mati, kematian yang bagaimana yang menjadi kematian saudara? ‘Mati dalam Tuhan’, atau ‘mati dalam dosa’?

b) ‘sejak sekarang ini’ (ay 13).

Ini tidak berarti bahwa orang yang mati dalam Tuhan sebelum saat Yohanes menerima wahyu ini, tidak berbahagia.

Artinya adalah: sejak mereka mati, mereka berbahagia karena mereka bisa ‘beristirahat dari jerih lelah mereka’.

c) ‘istirahat dari jerih lelah mereka’ (ay 13 bdk. Ayub 3:17b).

Ada banyak hal yang tidak ada di surga:

Kalau saudara betul-betul adalah orang kristen sejati, tentunya saudara mengalami banyak penderitaan / pencobaan dari setan, dan ini seharusnya membuat saudara benci sekali kepada setan. Di surga nanti tidak ada lagi setan / Iblis, karena ia / mereka sudah dilemparkan ke dalam neraka. Karena itu tidak akan ada lagi godaan / pencobaan, sehingga saudara betul-betul mengalami istirahat dari musuh besar ini!

Dalam dunia ini kita juga sering dibuat jengkel, bahkan muak, oleh ajaran dan kemunafikan para nabi palsu. Tetapi nanti di surga mereka semua juga tidak ada, karena mereka akan mengikuti bapa mereka (yaitu setan) dan pergi ke neraka selama-lamanya, dan kita betul-betul akan mengalami istirahat dari peperangan melawan anak-anak setan ini!

Dalam hidup saudara sekarang ini pasti saudara sering mengalami kejengkelan atau bahkan penderitaan karena tindakan dari orang kafir / tak beriman / orang yang jahat. Mungkin ada orang-orang yang menindas saudara, memeras saudara, memukuli / meng-aniaya saudara, memfitnah saudara, dsb. Tetapi di surga nanti, semua orang-orang jahat / tidak beriman ini tidak ada lagi, karena merekapun harus mengikuti bapa mereka (yaitu setan) untuk masuk ke dalam neraka selama-lamanya. Karena itu di surga saudara betul-betul mengalami istirahat dari orang-orang ini.

Dalam dunia ini, sebagai orang kristen kita tidak takut pada maut / kematian, karena kematian berarti pintu gerbang menuju surga. Tetapi bagaimanapun kita sering menguatirkan kalau kematian datang pada orang yang kita cintai, apalagi kalau orang itu belum percaya kepada Yesus. Kita bahkan sering dibuat sedih / berkabung karena kematian dari orang yang kita cintai itu. Tetapi nanti di surga tidak ada lagi maut!

Penderitaan apa di dunia ini yang sering menyiksa / menyedihkan saudara? Problem suami / istri yang menyeleweng? Problem perceraian? Problem anak? Problem ekonomi / pekerjaan? Problem study? Problem dalam mendapatkan jodoh? Problem kesehatan? Problem karena tidak dimengerti orang di sekitar saudara? Semua problem yang selama ini menyiksa saudara dan sering membuat saudara harus mencucurkan air mata, tidak ada lagi di surga dan saudara betul-betul mengalami istirahat dari semua itu!

Tidak adanya hal-hal ini di surga menyebabkan ada kelegaan yang luar biasa di surga dan kita betul-betul bisa beristirahat!

Tetapi sementara saudara belum masuk ke surga, perhatikan ay 12 yang berbicara tentang ‘ketekunan orang-orang kudus’.

Jangan kepingin mati kalau memang belum waktunya mati. Sebaliknya bertekunlah dalam perang melawan setan dan dosa, dalam pelayanan, doa, berbuat baik, dsb! Kalau waktunya tiba, istirahat di surga menanti saudara! Dan istirahat merupakan sesuatu yang paling bisa dinikmati / dirasakan oleh orang yang bekerja keras sampai lelah! Yang malas-malasan tidak / kurang bisa menikmati! Jadi, bertekunlah!

II) Tidak ada istirahat di neraka.

Kalau tadi kita sudah melihat bahwa orang yang percaya akan mengalami / mendapatkan istirahat di surga, maka mari sekarang kita mempelajari tentang orang yang tidak percaya.

Orang yang tidak percaya kepada Yesus digambarkan sebagai ‘orang yang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya’ (ay 9b,11b).

Kalau saudara mau mengerti hal ini saudara harus mempelajari Wah 13:1-18. Di sini digambarkan 2 binatang:

A) Binatang yang keluar dari dalam laut (Wah 13:1-2).

Binatang ini digambarkan sebagai monster yang menakutkan, dan ini menggambarkan penganiayaan terhadap orang kristen / gereja.

B) Binatang yang keluar dari dalam bumi (Wah 13:11-12).

Berbeda dengan benatang yang keluar dari dalam laut tadi, binatang ini digambarkan ‘bertanduk 2 seperti anak domba’, tetapi ‘ia berbicara seperti seekor naga’. Ini menggambarkan nabi-nabi palsu yang mirip se-perti orang kristen (bertanduk dua seperti anak domba), yang meng-ajarkan ajaran-ajaran sesat (berbicara seperti seekor naga) dan meng-adakan mujijat-mujijat palsu (Wah 13:13-14).

Kalau menggunakan binatang yang pertama tadi setan ingin menun-dukkan manusia dengan kekerasan, maka dengan menggunakan bina-tang kedua ini setan ingin menundukkan manusia dengan tipu daya. Kalau binatang pertama menunjukkan kekuatan / kuasa dari setan, maka binatang kedua ini menunjukkan pikiran dari setan yang begitu cerdik / licik!

Apakah saudara tidak mau sungguh-sungguh ikut Yesus karena takut pada penganiayaan? Itu berarti saudara menyembah bintang pertama. Apakah saudara tunduk kepada setan karena ajaran sesat / mujijat palsu? Itu berarti bahwa saudara menyembah binatang kedua. Kalau dalam pikiran saudara ada pemikiran bahwa:

maka sebetulnya saudara juga sudah menyembah binatang kedua ini!

Sekarang mari kita perhatikan nasib dari orang yang tidak percaya kepada Yesus / orang yang menyembah binatang ini:

1) Bagaimana hidup mereka di dunia?

Karena mereka mau menyembah binatang / patung, maka dalam hidup mereka di dunia mereka tidak mengalami apa yang dialami oleh orang kristen dalam Wah 13:7,15b,17.

Dibanding dengan hidup orang kristen, sekalipun mereka tetap punya penderitaan, baik jasmaniah (penyakit, problem, kematian orang yang dicintai, dsb) maupun batiniah (kegelisahan, tidak ada damai / sukacita, kekuatiran, kesumpekan dsb), tetapi hidup mereka relatif enak.

2) Bagaimana hidup / nasib mereka dalam kekekalan?

a) Ay 10c: ‘di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba’.

Ini menunjukkan apa? Dari surga bisa melihat ke neraka, dan demikian juga sebaliknya (bdk. Luk 16:23 - orang kaya bisa melihat Lazarus duduk di pangkuan Abraham / bersandar di dada Abraham).

Ini merupakan bagian dari siksaan mereka dan ini menambah beratnya siksaan yang mereka alami!

Illustrasi: Kalau semua orang miskin, maka orang miskin tidak terlalu menderita. Tetapi kalau orang miskin hidup di antara orang kaya, dan hanya bisa ngiler melihat orang kaya menikmati kekayaannya, maka itu tentu menambah penderitaannya!

Mungkin orang-orang di neraka itu akan berpikir / berkata:

Tetapi semua ini adalah ‘andaikata’ yang sia-sia / tidak mungkin terjadi! Mereka ‘ngiler’ selama-lamanya melihat orang kristen di surga! Di dunia Lazarus ngiler melihat kenikmatan orang kaya, tetapi dalam kekekalan orang kayanyalah yang ngiler melihat kenikmatan Lazarus di surga! Pikirkan: mau ngiler sekarang atau ngiler nanti?

b) Ay 10a: ‘ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murkaNya’.

Dalam dunia mereka juga merasakan penderitaan / murka Allah, tetapi murka Allah dalam dunia masih dicampur dengan kasih karunia / belas kasihan! Tetapi nanti di neraka, mereka mengalami murka Allah yang murni, tanpa campuran!

Kalau saudara mau mendapatkan sedikit gambaran tentang betapa hebat dan mengerikannya murka Allah itu, maka lihatlah kepada Yesus pada waktu ada di taman Getsemani. Dikatakan bahwa Yesus sampai takut (Mark 14:33). Karena apa? Karena Ia tahu Ia akan mengalami murka Allah ini!

William Hendriksen mengomentari peristiwa ini dengan berkata:

"Did he, perhaps, here in Gethsemane see this tidal wave of God’s wrath because of our sin coming?" [= Mungkinkah Ia, disini di Getsemani, melihat datangnya gelombang pasang (= tsunami) murka Allah karena dosa kita?].

Kalau Yesus, yang selama hidupnya tidak pernah takut menghadapi apapun / siapapun, pada saat ini bisa takut dalam menghadapi murka Allah itu, bisakah saudara bayangkan kalau murka Allah itu menimpa saudara? Jangan sekali-kali menganggap remeh neraka / hukuman / murka Allah, apalagi membuatnya sebagai bahan guyonan / lelucon. Murka / hukuman Allah itu sama sekali tidak lucu, tetapi sebaliknya sangat mengerikan!

c) Ay 10b: ‘ia akan disiksa dengan api dan belerang’.

Lihat juga ay 11: "Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa".

KJV/RSV/NIV/NASB: no rest (= tidak ada istirahat).

Penutup / kesimpulan:

Jadi, kalau orang percaya mengalami penderitaan hebat di dunia tetapi lalu bisa mengalami rest in heaven (= istirahat di surga), maka orang yang tidak percaya kepada Yesus mengalami penderitaan yang relatif lebih ringan di dunia, tetapi lalu mengalami penderitaan yang luar biasa hebatnya secara kekal / tanpa istirahat di neraka (no rest in hell).

Hanya ada 2 pilihan bagi saudara:

1) Percaya kepada Yesus dengan sungguh-sungguh, mengalami banyak penderitaan di dunia, tetapi mengalami rest in heaven!

2) Tidak percaya kepada Yesus, relatif enak di dunia, tetapi mengalami no rest in hell!

Yang mana yang saudara pilih?

 

-AMIN-


email us at : gkri_exodus@mailcity.com