Eksposisi Kisah Para Rasul

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


 

KISAH RASUL 12:1-24

 

 

I) Gereja mengalami saat-saat gawat.

 

1)   Raja Herodes sedang berkuasa (ay 1).

 

Ini adalah Herodes Agripa I, saudara dari Herodias (istri Herodes Antipas dalam Mat 14). Ini jelas adalah orang brengsek, dan kalau orang brengsek berkuasa itu pasti merupakan bencana bagi gereja.

 

2)   Agripa I ini melakukan hal-hal tertentu, yaitu:

 

a)   Bertindak keras terhadap beberapa jemaat (ay 1).

 

b)   Membunuh rasul Yakobus (ay 2).

 

c)   Menangkap Petrus (ay 3).

 

·        Petrus tidak dibunuh karena saat itu adalah hari raya (ay 3b).

 

·        Petrus akan dibunuh setelah Paskah (ay 4).

 

Perlu diketahui bahwa untuk ay 4 ini KJV memberikan terjemahan ‘Easter’. Ini salah terjemahan, seharusnya adalah ‘Passover’.

 

Catatan: Easter = Paskah Perjanjian Baru (hari kebangkitan Yesus); Passover = Paskah Perjanjian Lama (hari keluarnya Israel dari Mesir).

 

·        Jadi, untuk sementara Petrus dimasukkan ke penjara.

 

·        Perhatikan pengawalan terhadap Petrus yang begitu ketet (ay 4a,6b). Ini tidak memungkinkan Petrus untuk lolos.

 

Semua ini menunjukkan suatu keadaan yang kelihatannya tanpa harapan!

 

 

II) Sikap / tindakan gereja.

 

Kalau saudara mengalami keadaan seperti itu, bagaimana sikap / tindakan saudara? Mundur dari Tuhan? Putus asa? Marah? Kecewa?

 

Sekarang mari kita perhatikan bagaimana sikap / tindakan gereja abad I menghadapi keadaan seperti itu.

 

1)   Sikap / tindakan Petrus.

 

Ay 6: ia bisa tidur! Ini berbeda dengan tidurnya 3 murid (termasuk Petrus) dalam Mat 26:36-46!

 

Ia pasti tahu bahwa Herodes sudah membunuh Yakobus dan pasti akan membunuhnya juga. Tetapi toh ia bisa tidur! Ini jelas menunjukkan iman dan penyerahannya yang luar biasa kepada Tuhan!

 

Ia sudah jauh lebih maju dibandingkan dengan waktu ia ketakutan dalam menghadapi badai dalam Mat 8:23-27!

 

Sekalipun pada saat itu Ro 8:28 belum ada, jelas bahwa Petrus mempercayai isi ayat itu. Ini menyebabkan ia bisa tidur!

 

Penerapan:

 

Maukah saudara meniru sikap ini pada saat-saat yang gawat dalam kehidupan saudara / gereja saudara?

 

2)   Sikap / tindakan jemaat.

 

Ay 5b menunjukkan bahwa mereka berdoa.

 

a)   Dalam Kisah Rasul ada banyak ayat yang menunjukkan bahwa gereja abad I adalah gereja yang  banyak berdoa (Kis 1:14,24  2:42  4:24-31  6:4  12:5,12  13:2-3 dsb).

 

Dalam pelajaran yang lalu (Kis 11:19-30), kita melihat bahwa gereja abad I adalah gereja yang menekankan pengajaran Firman Tuhan. Sekarang kita melihat bahwa gereja abad I juga menekankan doa.

 

Bagaimana dengan gereja saudara / diri saudara sendiri?

 

b)   Ay 5b: ‘jemaat (church) berdoa’.

 

Bdk. ay 12: banyak orang berkumpul untuk berdoa.

 

Jadi, ini adalah suatu persekutuan doa. Doa pribadi memang penting, tetapi persekutuan doa juga penting, bahkan mempunyai kuasa yang lebih besar (bdk. Mat 18:19-20).

 

Apakah selama ini saudara mengabaikan persekutuan doa di gereja saudara? Maukah saudara bertobat?

 

c)   Mereka berdoa dengan sungguh-sungguh.

 

Ay 5b mengatakan bahwa mereka berdoa ‘dengan tekun’.

 

KJV: ‘without ceasing’ (= tanpa henti).

 

RSV: ‘earnest prayer’ (= doa yang sungguh-sungguh).

 

NIV: ‘earnestly praying’ (= berdoa dengan sungguh-sungguh).

 

NASB: ‘prayer was being made fervently’ (= doa dinaikkan dengan sungguh-sungguh).

 

Kata bahasa Yunaninya hanya digunakan 2 x dalam Perjanjian Baru, yaitu di sini dan dalam 1Pet 4:8, dimana kata itu diterjemahkan secara benar, yaitu ‘sungguh-sungguh’.

 

Jadi, seharusnya ay 5b: ‘berdoa dengan sungguh-sungguh’.

 

Berdoa dengan sungguh-sungguh artinya pada waktu berdoa, kita sungguh-sungguh menginginkan / mengharapkan jawaban doa kita.

 

Gampang untuk berdoa dengan sungguh-sungguh pada waktu kita mengalami kesukaran yang berat, karena kita pasti mengharapkan suatu pembebasan dari kesukaran itu. Tetapi kalau kita berdoa untuk pertobatan seseorang, atau untuk kesembuhan seseorang, atau berdoa untuk gereja, pendeta, majelis / pengurus, pemerintah dsb, seringkali doa kita hanya di bibir saja tetapi tidak keluar dari hati. Kita mungkin mempunyai sikap ‘diberi baik, tidak diberi ya sudah’! Ini doa yang tidak sungguh-sungguh! Apakah saudara sering berdoa dengan sikap seperti itu? Bertobatlah, dan berdoalah selalu dengan sungguh-sungguh!

 

 

III) Akibat dari sikap mereka itu.

 

Apakah selama ini saudara meragukan khasiat dari doa? Dalam Mat 17:20 / Mark 11:23-24 Yesus berkata bahwa doa bisa memindahkan gunung. Sekali-pun ini tidak bisa diartikan bahwa kita betul-betul bisa memindahkan gunung, tetapi jelas bahwa artinya adalah bahwa kita bisa melakukan hal yang besar / mujijat melalui doa.

 

Sekarang mari kita lihat akibat doa mereka.

 

1)   Petrus dibebaskan.

 

a)   Petrus dibebaskan secara mujijat.

 

·        Barclay berkata:

“In this story we do not necessarily see a miracle. It may well be the story of a thrilling rescue; but however it happened, the hand of God was most definitely in it” (= Dalam cerita ini kita tidak harus menganggap terjadi mujijat. Mungkin ini merupakan suatu cerita tentang penyelamatan yang menegangkan; tetapi bagaimanapun terjadinya, tangan Allah pasti ada di dalamnya).

 

·        Di sini kesesatan William Barclay tampak dengan jelas, karena seluruh kontex jelas menunjukkan bahwa ini adalah suatu mujijat.

 

*        cara penceritaan ay 6-10 menunjukkan itu betul-betul mujijat!

 

*        ay 11 Petrus baru sadar. Tidak berarti bahwa tadi ia pingsan, tetapi tadi ia tidak tahu kalau itu betul-betul terjadi (ay 9).

 

*        ay 12-16: jemaat tidak percaya Petrus bisa bebas:

 

Þ    perempuan itu dianggap mengigau / gila (ay 15).

 

Þ    yang datang dianggap malaikat Petrus (ay 16).

 

Þ    mereka tercengang-cengang (ay 16).

 

Ini menunjukkan bahwa:

 

à        mereka kurang beriman.

 

à        peristiwa ini adalah suatu mujijat.

 

*        Ay 17: Petrus yang menceritakan, dan ia menyuruh memberi tahu Yakobus. Jadi jelas bahwa Petrus bukan bebas karena suatu operasi penyelamatan yang dilakukan oleh pihak gereja.

 

b)   Petrus dibebaskan tepat pada waktunya (ay 6: ‘Pada malam sebelum ...’).

 

Tuhan memang senang menolong pada saat yang ‘ngepres’, tetapi Ia tidak akan terlambat.

 

2)   Herodes mati.

 

a)   Ay 19: dari pemeriksaan, Herodes seharusnya tahu bahwa itu adalah suatu mujijat (bdk. Kis 5:23). Tetapi ia tidak bertobat, bahkan membunuh para penjaga.

 

b)   Ay 20-23:

 

·        Herodes marah kepada Tirus / Sidon dan mau memerangi mereka (ay 20a).

 

·        Tirus dan Sidon menjadi takut dan mengatur pertemuan (ay 20b).

 

·        Herodes berpidato dalam pertemuan itu (ay 21).

 

·        rakyat menyanjung dia sebagai Allah (ay 22).

 

·        Allah membunuh Herodes karena ia tidak menolak (berarti ia menerima) sanjungan itu (ay 23). Jelas bahwa hal itu adalah dosa yang serius sehingga Tuhan membunuh dia!

 

Kita bisa melihat bahwa kalau tadi Allah bisa melindungi anakNya (Petrus) di tengah-tengah musuh, maka sekarang Ia bisa membunuh Herodes di tengah-tengah pengagum-pengagumnya!

 

Lagi-lagi kita melihat nasib buruk dari:

 

¨      musuh gereja.

 

¨      orang yang membunuh orang kristen / hamba Tuhan.

 

Ini merupakan penghiburan untuk orang kristen yang ditindas, tetapi ini merupakan ancaman bagi orang-orang yang bersikap sewenang-wenang terhadap orang kristen / hamba Tuhan.

 

3)   Firman Tuhan tersebar (ay 24).

 

Matinya Herodes memberikan kebebasan dalam Pemberitaan Injil / Firman Tuhan, sehingga Firman Tuhan makin tersebar!

 

 

Kesimpulan:

 

Hadapilah problem / situasi gawat dengan berserah kepada Tuhan dan berdoa dengan sungguh-sungguh!

 

 

-AMIN-

 


email us at : gkri_exodus@lycos.com