Eksposisi Kisah Para Rasul

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


 

KISAH RASUL 16:1-12

 

 

I) Orang-orang yang diajak Paulus dalam pelayanan.

 

Dalam pelajaran yang lalu kita melihat Paulus berpisah dengan Barnabas.  Tetapi Paulus tidak menggantungkan dirinya / pelayanannya kepada manusia / Barnabas, dan berpi­sahnya ia dengan Barnabas tidak menyebabkan ia berhenti dalam pelayanan. Ia lalu mengajak Silas untuk melayani Tuhan dalam perjalanan misionarisnya yang ke 2 (Kis 15:40). Tetapi selain Silas, ada orang-orang lain yang mengikuti Paulus, yaitu:

 

1)   Lukas.

 

Dalam sepanjang bacaan hari ini, kita sama sekali tidak melihat nama Lukas. Lalu dari mana kita tahu bahwa Lukas diajak oleh Paulus / ikut Paulus dalam pelayanannya? Ini bisa terlihat dalam ay 10, karena dalam ay 10 itu, untuk pertama kalinya digunakan kata ganti orang ‘kami’ untuk menunjuk kepada Paulus dan kawan-kawannya. Sebelum ay 10 ini, selalu digunakan kata ganti orang ‘mereka’ (perhatikan ay 6,7,8, dan juga Kis 15:35).

 

Kata ‘kami’ menunjukkan bahwa penulis dari Kitab Kisah Para Rasul, yaitu Lukas, ikut serta dalam rombongan Paulus [Catatan: dengan membandingkan Luk 1:1-4 dengan Kis 1:1, maka kita bisa tahu bahwa Kitab Injil Lukas dan Kisah Rasul ditulis oleh orang yang sama (yaitu Lukas), dan juga ditujukan kepada orang yang sama, yaitu Teofilus].

 

Gal 4:13 dan 2Kor 12:7 menunjukkan bahwa Paulus mempunyai penyakit jasmani tertentu. Jadi, mungkin Lukas, yang adalah seorang tabib itu (bdk. Kol 4:10), ikut dengan rombongan Paulus untuk menangani penyakit Paulus itu. Ini mengajar kita untuk menggunakan kemampuan kita (baik kemampuan jasmani maupun rohani) untuk melayani Tuhan.

 

Penggunaan kata ganti orang ‘kami’ ini terus berlangsung sampai Kis 16:17, lalu terputus dan baru dilanjutkan pada Kis 20:5. Jadi, bisalah disimpulkan bahwa Lukas ikut dalam rombongan Paulus sampai di Filipi, lalu berhenti di sana dan menunggu Paulus di sana. Sementara itu, Paulus pergi ke Tesalonika, Berea, Atena, Korintus, kembali ke Anthiokhia, lalu pergi lagi ke Efesus, lalu ke Makedonia lagi. Di sana Paulus kembali bertemu dengan Lukas, dan lalu Lukas ikut dalam rombongan Paulus lagi.

 

2) Timotius.

 

a)   Keluarga Timotius.

 

Ayah Timotius adalah seorang Yunani (ay 1). Karena ibunya disebut sebagai orang percaya sedangkan ayahnya tidak (ay 1), maka bisalah kita simpulkan bahwa ayah Timotius bukanlah orang Kristen. Dan dari fakta bahwa Timotius tidak / belum disunat, dapatlah kita ketahui bahwa ayah Timotius juga tidak memeluk agama Yahudi. Jadi ia adalah orang yang kafir secara total.

 

Ibu Timotius adalah orang Yahudi. Dari 2Tim 1:5 dan 2Tim 3:14-15, kita bisa tahu bahwa:

 

·        Nama ibu Timotius adalah Eunike.

 

·        Nama nenek Timotius adalah Lois.

 

·        Ibu dan nenek Timotius adalah orang beriman / Kristen.

 

·        Ibu dan / atau nenek Timotius mendidik Timotius tentang Kitab Suci / Perjanjian Lama (Yudaisme). Ini menyebabkan dari sejak kecilnya Timotius telah mengenal Kitab Suci (2Tim 3:14-15).

 

Hal yang negatif tentang ibu Timotius adalah bahwa ia mau kawin dengan orang Yunani yang kafir total, dan ia tunduk kepada suaminya yang kafir itu dengan tidak menyunatkan Timotius!

 

Penerapan:

 

Ini menunjukkan kepada kita bahwa pernikahan antara orang beriman / kristen dengan orang yang tidak beriman (non kristen / kristen KTP), akan memba­wa dampak yang negatif dalam kehidupan orang kristen tersebut! Karena itulah maka dalam 2Kor 6:14, Tuhan secara tegas melarang pernikahan orang beriman / kristen dengan orang yang tidak beriman (non kristen / kristen KTP). Berdasarkan semua ini maka janganlah saudara mencari pasangan yang bukan orang beriman! Tetapi kalau saudara sudah terlanjur menikah dengan orang yang tidak per­caya, setidaknya janganlah menuruti ibu Timotius yang menuruti kekafiran suaminya! Saudara harus lebih taat kepada Tuhan dari pada kepada manusia (Kis 5:29).

 

b)   Pertobatan Timotius.

 

Ay 1 menunjukkan bahwa Timotius adalah seorang murid. Dan dalam 1Kor 4:17 1Tim 1:2,18 2Tim 1:2 dan 2Tim 2:1, Paulus menyebut Timotius dengan sebutan ‘anakku’. Ini menunjukkan bahwa Timotius bertobat gara-gara pengin­jilan yang dilakukan oleh Paulus. (Mungkin Timotius beserta ibu dan neneknya bertobat pada waktu Paulus memberitakan Injil di Listra dalam Kis 14:6-7, atau pada waktu Paulus mengunjungi Listra dalam Kis 14:21).

 

c)   Kehidupan Timotius.

 

Ay 2 mengatakan bahwa ‘Timotius dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium’.

 

NIV: ‘spoke well of him’ (= berbicara baik tentang dia).

 

NASB: ‘he was spoken well of by’ (= ia dibicarakan secara baik oleh).

 

Semua ini menunjukkan bahwa Timotius dikenal sebagai orang yang baik.

 

Kata bahasa Yunani yang dipakai adalah EMARTUREITO (= ‘was witnessed to’ / disaksikan). Jadi saudara-saudara di Listra dan di Ikonium memberi kesaksian bagaimana baiknya kehidupan Timotius dan ini menyebabkan Paulus membawa Timotius dalam perjalanan misionaris yang ke 2 ini.

 

Penerapan:

 

Cobalah renungkan! Andaikata orang-orang kristen dalam gereja saudara diminta untuk memberi kesak­sian tentang kehidupan saudara, apa yang kira-kira akan mereka katakan / saksikan tentang saudara?

 

·        suka berdusta atau jujur?

 

·        selalu menepati janji atau sering mengabaikan janji?

 

·        suka ngaret / terlambat atau disiplin dalam  hal waktu?

 

·        suka / mudah marah atau sabar?

 

·        sombong atau rendah hati?

 

·        sungguh-sungguh dalam pelayanan atau asal-asalan?

 

·        cinta uang atau cinta Tuhan?

 

·        suka menyeleweng atau setia?

 

·        malas atau rajin?

 

·        beriman atau mudah kuatir?

 

Maukah saudara hidup sedemikian rupa sehingga saudara bisa menjadi saksi Kristus yang baik?

 

d)   Penyunatan Timotius.

 

·        Sunat di sini bukanlah merupakan suatu sakramen!

 

Dalam Perjanjian Lama, memang sunat merupakan suatu sakramen. Tetapi dalam Perjanjian Baru, kedudukan sunat sebagai sakramen telah diganti oleh baptisan (Kol 2:11-12).

 

·        Sunat di sini tidak dilakukan sebagai syarat kesela­matan!

 

Dalam Kis 15:1-2  Gal 2:3-5  Gal 5:2-3, Paulus menentang penyunatan, karena di sana sunat ditekankan sebagai syarat keselamatan. Kalau pada saat itu Paulus menyetujui sunat, itu berarti Paulus mengkhianati Injil dan ia menyebabkan orang lain percaya pada doktrin ‘salvation by works’ (= keselamatan oleh perbuatan baik) yang jelas merupakan suatu ajaran sesat. Tetapi di dalam kasus Timotius ini, sunat tidak dilakukan sebagai syarat untuk selamat, tetapi hanya supaya mereka bisa diterima oleh orang-orang Yahudi (ay 3). Kalau Timotius tidak disunat, ia akan dianggap najis oleh orang-orang Yahudi, dan mereka tidak akan mau menerima Timotius (bdk. Kis 10:28). Bahkan bisa-bisa Paulus dan Silas ikut dianggap najis dan ini akan menyebabkan seluruh Pemberitaan Injil yang mereka lakukan akan ditolak. Karena itu, demi suksesnya Pemberitaan Injil, Paulus menyuruh menyunatkan Timotius (bdk. 1Kor 9:20).

 

Semua ini mengajar kita hal-hal tertentu:

 

*        Ada hal-hal yang dosa / tidaknya tergantung pada motivasi, tujuan, dan latar belakang tindakan itu!

 

*        Dalam Pemberitaan Injil, kita perlu menyesuaikan diri dengan orang yang akan kita injili, asalkan tidak dalam hal-hal yang berdosa. Misalnya kalau saudara menginjili orang yang menganggap babi itu haram, maka jangan makan babi pada waktu saudara bersama dia.

 

*        Timotius mau disunat, meskipun ia jelas merasa sakit karena penyunatan itu, demi suksesnya Pemberitaan Injil. Kita juga harus rela berkorban demi Tuhan dan pelayanan! Adakah saudara rela berkorban dalam saudara mengikut / melayani Tuhan?

 

 

II) Pelayanan Paulus dan kawan-kawannya.

 

1)   Mereka berkeliling untuk menyampaikan keputusan sidang Yerusalem dalam Kis 15 (ay 4).

 

Ini menyebabkan jemaat diteguhkan dalam iman (kata ‘teguh’ merupakan lawan kata dari kata ‘goyang’ atau ‘terombang-ambing’), dan teguhnya iman ini, menyebabkan  gereja bertumbuh dalam jumlah (ay 5).

 

Penerapan:

 

Di dalam pelayanan dalam suatu gereja, sekalipun Pemberitaan Injil adalah sesuatu yang sangat penting, tetapi kita tidak boleh hanya memikirkan Pemberitaan Injil saja atau terus memikirkan orang baru saja! Kita juga harus memikirkan, melayani dan mendoakan orang lama (yang mundur, goncang imannya, mengalami problem yang berat, jatuh ke dalam dosa dsb). Apakah saudara melakukan hal itu? Kalau tidak, ingatlah bahwa dalam suatu tubuh, kalau satu anggota tubuh sakit, itu akan menghalangi pertumbuhan dan merusak kegiatan dari seluruh anggota tubuh yang lain!

 

2)   Dipimpin dan diarahkan oleh Tuhan.

 

a)   Tuhan melarang mereka memberitakan Injil di Asia dan Bitinia (ay 6-7). Mengapa? Karena Tuhan mempunyai rencana yang lain!

 

Penerapan:

 

Sekalipun suatu pelayanan itu baik, belum tentu Tuhan menghendaki saudara untuk melayani di sana! (bdk. 2Sam 7 dimana Daud ingin mendirikan rumah bagi Tuhan,. tetapi dilarang oleh Tuhan). Karena itu, gumulkanlah setiap pelayanan yang akan saudara lakukan!

 

b)   Diarahkan ke Makedonia / Eropa (ay 9-10).

 

·        Kalau di sini Tuhan memberi pimpinan kepada Paulus dan kawan-kawannya melalui sebuah penglihatan, itu tidak boleh diartikan bahwa Tuhan akan selalu memimpin kita melalui penglihatan! Tuhan bisa menunjukkan kehendak / pimpinanNya melalui banyak cara. Janganlah menuntut Tuhan untuk memberikan pimpinanNya melalui suatu cara tertentu!

 

·        Ay 9: Sebetulnya, semua orang yang tidak / belum percaya kepada Kristus, sama seperti orang Makedonia dalam penglihatan yang diberikan kepada Paulus ini! Mereka membutuhkan pertolongan dari kita yang sudah percaya! Karena itu rajinlah dan tekunlah dalam memberitakan Injil kepada orang-orang  di sekitar saudara!

 

·        Pengutusan Paulus ke Makedonia / Eropa ini merupakan suatu cara untuk menggenapi nubuat Nuh dalam Kej 9:27 yang berbunyi: ‘hendaklah ia (Yafet) tinggal dalam kemah-kemah Sem’. Ada 2 penafsiran tentang bagian ini:

 

*        Bangsa Eropa (= keturunan Yafet) akan menjajah Asia (= keturunan Sem).

 

*        Bangsa Eropa akan mendapat berkat dari keturunan Sem, dan ini jelas terwujud karena kekristenan yang masuk ke Eropa berasal dari Asia / Palestina. Ini tergenapi dengan pengiriman Paulus ke Makedonia / Eropa untuk memberitakan Injil di sana

 

3)   Paulus dan kawan-kawannya segera mengikuti pimpinan Tuhan tersebut.

 

Ay 10: ‘segeralah’.

 

Ay 11: besoknya mereka sampai di Neapolis, dan mereka lalu pergi ke Filipi / Makedonia!

 

Penerapan:

 

Jangan menunda-nunda dalam mentaati panggilan / perintah Tuhan, khususnya dalam pelayanan / Pemberitaan Injil.

 

Ingatlah bahwa penundaan dalam mentaati Tuhan adalah sama dengan pembangkangan terhadap Tuhan. Juga penun­daan penginjilan menyebabkan lebih banyak orang masuk ke dalam neraka! Karena itu, segeralah mulai dalam memberitakan Injil! Maukah saudara?

 

4)   Akibat dari semua ini, kekristenan berkembang di Eropah.

 

Bahkan kalau kita melihat sejarah gereja maka kekristenan lebih berkembang di Barat, dari pada di Timur, baik dalam segi jumlah / kwantitas, maupun dari segi kwalitas / theologia.

 

Andrew W. Blackwood: “Though the Christian church was born in what we call Asia, the stormy adolescence of our faith was in Europe, and on that continent the church grew to maturity” (= Sekalipun gereja Kristen dilahirkan di tempat yang kita sebut Asia, masa remaja yang penuh badai dari kepercayaan kita terjadi di Eropah, dan di benua itu gereja bertumbuh menjadi dewasa) - ‘The Holy Spirit in Your Life’, hal 114.

 

Karena itu hati-hati dengan ajaran Pdt. Bambang Noorsena dari Gereja Orthodox Syria, yang:

 

·        mengatakan bahwa kekristenan yang masuk ke Indonesia adalah kekristenan dari Belanda / Eropah yang telah mengalami westernisasi selama lebih dari 1000 tahun.

 

·        menjadikan kekristenan di Timur Tengah / Syria sebagai standard yang paling benar.

 

 

-AMIN-

 


email us at : gkri_exodus@lycos.com