Eksposisi Kisah Para Rasul

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


 
KISAH PARA RASUL 6:8-15
 

I) Stefanus.

A) Diri Stefanus.
  1) Stefanus adalah orang yang ‘penuh iman dan Roh Kudus’ (ay 5).

Perhatikan bahwa sekalipun Stefanus penuh dengan Roh Kudus, ia tidak pernah berbahasa Roh.

2) Stefanus adalah orang yang ‘penuh karunia dan kuasa’ (ay 8).

Kitab Suci Indonesia mengatakan ‘karunia’ tetapi terjemahan hurufiahnya adalah ‘kasih karunia’ [NIV: ‘full of God’s grace and power’ (= penuh dengan kasih karunia dan kuasa Allah)].

Tetapi perbedaan ini tidak terlalu menjadi soal di sini, karena memang kalau kita bisa mempunyai karunia tertentu, maka itu merupakan wujud kasih karunia Tuhan bagi kita.

Jadi, Stefanus mempunyai banyak macam karunia-karunia dan juga mempunyai kuasa untuk melakukan mujijat dan / atau dalam pemberitaan Firman Tuhan.

Catatan: KJV menterjemahkan ay 8 ini ‘full of faith and power’ (= penuh dengan iman dan kuasa), tetapi ini diambil dari manuscript yang berbeda.

3) Stefanus mempunyai hikmat (ay 10 bdk. ay 3).

Hikmat jelas mencakup pengetahuan Kitab Suci / Firman Tuhan (Maz 119:98-100). Memang orang yang mempunyai pengetahuan Kitab Suci belum tentu berhikmat, tetapi orang tidak bisa berhikmat kalau tidak mempunyai pengetahuan Kitab Suci.
 

B) Pelayanan Stefanus.
  1) Ia melayani sebagai diaken (ay 5).   Ia melakukan pelayanan meja / melayani orang miskin dalam gereja sehingga rasul-rasul bisa bebas dari tugas itu dan bisa berkonsentrasi pada doa dan Firman Tuhan (ay 2-4).

Penerapan: Apakah pendeta saudara banyak mengerjakan hal-hal yang remeh / sekunder yang menyebabkan ia tidak bisa berkonsentrasi pada doa dan Firman Tuhan? Kalau ya, pikirkan yang mana dari hal-hal itu yang bisa saudara tangani supaya ia bisa lebih berkonsentrasi pada doa dan Firman Tuhan!

2) Ia mengadakan mujijat dan tanda (ay 8).

  3) Ia bersoal jawab / berdebat (ay 9-10).
  a) Stefanus memang berdebat.

Kata ‘bersoal jawab’ dalam ay 9 diterjemahkan ‘argue’ (= berdebat / berargumentasi) oleh NIV/NASB, dan diterjemahkan ‘dispute’ (= bercekcok / berdebat) oleh KJV/RSV.

Dan dari kata-kata ‘mereka tidak sanggup melawan’ dalam ay 10 juga terlihat bahwa ini adalah suatu perdebatan.

  Ini perlu dicamkan karena pada jaman ini kebanyakan orang kristen menganggap bahwa berdebat adalah sesuatu yang negatif. Kalau saudara adalah orang kristen seperti itu, renungkan bagian ini dan buanglah pemikiran bahwa berdebat adalah sesuatu yang negatif!   b) Dalam perdebatan ini ia memberitakan Injil.
c) Dalam berdebat tidak ada orang yang bisa melawan Stefanus (ay 9-10).   Ada banyak orang yang mengaku dirinya penuh dengan Roh Kudus, tetapi anehnya, pada waktu pandangan / prakteknya diserang, ia tidak bisa menjawab serangan itu kecuali dengan menghindarinya dan berkata: ‘Kita tidak usah berdebat’, atau ‘Orang kristen tidak boleh berdebat’, atau ‘Ini tidak bisa dijelaskan kepada orang yang belum mengalaminya’, atau ‘Jangan menghakimi’, dsb. Ini omong kosong. Dalam Kitab Suci, baik nabi-nabi, Yohanes Pembaptis, rasul-rasul (Petrus, Paulus, dsb), maupun Yesus sendiri, sering berdebat dan mereka selalu menang!
 
4) Ia memberitakan Injil / Firman Tuhan kepada Mahkamah Agama Yahudi (Kis 7).
 
Dari sini bisa kita lihat bahwa Stefanus tidak puas hanya dengan 1 pelayanan, ia mencari yang lain yang bisa ia kerjakan. Bagaimana dengan saudara? Kalau saudara sudah melakukan 1 pelayanan, apakah saudara lalu merasa sudah cukup? Pelayanan lain apakah yang bisa saudara lakukan tetapi belum saudara lakukan? Maukah saudara melakukannya?   Juga kita melihat bahwa Stefanus mulai dengan pelayanan kecil, tapi ia melakukannya dengan penuh tanggung jawab, sehingga Tuhan memberikan pelayanan yang lebih besar (bdk. Luk 16:10).   Penerapan:
C) Ada penyertaan Roh Kudus dalam hidup dan pelayanan Stefanus.

Ini terlihat dari:

Kesimpulan dari semua ini: Stefanus adalah orang kristen yang luar biasa / hebat.
 

II) Serangan terhadap Stefanus.

1) Setan menyerang.

Mengapa setan menyerang Stefanus?
 

a) Melihat orang kristen yang begitu hebat, setan tidak mungkin berdiam diri. Ia pasti menyerang!

Penerapan:

b) Setan menyerang Stefanus karena Stefanus membantu rasul-rasul.

Mungkin setan berharap agar dengan jatuhnya Stefanus, rasul-rasul tidak bisa berkonsentrasi pada pemberitaan Firman Tuhan. Karena itu kalau saudara melihat orang-orang yang membantu pelayanan seorang hamba Tuhan, maka saudara juga harus mendoakan mereka, karena mereka pasti juga diserang oleh setan.
 

2) Setan menggunakan manusia untuk menyerang Stefanus.
  a) Orang-orang yang menyerang Stefanus.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari tentang mereka:

Fanatisme yang membabi buta, yang tidak dipimpin oleh Roh Kudus maupun Firman Tuhan, menyebabkan mereka menghalalkan segala macam dosa seperti memfitnah, mengajukan saksi palsu, dan bahkan membunuh.

Apakah saudara fanatik? Itu baik, kalau dipimpin oleh Roh Kudus dan sesuai dengan Firman Tuhan! Tetapi jangan menjadi orang fanatik yang membabi buta dan tidak perduli pada Firman Tuhan!

b) Cara mereka menyerang Stefanus.

Dengan menghasut / memfitnah, menangkap / mengadili dan mengajukan saksi palsu (ay 11-14). Bandingkan dengan apa yang dialami Stefanus disini dengan apa yang dialami oleh Yesus (Mat 26:60-65).

Ada beberapa hal yang bisa kita dapatkan dari sini:

Bandingkan ini dengan Yoh 15:18-20a yang berbunyi: "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih dari tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu".

Apakah saudara rela juga mengalaminya demi Yesus?

Karena itu jangan cepat-cepat menerima omongan yang negatif tentang seorang hamba Tuhan.

1Tim 5:19 - "Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung oleh dua atau tiga orang saksi".

Banyak orang mengutip khotbah itu cuma sebagian, atau mengutipnya secara out of context, dan lalu menambah-nambahinya sehingga menjadi sesuatu yang sama sekali lain dengan apa yang dimaksudkan oleh pengkhotbahnya. Jelas bahwa ini sebetulnya merupakan suatu fitnahan! c) Fitnahan orang-orang ini.
  1. Tentang Bait Allah (ay 14).

Yesus memang menubuatkan keruntuhan Bait Allah, tetapi Ia tidak pernah mengatakan bahwa Ia yang akan meruntuhkan Bait Allah (bacalah Yoh 2:18-21 Mat 24:1-2 Yoh 4:19-24). Jadi, tidak mungkin Stefanus mengatakan bahwa Yesus yang akan meruntuhkan Bait Allah. Mungkin Stefanus menyinggung-nyinggung kata-kata Yesus yang berhubungan dengan keruntuhan Bait Allah dalam ayat-ayat tersebut di atas, dan oleh mereka kata-kata itu dikutip sebagian dan lalu diberi tambahan-tambahan sehingga menjadi fitnahan seperti itu.

2. Tentang Hukum Taurat.
 

a. Mungkin Stefanus mengatakan bahwa Yesus adalah Allah. Ini mereka anggap sebagai penghujatan (bdk. Yoh 5:18 Yoh 10:33 Mat 26:63-65).

b. Tetapi lebih mungkin lagi, Stefanus mengatakan bahwa ceremonial law (= hukum-hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan, seperti penyembelihan domba kalau ada dosa, dsb) telah dihapuskan. Orang-orang Yahudi mengganggap bahwa hukum Taurat bersifat kekal. Pada waktu Stefanus mengatakan ceremonial law dihapuskan, itu mereka anggap sebagai penghujatan terhadap Musa dan terhadap Allah.
 

III) Sikap Stefanus waktu diserang.

Ada 2 tafsiran tentang ay 15:

1) Muka Stefanus mengeluarkan sinar (terjadi mujijat).

Saya tidak setuju dengan pandangan ini. Pada waktu muka Musa bersinar, bangsa Israel menjadi takut (Kel 34:30). Karena itu kalau muka Stefanus betul-betul bersinar, pasti orang-orang Yahudi itu tidak akan berani mengadili apalagi membunuh dia.

  2) Wajah Stefanus menunjukkan ketenangan, kasih, keberanian, keyakinan.   Ini menunjukkan bahwa ditengah-tengah segala macam serangan setan ia tetap yakin bahwa Allah itu menyertai dia dan bahwa Allah akan berjanji untuk menolong dia untuk berbicara (bdk. Mat 10:17-20).
 
Kesimpulan:

Kalau saudara ikut Tuhan dan setan menyerang saudara sehingga saudara mengalami segala macam penderitaan, apakah saudara lalu jadi takut dan mundur? Atau, maukah saudara seperti Stefanus dengan tetap beriman dan yakin akan penyertaan Tuhan? Kiranya Tuhan memberkati saudara!
 
 

-AMIN-
 

email us at : gkri_exodus@mailcity.com