Khotbah Hari Raya Kristen

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


 

PASKAH 2004

 

Kisah Rasul 13:23-41

 

 

I) Kematian Yesus.

 

1)   Orang-orang Yahudi tidak mengenali Yesus, dan mereka menjatuhkan hukuman mati atas Dia.

 

Ay 27: Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat.

 

a)   Orang-orang Yahudi tidak mengenali Yesus.

 

Ay 27a: Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus.

 

Kata ‘mengakui’ ini menurut saya salah terjemahan.

 

KJV: ‘knew’ (= mengenali).

 

RSV/NASB: ‘recognize’ (= mengenali).

 

NIV: ‘recognizing’ (= mengenali).

 

A. T. Robertson mengatakan bahwa kata Yunani yang diterjemahkan ‘tidak mengenali’ adalah AGNOESANTES, yang berasal dari kata Yunani AGNOEO, yang berarti ‘not to know’ (= tidak mengenal).

 

A. T. Robertson: “Peter gives ‘ignorance’ agnoia as the excuse of the Jews in the death of Christ (Acts 3:17) and Paul does the same about his conduct before his conversion (1 Tim. 1:13). This ignorance mitigated the degree of their guilt, but it did not remove it, for it was willing ignorance and prejudice” [= Petrus memberikan ‘ketidak-tahuan’, AGNOIA, sebagai alasan dari orang-orang Yahudi dalam kematian Kristus (Kis 3:17) dan Paulus melakukan hal yang sama tentang tingkah lakunya sebelum pertobatannya (1Tim 1:13). Ketidak-tahuan ini mengurangi tingkat kesalahan mereka, tetapi itu tidak menghilangkannya, karena itu adalah ketidak-tahuan dan prasangka yang disengaja].

 

Kis 3:17 - “Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu”.

 

1Tim 1:13 - “aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihaniNya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman”.

 

1Kor 2:8 - Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia”.

 

Tetapi bagaimana mungkin mereka tidak mengenali Yesus? Bukankah kedatangan Yesus didahului dan dipersiapkan oleh Yohanes Pembaptis, yang mereka akui sebagai nabi?

 

Ay 24-25: Menjelang kedatanganNya Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. (25) Dan ketika Yohanes hampir selesai menunaikan tugasnya, ia berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian dari padaku. Membuka kasut dari kakiNyapun aku tidak layak..

 

Jawabannya sederhana. Karena mereka tidak peduli pada Firman Tuhan yang diberikan oleh Yohanes Pembaptis (padahal mereka mengakui Yohanes Pembaptis sebagai nabi).

 

b)   Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Yesus mereka menggenapi Firman Tuhan.

 

Ay 27b: Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat.

 

Walaupun mereka mendengar Firman Tuhan, dan Firman Tuhan itu berbicara tentang penderitaan dan kematian Mesias, tapi mereka tidak mengertinya.

 

Contoh ayat Perjanjian Lama yang berbicara tentang hal itu adalah Dan 9:26 - “Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Maka datanglah rakyat seorang raja memusnahkan kota dan tempat kudus itu, tetapi raja itu akan menemui ajalnya dalam air bah; dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan”.

 

Kata-kata ‘seorang yang telah diurapi’ dalam KJV diterjemahkan ‘Messiah’ (= Mesias).

 

Barnes’ Notes: “They expected a prince and a conqueror, but did not expect a Messiah that was poor and despised; that was a man of sorrows and that was to die on a cross” (= Mereka mengharapkan seorang raja / pangeran dan seorang pemenang, tetapi tidak mengharapkan seorang Mesias yang miskin dan hina; yang adalah seorang yang penuh dengan kesedihan / penderitaan dan yang harus mati di salib).

 

Barnes’ Notes: “Though the Scriptures were read so constantly, yet they were ignorant of their true meaning. They were blinded by pride, and prejudice, and preconceived opinions. People may often in this way read the Bible a good part of their lives and never understand it” (= Sekalipun Kitab Suci dibacakan terus menerus, tetapi mereka tidak tahu tentang artinya yang benar. Mereka dibutakan oleh kesombongan, dan prasangka, dan pandangan-pandangan yang sudah lebih dulu ada dalam pikiran mereka. Orang-orang bisa sering membaca Alkitab dengan cara ini dalam bagian yang baik dari kehidupan mereka dan tidak pernah mengertinya).

 

2)   Mereka tetap menuntut supaya Yesus dibunuh sekalipun mereka tidak menemukan alasan untuk menjatuhkan hukuman mati tersebut.

 

Ay 28: Dan meskipun mereka tidak menemukan sesuatu yang dapat menjadi alasan untuk hukuman mati itu, namun mereka telah meminta kepada Pilatus supaya Ia dibunuh.

 

Bandingkan ay 28 ini dengan kata-kata ‘padahal tidak ada salahnya apa-apa’ dalam Dan 9:26 di atas.

 

Ketidak-bersalahan Yesus ini penting karena ini menunjukkan bahwa Ia mengalami penderitaan dan kematian itu, bukan sebagai hukuman atas dosaNya sendiri, tetapi untuk menebus dosa umat manusia.

 

Dalam tafsirannya tentang Yoh 19:16, dimana untuk ketiga-kalinya Pontius Pilatus memberikan pernyataan tentang ketidak-bersalahan Yesus, Calvin memberikan komentar sebagai berikut:

 

Calvin: “his innocence is frequently attested by the testimony of the judge, in order to assure us that he was free from all sin, and that he was substituted as a guilty person in the room of others, and bore the punishment due to the sins of others” (= ketidak-bersalahanNya ditegaskan berulang kali oleh kesaksian dari sang hakim, untuk meyakinkan kita bahwa Ia bebas dari segala dosa, dan bahwa Ia menggantikan sebagai seorang yang bersalah di tempat orang-orang lain, dan memikul hukuman yang disebabkan dosa-dosa orang-orang lain) - hal 214.

 

Calvin: “he had several times acquitted him with his own mouth, in order that we may learn from it, that it was for our sins that he was condemned, and not on his own account” (= ia telah beberapa kali membebaskanNya dari tuduhan dengan mulutnya sendiri, supaya kita bisa mengertinya dari sini, bahwa untuk dosa-dosa kitalah Ia dihukum, dan bukan karena dosa-dosaNya sendiri) - hal 223.

 

Perhatikan bahwa Kristus adalah ‘substitute’ (= pengganti) kita. Ada banyak ajaran sesat yang mengatakan bahwa pada waktu Kristus menderita dan mati, itu merupakan tindakan solidaritasNya untuk menderita bersama dengan kita. Kalau ini benar, maka tindakanNya tidak berguna bagi kita, karena sekalipun Ia menderita, tetapi kita juga tetap menderita. Yang benar adalah bahwa Ia menjadi Substitute / Pengganti bagi kita. Bandingkan dengan kedua text di bawah ini, yang jelas menunjukkan Yesus sebagai substitute / pengganti bagi kita.

 

Yes 53:4-6 - “(4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. (5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian”.

 

2Kor 5:15 - “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”.

 

Dengan Dia menggantikan kita, maka kalau kita percaya kepadaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, kita betul-betul dibebaskan dari segala hukuman dosa. Ro 8:1 - “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus”.

 

3)   Mereka menggenapi nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama tentang penderitaan dan kematian Yesus, dan lalu mereka menguburkan Dia.

 

Ay 29: Dan setelah mereka menggenapi segala sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, mereka menurunkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkanNya di dalam kubur.

 

Ada banyak sekali nubuat yang digenapi dalam penderitaan dan kematian Yesus. Misalnya Maz 22:7-9,13-19  Maz 118:22  Daniel 9:26a  Yes 53  Maz 69 dan sebagainya.

 

Problem: Ay 29b: mereka menurunkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkanNya di dalam kubur’. Kontex menunjukkan bahwa kata ‘mereka’ menunjuk kepada tokoh-tokoh Yahudi yang memusuhi Yesus. Ini tidak cocok dengan Yoh 19:38-42 yang mengatakan Yusuf dan Nikodemuslah yang menurunkan mayat Yesus dan lalu menguburkannya.

 

Penjelasan:

 

·        tujuan Paulus bukanlah menceritakan kematian / penguburan Yesus secara mendetail, tetapi hanya menunjukkan bahwa kematian Yesus sesuai dengan Kitab Suci.

 

·        Yusuf dan Nikodemus juga adalah pemimpin Yahudi, sehingga mereka semua dijadikan 1 grup bersama dengan orang yang menolak / membunuh Yesus.

 

 

II) Kebangkitan Yesus.

 

Ay 30: Tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati.

 

1)   Kalau saudara menganggap bahwa tidak mungkin orang mati bisa bangkit, maka perhatikan dan renungkan Kis 26:8 - “Mengapa kamu menganggap mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati?.

 

2)   Kebangkitan Yesus berbeda dengan kebangkitan dari orang-orang lain dalam Kitab Suci.

 

Matthew Henry: “He rose to die no more; so it is expressed, Rom. 6:9 ... Lazarus came out of the grave with his grave-clothes on, because he was to use them again; but Christ, having no more occasion for them, left them behind” (= Ia bangkit dan tidak mati lagi; begitulah dinyatakan hal itu, Ro 6:9 ... Lazarus keluar dari kubur dengan tetap memakai pakaian kubur / kain kapan, karena ia akan memakainya lagi; tetapi Kristus, karena tidak membutuhkannya lagi, meninggalkannya di belakang).

 

Ro 6:9 - “Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia”.

 

3)   Setelah menyatakan bahwa Allah telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, lalu Paulus memberikan argumentasi-argumentasi sebagai berikut:

 

a)   Selama beberapa waktu (40 hari) Kristus menampakkan diri kepada banyak orang yang lalu menjadi saksi-saksi tentang kebangkitan Kristus ini.

 

Ay 31: Dan selama beberapa waktu Ia menampakkan diri kepada mereka yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem. Mereka itulah yang sekarang menjadi saksiNya bagi umat ini.

 

b)   Ada yang menganggap bahwa ay 32-33 juga merupakan argumentasi dari Paulus untuk mendukung kebangkitan Kristus, dan sepintas lalu ay 32-33 itu memang kelihatannya berbicara tentang kebangkitan Kristus.

 

Ay 32-33: (32) Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, (33) telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: AnakKu Engkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini.

 

Salah satu dari penafsir yang berpandangan seperti ini adalah Matthew Henry yang mengatakan bahwa ay 33 menunjukkan bahwa kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Ia adalah Anak Allah. Bdk. Ro 1:4 - “dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitanNya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita”.

 

Penafsir-penafsir lain yang juga beranggapan seperti itu adalah Albert Barnes dan Jamieson, Fausset & Brown.

 

Barnes’ Notes: “‘This day have I begotten thee.’ It is evident that Paul uses the expression here as implying that the Lord Jesus is called the Son of God because he raised him up from the dead, and that he means to imply that it was for this reason that he is so called. This interpretation of an inspired apostle fixes the meaning of this passage in the psalm, and proves that ...  he is called his Son because he was raised from the dead. And this interpretation accords with the scope of the psalm. In vers. 1-3 the psalmist records the combination of the rulers of the earth against the Messiah, and their efforts to cast off his reign. This was done, and the Messiah was rejected. All this pertains, not to his previous existence, but to the Messiah on the earth. In vers. 4-5, the psalmist shows that their efforts would not be successful; that God would laugh at their designs; that is, that their plans should not succeed. In vers. 6-7, he shows that the Messiah would be established as a king; that this was the fixed decree, and that he had been begotten for this. All this is represented as subsequent to the raging of the pagan, and to the counsel of the kings against him, and must, therefore, refer, not to his eternal generation or his incarnation, but to something succeeding his death; that is, to his resurrection, and his establishment as King at the right hand of God. This interpretation by the apostle Paul proves, therefore, that this passage is not to be used to establish the doctrine of the eternal generation of Christ. Christ is called the Son of God for various reasons. In Luke 1:35, because he was begotten by the Holy Spirit. In this place, on account of his resurrection. In Rom. 1:4 it is also said that he was declared to be the Son of God by the resurrection from the dead. See the notes on that place. The resurrection from the dead is represented as in some sense the beginning of life, and it is with reference to this that the terms ‘Son,’ and ‘begotten from the dead,’ are used, as the birth of a child is the beginning of life. Thus, Christ is said, Col. 1:18, to be ‘the first-born from the dead’; and thus, in Rev. 1:5; he is called ‘the firstbegotten of the dead’; and with reference to this renewal or beginning of life he is called a Son. In whatever other senses he is called a Son in the New Testament, yet it is here proved: (1) That he is called a Son from his resurrection; and (2) That this is the sense in which the expression in the psalm is to be used” (= ).

 

Jamieson, Fausset & Brown: “Augustine, with some moderns, apply this to Christ’s eternal generations from the Father. ... This, however, is a forced way of interpreting the words, and not at all consistent with the context, which clearly connects the Sonship with the resurrection of Christ” (= Agustinus, dengan beberapa penafsir modern, menerapkan ini pada diperanakkannya Kristus secara kekal dari Bapa. ... Tetapi ini merupakan penafsiran kata-kata yang dipaksakan, dan sama sekali tidak konsisten dengan kontextnya, yang dengan jelas menghubungkan keAnakan dengan kebangkitan Kristus).

 

Jamieson, Fausset & Brown: “Does the apostle, then; mean to say that Christ became God’s Son - for the first time and in the only sense in which He was the Son of God - by His resurrection from the dead? That cannot be; for, besides that it would contradict the whole, strain of the New Testament regarding Christ’s relation to the Father, it is in direct contradiction to the apostle’s own statements in Rom. 8:32, where he reasons on the Sonship of Christ as one of eternal essence; and even still more in Rom. 1:4, where he says of the resurrection of Christ, that he was thereby only ‘declared (defined or determined) to be the Son of God with power’ - in other words, the resurrection of Christ was merely the manifestation of a Sonship which existed before, but was only then ‘declared with power.’ Are we not warranted, then, on the apostle’s own authority, in understanding his meaning here to be the same - ‘Today,’ meaning that memorable day of His resurrection from the dead, when God, by an act not to be misunderstood, proclaimed that He whom men killed, by hanging Him on a tree, was none other than His own Son. As Meyer happily expresses, it ‘it was the divine legitimation of His Sonship;’” (= ).

 

Tetapi ada penafsir-penafsir yang menentang penafsiran ini karena mereka berpendapat bahwa kata ‘membangkitkan’ dalam ay 33 tidak berarti ‘menghidupkan kembali’. Kata ‘membangkitkan’ di sini artinya ‘memunculkan dalam sejarah’, sama seperti dalam ayat-ayat seperti Kis 3:22,26  Kis 7:37  Ro 9:17 dsb.

 

Alasannya:

 

·        Maz 2:7 yang dikutip dalam ay 33 itu tidak mungkin berhubungan dengan kebangkitan Yesus dari antara orang mati, tetapi berhubungan dengan penggenapan jabatan Mesias oleh Yesus.

 

·        Tidak ada kata-kata ‘dari antara orang mati’ dalam ay 33. Bandingkan dengan ay 30,34 yang menggunakan kata-kata ‘dari antara orang mati’.

 

Wycliffe Bible Commentary: “‘Thou art my Son’ (Ps 2:7) does not refer to Jesus’ deity so much as to his Messiahship. Part of this quotation was heard at Jesus’ baptism (Mk 1:11) and indicated the entrance of Jesus into his Messianic mission. ‘Sonship’ in Biblical thought is a many-sided concept and can designate Messiahship without in any way minimizing the reality of Christ’s deity” (= ).

 

c)   Ay 34-37: “(34) Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan Ia tidak akan diserahkan kembali kepada kebinasaan. Hal itu dinyatakan oleh Tuhan dalam firman ini: Aku akan menggenapi kepadamu janji-janji yang kudus yang dapat dipercayai, yang telah Kuberikan kepada Daud. (35) Sebab itu Ia mengatakan dalam mazmur yang lain: Engkau tidak akan membiarkan Orang KudusMu melihat kebinasaan. (36) Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya, lalu ia mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya, dan ia memang diserahkan kepada kebinasaan. (37) Tetapi Yesus, yang dibangkitkan Allah, tidak demikian.

 

Dalam bagian ini Paulus menggunakan 2 bagian dari Perjanjian Lama, yaitu:

 

1.   Pada bagian akhir dari ay 34 ia mengutip Yes 55:3 - “Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepadaKu; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud”.

 

Para penafsir mengatakan bahwa yang dimaksudkan dengan perjanjian abadi dengan Daud ini adalah janji bahwa kerajaannya akan ada selama-lamanya. Janji ini akan salah, kalau Yesus, sang Mesias, Raja itu, mati selama-lamanya. Ia bangkit dan hidup selama-lamanya sebagai penggenapan terhadap janji tersebut.

 

Jamieson, Fausset & Brown: “‘I will give you the sure mercies of David,’ ... - literally, ‘the sure sanctities of David.’ The word, however, is sometimes used in the sense of ‘mercies’ in the Old Testament. The whole riches of the everlasting covenant - its varied ‘grace’ or ‘mercies’ - are here meant; and they are characterized in the prophecy, first, as ‘sanctities,’ to signify that, as they quite transcend the sphere of things seen and temporal, so they separate to a holy character all such as receive them; but they are further characterized as ‘sure,’ to denote the certainty with which they would at length, through David’s Seed, be all substantiated ... But how do these words prove the resurrection of Christ? ‘They presuppose it (as Olshausen says); for since an eternal kingdom was promised to David, the Ruler of this kingdom could not remain under the power of death” (= ).

 

Barnes’ Notes: “‘The sure mercies of David.’ The word ‘mercies’ here refers to the promise made to David; the mercy or favor shown to him by promising to him a successor that should not fail to sit on his throne, 2 Sam. 7:16; Ps. 89:4-5; 132:11-12. These mercies and promises are called ‘sure,’ as being true or unfailing; they would certainly be accomplished. Compare 2 Cor. 1:20. The word ‘David’ here does not refer, as many have supposed, to the Messiah, but to the King of Israel. God made to David a promise, a certain pledge; he bestowed on him this special mercy, in promising that he should have a successor who should sit forever on his throne. This promise was understood by the Jews, and is often referred to in the New Testament, as relating to the Messiah. Paul here says that that promise is fulfilled. The only question is how it refers to the subject on which he was discoursing. The point was not mainly to prove his resurrection, but to show particularly that he would never die again, or that he would forever live and reign. And the argument is, that as God had promised that David should have a successor who should sit forever on his throne, and as this prediction now terminated in the Messiah, the Lord Jesus, it followed that, as that promise was sure and certain, he would never die again. He must live if the promise was fulfilled. And though he had been put to death, yet under that general promise there was a certainty that he would live again. It was impossible, the meaning is, that the Messiah, the promised successor of David, the perpetual occupier of his throne, should remain under the power of death. Under this assurance the church now reposes its hopes. Zion’s King now lives, ever able to vindicate and save his people (= ).

 

2.   Pada ay 35, Paulus mengutip Maz 16:10.

 

a.   Ay 35: ‘kebinasaan’. Ini salah terjemahan.

 

KJV/RSV: ‘corruption’ (= pembusukan).

 

NIV/NASB: ‘decay’ (= pembusukan).

 

Memang Yesus bukannya tidak melihat / mengalami kebinasaan / kematian, tetapi tidak mengalami pembusukan, karena setelah mati Ia bangkit pada hari ke 3. Bahkan sejak kematian sampai pada hari ke 3 itu tubuh Yesus terhindar dari pembusukan.

 

Matthew Henry: “He rose so soon after he was dead that his body did not see corruption; for it is not till the third day that the body begins to change” (= Ia bangkit begitu cepat setelah Ia mati sehingga tubuhNya tidak mengalami pembusukan; karena pada hari ketiga barulah tubuh / mayat mulai berubah / membusuk).

 

Saya tak setuju dengan kata-kata ini. Dalam cuaca panas seperti di Palestina, mayat pasti sudah mulai membusuk pada hari ketiga (biarpun Yesus mati hanya sekitar 38 jam). Saya berpendapat bahwa tidak membusuknya mayat Yesus disebabkan karena rempah-rempah yang diberikan oleh Nikodemus dan Yusuf dari Arimatea (Yoh 19:38-42), dan / atau karena Allah menjaganya secara mujijat.

 

b.   Ay 36-37:

 

·        Kata ‘kebinasaan’ pada ay 36 sebetulnya juga adalah ‘pembusukan’.

 

·        Jadi di sini Paulus menunjukkan bahwa Maz 16:10 jelas tidak cocok untuk Daud, karena ia mati dan mengalami pembusukan. Tetapi Maz 16:10 ini cocok untuk Yesus!

 

Jamieson, Fausset & Brown: “to strengthen the indefinite prediction by one more definite, the apostle adduces Ps. 16:10, of which Peter had given the same explanation ...; both apostles denying the possibility of its proper reference to David” (= untuk menguatkan ramalan yang tak terlalu jelas dengan ramalan yang lebih jelas, sang rasul mengemukakan Maz 16:10, tentang mana Petrus telah memberikan penjelasan yang sama ...; kedua rasul menyangkal kemungkinan bahwa itu mempunyai hubungan yang benar dengan Daud).

 

·        Kata-kata ‘pada zamannya’ seharusnya adalah ‘in his own generation’ (= dalam generasinya sendiri).

 

Wycliffe Bible Commentary: “David’s career was limited to his own generation, for he died and saw corruption; the career of Jesus cannot be limited to any one time but belongs to all ages” (= Karir Daud dibatasi pada generasinya sendiri, karena ia mati dan melihat / mengalami pembusukan; karir dari Yesus tidak bisa dibatasi pada jaman manapun tetapi merupakan milik dari semua jaman).

 

 

III) Makna / gunanya untuk kita.

 

Kematian dan kebangkitan Yesus ini menyebabkan adanya Injil / kabar baik atau kabar keselamatan.

 

Ay 26: Hai saudara-saudaraku, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.

 

Ay 32: Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, ....

 

Kabar keselamatan atau kabar baik apa? Bahwa Yesus adalah Juruselamat bagi kita.

 

Ay 23: Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikanNya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus.

 

1)   Kata-kata ‘Juruselamat bagi orang Israel tidak berarti bahwa Yesus adalah Juruselamat hanya bagi mereka. Bandingkan dengan ayat-ayat ini:

 

Yoh 1:29 - “Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: ‘Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.

 

Yoh 4:42 - “dan mereka berkata kepada perempuan itu: ‘Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.’”.

 

1Yoh 4:14 - “Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus AnakNya menjadi Juruselamat dunia.

 

1Yoh 2:2 - “Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.

 

Kalau demikian, mengapa dalam ayat ini dikatakan ‘bagi orang Israel? Israel disebut di sini karena mereka mendapat tempat pertama.

 

Kis 3:26 - “Dan bagi kamulah pertama-tama Allah membangkitkan HambaNya dan mengutusNya kepada kamu, supaya Ia memberkati kamu dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari segala kejahatanmu.’”.

 

Ro 1:16 - “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani”.

 

2)   Juruselamat dari apa? Dari dosa. Perhatikan bahwa dalam ay 23 ditambahkan nama ‘Yesus’.

 

Bdk. Mat 1:21 - “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka.’”.

 

Bdk. Ay 38-39: (38) Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa. (39) Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa.

 

Ada 2 hal yang ditekankan dalam ay 38-39 ini:

 

a)   Pengampunan dosa tidak bisa didapatkan dari Hukum Musa.

 

·        moral law (= hukum moral): ini hanya bisa menunjukkan dosa dan menghakimi / mengutuk (bdk. Ro 3:20).

 

·        ceremonial law (= hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan): ini hanya merupakan bayangan / type dari Kristus (bdk. Ibr 10:1-4).

 

Ibr 9:7-14 - “(7) tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh umatnya dengan tidak sadar. (8) Dengan ini Roh Kudus menyatakan, bahwa jalan ke tempat yang kudus itu belum terbuka, selama kemah yang pertama itu masih ada. (9) Itu adalah kiasan masa sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan korban dan persembahan yang tidak dapat menyempurnakan mereka yang mempersembahkannya menurut hati nurani mereka, (10) karena semuanya itu, di samping makanan minuman dan pelbagai macam pembasuhan, hanyalah peraturan-peraturan untuk hidup insani, yang hanya berlaku sampai tibanya waktu pembaharuan. (11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, - artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, - (12) dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darahNya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. (13) Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, (14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diriNya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup”.

Ibr 10:1-4 - “(1) Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. (2) Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. (3) Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. (4) Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.

 

Ibr 10:11 - “Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa.

 

Sebetulnya memang orang-orang Israel, yang mempersembahkan korban sesuai dengan hukum Musa, dan dengan iman yang benar, memang mendapatkan pengampunan dosa. Tetapi ini bukan karena korban-korban itu, tetapi karena penebusan Kristus di kayu salib, yang berlaku surut untuk mereka. Seandainya tidak ada korban Kristus, maka semua korban-korban mereka sama sekali tidak ada gunanya.

 

Dengan ini Paulus menghancurkan doktrin Salvation by works (= keselamatan karena perbuatan baik).

 

b)   Pengampunan dosa dalam Kristus.

 

Ay 38-39: (38) Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa. (39) Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa.

 

Perhatikan:

 

·        dari segala dosa’ (ay 39). Lit: ‘from all things’ (= dari segala hal).

 

·        ada syarat untuk mendapat pengampunan dosa: percaya kepada Yesus (ay 39: ‘setiap orang yang percaya)!

 

Dengan ini Paulus menekankan doktrin Salvation by faith alone (= keselamatan karena iman saja).

 

Kekristenan yang benar tidak pernah mengajarkan bahwa saudara bisa diampuni karena perbuatan baik saudara. Saudara bisa diampuni hanya karena jasa penebusan Yesus Kristus, dan itu saudara terima kalau saudara percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara!

 

Johann Hieronymus Schroeder: “It has been the cross which has revealed to good men that their goodness has not been good enough” (= Saliblah yang telah menyatakan kepada orang-orang yang baik bahwa kebaikan mereka tidak cukup baik) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 145.

 

 

IV) Peringatan untuk yang tidak percaya.

 

Ay 40-41: (40) Karena itu, waspadalah, supaya jangan berlaku atas kamu apa yang telah dikatakan dalam kitab nabi-nabi: (41) Ingatlah, hai kamu penghina-penghina, tercenganglah dan lenyaplah, sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu, suatu pekerjaan, yang tidak akan kamu percayai, jika diceriterakan kepadamu’.

 

Peringatan bagi orang yang tidak mau percaya (ay 40-41). Ay 41 dikutip dari Hab 1:5 versi LXX / Septuaginta.

 

Adam Clarke: “‘Beware, therefore, lest that come upon you, which is spoken of in the prophets:’ If you reject these benefits, now freely offered to you in this preaching of Christ crucified, you may expect such judgments from the hand of God as your forefathers experienced, when, for their rebellion and their contempt of his benefits, their city was taken, their temple destroyed, and themselves either slain by the sword, or carried into captivity. It is evident that Paul refers to Hab. 1:5-10; and in those verses the desolation by the Chaldeans is foretold. Never was there a prophecy more correctly and pointedly applied. These Jews did continue to slight the benefits offered to them by the Lord; and they persevered in their rebellion: what was the consequence? The Romans came, took their city, burnt their temple, slew upwards of a million of them, and either carried or sold the rest into captivity. How exactly was the prophecy in both cases fulfilled! (= ‘Karena itu, berhati-hatilah, supaya jangan datang kepadamu, yang dikatakan dalam kitab nabi-nabi’: Jika kamu menolak kebaikan ini, yang sekarang dengan cuma-cuma ditawarkan kepadamu dalam pemberitaan tentang Kristus yang disalibkan ini, kamu bisa mengharapkan suatu penghakiman sedemikian rupa dari tangan Allah seperti yang dialami nenek moyangmu, ketika karena pemberontakan mereka dan kejijikan / sikap memandang rendah mereka terhadap kebaikan-kebaikanNya, kota mereka diambil, Bait Suci mereka dihancurkan, dan mereka sendiri dibunuh dengan pedang atau dibawa sebagai tawanan. Jelas bahwa Paulus menunjuk pada Hab 1:5-10; dan dalam ayat-ayat itu penghancuran oleh orang-orang Kasdim diramalkan. Tidak pernah ada suatu nubuat yang diterapkan dengan lebih benar dan lebih tajam. Orang-orang Yahudi ini terus mengabaikan kebaikan-kebaikan yang ditawarkan kepada mereka oleh Tuhan; dan mereka bertekun dalam pemberontakan mereka: apa akibatnya? Orang-orang Romawi datang, mengambil kota mereka, membakar Bait Suci mereka, membantai sampai satu juta orang dari mereka, dan membawa atau menjual sisanya sebagai tawanan. Alangkah persisnya nubuat ini digenapi dalam kedua kasus tersebut!).

 

Hab 1:5-10 - “(5) Lihatlah di antara bangsa-bangsa dan perhatikanlah, jadilah heran dan tercengang-cengang, sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu yang tidak akan kamu percayai, jika diceriterakan. (6) Sebab, sesungguhnya, Akulah yang membangkitkan orang Kasdim, bangsa yang garang dan tangkas itu, yang melintasi lintang bujur bumi untuk menduduki tempat kediaman, yang bukan kepunyaan mereka. (7) Bangsa itu dahsyat dan menakutkan; keadilannya dan keluhurannya berasal dari padanya sendiri. (8) Kudanya lebih cepat dari pada macan tutul, dan lebih ganas dari pada serigala pada waktu malam; pasukan berkudanya datang menderap, dari jauh mereka datang, terbang seperti rajawali yang menyambar mangsa. (9) Seluruh bangsa itu datang untuk melakukan kekerasan, serbuan pasukan depannya seperti angin timur, dan mereka mengumpulkan tawanan seperti banyaknya pasir. (10) Raja-raja dicemoohkannya dan penguasa-penguasa menjadi tertawaannya. Ditertawakannya tiap tempat berkubu, ditimbunkannya tanah dan direbutnya tempat itu”.

 

Barnes’ Notes: “‘Ye will not believe, when it shall be told you.’ So it ever is. Man never believes that God is in earnest until His judgments come. So it was before the flood, and with Sodom, and with Lot’s sons-in-law; so it was with Ahab and Jezebel; so with this destruction of Jerusalem by the Chaldaeans, and what is shadowed forth, by the Romans” (= ‘Engkau tidak akan percaya, ketika itu diceritakan kepadamu’. Begitulah selalu. Manusia tidak pernah percaya bahwa Allah bersungguh-sungguh sampai penghakimannya tiba. Demikianlah sebelum air bah, dan dengan Sodom, dan dengan menantu-menantu Lot; demikianlah dengan Ahab dan Izebel; demikianlah dengan penghancuran Yerusalem oleh orang-orang Kasdim, dan apa yang dibayangkannya, oleh orang-orang Romawi).

 

 

Penutup.

 

Penginjilan bukan hanya menjanjikan keselamatan bagi orang yang percaya, tetapi juga memberikan ancaman hukuman bagi yang menolak / tidak percaya. Kalau saudara mau percaya kepada Kristus, saudara akan diampuni dan masuk ke surga. Tetapi kalau saudara mengabaikan, menolak, tidak mau percaya kepada Kristus, maka saudara akan masuk ke neraka selama-lamanya. Pada saat itu saudara akan sadar bahwa semua ini benar, tetapi sudah terlambat. Karena itu, percayalah sekarang, sebelum terlambat!

 

 

-AMIN-

 



email us at : gkri_exodus@lycos.com