Khotbah Hari Raya Kristen

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


 

kenaikan Kristus ke surga 2001

 

Efesus 4:8-10

 

 

Ef 4:8-10 - “(8) Itulah sebabnya kata nas: ‘Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.’ (9) Bukankah ‘Ia telah naik’ berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? (10) Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu”.

 

I) Tafsiran sesat Andereas Samudera tentang Ef 4:8-10 ini.

 

Andereas Samudera: Ketika Tuhan Yesus mati di kayu salib, beberapa kejadian telah terjadi berturut-turut sebagai berikut: Ketika Ia menyerahkan nyawaNya kepada Bapa, Ia dalam keadaan Roh keluar dari tubuhnya dan turun ke Hades, disana Yesus memerdekakan orang-orang beriman Perjanjian Lama dari tempat mereka ditawan (prisoner of war) dan memindahkan tawanan-tawanan itu ke pangkuan Abraham (Efesus 4:8-9). Sejak saat itu orang-orang beriman Perjanjian Baru yang mati tidak turun ke Hades tetapi langsung dibawa malaikat ke atas, ke pangkuan Abraham (Lukas 16:22)” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 41.

 

Apa kesalahan kata-kata ini?

 

1)   Perhatikan bahwa ayat ini sama sekali tidak mengatakan bahwa ‘tawanan-tawanan’ itu adalah ‘orang-orang beriman jaman Perjanjian Lama yang ada di Hades’.

 

2)   Pembebasan itu terjadi antara kematian dan kebangkitan Yesus atau pada saat kenaikan Yesus ke surga?

 

Ef 4:8 mengatakan: Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan’. Kalau ‘tawanan-tawanan’ itu diartikan sebagai ‘orang-orang beriman jaman Perjanjian Lama yang ada di Hades’, maka ayat itu mengatakan bahwa saat pembebasan mereka bersamaan dengan saat Kristus naik ke surga. Ini tidak cocok dengan ajaran Andereas Samudera yang mengatakan bahwa pembebasan orang-orang itu terjadi pada saat di antara kematian dan kebangkitan Yesus. Perhatikan kata-kata ‘Ketika Tuhan Yesus mati di kayu salib’ dalam kutipan kata-kata Andereas Samudera di atas.

 

3)   Ayat ini bahkan tidak mengatakan bahwa Yesus turun ke Hades, tetapi ke ‘bagian bumi yang paling bawah’ (Ef 4:9), dan ini tidak menunjuk kepada ‘Hades’.

 

Lalu bagaimana penafsiran yang benar dari Ef 4:8-10 itu? Sebelum kita membahas Ef 4:8-10 itu, mari kita lebih dahulu membahas kontextnya.

 

 

II) Pembahasan kontext dari Ef 4:8-10.

 

1)   Dalam ay 3-6 Paulus berbicara tentang kesatuan orang-orang kristen.

 

Ay 3-6 - “Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua”.

 

2)   Lalu dalam ay 7 Paulus berbicara tentang pemberian karunia-karunia yang berbeda-beda kepada anak-anak Tuhan.

 

Ay 7: “Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus”.

 

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

 

a)   Pemberian karunia-karunia dilakukan sesuai kehendak Kristus / Allah, bukan sesuai kehendak kita.

 

Hodge mengatakan bahwa posisi dari setiap anggota tubuh, bukan ditetapkan oleh anggota itu sendiri tetapi oleh Allah. Mata tidak membuat dirinya sendiri sebagai mata; demikian juga dengan telinga dan sebagainya. Dan demikian juga halnya dengan pemberian karunia-karunia dalam gereja. Posisi, karunia, dan fungsi yang berbeda-beda ditetapkan bukan oleh orang kristen tetapi oleh Kristus. Ini terlihat dari kata-kata ‘menurut ukuran pemberian Kristus’ pada akhir ay 7, yang artinya adalah ‘sesuai dengan apa yang menurutNya cocok untuk diberikan’.

 

Charles Hodge: “The position, moreover, of each member in the body, is not determined by itself, but by God. The eye does not make itself the eye, nor the ear, the ear. It is thus in the church. The different positions, gifts, and functions of its members, are determined not by themselves but by Christ. ... There is this diversity of gifts, and the distribution of these gifts is in the hand of Christ. ... They are distributed, ... according to the measure of the gift of Christ; that is, as he sees fit to give. The rule is not our merit, or our previous capacity, nor our asking, but his own good pleasure” (= ) - ‘A Commentary on the Epistle to the Ephesians’, hal 211,212.

 

Bdk. 1Kor 12:11,18 - “Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya. .... Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendakiNya.

 

b)   Apa hubungannya kesatuan orang-orang kristen (ay 3-6) dengan pemberian karunia-karunia yang berbeda-beda (ay 7)?

 

Calvin menganggap bahwa pemberian karunia-karunia yang berbeda-beda ini merupakan cara Allah untuk mempersatukan orang-orang kristen. Tidak ada orang kristen yang mempunyai semua karunia sehingga tanpa pertolongan orang kristen yang lain bisa menyuplai semua kebutuhan rohaninya sendiri. Allah memberikan kepada setiap orang kristen sebagian dari karunia-karunia yang ada, supaya hanya dengan bekerja sama dengan orang-orang kristen yang lainlah tubuh Kristus / gereja bisa dibangun.

 

Hodge mengatakan bahwa setiap orang kristen harus puas dengan posisi / karunia-karunia yang diberikan kepadanya. Ia tidak boleh iri hati kepada orang kristen yang mempunyai posisi / karunia-karunia yang lebih tinggi, dan ia tidak boleh merendahkan orang kristen yang mempunyai posisi / karunia-karunia yang lebih rendah. Menolak untuk menempati posisi yang ditentukan baginya dalam gereja, sama dengan menolak untuk termasuk dalam gereja. Hodge mengatakan bahwa jika kaki menolak untuk menjadi kaki, maka itu tidak menjadikannya sebagai tangan. Ia seharusnya dipotong dan binasa.

 

Charles Hodge: “The duty, ... which arises from all this is, that very one should be contented with the position assigned him; neither envying those above, nor despising those below him. To refuse to occupy the position assigned us in the church, is to refuse to belong to it at all. If the foot refuses to be the foot, it does not become the hand, but is cut off and perishes” (= ) - ‘A Commentary on the Epistle to the Ephesians’, hal 212.

 

Penerapan:

 

Kalau gereja hanya dilayani oleh pendeta saja, maka ini salah. Bandingkan dengan Kel 18 dimana Musa, yang melayani seorang diri, dinasehati oleh Yitro, untuk memilih orang-orang kepada siapa ia bisa mendelegasikan pelayanannya. Dengan demikian bukan saja tugasnya yang tadinya terlalu berat itu menjadi berkurang, tetapi juga jemaat ikut melayani. Juga bandingkan dengan Kis 6:1-7 yang menunjukkan bahwa para rasul tidak mau ‘melayani meja’ (diakonia), dan lalu mengangkat 7 orang diaken untuk menangani tugas itu, karena para rasul itu mau berkonsentrasi pada pelayanan firman dan doa.

 

3)   Ay 8-10 merupakan suatu ‘interupsi’.

 

Hodge mengatakan (hal 212) bahwa posisi yang begitu tinggi yang diberikan oleh ay 7 kepada Yesus dalam gereja, menyebabkan Paulus menginterupsi dirinya sendiri / menyimpang sebentar dari pokok pembicaraan, untuk menunjukkan bahwa semua ini sesuai dengan apa yang sudah diajarkan oleh Kitab Suci tentang hal ini. Karena itu ia lalu mengatakan ay 8-10, dan lalu pada ay 11 ia kembali kepada topik tentang karunia-karunia.

 

 

III) Pembahasan Ef 4:8-10.

 

1)   Ay 8: “Itulah sebabnya kata nas: ‘Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.’”.

 

Ini dikutip dari Maz 68:19 - “Engkau telah naik ke tempat tinggi, telah membawa tawanan-tawanan; Engkau telah menerima persembahan-persembahan di antara manusia, bahkan dari pemberontak-pemberontak untuk diam di sana, ya TUHAN Allah”.

 

a)   Maz 68 adalah nyanyian kemenangan. Paulus mengutip dan menerapkannya kepada Kristus karena kenaikan Kristus ke surga memang adalah suatu kemenangan.

 

Calvin: “The noblest triumph which God ever gained was when Christ, after subduing sin, conquering death, and putting Satan to flight, rose majestically to heaven, that he might exercise his glorious reign over the Church. ... no ascension of God more triumphant or memorable will ever occur, than that which took place when Christ was carried up to the right hand of the Father, that he might rule over all authorities and powers, and might become the everlasting guardian and protector of his people” (= ) - hal 272.

 

b)   Hodge mengatakan bahwa apa yang dikatakan oleh Maz 68:19 tentang Yahweh, oleh Paulus diterapkan kepada Kristus, dan ini menunjukkan bahwa Kristus adalah Yahweh sendiri.

 

Charles Hodge: “what is said in Ps. 68:18, of Jehovah as ascending to heaven and leading captivity captive, is here said to refer to Christ” (= ) - ‘A Commentary on the Epistle to the Ephesians’, hal 216.

 

c)   ‘Tawanan-tawanan’.

 

Ini sama sekali tidak menunjuk kepada orang-orang kudus Perjanjian Lama, yang ditawan oleh setan, seperti yang dikatakan oleh Andereas Samudera.

 

Ada yang mengartikan sebagai ‘musuh-musuh Kris­tus’ dan ada pula yang mengartikan sebagai ‘anak-anak Allah’. Calvin mengambil kedua arti itu, sedangkan Hodge lebih condong pada arti pertama.

 

Calvin: “‘Captivity’ is a collective noun for ‘captive enemies’; and the plain meaning is, that God reduced his enemies to subjection, which was more fully accomplished in Christ than in any other way. He has not only gained a complete victory over the devil, and sin, and death, and all the power of hell, - but out of rebels he forms every day a willing people, when he subdues by his word the obstinacy of our flesh. On the other hand, his enemies - to which class all wicked men belong - are held bound by chains of iron, and are restrained by his power from exerting their fury beyond the limits which he shall assign” (= ) - hal 272-273.

 

Bdk. Maz 110:3 (KJV): Thy people shall be willing in the day of thy power, in the beauties of holiness from the womb of the morning: thou hast the dew of thy youth (= ).

 

Charles Hodge: “These captives thus led in triumph may be either the enemies of Christ, Satan, sin, and death, which is the last enemy which shall be destroyed; or his people, redeemed by his power and subdued by his grace. The former is perhaps the more consistent with the figure, and with the parallel passages quoted above” (= ) - ‘A Commentary on the Epistle to the Ephesians’, hal 214.

 

d)   Dalam Ef 4:8 digunakan kata ‘memberikan’; padahal dalam Maz 68:19 digunakan kata ‘meneri­ma’.

 

Penjelasan:

 

1.   Dalam Maz 68:19 kata bahasa Ibrani yang digunakan adalah ‘LAKAKH’, yang bisa diterjemah­kan ‘menerima’, ‘mengambil’, ‘membawa’, ‘memberi’.

 

2.   Allah menerima persembahan dalam Maz 68 adalah untuk diberikan. Jadi dalam kata ‘menerima’ itu terkandung juga arti ‘memberi’.

 

Jadi, sebetulnya tidak ada pertentangan antara Maz 68:19 dan Ef 4:8.

 

Hodge mengatakan (hal 216) bahwa penulis-penulis Perjanjian Baru, yang dipenuhi dengan Roh Kudus yang sama yang menggerakkan nabi-nabi Perjanjian Lama, tidak terikat pada bentuk / kata-kata tetapi sering memberikan artinya secara umum dari text yang mereka kutip.

 

e)   ‘Pemberian-pemberian’.

 

Sekalipun dalam bahasa Yunani tidak digunakan KHARISMATA, tetapi DOMATA, tetapi ‘pemberian-pemberian’ ini kelihatannya menunjuk kepada ‘karunia-karunia’. Ada yang menambahkan ‘Roh Kudus’ dan ‘keselamatan’, tetapi kelihatannya tidak sesuai dengan kontext.

 

Tetapi kalau istilah itu menunjuk kepada ‘karunia-karunia’, maka ada yang mungkin bertanya: Mengapa pemberi dari karunia-karunia ini bukan Roh Kudus tetapi Kristus? John Stott menjawab (hal 159) bahwa adalah salah untuk mengatakan bahwa karunia-karunia semata-mata merupakan pemberian Roh Kudus. Di sini dikatakan bahwa itu merupakan pemberian dari Kristus, sedangkan dalam Ro 12:3b dikatakan bahwa Allahlah (Allah Bapa) yang adalah pemberinya. Jadi ketiga pribadi dari Allah Tritunggal itu tidak boleh dipisah-pisahkan, Mereka secara bersama-sama bekerja dalam setiap aspek dari kesejahteraan gereja.

 

2)   Ay 9: “Bukankah ‘Ia telah naik’ berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?”.

 

Ayat ini memang sering dipakai sebagai dasar untuk mengatakan bahwa pada saat mati, Yesus turun ke Hades, seperti yang juga dilakukan oleh Andereas Samudera. Tetapi Hodge mengatakan (hal 220) bahwa penafsiran seperti ini sama sekali tidak cocok dengan Maz 68 yang sedang dibicarakan oleh Paulus.

 

Kalau demikian apa arti dari kata-kata ‘bagian bumi yang paling bawah’? Kata-kata ini memungkinkan 2 arti:

 

a)   Artinya adalah kuburan.

 

Bdk. Maz 63:10 - “Tetapi orang-orang yang berikhtiar mencabut nyawaku, akan masuk ke bagian-bagian bumi yang paling bawah.

 

Kalau diambil arti pertama ini, maka kata-kata  ‘Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah’ menunjuk pada penguburan Kristus.

 

b)   Artinya sekedar adalah ‘bumi’.

 

Bdk. Maz 139:13-16 - “Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepadaMu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagiMu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mataMu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitabMu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya”.

 

Kata-kata yang digaris-bawahi itu tidak mungkin menunjuk kepada Hades, tetapi pasti sekedar berarti ‘bumi’.

 

Bandingkan juga dengan:

 

·        Yoh 8:23 - “Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini”.

 

·        Kis 2:19 - “Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi:”.

 

KJV: And I will shew wonders in heaven above, and signs in the earth beneath; (= Dan Aku akan menunjukkan mujizat-mujizat di langit / surga di atas, dan tanda-tanda di bumi di bawah;).

 

Bandingkan Kis 2:19 ini dengan Yoel 2:30 dari mana ia dikutip - Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di langit dan di bumi:”.

 

Saya lebih condong pada arti kedua, dan karena itu saya berpendapat bahwa kata ‘turun’ menunjuk pada ‘inkarnasi’; sedangkan kata ‘naik’ menunjuk pada ‘kenaikan ke surga’. Dengan demikian Ef 4:9 ini menjadi mirip dengan Yoh 3:13 - “Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia”.

 

Bandingkan juga dengan ayat-ayat lain yang sering mengkontraskan kedatangan Yesus ke dunia dengan kenaikanNya ke surga, seperti:

 

·        Yoh 8:14b - “Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi”.

 

·        Yoh 16:28 - “Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa.’”.

 

John Stott, sekalipun menerima penafsiran kedua ini, tetapi lalu menambahkan dengan mengatakan bahwa mungkin kata-kata ‘Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah’ itu berhubungan dengan perendahan yang paling rendah yang dialami oleh Kristus yaitu pada waktu Ia disalibkan.

 

John Stott: “Perhaps, however, ... Christ descended to the depths of humiliation when he came to earth. Or possibly the allusion is to the cross, and ‘to the experience of the nethermost depths, the very agonies of hell which Christ endured there. Such an interpretation would fit well with Philippians 2:5-11, where ‘even death on a cross’ describes his deepest humiliation, which was followed by his supreme exaltation” (= Tetapi mungkin, ... Kristus turun kepada kedalaman perendahan pada waktu Ia datang ke bumi. Atau mungkin hubungannya adalah dengan salib, dan ‘pada pengalaman tentang kedalaman yang paling bawah, penderitaan neraka yang Kristus alami di sana. Penafsiran seperti itu cocok dengan Filipi 2:5-11, dimana kata-kata ‘bahkan sampai mati di kayu salib’ menggambarkan perendahannya yang terdalam, yang disusul oleh pemuliaanNya yang tertinggi) - ‘The Message of Ephesians’, hal 158.

 

Sedangkan Hendriksen menghubungkan bagian ini dengan saat dimana Yesus ‘turun ke neraka’, yaitu saat dimana Ia berteriak: ‘AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?’ (Mat 27:46).

 

William Hendriksen: “on Calvary’s cross he descended to regions lower than the earth, that is, to the experience of the nethermost depths, they very agonies of hell (Matt. 27:46)” [= pada salib Kalvari Ia turun ke daerah / bagian yang lebih rendah dari bumi, yaitu, kepada pengalaman dari kedalaman yang terendah, penderitaan dari neraka (Mat 27:46)] - hal 193.

 

3)   Ay 10: “Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu”.

 

Calvin menganggap bahwa kata-kata ‘untuk memenuhkan / memenuhi segala sesuatu’, artinya ‘memenuhi seluruh alam semesta dengan kehadiran & kuasa­Nya’.

 

Calvin mengatakan bahwa kalau kita hanya mendengar Kristus naik ke surga, maka kita merasa jauh dari Dia, karena itu ditambahkan ‘untuk memenuhi segala sesuatu’ supaya kita tahu bahwa Ia tetap dekat dengan kita.

 

Calvin: “When we hear of the ascension of Christ, it instantly strikes our minds that he is removed to a great distance from us; and so he actually is, with respect to his body and human presence. But Paul reminds us, that while he is removed from us in bodily presence, he fills all things by the power of his Spirit” (= Pada waktu kita mendengar tentang kenaikan Kristus ke surga, kita langsung berpikir bahwa Ia terpisah oleh jarak yang jauh dari kita; dan memang Ia jauh dari kita berkenaan dengan tubuhNya dan kehadiran manusiaNya. Tetapi Paulus mengingatkan kita, bahwa sementara Ia jauh dari kita dalam kehadiran manusiaNya, Ia memenuhi segala sesuatu melalui kuasa RohNya) - hal 276.

 

Barclay: “he did not ascend up on high to leave the world; he ascended up on high to fill the world with his presence. ... To Paul the ascension of Jesus meant not a Christ-deserted but a Christ-filled world” (= Ia bukannya naik ke surga untuk meninggalkan dunia ini; Ia naik ke surga untuk memenuhi dunia dengan kehadiranNya. ... Bagi Paulus kenaikan Yesus ke surga bukan berarti suatu dunia yang ditinggalkan oleh Kristus, tetapi suatu dunia yang dipenuhi oleh Kristus) - hal  144,145.

 

Hendriksen menganggap (hal 195) bahwa kata-kata ‘memenuhkan segala sesuatu’ berarti ‘memenuhi alam semesta dengan pemberian-pemberianNya’, baik itu berupa keselamatan maupun karunia-karunia pelayanan. Ia menolak penafsiran Calvin di atas dengan alasan sebagai berikut:

“it is not clear how Christ, by means of his ascension, could become omnipresent. As to his deity he was already omnipresent. And as to his human nature, unless we accept the general proposition that by means of the ascension something peculiar to the divine nature is communicated to the human nature - which is not the Reformed position - it is hard to see how that human nature could now become omnipresent” (= tidak jelas bagaimana Kristus, melalui kenaikanNya ke surga, bisa menjadi maha ada. Berkenaan dengan keilahianNya Ia sudah maha ada. Dan berkenaan dengan hakekat manusia, kecuali kita menerima / mempercayai pandangan umum bahwa melalui kenaikanNya sesuatu yang khas dari hakekat ilahi diberikan kepada hakekat manusia, yang bukan merupakan pandangan Reformed, adalah sukar untuk melihat bagaimana hakekat manusia itu sekarang bisa menjadi maha ada) - hal 194.

 

Saya kira Hendriksen terlalu menekankan kata ‘untuk’ dalam Ef 4:10, dan saya tetap setuju dengan pandangan Calvin. Calvin memang berpendapat bahwa hakekat manusia dari Yesus itu tidak maha ada, tetapi tetap ada di surga, sampai saat pemulihan segala sesuatu.

 

Calvin: “as respects his body, the saying of Peter holds true, that ‘the heaven must receive him until the times of restitution of all things, which God hath spoken by the mouth of all his holy prophets since the world began.’ (Acts 3:21)” [= berkenaan dengan tubuhNya, kata-kata Petrus tetap benar bahwa ‘surga harus menerimaNya sampai saat pemulihan segala sesuatu, yang telah difirmankan Allah oleh mulut dari semua nabi-nabi kudusNya sejak dunia ada’. (Kis 3:21)] - hal 276.

 

Kis 3:21 - Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabiNya yang kudus di zaman dahulu”.

 

Perlu diketahui bahwa kata yang diterjemahkan ‘tinggal’ seharusnya artinya adalah ‘receive’ (= menerima).

 

NASB: ‘whom heaven must receive until the period of restoration of all things ...’ (= yang harus diterima di surga sampai masa pemulihan segala sesuatu ...).

 

F. F. Bruce (NICNT): “Jesus, their Messiah, ... had been received up into the divine presence, and would remain there until the consummation of all that the prophets, from the earliest days, had foretold” (= Yesus, Mesias mereka, ... telah diterima ke dalam hadirat ilahi, dan akan tinggal di sana sampai penyempurnaan dari semua yang sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi sejak semula) - ‘The Book of the Acts’, hal 91.

 

Adam Clarke: “he has ascended unto heaven, ... and there he shall continue till he comes again to judge the quick and the dead” (= Ia telah naik ke surga, ... dan Ia akan terus di sana sampai Ia datang lagi untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati) - hal 707.

 

J. A. Alexander: “In the mean time, i.e. until God shall send Christ and the times of refreshing from his presence, he is committed to the heavens ... Till this great cycle has achieved its revolution, and this great remedial process has accomplished its design, the glorified body of the risen and ascended Christ not only may but must, as an appointed means of that accomplishment, be resident in heaven, and not on earth” (= Sementara itu, yaitu sampai Allah mengirim Kristus dan saat penyegaran dari hadiratNya, Ia dibatasi di surga ... Sampai siklus yang besar ini telah mencapai siklus lengkap, dan proses penyembuhan yang besar ini telah menyelesaikan tujuannya, tubuh yang dimuliakan dari Kristus yang telah bangkit dan naik ke surga itu bukan hanya bisa / boleh, tetapi harus, sebagai suatu cara yang ditetapkan untuk penyelesaian itu, tinggal di surga, dan bukan di bumi) - hal 116,118.

 

Matthew Poole: “‘Whom heaven must receive;’ that is, contain after it hath received him, as a real place doth a true body; for such Christ’s body was, which was received into heaven: and heaven is the place and throne of this King of kings and Lord of lords, where he shall reign until he hath put all his enemies under his feet, 1Cor. 15:25” (= ‘Yang surga harus menerima’; artinya, menahan setelah surga menerimaNya, sebagai suatu tempat yang nyata menerima suatu tubuh yang sungguh-sungguh; karena begitulah tubuh Kristus itu, yang diterima di dalam surga: dan surga merupakan tempat dan takhta dari Raja dari segala raja dan Tuhan dari segala tuhan, dimana Ia akan memerintah sampai Ia telah meletakkan semua musuhNya di bawah kakiNya, 1Kor 15:25) - hal 393.

 

 

Penutup:

 

Kristus yang telah naik ke surga itu, akan kembali ke dunia untuk keduakalinya (Kis 1:11), untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati (Ro 2:16  2Tim 4:1  Ibr 10:30). Dan salah satu yang akan dipersoalkan adalah: apa yang kita lakukan dengan karunia-karunia yang telah diberikan kepada kita (bdk. Mat 25:14-30 - perumpamaan tentang talenta), dan apakah kita melakukan pelayanan dengan baik atau tidak.

 

Mat 24:45-51 - “Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi”.

 

Maukah saudara melayani dengan sungguh-sungguh sementara menunggu kedatanganNya yang keduakalinya? Tuhan memberkati saudara.

 

 

-AMIN-

 



email us at : gkri_exodus@lycos.com