Eksposisi Kitab Kejadian

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


 

KEJADIAN 26:1-33

 

 

I) Kelaparan (ay 1-6).

 

1)   Ishak terkena bencana kelaparan.

 

Sekalipun Ishak adalah seorang anak Tuhan, dan ia tinggal di tanah yang dijanjikan Tuhan kepadanya, tetapi ia toh terkena bencana kelaparan ini.

 

Penerapan:

 

·        sekalipun kita adalah orang kristen yang hidup sesuai kehendak Allah, bisa saja kita terkena penderitaan / bencana! Dan karena itu, kalau saudara / orang kristen lain terkena penderitaan / benca­na, jangan terlalu cepat menarik kesimpulan bahwa saudara / orang itu telah berbuat dosa!

 

·        penderitaan / bencana belum tentu menunjukkan bahwa Tuhan tidak menyertai / memberkati / mencintai kita!

 

2)   Firman Tuhan kepada Ishak (ay 2-5).

 

a)   Tuhan melarang Ishak untuk pergi ke Mesir (ay 2).

 

·        Pada waktu Abraham terkena bahaya kelaparan, ia mengungsi ke Mesir (Kej 12:10). Mungkin Ishak mau meniru jejak ayahnya dengan mengungsi ke Mesir pada waktu mengalami bencana kelaparan.

 

·        Tentang pengungsian ke Mesir pada waktu mengalami bencana kelaparan, Abraham, Ishak dan Yakub mengalami hal yang berbeda-beda:

 

*        Pada waktu Abraham mengalami kelaparan dan mengungsi ke Mesir, Tuhan tidak memerintahkan ataupun melarang hal itu.

 

*        Pada waktu Ishak terkena kelaparan, Tuhan melarangnya untuk pergi ke Mesir.

 

*        Pada waktu Yakub terkena kelaparan, Tuhan justru menyu­ruhnya untuk pergi ke Mesir (Kej 46:3)!

 

Dari semua ini kita bisa menarik kesimpulan bahwa sekalipun situasi dan kondisinya sama, tetapi kehendak Tuhan bisa berbe­da-beda. Karena itu, jangan sembarangan meniru orang lain!

 

b)   Tuhan menyuruh Ishak tinggal di Gerar sebagai orang asing (ay 2b,3a).

 

Catatan: dalam ay 3 ada 2 x kata-kata ‘negeri ini’. Kata-kata ‘negeri ini’ yang pertama (ay 3a) menunjuk pada tanah Gerar. Tetapi kata-kata ‘negeri ini’ yang kedua (ay 3b) menunjuk pada Kanaan.

 

c)   Tuhan mengulangi janjiNya yang pernah Ia berikan kepada Abraham (ay 3b-4).

 

Bahaya kelaparan ini memaksa Ishak untuk meninggalkan tanah perjanjian, dan ini mungkin membuatnya ragu-ragu akan janji Tuhan. Karena itu Tuhan mengulangi janjiNya untuk menguatkan iman Ishak.

 

Penerapan:

 

Dalam hidup ini, kita sering melihat bahwa keadaan kelihatannya bertentangan derngan janji / firman Tuhan. Dalam keadaan seperti itu, saudara justru harus terus merenungkan janji itu, supaya segala keragu-raguan bisa dihancurkan.

 

d)   Kata-kata Tuhan dalam ay 5 menunjuk pada Kej 22:18.

 

Sebetulnya Abraham tidak mendapatkan perjanjian itu karena ketaatannya. Ia sudah mendapatkan perjanjian itu sebelum ia taat. Tetapi ketaatannya dalam Kej 22, dimana ia rela mempersembahkan Ishak, menyebabkan Tuhan meneguhkan perjanjianNya dengan Abraham.

 

Di sini Tuhan menyatakan hal itu kepada Ishak untuk memotivasi Ishak untuk meniru ketaatan Abraham.

 

3)   Ishak mentaati Firman Tuhan itu. Ia tidak pergi ke Mesir, tetapi ke Gerar yang merupakan wilayah dari Abimelekh (ay 1b,6).

 

Adalah sesuatu yang menarik bahwa Ishak mau taat tanpa bertanya: ‘Mengapa tak boleh ke Mesir? Mengapa harus ke Gerar?’.

 

Penerapan:

 

Kitapun harus belajar untuk taat tanpa membantah / bertanya. Memang ada banyak perintah dalam Kitab Suci yang disertai alasan mengapa kita harus melakukan hal itu. Misalnya: kita harus memberitakan Injil supaya orang-orang yang kita injili itu bisa selamat (Ro 10:13-15). Tetapi sering juga Tuhan memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu tanpa memberikan alasan mengapa kita harus melakukan hal itu. Dalam hal ini kita harus taat karena Tuhanlah yang memberikan perintah itu kepada kita! Itulah alasan untuk taat!

 

Catatan: Abimelekh di sini kemungkinan besar tidak sama dengan Abimelekh dalam Kej 20-21, karena saat itu sudah sekitar 80 tahun yang lalu. Mungkin ini adalah anak dari Abimelekh yang ada dalam Kej 20-21. Jadi, Abimelekh sebetulnya bukan nama tetapi gelar, yang dipakai turun temurun (demikian juga dengan ‘Pikhol’ dalam ay 26  bdk. 21:22).

 

 

II) Kehidupan Ishak di Gerar.

 

A)  Ay 7-11:

 

1)   Ada 3 buah peristiwa yang serupa dalam Kitab Suci, yaitu Kej 12:10-20, Kej 20:1-18 dan Kej 26:7-11. Sekalipun 3 peristiwa ini serupa, tetapi mereka jelas berbeda satu dengan yang lain.

 

Perbedaan-perbedaannya:

 

Kej 12:10-20             Kej 20:1-18                     Kej 26:7-11

-ada kelaparan          -tak ada kelaparan          -ada kelaparan

-Abram dan Sarai     -Abraham dan Sara        -Ishak dan Ribka

-Firaun                        -Abimelekh                      -Abimelekh

-Sarai ‘diambil’          -Sara ‘diambil’                 -Ribka tidak ‘diambil’

-ada tulah                   -ada tulah & mimpi          -tidak ada tulah / mimpi

-ada pemberian        -ada pemberian              -tidak ada pemberian

-diusir                         -tidak diusir                      -tidak diusir

-belum punya anak    -belum punya anak          -sudah punya anak

 

Dari semua perbedaan ini, dan juga dari fakta bahwa Kitab Suci membedakan 3 peristiwa ini, maka jelaslah bahwa orang-orang yang menganggap bahwa 3 peristiwa ini menunjuk pada satu peris­tiwa yang sama, adalah orang-orang yang tidak menghargai otori­tas dari Kitab Suci sebagai Firman Allah!

 

2)   Dalam ay 7 Ishak berdusta dengan cara seperti yang dilakukan oleh Abraham dalam Kej 12:10-20 dan 20:1-18.

 

a)   Baik Abraham maupun Ishak, yang adalah orang-orang beriman yang saleh, berdusta karena ketidak-percayaan. Ini menunjuk­kan betapa mudahnya kita jatuh dalam dosa itu. Karena itu, hati-hatilah terhadap dosa itu!

 

b)   Dalam ay 5 tadi telah kita lihat bahwa Allah menghendaki Ishak meniru ketaatan Abraham. Tetapi sekarang ternyata bahwa yang ia tiru adalah dustanya / dosanya!

 

c)   Ada perbedaan antara dusta Abraham dan dusta Ishak.

 

·        Dalam kasus Abraham, kata-katanya sebetulnya bukan dusta, karena Sara memang adalah saudara tirinya. Ia hanya menyata­kan setengah kebenaran (half-truth). Tetapi bagaimanapun juga, maksudnya adalah untuk menipu.

 

Dalam kasus Ishak, kata-katanya jelas adalah dusta karena Ribka bukan saudara Ishak.

 

·        Dalam kasus Abraham, saat itu ia belum mempunyai anak, sehingga sebetulnya ia tidak perlu takut bakal mati. Dalam kasus Ishak, ia sudah mempunyai anak (ini terlihat dari ay 18b yang mengatakan ‘sesudah Abraham mati’. Perlu diketahui bahwa Abraham mati setelah kelahiran Yakub dan Esau), sehingga ada kemungkinan ia bakal mati.

 

d)   Mengapa Ishak jatuh dalam dosa yang sama seperti Abraham?

 

·        mungkin karena ia sering melihat Abraham berdusta!

 

Penerapan:

 

Karena itu janganlah saudara berdusta, bersikap munafik, mencaci maki, membolos dari kebaktian, bahkan membiasakan diri untuk datang terlambat, dsb. Kalau anak-anak / cucu saudara melihat saudara melakukan dosa-dosa ini, mereka bisa menirunya!

 

·        Abraham tidak pernah menceritai Ishak tentang peristiwa dusta­nya, mungkin karena ia merasa malu. Tetapi akibatnya, Ishak jatuh dalam dosa yang sama.

 

Penerapan:

 

Memang kita tidak harus menceritai anak kita ten­tang segala / semua dosa yang pernah kita lakukan, karena ini bisa merusak otoritas kita maupun rasa hormat anak kepada kita. Tetapi ada dosa-dosa tertentu yang perlu kita ceritakan, supaya anak kita tidak jatuh pada kesalahan yang sama! Mintalah hikmat kepada Tuhan untuk bisa tahu dosa-dosa apa yang saudara perlu ceritakan kepada anak saudara!

 

3)   Ay 8-11:

 

a)   ’Setelah beberapa lama’ (ay 8).

 

·        Ini menunjukkan bahwa kecurigaan Ishak dalam ay 7b adalah salah!

 

Penerapan:

 

Jangan mencurigai orang secara sembarangan / tanpa alasan!

 

·        Tuhan jelas melindungi Ribka sehingga ia tidak ‘diambil’ seperti Sara (Kej 12:15  20:2b). Mengapa dalam kasus Abraham Tuhan membiarkan Sara diambil, sedangkan dalam kasus Ishak Tuhan melindungi sehingga Ribka tidak diambil? Mungkin karena Tuhan tahu bahwa iman Abraham lebih kuat dari Ishak, dan karenanya Tuhan mengijinkan pencobaan / penderitaan yang lebih hebat bagi Abraham. Ini sesuai dengan 1Kor 10:13!

 

b)   Dusta Ishak ketahuan, dan ia ditegur oleh raja kafir! Ini betul-betul peristiwa yang memalukan. Memang dusta bisa membuat kita menjadi sangat malu.

 

Illustrasi: ada seseorang yang pergi kepada seorang penjual ayam untuk membeli ayam. Penjual ayam lalu mengeluarkan seekor ayam yang beratnya 1 kg. Tetapi pembeli itu berkata: “Kok kecil sekali? Apakah ada yang lebih besar?”. Penjual ayam itu masuk kembali ke dalam, tetapi ia mendapati bahwa ayam tadi adalah ayam yang terakhir yang ia miliki. Tetapi ia tidak mau mengecewakan pembelinya, dan karena itu ia keluar dengan ayam yang sama dan berkata: “Yang ini beratnya 1,2 kg”. Tetapi pembeli itu berkata: “Kok juga kecil ya? Saya beli saja kedua-duanya!”. Bisakah saudara pikirkan dimana penjual ayam itu harus menyembunyikan mukanya? Kalau saudara tidak mau mengalami peristiwa yang memalukan seperti ini, jangan berdusta!

 

c)   Keputusan Abimelekh dalam ay 11 bisa terjadi jelas karena Tuhan bekerja dalam dirinya. Dan Tuhan bekerja karena Ia mau melindungi Ishak dan Ribka!

 

B)  Ay 12-22:

 

1)   Dari ay 12-14, terlihat bahwa Ishak adalah seorang pekerja keras dan rajin! Sekalipun Tuhan berjanji menyertai dan member­katinya, tetapi ia tetap bekerja dengan keras!

 

Penerapan:

 

Dalam hal apa saudara malas? Dalam menghadiri kuliah, belajar, bekerja, melayani Tuhan? Sadarkah saudara bahwa malas itu merupakan dosa? Bertobatlah dari segala kemalasan, dan jadilah orang yang rajin seperti Ishak, dan rajinlah dalam hal jasmani / duniawi (seperti study, bekerja), maupun dalam hal rohani (pergi ke gereja, pelayanan, saat teduh, berdoa).

 

2)   Ishak berhasil / menjadi kaya karena berkat dari Tuhan.

 

Ay 12b mengatakan bahwa ‘ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN’.

 

Ini bukan hanya berlaku pada diri Ishak, tetapi juga pada diri saudara. Kalau saudara bisa berhasil, baik dalam study, pekerjaan, pelayanan dsb, maka itu adalah karena berkat Tuhan! Karena itu, janganlah kesuksesan itu menyebabkan saudara menjadi sombong, lupa kepada Tuhan, mengutamakan pekerjaan lebih dari Tuhan dsb. Sebaliknya, saudara harus bersyukur kepada Tuhan atas kesuksesan yang Ia berikan itu, dan menggunakan apa yang ada pada saudara untuk kemuliaanNya!

 

3)   Dalam ay 14b-16 terlihat bahwa kekayaan / berkat Tuhan itu ternyata membawa problem / kesukaran bagi Ishak, yaitu:

 

·        orang Filistin menjadi iri hati (ay 14b).

 

·        mereka menutup sumur yang dulunya digali oleh hamba-hamba Abraham (ay 15), padahal ternak Ishak yang banyak itu pasti membutuhkan banyak air.

 

·        Abimelekh mengusir dia dari tempat itu (ay 16).

 

Ini mengajar kita bahwa selama kita ada di dalam dunia ini, maka semua berkat Tuhan selalu akan bercampur dengan kesukaran. Tetapi sebetulnya kalau kita mau memperhatikan dengan teliti, maka akan terlihat bahwa bagi Ishak kesukaran itu sebetulnya juga adalah berkat (yang terselubung). Bagaimana bisa demikian? Karena kalau tidak ada kesukaran / pengusiran maka bisa saja ia lalu krasan hidup di sana dan tidak lagi kembali ke Kanaan. Tetapi dengan adanya kesukaran itu, maka ia selalu akan ingat bahwa ia adalah seorang asing, dan bahwa tanah Kanaanlah tempat tinggalnya yang sebenarnya.

 

Jadi dari sini kita lihat bahwa Ro 8:28 memang benar!

 

4)   Dalam ay 15-22 terlihat lagi 2 hal mengenai Ishak:

 

a)   Ishak adalah orang yang sabar, suka mengalah.

 

Bandingkan ini dengan Ro 12:18 yang berbunyi:

“Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang”.

 

Penerapan:

 

Apakah saudara adalah orang yang sabar dan suka menga­lah dalam hubungan saudara dengan keluarga saudara, teman sekerja / sekolah saudara, tetangga saudara, bahkan dengan orang-orang di jalanan yang tidak saudara kenal? Atau sebaliknya saudara sering marah dan bertengkar dengan seadanya orang?

 

b)   Ishak adalah orang yang tekun (dalam mencari sumur).

 

Ketekunan Ishak ini haruslah saudara tiru, baik dalam belajar, bekerja, belajar firman Tuhan, bersaat teduh, berdoa, melayani Tuhan, khususnya dalam memberitakan Injil dan mengajak orang pergi ke gereja!

 

5)   Pada waktu Ishak akhirnya mendapat sumur yang tidak menjadi bahan rebutan, Ia menganggapnya bahwa Tuhanlah yang memberinya kelonggaran (ay 22).

 

Penerapan:

 

Jadilah orang seperti Ishak yang pada waktu menda­patkan berkat, selalu menyadari bahwa itu datang dari Tuhan!

 

 

III) Kembali ke Bersyeba (ay 23-33).

 

1)   Ini adalah tempat tinggalnya sebelum ada kelaparan (bdk. 22:19  24:62  25:11).

 

Mengapa ia kembali ke sana?

 

·        mungkin karena ia takut kepada orang Filistin.

 

·        mungkin karena bahaya kelaparan telah selesai.

 

2)   Ia lagi-lagi menerima Firman Tuhan (ay 24).

 

Mungkin saat itu ia takut / putus asa karena kesukaran-kesukaran yang ia alami, sehingga Tuhan berfirman ‘jangan takut!’ untuk menghibur dia. Firman Tuhan ini terbukti pada ay 26-31.

 

Penerapan:

 

Dalam keadaan takut / kuatir, putus asa, janganlah menjauhi Firman Tuhan, baik dalam Kebaktian, Pemahaman Alkitab, Saat Teduh pribadi, dsb. Sebaliknya tetaplah mau mendengar Firman Tuhan!

 

3)   Abimelekh mengusahakan perdamaian dengan Ishak (ay 26-31).

 

a)   Ini lagi-lagi pasti merupakan pekerjaan Tuhan, sehingga raja kafir ini bisa takut kepada Ishak dan mau merendahkan diri untuk datang kepada Ishak untuk berdamai.

 

b)   Ay 27 menunjukkan bahwa Ishak tidak bersikap munafik. Ia menegur raja kafir itu.

 

c)   Ay 29 menunjukkan bahwa Abimelekh, sekalipun ingin berdamai, tetapi tidak mengakui kesalahannya ataupun meminta maaf.

 

Penerapan:

 

Ini adalah hal yang tidak boleh kita tiru. Kalau memang kita bersalah, maka kita harus cukup rendah hati untuk mengakui kesalahan kita dan minta maaf!

 

d)   Ay 30-31 menunjukkan bahwa Ishak tetap mau berdamai sekalipun tadi kita lihat bahwa Abimelekh tidak mengakui kesalahannya / minta maaf.

 

Penerapan:

 

Kalau ada seorang ‘musuh’ yang ingin berdamai dengan saudara, sekalipun ia tidak mau mengakui kesalahannya / minta maaf, saudara harus mau berdamai dengan dia!

 

e)   Di sini kita melihat bahwa Amsal 16:7, yang berbunyi “Jikalau Tuhan berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itupun didamaikanNya dengan dia”, terjadi dalam kehidupan Ishak.

 

Catatan: Amsal 16:7 ini tidak boleh diartikan secara mutlak. Jadi, ini sering terjadi tetapi tidak selalu terjadi! Buktinya, dalam hidup Yesus sendiri, musuh-musuhNya tidak pernah berdamai dengan Dia!

 

 

-AMIN-


 


 

email us at : gkri_exodus@lycos.com