Khotbah Hari Raya Kristen

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


 

Pentakosta 1998

 

Yohanes 14:15-20,25-27

 

 

I) Yesus meninggalkan murid-murid.

 

1)   Yesus berkata bahwa Ia akan pergi meninggalkan murid-muridNya (ay 18-19,27-28).

 

Kata ‘pergi’ atau ‘meninggalkan’ tidak menunjuk pada kematian di salib, atau setidaknya tidak hanya menunjuk pada kematian di salib. Ini pasti juga menunjuk pada kenaikan ke surga.

 

2)   Yesus berkata: “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai ‘yatim piatu’” (ay 18a).

 

William Barclay: “The word he uses is ORPHANOUS. It means ‘without a father’, but it was also used of disciples and students bereft of the presence and the teaching of a beloved master” (= Kata yang Ia gunakan adalah ORPHANOUS. Itu berarti ‘tanpa ayah’, tetapi itu juga digunakan tentang murid-murid dan pelajar-pelajar yang kehilangan kehadiran dan pengajaran dari guru yang dicintai).

 

Charles Haddon Spurgeon: “Without their Lord, believers would, apart from the Holy Spirit, be like other orphans, unhappy and desolate. Give them what you might, their loss could not have been recompensed” (= Tanpa Tuhan mereka, orang-orang percaya, terpisah dari Roh Kudus, akan menjadi seperti anak-anak yatim yang lain, tidak bahagia dan sendirian / kesepian. Berikan mereka apa yang bisa engkau berikan, kehilangan mereka tidak bisa digantikan) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’ , vol IX, hal 33.

 

Calvin: “This passage shows what men are, and what they can do, when they have been deprived of the protection of the Spirit. They are orphans, exposed to every kind of fraud and injustice, incapable of governing themselves, and, in short, unable of themselves to do any thing” (= Text ini menunjukkan apa manusia itu, dan apa yang dapat mereka lakukan, jika mereka kehilangan perlindungan Roh. Mereka adalah anak yatim, terbuka terhadap segala jenis penipuan dan ketidakadilan, tidak mampu menguasai diri mereka sendiri, dan, singkatnya, tidak mampu melakukan apapun dari diri mereka sendiri).

 

3)   Untuk menjelaskan apa yang ia maksud dengan ‘tidak meninggalkan kamu sebagai yatim-piatu’, Yesus lalu melanjutkan kata-kataNya dengan mengatakan ‘Aku datang kembali kepadamu’ (ay 18b). Perhatikan kata ‘Aku’ dalam ay 18b ini.

 

a)   Yesus bukan menyuruh seseorang lain.

 

Kalau Yesus mengirimkan seorang malaikat, itu sudah merupakan kasih karunia. Kalau Yesus mengirimkan seorang hambaNya atau anakNya, itu juga sudah merupakan anugerah yang luar biasa bagi kita yang jahat dan tidak setia.

 

b)   Yesus bukan hanya memberikan suatu pemberian.

 

Kalau Yesus memberikan firmanNya, kasih karuniaNya, kekuatanNya bagi kita dsb, maka itu juga sudah merupakan anugerah yang luar biasa.

 

Tetapi Yesus berkata ‘Aku’. Yesus sendiri akan bersama kita! Tetapi awas, ini tidak menunjuk pada kedatangan Yesus yang keduakalinya, tetapi menunjuk pada kedatanganNya melalui Roh Kudus pada hari Pentakosta. Memang pribadi-pribadi dalam Allah Tritunggal tidak boleh dikacaukan. Allah Bapa tidak sama dengan Allah Anak, dan Allah Anak tidak sama dengan Allah Roh Kudus, dan Allah Roh Kudus tidak sama dengan Allah Bapa. Tetapi ketiga pribadi ini mempunyai suatu kesatuan, karena hakekatnya cuma satu. Karena itu bisa dikatakan bahwa pada waktu Roh Kudus turun, Yesus datang kembali.

 

4)   Janji dalam ay 18 ini diberikan kepada ‘kamu’, yaitu murid-murid, kecuali Yudas Iskariot!

 

Yudas Iskariot sudah meninggalkan Yesus dan murid-murid yang lain dalam Yoh 13:27-30. Jadi ia tidak termasuk dalam penerima janji dalam ay 18 ini. Yesus tidak mengucapkan janji ini kepada Yudas, karena ia adalah seorang rasul, tetapi ia bukan orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus! Yudas sebetulnya termasuk dalam kata ‘dunia’ dalam ay 17, dan tentang ‘dunia’ ini Yesus berkata bahwa mereka tidak dapat menerima Dia, melihat Dia atau mengenal Dia’.

 

Tetapi di dalam ‘kamu’ dalam ay 18 itu, termasuk Petrus yang akan menyangkal Yesus 3 x, Thomas yang akan meragukan kebangkitan Yesus, murid-murid yang lain yang pada waktu Yesus ditangkap akan lari meninggalkan Yesus, dsb. Bagi mereka tetap berlaku janji ini. Mereka boleh tidak setia, tetapi Yesus tetap setia! Bdk. 2Tim 2:13 - “jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diriNya”.

 

Janji ini juga berlaku untuk saudara asal saudara adalah orang percaya yang sejati. Saudara mungkin mengutamakan uang dari pada Tuhan, saudara mungkin medit dalam memberi persembahan bagi Tuhan, saudara mungkin malas dalam melayani Tuhan. Saudara mungkin malas dalam berdoa dan membaca / belajar Firman Tuhan. Saudara mungkin sudah meninggalkan kasih yang semula. Tetapi Yesus tetap tidak akan meninggalkan saudara sebagai yatim piatu!

 

 

II) Yesus memberikan Roh Kudus.

 

Sekarang kita kembali kepada Roh Kudus, dalam diri siapa Yesus akan kembali kepada murid-muridNya.

Roh Kudus disebut ‘penolong (Yunani: PARAKLETOS) yang lain‘ (ay 16).

 

Yesus menyebut Roh Kudus dengan istilah ‘PARAKLETOS yang lain’, karena Yesus sendiri juga disebut PARAKLETOS, yaitu dalam 1Yoh 2:1 yang berbunyi: “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang ‘pengantara’ (= PARAKLETOS) pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil”.

 

Ada 2 kata bahasa Yunani yang berarti ‘yang lain (= another)’, yaitu ALLOS dan HETEROS. Tetapi kedua kata ini ada bedanya.

 

W.E. Vine dalam bukunya yang berjudul ‘An Expository Dictionary of New Testament Words’ mengatakan sebagai berikut: “ALLOS ... denotes another of the same sort; HETEROS ... denotes another of a different sort” (= ALLOS ... menunjuk pada yang lain dari jenis yang sama; HETEROS ... menunjuk pada yang lain dari jenis yang berbeda).

 

Illustrasi: Di sini ada 1 gelas Aqua. Kalau saya menginginkan 1 gelas Aqua lagi, yang sama dengan yang ada di sini, maka saya akan menggunakan kata ALLOS. Tetapi kalau saya menghendaki jenis minuman yang lain, misalnya Coca Cola, maka saya harus menggunakan kata HETEROS, bukan ALLOS.

 

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘yang lain’ dalam Yoh 14:16 bukan­lah HETEROS, tetapi ALLOS. Andaikata yang digunakan adalah HETER­OS, maka itu akan menunjukkan adanya perbedaan sifat antara Yesus dan Roh Kudus, sehingga bisa saja Yesusnya sabar sedangkan Roh Kudusnya tidak, atau Yesus adalah Allah dan seorang yang berpriba­di, sedangkan Roh Kudus bukan. Tetapi karena kata Yunani yang digunakan adalah ALLOS, ini menunjukkan bahwa Roh Kudus, sekalipun adalah penolong / PARAKLETOS yang lain dari pada Yesus, tetapi mempunyai sifat-sifat yang sama dengan Yesus.

 

Karena itu dalam komentarnya tentang ayat ini William Hendriksen mengatakan tentang Roh Kudus sebagai berikut:

“He is another Helper, not a different Helper. The word another indicates one like myself, who will take my place, do my work. Hence, if Jesus is a person, the Holy Spirit must also be a per­son” (= Ia adalah Penolong yang lain, bukan Penolong yang berbeda. Kata yang lain menunjukkan seseorang seperti aku sendiri, yang akan mengambil tempatku, melakukan pekerjaanku. Jadi, jika Yesus adalah seorang pribadi, Roh Kudus harus juga adalah seorang priba­di).

 

William Hendriksen melanjutkan dengan berkata:

“For the same reason, if Jesus is divine, the Spirit, too, must be divine” (= dengan alasan yang sama, jika Yesus bersifat ilahi / adalah Allah, Roh juga harus bersifat ilahi / adalah Allah).

 

Kesimpulan: sama seperti Yesus, Roh Kudus adalah Allah, dan Roh Kudus adalah seorang pribadi. Ini penting untuk saudara camkan khususnya pada waktu menghadapi orang Saksi Yehovah, yang menganggap Roh Kudus hanya sebagai ‘kuasa Allah’, dan dengan demikian tidak mempercayai keilahian maupun kepribadian Roh Kudus

 

 

III) Fungsi Roh Kudus.

 

1)   Roh Kudus disebut sebagai ‘penolong’ (ay 16), dalam bahasa Yunaninya adalah PARAKLETOS.

 

Kata PARAKLETOS muncul 5 x dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Yoh 14:16  Yoh 14:26  Yoh 15:26  Yoh 16:7  1Yoh 2:1, dan diterjemahkan secara berbeda-beda oleh versi Kitab Suci yang berbeda.

 

                  Yoh 14:16       Yoh 14:26       Yoh 15:26       Yoh 16:7         1Yoh 2:1

 

KS Ind       Penolong        Penghibur      Penghibur      Penghibur      Pengantara

 

NASB       Helper             Helper             Helper             Helper             Advocate

 

NKJV        Helper             Helper             Helper             Helper             Advocate

 

KJV           Comforter       Comforter       Comforter       Comforter       Advocate 

 

RSV          Counselor      Counselor      Counselor      Counselor      Advocate

 

NIV            Counselor      Counselor      Counselor      Counselor      One who

                                                                                                                  speaks in

                                                                                                                  our defense

 

Keterangan / terjemahan:

 

Helper = Penolong.

 

Comforter = Penghibur.

 

Counselor = Penasehat.

 

Advocate = Pengacara / Penasehat hukum.

 

One who speaks in our defense = seseorang yang berbicara untuk membela kita.

 

a)   Tentang kata PARAKLETOS ini William Barclay berkata: “The Greeks used the word in a wide variety of ways. A parakletos might be a person called in to give witness in a law court in someone’s favour; he might be an advocate called in to plead the cause of someone under a charge which would issue in serious penalty; he might be an expert called in to give advice in some difficult situation; he might be a person called in when, for example, a company of soldiers were depressed and dispirited to put a new courage into their minds and hearts. Always a parakletos is someone called in to help in time of trouble or need” (= Orang Yunani menggunakan kata ini dalam bermacam-macam cara. Parakletos bisa adalah orang yang dipanggil untuk memberi kesaksian untuk membantu seseorang dalam pengadilan; ia bisa adalah seorang pengacara yang dipanggil untuk membela perkara seseorang yang ada di bawah tuduhan yang bisa menyebabkan hukuman yang serius; ia bisa adalah seorang ahli yang dipanggil untuk memberikan nasehat dalam situasi yang sulit; ia bisa adalah seseorang yang dipanggil pada waktu, misalnya, suatu kompi / rombongan tentara sedang tertekan dan putus asa, untuk memberikan keberanian / semangat yang baru ke dalam pikiran dan hati mereka. Parakletos selalu adalah seseorang yang dipanggil untuk menolong pada waktu kesukaran atau kebutuhan).

 

Pada waktu Yesus masih bersama murid-muridNya, Ialah yang menolong murid-muridNya menghadapi serangan setan, Ia yang selalu memberi nasehat kepada murid-muridNya, Ia juga yang menguatkan mereka pada saat sedih, putus asa, dsb. Setelah Yesus meninggalkan murid-muridNya, Roh Kudus akan datang menggantikan Yesus melakukan hal-hal itu.

 

b)   William Hendriksen: “... one Helper is leaving, but he leaves with the purpose of sending another. Moreover, the first Helper, though physically absent, will remain a Helper. He will be their Helper in heaven. The other will be their Helper on earth. The first pleads their case with God. The second pleads God’s case with them” (= ... satu Penolong pergi, tetapi Ia pergi dengan tujuan untuk mengirimkan yang lain. Lebih lagi, Penolong yang pertama, sekalipun tidak hadir secara fisik, akan tetap menjadi Penolong. Ia akan menjadi Penolong mereka di surga. Yang lain akan menjadi Penolong mereka di bumi. Yang pertama membela / memohonkan kasus mereka terhadap Allah. Yang kedua membela / memohonkan kasus Allah terhadap mereka).

 

Bagian terakhir kutipan ini agak kurang jelas. Mungkin maksudnya sbb:

 

Yesus menjadi Penolong kita di surga, dimana Ia membela kasus kita terhadap Allah. Jadi kalau kita berbuat dosa, dan Allah murka kepada kita, maka Yesus membela kita dan berkata: ‘Bapa, Aku sudah mati menebus dosa itu, ampunilah Dia’. Dan Bapa pasti mengampuni dosa kita.

 

Tetapi Roh Kudus menjadi Penolong kita di bumi, dimana Ia membela kasus Allah terhadap kita. Misalnya kalau kita mengalami banyak penderitaan, dan lalu kita berkata: ‘Allah itu kejam, tidak peduli kepada kamu, dsb’. Maka Roh Kudus membela Allah, dan berusaha meyakinkan kita bahwa Allah itu kasih. Atau kalau kita menganggap suatu bagian Firman Tuhan sebagai salah, dan bahwa Allah itu tidak bijaksana karena memberikan bagian Firman itu, maka Roh Kudus membela Allah.

 

Tetapi dengan demikian Roh Kudus itu menolong Allah atau menolong kita? Tetap menolong kita, karena kalau kita mempunyai pandangan yang tidak benar tentang Allah ? Firman Allah, itu jelas tidak mengarahkan diri kita pada kebenaran!

 

c)   Ada yang mengkontraskan PARAKLETOS dengan ‘accuser’ (= pendakwa). Ini memang cocok, karena dalam sidang pengadilan, tugas pembela adalah menolong terdakwa dari serangan / tuduhan pendakwa (jaksa / penggugat). Juga perlu diketahui bahwa salah satu nama untuk setan adalah DIABOLOS (Wah 12:9) yang berarti ‘accuser’ (= pendakwa). Ia disebut demikian karena ia memang sering mendakwa kita di hadapan Allah (Ayub 1:6-11  Ayub 2:1-5  Zakh 3:1  Wah 12:10). Setan juga sering mendakwa kita dalam hati kita sendiri. Memang dakwaan / tuduhan dalam hati kita, bahwa kita telah berbuat dosa, bisa datang dari Allah, tetapi bisa juga datang dari setan. Bagaimana membedakannya?

 

Warren W. Wiersbe: “It is important that we learn to distinguish between Satan’s accusations and the Spirit’s conviction. ... When the Spirit of God convicts you, he uses the Word of God in love and seeks to bring you back into fellowship with your Father. When Satan accuses you, he uses your own sins in a hateful way, and he seeks to make you feel helpless and hopeless” (= Adalah penting bahwa kita belajar untuk membedakan antara tuduhan setan dan penyadaran / penginsyafan Roh. ... Pada saat Roh Allah menyadarkan / menginsyafkan kamu, Ia menggunakan Firman Allah dalam kasih dan berusaha membawa kamu kembali kepada persekutuan dengan Bapamu. Pada waktu setan menuduh kamu, ia menggunakan dosa-dosamu sendiri dengan cara yang penuh kebencian, dan ia berusaha membuat kamu merasa tidak berdaya dan putus asa) - ‘The Strategy of Satan’, hal 85.

 

Kalau tuduhan berdosa itu datang dari Allah, pasti akan hilang begitu kita mengakui dosa dengan sungguh-sungguh / bertobat, karena tujuan Tuhan menuduh kita adalah untuk mempertobatkan kita. Tetapi kalau datang dari setan, maka hal ini tidak akan hilang sekalipun kita sudah menyesali dosa / bertobat, karena tujuan setan adalah untuk menghancurkan kita. Tuduhan setan itu menyebabkan orang yang sudah bertobat / mengaku dosa itu tetap merasakan adanya ‘guilty feeling’ (= perasaan bersalah). Ini khususnya sering muncul pada saat:

 

·        berdoa / bersaat teduh.

 

·        mau mengikuti Perjamuan Kudus!

 

·        melayani Tuhan.

 

·        belajar Firman Tuhan.

 

Ini menyebabkan kita lalu merasa tidak layak untuk berdoa / bersekutu dengan Tuhan, ikut Perjamuan Kudus, maupun melayani Tuhan, sekalipun kita sudah mengakui dosa dan menyesalinya dengan sungguh-sungguh.

 

Tuduhan setan ini menyebabkan orang yang sudah betul-betul menyesali / bertobat dari dosanya, tetap merasa sedih, dan bahkan menjadi putus asa karena dosa-dosanya.

 

Warren W. Wiersbe mengatakan:

“See how subtle and merciless Satan really is. Before we sin - while he is tempting us - he whispers, ‘You can get away with this!’  Then after we sin, he shouts at us, ‘You will never get away with this!’” (= lihatlah betapa licik dan tak-berbelas-kasihan-nya setan itu. Sebelum kita berbuat dosa - pada saat ia masih mencobai kita - ia berbisik, ‘Kamu bisa meloloskan diri dengan ini!’  Lalu setelah kita berbuat dosa, ia berteriak kepada kita, ‘Kamu tidak akan pernah lolos dengan ini!’) - ‘The Strategy of Satan’, hal 84.

 

Terhadap dakwaan semacam inilah Roh Kudus berperan sebagai Pembela / Pengacara. Ia mengingatkan kita akan kasih Allah yang menyebabkanNya selalu mau mengampuni kita dan akan penebusan yang sempurna yang dilakukan oleh Kristus bagi kita. Pembelaan dari Pengacara kita ini membuat kita bisa mengatasi tuduhan setan.

 

2)   Roh Kudus disebut ‘Roh Kebenaran’ (ay 17). Mengapa?

 

a)   Karena Ia mengajarkan kebenaran (ay 26).

 

Calvin: “the outward preaching will be vain and useless, if it be not accompanied by the teaching of the Spirit. God has therefore two ways of teaching; for, first, he sounds in our ears by the mouth of men; and, secondly, he addresses us inwardly by his Spirit; and he does this either at the same moment, or at different times, as he thinks fit” (= khotbah lahiriah akan sia-sia dan tak berguna, jika itu tidak disertai oleh pengajaran dari Roh. Karena itu Allah mempunyai 2 cara mengajar; karena pertama, Ia berbicara di telinga kita oleh mulut manusia; dan, kedua, Ia berbicara kepada kita dari dalam oleh RohNya; dan Ia melakukan ini atau pada waktu yang sama, atau pada waktu yang berbeda, seperti yang Ia anggap baik).

 

Ay 26: Roh Kudus mengingatkan ajaran Kristus!

 

Calvin: “... he will not be a builder of new revelations. ... But the Spirit that introduces any doctrine or invention apart from the Gospel is a deceiving spirit, and not the Spirit of Christ” (= ... Ia tidak akan menjadi pembangun / pendiri wahyu yang baru. ... Tetapi Roh yang memperkenalkan doktrin / ajaran atau penemuan terpisah dari Injil adalah roh penipu, dan bukan Roh Kristus).

 

Bdk. Toronto Blessing yang oleh para pendukungnya dianggap sebagai manifestasi / pekerjaan / lawatan Roh Kudus!

 

b)   Karena Ia memimpin kita pada kebenaran.

 

Dalam ay 15 dan ay 21 Yesus membicarakan ketaatan, sedangkan di antara ke dua ayat itu Yesus berbicara tentang Roh Kudus. Mengapa? Karena kita tidak mungkin bisa taat tanpa pertolongan dan pekerjaan Roh Kudus.

 

3)   Roh Kudus memberikan damai (ay 27).

 

a)   Apakah damai itu?

 

Leon Morris (NICNT):

 

·        “It is worth noting that in the Bible ‘peace’ is given a wider and deeper meaning than in other Greek writings. For the Greeks (as for us) peace was essentially negative, the absence of war. But for the Hebrews it meant positive blessing, especially a right relationship with God” [= Adalah bermanfaat untuk memperhatikan bahwa dalam Alkitab ‘damai’ diberikan arti yang lebih lebar dan lebih dalam dari pada dalam tulisan-tulisan Yunani lainnya. Untuk orang Yunani (seperti untuk kita) damai secara hakiki adalah negatif, tidak adanya perang. Tetapi untuk orang Ibrani itu berarti berkat positif, khususnya hubungan yang benar dengan Allah].

 

·        “... the peace of which He speaks is not dependent on any outward circumstances, as any peace the world can give must necessarily be” (= ... damai tentang mana Ia berbicara tidak tergantung pada keadaan luar apapun, sebagaimana damai yang dunia bisa berikan selalu demikian).

 

b)   Damai itu disebabkan / diberikan oleh Roh Kudus.

 

Leon Morris (NICNT): “... the peace that Jesus gives men is the natural result of the presence within them of the Holy Spirit, of whom Jesus has been speaking. Peace is Jesus’ bequest to His disciples” (= ... damai yang Yesus berikan kepada manusia adalah akibat alamiah dari kehadiran Roh Kudus di dalam mereka, tentang siapa Yesus telah berbicara. Damai adalah warisan / pusaka Yesus bagi murid-muridNya).

 

Ingat juga bahwa Gal 5:22 mengatakan bahwa ‘damai’ adalah buah Roh Kudus.

 

Tetapi perlu juga diingat bahwa Roh Kudus tidak memberikan damai tanpa peduli bagaimana saudara hidup. Karena Ia berfungsi memimpin saudara pada kebenaran, maka kalau saudara hidup benar, Ia memberi damai, tetapi kalau saudara hidup berdosa, apalagi secara sadar dan dengan sikap tegar tengkuk, Ia mencabut damai itu, dan memberikan kegelisahan, kesumpekan dsb dalam hati saudara.

 

 

-AMIN-

 



email us at : gkri_exodus@lycos.com