>

Pembahasan mengenai Roma Katolik

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


ROMA KATOLIK III

MARIA

I) Perkembangan Mariologi:

Pada saat itu ada suatu golongan sesat yang disebut Nestorianism, yang berpendapat bahwa Kristus itu terdiri dari 2 pribadi. Mereka menolak istilah 'Bunda Allah' (Yunani: THEOTOKOS) bagi Maria, karena mereka berpendapat bahwa Maria bukan melahirkan Allah, tetapi hanya mela-hirkan manusia biasa yang lalu menjadi 'tempat' dimana Allah diam / tinggal. Mereka lalu mengusulkan istilah 'Bunda Kristus' (Yunani: CHRISTOTOKOS) bagi Maria.

Council of Ephesus secara benar mempertahankan istilah 'Bunda Allah', karena satu pribadi yang dilahirkan oleh Maria itu bukan hanya betul-betul manusia, tetapi juga betul-betul adalah Allah. Jadi perlu dicamkan bahwa Council of Ephesus mempertahankan istilah 'Bunda Allah' untuk Maria, dengan tujuan untuk menekankan keilahian Yesus! Tetapi akhir-nya istilah 'Bunda Allah' itu lalu disalahgunakan untuk meninggikan / mempermuliakan Maria.

Bunyi doanya:

"Hail Mary, full of grace, the Lord is with thee; blessed art thou amongst women, and blessed is the fruit of thy womb, Jesus. Holy Mary, mother of God, pray for us sinners, now and at the hour of our death. Amen." (= Salam Maria, penuh kasih karunia, Tuhan beserta denganmu; berbahagialah engkau di antara wanita, dan diberkatilah buah kandunganmu, Yesus. Maria yang kudus, bunda Allah, berdoalah untuk kami orang-orang berdosa, sekarang dan pada saat kematian kami. Amin).

II) Pembahasan hal-hal yang salah tentang Maria:

A) Maria menggantikan atau menggeser tempat Allah / Yesus.

1) Maria dijadikan obyek doa.

Secara rata-rata orang Katolik berdoa kepada Allah / Yesus dan kepada Maria dengan perbandingan 1 di banding 10! Juga dalam doa Rosario, ada 10 doa yang dinaikkan kepada Maria untuk setiap 1 doa yang dinaikkan kepada Allah. Mengapa demikian? Karena orang Ka-tolik menganggap bahwa dengan berdoa kepada Maria, doa mereka lebih cepat dikabulkan, daripada kalau mereka berdoa kepada Allah / Yesus.

Bahwa orang Katolik memang berdoa kepada Maria terbukti dari ada-nya doa Salam Maria. Dan bahwa mereka berpendapat bahwa doa kepada Maria lebih cepat dikabulkan dari pada doa kepada Allah / Yesus, terbukti dari kutipan-kutipan di bawah ini, yang diambil dari buku yang berjudul 'The glories of Mary' (= kemuliaan Maria), tulisan Bishop Alphonse de Liguori (perlu saudara ketahui bahwa Bishop Liguori ini dijadikan sebagai orang suci oleh gereja Roma Katolik!):

Sanggahan kristen:

a) Kitab Suci tidak pernah mengajar kita untuk berdoa kepada Maria. Rasul-rasul juga tidak pernah berdoa / meminta apapun kepada Maria. Doa hanya boleh ditujukan kepada Allah.

b) Maria harus menjadi Allah yang maha tahu untuk bisa mendengar doa-doa orang Katolik yang begitu banyak. Dan ia harus menjadi Allah yang maha kuasa untuk bisa mengabulkan doa-doa yang banyak itu.

c) Kalaupun ada doa kepada Maria yang dikabulkan, pengabulan doa itu pasti datang dari setan. Setan bisa mengabulkan doa yang salah, supaya manusia terus berdoa dengan cara yang salah itu. Jangan lupa bahwa juga ada banyak orang berdoa kepada patung berhala dan mendapatkan pengabulan doa! Jadi, hanya karena ada pengabulan doa, tidak berarti bahwa doa itu benar!

2) Maria dianggap sebagai pengantara antara Allah dan Manusia.

Loraine Boettner, dalam bukunya yang berjudul 'Roman Catholicism', mengatakan bahwa Roma (Katolik) mengajarkan:

Bahwa Roma Katolik memang mengajarkan / mempercayai hal ini, terbukti dari kutipan di bawah ini:

"And she is truly a mediatress of peace between sinners and God. Sinners receive pardon by ... Mary alone" [= Dan ia (Maria) betul-betul merupakan pengantara perdamaian an-tara orang-orang berdosa dan Allah. Orang-orang berdosa menerima pengampunan oleh ... Maria saja] - 'The Glories of Mary', hal 82-83.

Sanggahan Kristen:

a) 1Tim 2:5 dan 1Yoh 2:1-2, menunjukkan bahwa Tuhan Yesus ada-lah satu-satunya pengantara antara Allah dan manusia. Karena itu jelas bahwa Maria bukanlah pengantara! Kalau Maria adalah pengantara, maka kedua ayat tersebut adalah salah!

b) Hanya Yesuslah yang bisa menjadi pengantara antara Allah dan manusia, karena Dialah satu-satunya Pribadi yang adalah sung-guh-sungguh Allah dan sungguh-sunggguh manusia.

c) Seorang pengantara / imam harus mempunyai korban (sacrifice). Yesus mengorbankan nyawaNya, sehingga Ia bisa menjadi peng-antara / Imam Besar (Ibr 9:11-15). Sebaliknya, Maria tidak punya korban / sacrifice apapun.

d) Kalau karena Yesus datang kepada kita melalui Maria, maka kita harus datang kepada Yesus melalui Maria, maka argumentasi ini bisa dilanjutkan sebagai berikut: karena Maria datang kepada kita melalui orang tuanya, kitapun harus datang kepada Maria melalui orang tua Maria. Dan karena orang tua Maria datang kepada kita melalui kakek dan nenek Maria, kitapun harus datang kepada orang tua Maria melalui kakek dan nenek Maria. Kalau ini diterus-kan maka akhirnya untuk datang kepada Yesus kita harus melalui Adam dan Hawa! Ini adalah suatu konsekwensi yang pasti tidak akan diterima oleh orang Katolik sekalipun!

3) Maria dianggap sebagai pintu gerbang ke surga / jalan keselamatan, bahkan sebagai satu-satunya pintu gerbang ke surga / jalan kese-lamatan. Bahwa ini memang merupakan ajaran Roma Katolik, terlihat dari kutipan-kutipan di bawah ini:

Sanggahan Kristen:

a) Yoh 10:1,7,9 Yoh 14:6 Kis 4:12 menunjukkan bahwa Yesus ada-lah satu-satunya jalan ke surga / jalan keselamatan. Kalau Maria adalah jalan keselamatan, apalagi kalau Maria adalah satu-satu-nya jalan keselamatan, maka ketiga ayat tersebut di atas adalah salah!

b) Kalau memang Maria adalah pintu gerbang ke surga / jalan keselamatan, untuk apa Yesus harus datang ke dunia dan mati di salib? Bandingkan dengan Gal 2:21 yang menyatakan bahwa se-andainya ada jalan keselamatan melalui ketaatan pada hukum Taurat, maka kematian Kristus adalah sia-sia! Analoginya, sean-dainya melalui Maria orang berdosa bisa mendapatkan keselamat-an, maka kedatangan dan kematian Kristus juga sia- sia!

4) Maria dianggap mempunyai kuasa di bumi dan di surga.

Ajaran ini terlihat dari kutipan di bawah ini:

"All power is given to thee in heaven and on earth so that at the command of Mary all obey - even God ... and thus ... God has placed the whole Church ... under the domination of Mary" (= segala kuasa diberikan kepadamu di surga dan di bumi sehingga terhadap perintah Maria semua taat - bahkan Allah ... dan demikianlah ... Allah telah meletakkan seluruh Gereja di bawah kekuasaan Maria) - 'The Glories of Mary', hal 180-181.

Sanggahan Kristen:

a) Kuasa semacam itu hanya diberikan kepada Yesus (Mat 28:18).

Perhatikan bahwa bagian pertama dari kutipan di atas diambil dari Mat 28:18 itu, tetapi lalu dialihkan dari Yesus kepada Maria.

b) Pemberian kuasa semacam itu kepada Maria, menjadikan Maria sebagai Allah!

5) Maria dijadikan obyek penyembahan.

Secara resmi, Gereja Roma Katolik menyangkal bahwa mereka me-nyembah Maria. Untuk menyangkal penyembahan terhadap Maria, mereka membedakan adanya 3 macam penyembahan / worship:

a) LATRIA: Ini adalah penyembahan yang tertinggi, dan ini hanya ditujukan kepada Allah.

b) DULIA: Ini adalah pemujaan terhadap malaikat / orang-orang suci.

c) HYPER-DULIA: Ini adalah pemujaan yang lebih tinggi dari DULIA, dan ini ditujukan kepada Maria.

Tetapi dalam prakteknya, orang-orang awam Roma Katolik tidak tahu apa-apa tentang hal ini.

Sanggahan Kristen:

a) Kitab Suci tidak pernah mengajarkan adanya 3 macam penyem-bahan seperti yang diajarkan oleh Gereja Katolik itu. Jadi disini lagi-lagi terlihat adanya ajaran Roma Katolik yang sama sekali tidak punya dasar Kitab Suci!

b) Sekalipun mereka tidak menamakan 'penyembahan', tetapi mereka berdoa kepada Maria, berlutut di bawah patung Maria, menyanyi memuji Maria. Semua itu jelas tidak bisa disebut sebagai peng-hormatan, tetapi harus dianggap sebagai penyembahan.

c) Kitab Suci jelas melarang penyembahan pada manusia maupun malaikat (Mat 4:10 Kis 10:25,26 Kis 12:20-23 Kis 14:14,15 Wah 19:10 Wah 22:8,9).

Perhatikan bahwa dalam Kis 10:25-26, Kornelius jelas bukan me-nyembah Petrus karena menganggapnya sebagai Allah! Ia me-nyembah Petrus sebagai penghormatan kepada Petrus sebagai rasul / hamba Tuhan. Tetapi sekalipun demikian, Petrus tetap me-nolak sembah itu, karena sebagai manusia biasa ia tidak layak menerima sembah, dan sembah hanya boleh diberikan kepada Allah!

Demikian juga dalam Wah 19:10 dan Wah 22:8-9, pada waktu ra-sul Yohanes menyembah malaikat, rasanya tidak mungkin ia menyembah malaikat itu karena menganggapnya sebagai Allah. Mungkin ia menyembahnya hanya sebagai pernghormatan, atau sekedar karena takutnya melihat malaikat, tetapi toh malaikat itu menolak sembah itu dan mengalihkannya kepada Allah!

c) Dalam Mat 2:11, orang-orang Majus menyembah Yesus saja, bu-kan 'Maria' ataupun 'Yesus dan Maria'.

Perhatikan komentar dari Charles Haddon Spurgeon tentang ba- gian ini:

The old Reformers used to say, "Here is a bone that sticks in the throat of the Romanists, and they can neither get it up nor down, for it does not say, 'They saw Mary and the young child', the young child is put first, they came to see him; and it does not say that 'they fell down and worshipped them'" If ever there was an opportunity for Mariolatry, surely this was the one, when the child was as yet newly-born, and depended so much upon his mother. Why did not the magi say "Ave Maria!" and commence at once their Mariolatry? Ay, but these were wise men; they were not priests from Rome, else might they have done it [= Tokoh-tokoh Reformasi kuno sering berkata: "Ini adalah tulang yang menyangkut di tenggorokan orang Roma (Katolik), dan mereka tidak dapat mengeluarkannya ataupun menelannya, karena ayat itu tidak berkata: 'Mereka melihat Maria dan bayi itu', bayi itu disebut lebih dulu, mereka datang untuk melihat dia; dan ayat itu tidak berkata bahwa 'mereka tersungkur dan menyembah mereka'". Kalau ada kesempatan untuk melakukan penyembahan terhadap Maria, maka sebetulnya inilah kesempatannya, dimana bayi itu baru dilahirkan, dan sangat bergantung kepada ibuNya. Mengapa orang-orang Majus itu tidak berkata "Salam Maria!" dan langsung memulai penyembahan terhadap Maria? Ah, tetapi mereka ini adalah orang-orang yang bijaksana; mereka bukan pastor-pastor dari Roma, karena kalau demikian mereka mungkin sudah melakukannya] - Spurgeon's Expository Encyclopedia , vol 3, hal 34.

Catatan:

Perlu saudara ketahui bahwa dalam terjemahan KJV kata-kata 'orang-orang majus' dalam Mat 2:1 diterjemahkan 'wise men' (= orang-orang yang bijaksana).

d) Mat 12:46-50 Kis 1:14 Yoh 2:1-4 sama sekali tidak menunjukkan bahwa Maria mempunyai posisi yang tinggi, sehingga layak untuk disembah.

Yoh 2:3-4 sering dianggap sebagai bagian yang menunjukkan bah-wa Yesuspun tunduk pada perintah Maria. Tetapi benarkah demi-kian? Mari kita perhatikan penjelasan tentang Yoh 2:3-4 di bawah ini:

Ada bermacam-macam kemungkinan dan penafsiran:

Ini jelas merupakan penafsiran yang tidak cocok dengan kontexnya.

Keberatan terhadap penafsiran ini:

NASB/KJV: Woman, what have I to do with you / thee? (= perempuan, apa urusanKu denganmu?).

NIV: Dear woman, why do you involve me? (= perempuan, mengapa engkau melibatkan Aku?).

RSV: O woman, what have you to do with Me? (= O perempuan, apa urusanmu dengan Aku?).

NKJV: Woman, what does your concern have to do with Me? (= perempuan, apa urusannya perhatianmu itu dengan Aku?).

Lit: What to me and to thee, woman? (= apa bagiKu dan bagimu, perempuan?).

Ungkapan yang sama juga muncul dalam Hakim-hakim 11:12 2Sam 16:10 1Raja-raja 17:18 2Raja-raja 3:13 2Taw 35:21 Ezra 4:3 Mat 8:29 Mark 1:24 Luk 8:28.

Kalau kita membaca ayat-ayat ini maka kita bisa melihat bahwa ungkapan seperti itu selalu diucapkan untuk menun-jukkan ketidaksenangan!

Dalam Kitab Suci, Yesus tidak pernah menyebut Maria de-ngan sebutan ibu dalam arti 'mama'!

Sebutan GUNAI memang bukan sebutan yang kasar / tidak hormat (bdk. Mat 15:28 dimana Yesus menggunakan se-butan ini terhadap perempuan Kanaan yang beriman), tetapi bagaimanapun juga dengan tidak menyebut 'mama' Yesus menunjukkan bahwa mulai saat itu Maria tidak mempunyai otoritas untuk memerintah Yesus. Jangan lupa bahwa Yesus bukan sekedar manusia, tetapi juga adalah Allah! Karena itu Marialah yang seharusnya mentaati Yesus, dan bukan se-baliknya!

Lebih dari itu, Yesus menolak dengan kata-kata keras. Me-ngapa? Ada beberapa kemungkinan:

e) Kitab Suci melarang kita yang masih hidup untuk mengadakan kontak dengan orang yang sudah mati (Ul 18:9-12 Im 20:6 Yes 8:19-20).

Sekalipun Maria adalah ibu Yesus, tetapi ia tetap sudah mati, sehingga kita tidak boleh berdoa ataupun mengadakan kontak de-ngan dia. Ini tidak berbeda dengan orang-orang yang mengadakan kontak dengan orang yang sudah mati dengan menggunakan jai-langkung, permainan cucing, Ouija Board dsb.

6) Maria dianggap lebih kasih daripada Allah / Yesus.

Bahwa orang Roma Katolik memang mengajarkan hal ini, bisa terlihat dari kutipan di bawah ini:

Sanggahan Kristen:

a) Dua kutipan di atas ini jelas menunjukkan Yesus sebagai Hakim yang keras, kejam, dan tidak bijaksana, sedangkan Maria sebagai pengantara yang penuh kasih, kelembutan dan kebijaksanaan!

b) Dua kutipan di atas ini menunjukkan bahwa Allah / Yesus itu tidak maha kasih. Karena kalau Allah / Yesus itu maha kasih, bagaimana Maria bisa lebih kasih dari Allah / Yesus?

c) Ini bukan sekedar merupakan suatu ajaran yang salah / sesat, tetapi bahkan merupakan suatu penghujatan dan penghinaan ter-hadap Allah / Yesus!

7) Maria dianggap sebagai Co-Redeemer (= rekan Penebus).

a) Ajaran Justin Martyr (yang membandingkan Maria dengan Hawa) dan Ireneaus (yang mengatakan bahwa ketidaktaatan perawan Hawa ditebus oleh ketaatan perawan Maria) dikembangkan lagi, sehingga mereka berkata bahwa sebagaimana dosa pertama ma-suk ke dalam dunia melalui seorang perempuan (yaitu Hawa), de-mikian juga keselamatan itu datang melalui seorang perempuan (yaitu Maria).

b) Selanjutnya, Paus Benedict XV (1914-1922) dan Paus Pius XI (1923) mengatakan bahwa pada waktu Tuhan Yesus menderita dan mati di kayu salib, Maria juga ikut menderita (karena melihat Anaknya menderita begitu hebat), dan dengan penderitaan itu Maria, bersama-sama dengan Kristus, menebus dosa manusia.

Sanggahan Kristen:

a) Kitab Suci memang membandingkan Adam dan Kristus (Adam merupakan TYPE dari Kristus). Bandingkan dengan Ro 5:15,15-19 dan 1Kor 15:21,22. Dosa masuk ke dalam dunia melalui Adam (karena Adam adalah wakil seluruh umat manusia), dan keselamatan da-tang melalui Kristus.

Tetapi Kitab Suci tidak pernah membandingkan Hawa dan Maria! Jadi disini lagi-lagi terlihat adanya ajaran yang sama sekali tidak punya dasar Kitab Suci.

b) Kitab Suci berkata bahwa keselamatan hanya ada di dalam Kristus (Mat 1:21 Kis 4:12). Dialah satu-satunya Juruselamat / Penebus dosa!

c) Sekalipun Maria memang pasti menderita waktu melihat Anaknya menderita di atas kayu salib, tetapi Kitab Suci tidak pernah berkata bahwa dengan penderitaannya itu, Maria juga menjadi penebus dosa.

Bahwa Maria, yang adalah manusia biasa dan berdosa, bisa men-jadi Penebus dosa, merupakan ajaran yang bertentangan dengan Maz 49:8-9. Karena terjemahan Kitab Suci Indonesia dalam hal ini adalah salah, maka saya memberikan terjemahan dari NIV.

Maz 49:8-9 (NIV - Ps 49:6-7):

"No man can redeem the life of another, or give to God a ransom for him; the ransom for a life is costly, no pay-ment is ever enough" (= tidak seorang manusiapun bisa menebus nyawa orang lain, atau memberikan kepada Allah tebusan untuk dia; tebusan untuk suatu nyawa sangat mahal, tidak ada pembayaran yang bisa mencukupi).

Kalau saudara berbicara dengan orang Roma Katolik tentang penggeseran kedudukan Yesus oleh Maria, cerita di bawah ini mungkin bisa berguna bagi saudara.

Seorang ex pastor dari Montreal, Kanada, yang menjadi seorang Pendeta Presbyterian, dalam bukunya yang berjudul 'Fifty Years in the Church of Rome' [= limapuluh tahun dalam gereja Roma (Katolik)], halaman 262, menceritakan percakapannya dengan us-kupnya sebagai berikut:

"My lord, who has saved you and me upon the cross?"

He answered, "Jesus Christ."

"And who paid your debt and mine by shedding His blood; was it Mary or Jesus?"

He said, "Jesus Christ."

"Now, my lord, when Jesus and Mary were on earth, who loved the sinner more; was it Mary or Jesus?"

Again he answered that it was Jesus.

"Did any sinner come to Mary on earth to be saved?"

"No."

"Do you remember that any sinner has gone to Jesus to be saved?"

"Yes, many."

"Have they been rebuked?"

"Never."

"Do you remember that Jesus ever said to poor sinners, 'Come to Mary and she will save you'?"

"No," he said.

"Do you remember that Jesus has said to poor sinners, 'Come to me'?"

"Yes, He has said it."

"Has He ever retracted those words?"

"No."

"And who was, then, the more powerful to save sinners?" I asked.

"O, it was Jesus!"

"Now, my lord, since Jesus and Mary are in heaven, can you show me in the Scriptures that Jesus has lost anything of His desire and power to save sinners, or that He has delegated this power to Mary?"

And the bishop answered, "No."

"Then, my lord," I asked, "why do we not go to Him, and to Him alone? Why do we invite poor sinners to come to Mary, when, by your own confession she is nothing compared with Jesus, in power, in mercy, in love, and in compassion for the sinner?"

To that the bishop could give no answer.

Terjemahannya adalah sebagai berikut:

"Tuanku, siapa yang telah menyelamatkan kamu dan aku di salib?"

Ia menjawab: "Yesus Kristus".

"Dan siapa yang telah membayar hutangmu dan hutangku dengan mencurahkan darahNya; Maria atau Yesus?"

Ia berkata: "Yesus Kristus".

"Sekarang, tuanku, ketika Yesus dan Maria ada di bumi, siapa yang lebih mencintai orang berdosa; Maria atau Yesus?"

Lagi-lagi ia menjawab bahwa itu adalah Yesus.

"Pernahkah ada orang berdosa yang datang kepada Maria di bumi untuk diselamatkan?"

"Tidak".

"Apakah engkau ingat bahwa ada orang berdosa yang telah pergi kepada Yesus untuk diselamatkan?"

"Ya, banyak".

"Apakah mereka dimarahi?"

"Tidak pernah".

"Apakah engkau ingat bahwa Yesus pernah berkata kepada orang- orang berdosa yang malang, 'Datanglah kepada Maria and ia akan menyelamatkanmu'?"

"Tidak", katanya.

"Apakah engkau ingat bahwa Yesus pernah berkata kepada orang- orang berdosa yang malang, 'Datanglah kepadaKu'?"

"Ya, Ia telah mengatakan itu".

"Apakah Ia pernah menarik kembali kata-kata ini?"

"Tidak".

"Dan siapa yang pada saat itu lebih berkuasa untuk menyelamatkan orang berdosa?", aku bertanya.

"O, itu adalah Yesus!".

"Sekarang, tuanku, karena Yesus dan Maria ada di surga, bisakah engkau menunjukkan kepadaku dalam Kitab Suci bahwa Yesus telah kehilangan sedikitpun dari keinginan dan kuasaNya untuk menyelamatkan orang-orang berdosa, atau bahwa Ia telah menyerahkan kuasa ini kepada Maria?"

Dan uskup itu menjawab, "Tidak".

"Kalau demikian, tuanku", aku bertanya, "mengapa kita tidak pergi kepada Dia, dan hanya kepada Dia saja? Mengapa kita mengundang orang-orang berdosa yang malang untuk datang kepada Maria, sedangkan menurut pengakuanmu sendiri ia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Yesus, dalam kuasa, dalam belas kasihan, dalam kasih, dan dalam perasaan kasihan untuk orang berdosa?"

Terhadap pertanyaan ini uskup itu tidak bisa memberi jawaban.

B) Maria dianggap sebagai perawan yang abadi:

Orang Roma Katolik bukan hanya mengakui bahwa Maria adalah seorang perawan pada waktu mengandung dan melahirkan Kristus, tetapi juga bahwa keperawanan Maria bersifat abadi. Dengan kata lain, setelah kelahiran Yesuspun Yusuf, suami Maria, tetap tidak pernah berhubungan sex dengan Maria.

Loraine Boettner berkata:

"Says one Roman Catholic writer concerning the Virgin Mary: 'It cannot with decency be imagined that the most holy vessel which was once consecrated to be a receptacle of the Deity should be afterwards desecrated and profaned by human usage'" (= Kata seorang penulis Roma Katolik tentang Perawan Maria: 'Tidak bisa dibayangkan dengan sopan bahwa tempat yang paling kudus / suci yang sekali pernah dikuduskan menjadi suatu wadah dari Allah lalu setelah itu dinajiskan / dinodai dan dicemarkan oleh penggunaan manusia) - 'Roman Catholicism', hal 158.

Sanggahan Kristen:

a) Kitab Suci, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru berbicara tentang saudara-saudara Yesus.

Perjanjian Lama, dalam Maz 69:9 menubuatkan tentang Mesias / Yesus dengan kata-kata sebagai berikut:

"Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, orang asing bagi anak-anak ibuku".

Catatan:

Bahwa Maz 69:9 memang merupakan nubuat tentang Mesias / Yesus, terlihat dari:

Catatan: Kata 'racun' dalam Maz 69:22 versi Kitab Suci Indonesia merupakan penterjemahan yang salah. Seharusnya adalah seperti NIV: 'gall' (= empedu). Jadi nubuat ini tergenapi dalam Mat 27:34.

Perjanjian Baru juga berkata bahwa Tuhan Yesus mempunyai sauda-ra-saudara (Mat 13:54-56 Kis 1:14). Dan Luk 2:7 menyebut Tuhan Yesus sebagai anak sulung.

Kata 'saudara' dalam ayat-ayat ini tidak bisa diartikan 'saudara sepupu' seperti yang ditafsirkan oleh gereja Roma Katolik, karena:

b) Dalam Mat 1:24-25 dikatakan bahwa Yusuf tidak bersetubuh dengan Maria sampai Yesus lahir. Sekarang pikirkan sendiri bagaimana sau-dara menggunakan kata 'sampai'. Kalau misalnya dikatakan bahwa kita libur sampai tanggal 1 Januari, maka bukankah itu berarti bahwa setelah itu kita tidak lagi libur? Jadi, kalau dikatakan bahwa Yusuf tidak bersetubuh dengan Maria sampai Yesus lahir, ini berarti bahwa sesudah kelahiran Yesus mereka hidup sebagai suami istri biasa / bersetubuh.

c) Dalam 1Kor 7:5 Allah justru melarang suami istri untuk melakukan 'puasa sex' terlalu lama. Karena itu tidak mungkin Allah lalu melarang Yusuf dan Maria melakukan puasa sex abadi!

d) Tidak ada perlunya / gunanya mempertahankan keperawanan Maria setelah Yesus lahir. Kristus memang harus lahir dari seorang perawan untuk menggenapi Yes 7:14 dan supaya Yesus bisa lahir tanpa dosa. Tetapi setelah Yesus lahir, keperawanan Maria itu tidak lagi perlu di-pertahankan.

e) Doktrin tentang keperawanan abadi dari Maria lagi-lagi merupakan ajaran yang sama sekali tidak punya dasar Kitab Suci! Kata-kata dari penulis Roma Katolik yang dikutip oleh Loraine Boettner di atas, hanya muncul dari logika orang yang sentimentil, dan bukan saja tidak punya dasar Kitab Suci sama sekali, tetapi bahkan bertentangan dengan Kitab Suci.

C) Immaculate Conception / Lahir dan hidup tanpa dosa (1854):

Doktrin Immaculate Conception ini artinya:

Doktrin ini dikeluarkan oleh Paus Pius IX (8 Des 1854).

Sanggahan Kristen:

1) Alkitab berkata bahwa sejak kejatuhan Adam ke dalam dosa semua manusia dikandung dan lahir dalam dosa dan bahkan berbuat dosa (Ayub 25:4 Maz 51:7 Maz 58:4 Pengkhotbah 7:20 Ro 3:10-12,23 Ro 5:12,19). Yang dikecualikan hanyalah Tuhan Yesus sendiri (2Kor 5:21 Ibr 4:15). Karena itu haruslah disimpulkan bahwa Maria adalah manusia berdosa seperti kita.

2) Dalam Luk 1:46-47, Maria menyebut Allah sebagai Juruselamatnya. Mengapa Maria membutuhkan Juruselamat kalau ia memang sama sekali tidak berdosa?

3) Dalam Luk 2:22-24, Maria mempersembahkan korban penghapus dosa (bdk. Im 12:1-8). Sekalipun kenajisan / ketidak-tahiran karena melahirkan anak itu bukanlah suatu dosa moral, tetapi bagaimanapun tidak tahir / najis sangat kontras dengan suci / tidak berdosa!

4) Mengapa Maria harus mati (Catatan: orang Roma Katolikpun percaya bahwa Maria mengalami kematian) kalau ia tidak berdosa? Kematian adalah upah dosa (Kej 2:16-17 Kej 3:19 Ro 5:12 Ro 6:23). Kristus memang juga mati meskipun Ia tidak berdosa, tetapi Ia mati untuk menebus dosa umat manusia. Bagaimana dengan Maria?

5) Tuhan Yesus suci karena Maria mengandung dari Roh Kudus, tetapi Maria dikandung oleh seorang perempuan yang mengandung dari laki-laki biasa. Bagaimana mungkin ia dikandung tanpa dosa dan dilahirkan tanpa dosa pula? Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:

Ayub 25:4 yang berbunyi: "Bagaimana manusia benar di hadapan Allah, dan bagaimana orang yang dilahirkan perempuan itu bersih?".

Ro 3:23 yang berbunyi: "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah".

Ro 5:12 yang berbunyi: "Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu ju-ga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah ber(buat) dosa".

Ro 5:19a: yang berbunyi: "Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, ...".

Kalau Maria dikandung dan lahir tanpa dosa, maka semua ayat-ayat di atas ini adalah salah!

6) Orang Roma Katolik menekankan kesucian Maria karena mereka ber-pendapat bahwa kalau Yesus itu suci, maka Maria, yang melahirkan-Nya, juga harus suci. Tetapi doktrin ini mempunyai konsekwensi logis sebagai berikut: kalau karena Yesus itu suci maka Maria harus suci, maka karena Maria suci kedua orang tua Maria harus suci. Dan kalau kedua orang tua Maria suci, maka keempat kakek nenek Maria harus suci. Kalau ini diteruskan maka akan menunjukkan bahwa Adam dan Hawapun harus suci! Ini adalah konsekwensi logis yang orang Roma Katolikpun tidak akan mau menerimanya!

7) Doktrin Immaculate Conception ini baru muncul pada tanggal 8 De-sember 1854. Mengapa dibutuhkan 18 abad untuk menemukan dok-trin ini? Jelas karena memang tidak pernah ada dalam Kitab Suci!

8) Doktrin ini ditentang oleh banyak orang, seperti:

a) Bapa-bapa gereja dan ahli-ahli theologia seperti Agustinus, Chrysostom, Eusebius, Ambrose, Anselm, Thomas Aquinas, Bonaventure, Cardinal Cajetan, dll.

b) Juga ditentang oleh beberapa Paus seperti Gregory the Great dan Paus Innocent III.

Padahal Roma Katolik menganggap tulisan dari bapa-bapa gereja sebagai tradisi yang setingkat dengan Firman Allah. Juga Roma Katolik percaya bahwa kata-kata Paus itu infallible (= tidak bisa salah). Lalu mengapa dalam hal ini mereka tidak mau menggubris pandangan / kata-kata dari bapa-bapa gereja maupun Paus?

D) Assumption of Mary (1950):

Doktrin tentang The Assumption of Mary (= Kenaikan Maria ke surga secara jasmani) dikeluarkan oleh Paus Pius XII dengan embel-embel 'EX CATHEDRA' (= dari kursinya) pada tanggal 1 Nopember 1950.

Kepercayaan mereka tentang hal ini:

1) Tubuh Maria dibangkitkan sesaat setelah kematiannya, jiwa dan tubuhnya dipersatukan kembali dan ia diangkat ke surga, dan menjadi Ratu Surga.

Doktrin tentang kebangkitan Maria ini merupakan kesimpulan logis: karena Maria tidak berdosa, maka ia tidak dapat tetap ada dalam kebinasaan.

Tradisi mereka dalam hal ini berkata:

"On the third day after Mary's death, when the apostles gathered together around her tomb, they found it empty. The sacred body had been carried up to the celestial paradise. Jesus himself came to conduct her hither; the whole court of heaven came to welcome with songs of triumph the mother of the divine Lord. What a chorus of exaltation. Hark how they cry. Lift up your gates, o ye princes, and be ye lifted up, o eternal gates, and the Queen of glory shall enter in" (= Pada hari yang ketiga setelah kematian Maria, ketika rasul-rasul berkumpul di sekitar kuburannya, mereka mendapati kubur itu kosong. Tubuh yang suci itu telah diangkat ke surga. Yesus sendiri datang untuk memimpin Maria kesana; seluruh surga datang untuk menyambut dengan nyanyian kemenangan ibu dari Tuhan yang ilahi. Alangkah indahnya pujian pemuliaan itu. Dengarlah bagaimana mereka berseru. Angkatlah pintu-pintu gerbangmu, ya kamu pangeran-pangeran, dan terangkatlah, ya pintu-pintu gerbang yang kekal, dan Ratu Kemuliaan akan masuk) - Loraine Boettner, 'Roman Catholicism', hal 162.

Catatan:

Bandingkan kemiripan bagian terakhir dari kutipan ini dengan Maz 24:7-10! Hanya, Raja Kemuliaan, yang menunjuk kepada Tuhan, diganti dengan Ratu Kemuliaan, yang menunjuk kepada Maria!

Seorang yang bernama Gregory of Tours (Perancis) menulis buku yang berjudul 'In Gloriam Martyrum'. Dalam buku itu ada cerita sebagai berikut:

"As Mary lay dying with the apostles gathered around her bed, Jesus appeared with His angels, committed her soul to the care of Gabriel, and her body was taken away in a cloud" (= Ketika Maria terbaring dalam keadaan sekarat / hampir mati dengan rasul-rasul berkumpul di sekeliling tempat tidurnya, Yesus menampakkan diri dengan malaikat-malaikatNya, me-nyerahkan jiwanya pada pemeliharaan / penjagaan Gabriel, dan tubuhnya diangkat ke awan-awan) - Loraine Boettner, 'Ro-man Catholicism', hal 163.

Catatan:

"There is no more evidence for the truth of this legend than for the ghost stories told by our grandfathers" (= tak ada lebih banyak bukti untuk kebenaran dari dongeng ini dari pada untuk dongeng-dongeng tentang hantu yang diceritakan oleh kakek-kakek kita) - Loraine Boettner, 'Roman Catholicism', hal 163.

2) Di surga Maria menduduki tempat yang lebih tinggi dari para orang suci atau penghulu malaikat. Ia dinobatkan sebagai Ratu Surga oleh Allah Bapa sendiri dan ia diberi tahta di sebelah kanan Anaknya.

Sanggahan Kristen:

a) Memang kalau Maria tidak berdosa ia tidak mungkin tetap ada dalam kebinasaan. Tetapi perlu dipertanyakan: mengapa ia harus / perlu mati? Mengapa tidak langsung naik ke surga tanpa mengalami kematian seperti Elia dan Henokh?

b) Doktrin ini baru muncul tanggal 1 Nopember 1950. Mengapa dibutuhkan waktu 19 abad untuk menemukan doktrin ini? Jelas karena tidak pernah ada dalam Kitab Suci!

c) Perlu dipertanyakan pertanyaan ini: dengan tubuh apa Maria bangkit dan masuk ke surga? Sampai saat ini hanya Kristus yang mempunyai tubuh kebangkitan. Semua manusia baru menggunakan tubuh ke-bangkitan pada saat Kristus datang keduakalinya (Yoh 5:28-29 1Kor 15:20-23,50-55 1Tes 4:13-17)!

Saya ingin menutup pelajaran tentang Maria ini dengan memberikan 2 hal tambahan / pesan di bawah ini:


email us at : gkri_exodus@mailcity.com