Raja Hizkia

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


 
II RAJA-RAJA 19:1-37
 

I. Hizkia mengirim utusan kepada Yesaya dan jawabannya (ay 1-7).

1. Masuknya Hizkia ke rumah Tuhan (ay 1) jelas menunjukkan bahwa sebetulnya di sini ia sudah berdoa.

2. Hizkia mengirim utusan kepada Yesaya bin Amos (ay 2b).

Kata ‘Amos’ dalam ‘Yesaya bin Amos’ ini tak boleh dikacaukan dengan nabi Amos; dalam bahasa Ibrani kedua nama itu berbeda ejaannya.

3. Pesan Hizkia (ay 3-4).
 

a. Ay 3: hari kesesakan, hari hukuman dan penistaan.

Ada yang mengatakan bahwa ini hukuman dari Allah, dan ada yang mengatakan bahwa ini adalah hukuman dari Asyur / Sanherib.

b. Hizkia meminta Yesaya untuk juga berdoa (ay 4b).

Jelas bahwa kalau yang berdoa lebih banyak, lebih baik! Karena itu kalau datang dalam persekutuan doa dan melihat yang datang sudah banyak jangan lalu ditinggal pulang!

c. Ay 4 akhir: ‘sisa yang masih tinggal ini’.

Adam Clarke menafsirkan ‘sisa’ ini sebagai ‘Yehuda’, karena yang 10 suku sudah dikalahkan dan masuk ke dalam pembuangan ke Asyur (18:9-12), tetapi kebanyakan penafsir mengatakan bahwa ini adalah ‘sisa dari Yehuda’, karena raja Asyur itu sudah mengalahkan banyak kota di Yehuda (18:13), dan tentu saja membunuh dan menawan banyak orang Yehuda, sehingga tersisa hanya sebagian. Bahwa penafsiran kedua yang benar, terlihat dengan jelas dari ay 30 yang mengatakan ‘orang-orang yang terluput di antara kaum Yehuda’.
 

4. Jawaban lisan dari Tuhan melalui Yesaya (ay 6-7).

Ay 7: ‘suatu roh’. Ini = RSV/NIV/NASB.

KJV: a blast’ (= suatu bunyi, hembusan, ledakan).

Saya tidak mengerti mengapa diterjemahkan demikian oleh KJV, karena kata Ibrani yang dipakai adalah RUACH, yang memang berarti ‘roh’.

Barnes’ Notes: "I will take from him his present pride and will put in him a new spirit, a spirit of craven fear" (= Aku akan mengambil darinya kesombongannya saat ini dan memasukkan ke dalamnya roh yang baru, roh ketakutan yang bersifat pengecut) - hal 285.

5. Jawaban praktis (ay 8-9).

Tetapi sekalipun ada kejadian dalam ay 8-9, raja Asyur mengirim pesan yang bersifat mengancam / mengejek kepada Hizkia (ay 9b-13).
 

II. Doa Hizkia (ay 14-19). 1. Hizkia menerima surat dari utusan Sanherib (ay 14).

Sebetulnya saat-saat seperti ini merupakan pencobaan yang hebat bagi Hizkia.

Pulpit Commentary: "It was a trying position for Hezekiah. Both the letter of Sennacherib, and the circumstances in which he was placed, were a strong temptation to him to distrust God. He might have said, ‘Is this the reward which my service of God has brought me? I have been faithful to God’s commands. I have restored the temple; I have restored the service of God. I have thrown down the altars and high places, and broken the images in pieces. Even the brazen serpent, which the people valued so highly as a relic of the past, I have ground to powder, because their idolatry of it was dishonouring to God. And now is it thus that God rewards me?’" (= Ini merupakan posisi yang menguji bagi Hizkia. Baik surat Sanherib, maupun keadaan dalam mana ia diletakkan, merupakan pencobaan yang kuat baginya untuk tidak mempercayai Allah. Ia bisa saja berkata: ‘Inikah upah yang dihasilkan pelayananku bagi Allah? Selama ini aku telah setia pada perintah-perintah Allah. Aku telah memulihkan Bait Allah; Aku telah memulihkan pelayanan bagi Allah. Aku telah menjatuhkan mezbah-mezbah dan bukit-bukit pengorbanan, dan menghancurkan patung-patung. Bahkan ular tembaga, yang dinilai begitu tinggi sebagai benda peninggalan masa lalu, telah aku hancurkan menjadi debu, karena penyembahan mereka terhadapnya merupakan tindakan yang tidak menghormati Allah. Dan sekarang, demikiankah Allah mengupahiku?’) - hal 394.

Pulpit Commentary: "One of the common difficulties which tempts us to distrust God is the prosperity of the wicked. Everything seems to prosper with men who have no respect for the Law of God. The temptation is for us, in distrust of God’s promises, to imitate their godless practices" (= Salah satu dari kesukaran-kesukaran yang umum yang mencobai kita untuk tidak mempercayai Allah adalah kemakmuran orang jahat. Segala sesuatu kelihatannya berhasil dengan baik bagi orang yang tidak mempunyai hormat terhadap Hukum Allah. Pencobaan bagi kita adalah dalam ketidak percayaan kepada Allah kita meniru praktek-praktek jahat mereka) - hal 394.

2. Hizkia berdoa (ay 14).

Pulpit Commentary: "A short time before, when Sennacherib was capturing his cities, and had advanced upon Jerusalem, Hezekiah sent a message to him, saying, ‘ I have offended; return from me: that which thou puttest on me will I bear.’ Sennacherib appointed him the exorbitant tribute of three hundred talents of silver and thirty talents of gold. Hezekiah was in a great straits for means to meet this demand. In his difficulties he imitated the foolish action of his own father Ahaz, and took the silver that was found in the house of the Lord, besides cutting off the gold from the doors and pillars of the temple, and then sent this as a peace offering to Sennacherib. But notwithstanding all this, Sennacherib did not give up his warlike intentions. He once more threatened Jerusalem. This time Hezekiah acts differently. He had learned now the mistake of rashly yielding to difficulties. It is a lesson we all need to learn. If we yield to our difficulties, they will return again, and with renewed force. One difficulty yielded to makes the next harder to resist. One difficulty resisted makes the next one far easier to overcome" (= Sesaat sebelumnya, pada waktu Sanherib merebut kota-kotanya, dan maju menuju Yerusalem, Hizkia mengirimkan pesan kepadanya, berbunyi: ‘Aku telah berdosa; undurlah dari padaku; apapun yang kaubebankan kepadaku akan kupikul’. Sanherib menetapkan baginya upeti yang luar biasa besarnya yaitu 300 talenta perak dan 30 talenta emas. Hizkia ada dalam kesukaran yang besar untuk memenuhi tuntutan ini. Dalam kesukarannya ia meniru tindakan bodoh dari ayahnya sendiri yaitu Ahas, dan mengambil perak yang ditemukan dalam rumah Tuhan, disamping mengerat emas dari pintu-pintu dan pilar-pilar dari Bait Allah, dan lalu mengirimkannya sebagai korban damai kepada Sanherib. Tetapi meskipun demikian Sanherib tidak berhenti dari sikap suka perangnya. Ia sekali lagi mengancam Yerusalem. Kali ini Hizkia bertindak berbeda. Sekarang ia telah belajar tentang kesalahan dari penyerahan yang terburu-buru kepada kesukaran. Ini adalah pelajaran yang perlu dipelajari oleh kita semua. Jika kita menyerah pada kesukaran kita, kesukaran itu akan kembali lagi dengan kekuatan yang diperbaharui. Penyerahan kepada satu kesukaran membuat kesukaran selanjutnya lebih sukar untuk ditahan. Satu kesukaran yang ditahan membuat kesukaran yang selanjutnya jauh lebih mudah untuk dikalahkan) - hal 395.

  Pulpit Commentary: "He spread the letter before the Lord. ... The best thing we can do with our difficulties is to spread them out before God" (= Ia membeberkan surat itu di hadapan Tuhan. ... Hal terbaik yang bisa kita lakukan dengan kesukaran-kesukaran kita adalah membeberkannya di hadapan Allah) - hal 395.

3. Doa Hizkia itu diawali dengan pujian (ay 15); permohonan baru ada dalam ay 16 dan seterusnya.

Ini kontras dengan doa kebanyakan orang, khususnya yang berada dalam problem yang hebat, dimana mereka langsung memulai doa mereka dengan permohonan.

Pujian seperti ini penting karena kata-kata pujian itu sendiri menguatkan iman Hizkia. Tuhan yang bertakhta di atas kerubim, dan yang adalah Allah dari semua kerajaan, dan yang adalah pencipta langit dan bumi itu (ay 15), pastilah cukup berkuasa untuk menolongnya dari ancaman / serangan Asyur.

4. Tujuan doa Hizkia (ay 19).

Ay 19b: ini tujuan dari doa Hizkia, yaitu ‘supaya segala kerajaan di bumi mengetahui, bahwa hanya Engkau sendirilah Allah, ya TUHAN’.

Hizkia tidak mau bahwa YAHWEH diakui sebagai salah satu dari banyak allah. Ia mau YAHWEH diakui sebagai satu-satunya Allah yang benar! Dengan kata lain tujuan doa ini adalah kemuliaan Tuhan.

Pulpit Commentary: "Hezekiah prays for a signal vengeance on Sennacherib, not for his own sake, not even for his people’s sake, so much as for the vindication of God’s honour among the nations of the earth - that it may be known far and wide that Jehovah is a God who can help, the real Ruler of the world, against whom earthly kings and earthly might avail nothing" (= Hizkia berdoa untuk suatu pembalasan yang merupakan tanda terhadap Sanherib, bukan demi dirinya sendiri, bahkan bukan demi rakyatnya, tetapi untuk membela kehormatan Allah di antara bangsa-bangsa di dunia ini - supaya bisa diketahui secara meluas bahwa Yehovah adalah Allah yang bisa menolong, Penguasa sesungguhnya dari dunia ini, terhadap siapa raja-raja dan kekuatan duniawi tak berguna) - hal 385-386.

Pulpit Commentary: "The glory of God is the end of creation; and God’s true saints always bear the fact in mind, and desire nothing so much as that his glory should be shown forth everywhere and always" (= Kemuliaan Allah adalah tujuan penciptaan; dan orang-orang kudus kepunyaan Allah selalu mengingat hal ini, dan tidak menginginkan apapun sebanyak mereka menginginkan bahwa kemuliaanNya harus selalu ditunjukkan dimana-mana) - hal 385.

Dalam Saat Teduh saya tgl 17 Nopember yang lalu Charles Haddon Spurgeon memberikan renungan tentang Ro 11:36b - "Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya", dan ia berkata sebagai berikut:

"This should be the single desire of the Christian. All other wishes must be subservient and tributary to this one. The Christian may wish for prosperity in his business, but only so far as it may help him to promote this: ‘To Him be glory for ever.’ He may desire to attain more gifts and more graces, but it should only be that ‘To Him may be glory for ever.’ You are not acting as you ought to when you are moved by any other motive than a single eye to your Lord’s glory" (= Ini harus menjadi keinginan tunggal dari orang Kristen. Semua keinginan yang lain harus tunduk dan membayar upeti kepada yang satu ini. Orang Kristen boleh menginginkan kemakmuran dalam bisnisnya, tetapi hanya selama itu bisa menolongnya untuk memajukan ini: ‘BagiNyalah kemuliaan selama-lamanya’. Ia boleh menginginkan untuk mencapai lebih banyak karunia dan lebih banyak kasih karunia, tetapi hanya supaya ‘BagiNyalah kemuliaan selama-lamanya’. Engkau tidak bertindak seperti yang seharusnya pada waktu engkau digerakkan oleh motif yang lain selain hanya menginginkan kemuliaan Tuhan saja) - ‘Morning and Evening’, November 17, morning.

Bdk. 1Kor 10:31 yang berbunyi: "Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah".
 

III. Jawaban doa Hizkia (ay 20-37). 1. Allah lagi-lagi memberi firman / jawaban lisan melalui Yesaya (ay 20).   Ay 20 (KJV): ‘Then Isaiah the son of Amoz sent to Hezekiah, saying, ...’ [= Lalu Yesaya bin Amos mengirimkan (orang) kepada Hizkia, dan berkata: ...].

Pulpit Commentary: "That he sends his answer, instead of taking it, is indicative of the high status of the prophets at this period, which made it not unseemly that, in spiritual matters, they should claim at least equality with the monarch" (= Bahwa ia mengirimkan jawabannya, dan bukannya membawanya sendiri, merupakan petunjuk tentang status yang tinggi dari nabi-nabi pada masa ini, yang membuatnya pantas bahwa, dalam hal-hal rohani, mereka mengclaim sedikitnya kesetaraan dengan raja) - hal 386.

Penerapan:

2. Isi firman / jawaban lisan tersebut (ay 20-34).
  a. Ay 20 ditujukan kepada Hizkia.

b. Ay 21-28 ditujukan kepada Sanherib (kata ‘dia’ dalam ay 21a menunjuk kepada Sanherib).

Mungkin saudara bertanya: apa gunanya Tuhan berfirman kepada Sanherib, padahal firman itu rasanya tidak disampaikan kepada Sanherib? Gunanya adalah untuk menguatkan iman Hizkia. Pada waktu ia tahu bahwa Tuhan memang murka dan akan menghukum Sanherib, itu tentu menguatkan Hizkia.

Sekarang mari kita membahas beberapa hal dalam kata-kata Tuhan kepada Sanherib:

Lama sebelum saat ini Tuhan sudah menubuatkan melalui Yesaya bahwa Asyur akan menjadi ‘cambuk murka’ Tuhan untuk menghajar umatNya (Yes 10:5-6). Allah menubuatkan seperti itu karena hal itu memang sudah Ia tetapkan dalam kekekalan. Jadi sebetulnya Asyur bisa menang karena penetapan Allah. Tetapi ternyata Asyur menjadi tinggi hati dan mengira bahwa kekuatannya sendirilah yang menyebabkan ia bisa menang. Karena itu Tuhan lalu menghajar Asyur (Yes 10:7-19), tetapi hal ini tak dipersoalkan dalam ay 25 ini.

Pulpit Commentary: "‘Hast thou not heard, how from long ago I have acted thus? Hast thou never been taught that revolutions, conquests, the rise and fall of nations, are God’s doing, decreed by him long, long ago - ay, from the creation of the world? Art thou not aware that this is so, either from tradition, or by listening to the voice of reason within thine own heart?’ It is implied that such knowledge ought to be in the possession of every man" (= ‘Tidakkah engkau mendengar, bagaimana sejak dulu Aku telah bertindak demikian? Tidakkah engkau pernah diajar bahwa revolusi, penaklukan, muncul / bangkit dan jatuhnya bangsa-bangsa, merupakan tindakan Allah, ditetapkan olehNya dahulu kala, sejak penciptaan dunia ini? Apakah engkau tidak sadar bahwa ini memang demikian, atau dari tradisi atau dengan mendengar pada suara dari akal / pikiran di dalam hatimu?’ Secara tidak langsung ini menunjukkan bahwa pengetahuan seperti itu seharusnya dimiliki oleh setiap orang) - hal 387.

  Catatan: saya tidak setuju dengan kalimat yang saya garisbawahi.

Adam Clarke: "Here Jehovah speaks, and shows this boasting king that what he had done was done by the Divine appointment, and that of his own counsel and might he could have done nothing. It was because God had appointed them to this civil destruction that he had overcome them; and it was not through his might" (= Di sini Yehovah berbicara, dan menunjukkan raja yang menyombongkan diri ini bahwa apa yang telah ia lakukan terjadi oleh penetapan Ilahi, dan bahwa dari rencana dan kekuatannya sendiri ia tidak bisa berbuat apa-apa. Adalah karena Allah telah menentukan mereka untuk dihancurkan maka ia bisa mengalahkan mereka; dan itu bukanlah karena kekuatannya) - hal 547.

  Barnes’ Notes: "The former part of the verse refers to the secret Divine decrees, whereby the affairs of this world are determined and ordered from the very beginning of things" (= Bagian pertama dari ayat ini menunjuk pada Ketetapan Ilahi yang rahasia dengan mana semua kejadian dunia ini ditentukan dan diperintah / diatur dari permulaan segala sesuatu) - hal 288.

Matthew Poole: "Hast thou not long since learned that which some of thy philosophers could and did teach thee, that there is a supreme and powerful God, by whose decree and providence all these wars and calamities were sent and ordered whose mere instrument thou art, so that thou hast no cause for these vain boasting? This work is mine, more than thine" (= Tidakkah engkau sejak dahulu belajar / tahu apa yang bisa diajarkan dan memang diajarkan oleh para ahli filsafatmu, bahwa ada Allah yang tertinggi dan berkuasa, oleh ketetapan dan providensia siapa semua perang dan bencana ini dikirimkan dan diatur, dimana engkau hanya merupakan alatNya belaka, sehingga engkau tidak mempunyai alasan untuk kesombongan yang sia-sia ini? Ini lebih merupakan pekerjaanKu dari pada pekerjaanmu) - hal 760.

  Keil & Delitzsch: "The words are still addressed to the Assyrian, of whom the Lord inquires whether he does not know that the destructive deeds performed by him had been determined very long before" (= Kata-kata ini masih ditujukan kepada orang Asyur itu, kepada siapa Tuhan bertanya apakah ia tidak tahu bahwa tindakan penghancuran yang ia lakukan telah ditentukan jauh sebelumnya) - hal 453.

Dalam pembahasan tentang ayat paralel dari ay 25 ini yaitu Yes 37:26, E. J. Young berkata:

"God has not recently devised this plan, but accomplished it from afar, away off, i.e., from eternity. What the Assyrian has done in climbing Lebanon, obtaining water from the desert, drying up the Niles, etc. is something that God long ago had determined upon. ... The entire Old Testament militates against the conception of a God who is subject to time and space. The things that occur on this earth are the outworking of a purpose and plan that God devised in eternity before the foundation of the world. ... God has foreordained whatsoever comes to pass, and that is also true with respect to Sennacherib and the Assyrian invasions" (= Allah bukannya baru-baru ini merencanakan rencana ini, tetapi menyelesaikannya / menyempurnakannya sejak dahulu, yaitu sejak kekekalan. Apa yang telah Asyur lakukan dalam memanjat Lebanon, mendapatkan air dari padang pasir, mengeringkan S. Nil, dsb., merupakan sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah sejak dahulu kala. ... Seluruh Perjanjian Lama menentang konsep tentang Allah yang tunduk pada waktu dan ruang. Hal-hal yang terjadi di bumi ini merupakan pelaksanaan dari suatu tujuan dan rencana yang Allah rencanakan dalam kekekalan sebelum penciptaan dunia ini. ... Allah telah menentukan apapun yang akan terjadi, dan itu juga benar berkenaan dengan Sanherib dan penyerangan yang dilakukan oleh Asyur) - ‘Isaiah’, vol 2, hal 492,493.

  Tetapi Matthew Poole berkata bahwa ay 25 ini bisa diterjemahkan secara berbeda yaitu:

‘Hast thou not heard that I have made it long ago, and formed it of ancient times? Now have I brought it to pass, that thou shouldest be to laid waste fenced cities into ruinous heaps’ (= Tidakkah engkau mendengar bahwa Aku telah membuatnya dahulu kala, dan membentuknya sejak jaman purbakala? Sekarang Aku mewujudkannya, bahwa engkau membuat sunyi senyap kota-kota yang berkubu menjadi timbunan batu).

Catatan: kata ‘it’ (= nya) yang saya garisbawahi menunjuk kepada ‘Yehuda’.

Matthew Poole menganggap ini arti yang lebih benar, karena menurutnya jauh lebih mungkin bahwa raja Asyur telah mendengar tentang pembebasan Israel dari Mesir, pertolongan Allah bagi Israel dalam menyeberangi Laut Merah dsb, dari pada bahwa raja Asyur telah mendengar ajaran tentang Penetapan Allah dan ProvidensiaNya.

Keberatan:

Kata ‘Sedang’ di awal ay 26 ini diterjemahkan Therefore’ (= Karena itu) oleh KJV / NASB, karena ay 26 memang merupakan akibat dari ay 25. Jadi, karena adanya penentuan Allah yang dibicarakan dalam ay 25, maka Israel / Yehuda tidak mempunyai kekuatan untuk melawan Asyur.   Tentang ay 26 ini Barnes’ Notes mengatakan:

"The weakness of the nations exposed to the Assyrian attacks was as much owing to the Divine decrees as was the strength of the Assyrians themselves" (= Baik kelemahan dari bangsa-bangsa yang terbuka terhadap serangan Asyur, maupun kekuatan dari Asyur sendiri, disebabkan oleh ketetapan Ilahi) - hal 288.

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘my hook’ (= kaitKu).

Ada yang menterjemahkan ‘My ring’ (= cincinKu).

Pulpit Commentary: "The imagery is most striking. Captive kings were actually so treated by the Assyrians themselves. A hook or split-ring was thrust through the cartilage of the nose or the fleshy part of the under lip, with a rope or thong attached to it, and in this guise they were led into the monarch’s presence, to receive their final sentence at his hands" (= Gambaran ini sangat menyolok. Raja-raja yang ditangkap betul-betul diperlakukan seperti itu oleh orang Asyur sendiri. Suatu kait atau cincin ditembuskan melalui tulang rawan dari hidung atau bibir bagian bawah, dengan tali atau tali kulit diikatkan padanya, dan dengan cara inilah mereka dibawa ke hadapan raja, untuk menerima hukuman terakhir dari tangannya) - hal 388. Bdk. 2Taw 33:11 Yes 30:4 Yeh 29:4 Yeh 38:4.

  Tetapi Pulpit Commentary menambahkan bahwa ancaman dalam ay 28b ini tidak dimaksudkan secara hurufiah (ini terlihat dari ay 28c: ‘dan Aku akan memulangkan engkau melalui jalan, dari mana engkau datang’). Jadi artinya hanyalah bahwa Tuhan akan menghancurkan kesombongan Sanherib, dan merendahkannya sampai tingkat yang sangat rendah.
 
c. Ay 29-34 ditujukan untuk Hizkia lagi.
Karena pada waktu pengepungan banyak orang lari masuk ke kota Yerusalem yang berkubu. Setelah pengepungan selesai, maka mereka keluar lagi. KJV: ‘the zeal of the LORD of hosts shall do this’ (= semangat Tuhan semesta alam akan melakukan ini).

RSV: ‘the zeal of the LORD will do this’ (= semangat TUHAN akan melakukan ini).

NIV: ‘the zeal of the LORD Almighty will accomplish this’ (= semangat TUHAN yang mahakuasa akan mengerjakan ini).

NASB: ‘the zeal of the LORD shall perform this’ (= semangat TUHAN akan melakukan ini).

Mungkin ‘semangat’ ini menunjuk pada cinta dan perhatian Tuhan kepada umatNya.

Matthew Poole: "Although when you reflect upon yourselves, and consider either your present fewness and weakness, or your great unworthiness, this may seem too great a blessing for you to expect or believe; yet God will do it from the zeal which he hath, both for his own name, to vindicate it from the blasphemous reproaches of the Assyrians, and for the good of his undeserving people" (= Sekalipun pada waktu engkau membayangkan dirimu sendiri, dan mengingat jumlahmu yang sedikit dan kelemahanmu saat ini, atau ketidakberhargaanmu yang besar, ini kelihatannya merupakan berkat yang terlalu besar untuk kauharapkan atau kaupercaya; tetapi Allah akan melakukannya dari semangat yang Ia miliki, baik untuk namaNya sendiri, untuk mempertahankannya dari celaan yang bersifat menghujat dari orang-orang Asyur, maupun untuk kebaikan dari umatNya yang tidak layak mendapatkannya) - hal 761.

  Penerapan: kalau saudara merasa diri tidak layak, jangan pikir Allah tidak akan melindungi / memelihara / memberkati.
Ini menunjukkan setiap pikiran, kehendak, jari, dan anak panah dari tentara Asyur dikuasai dan diatur oleh Tuhan. Ini berhubungan dengan kebiasaan penyerangan terhadap kota berkubu, dimana tentara penyerang naik menggunakan tangga, sambil berlindung pada perisai yang besar terhadap serangan dari musuh yang ada di dalam kubu. Ini menunjuk pada tindakan menumpukkan gundukan tanah pada tembok / kubu lalu menumbuk tembok dengan kayu besar yang ujungnya diberi / dilapisi besi dengan tujuan untuk menghancurkan / memecahkan tembok.

Barnes’ Notes: "Walls were made very solid towards their base, for the purpose of resisting the ram; half-way up their structure was comparatively weak and slight. The engines of the assailants, rams and catapults, where therefore far more serviceable if they could attack the upper and weaker portion of the defences; and it was to enable them to reach these portions that the ‘mounds’ were raised" (= Tembok-tembok dibuat sangat kokoh pada bagian bawah, dengan tujuan untuk menahan benturan; mulai bagian tengah ke atas strukturnya relatif lebih lemah dan tipis. Karena itu, alat-alat dari para penyerang, alat penumbuk dan katapel, lebih berguna jika mereka menyerang bagian atas yang lebih lemah dari tembok pertahanan itu; dan untuk memungkinkan mereka mencapai bagian-bagian inilah maka gundukan tanah itu dibuat) - hal 289.
 

Jadi semua usaha penyerangan dikatakan tidak akan terjadi. Ini disebabkan karena Tuhan memagarinya (ay 34).  
3. Jawaban praktis dari Tuhan (ay 35-37).
  a. Ay 35: malaikat Tuhan membunuh 185.000 tentara Asyur.

Tidak jelas apakah ini adalah seorang malaikat, atau Tuhan sendiri (istilah Malaikat TUHAN sering menunjuk kepada Tuhan sendiri, seperti dalam Hak 13:3-22). Kebanyakan berpendapat bahwa ini adalah malaikat biasa. Kalau ini benar, ini menunjukkan kekuatan dari seorang malaikat!

b. Ay 36: mengapa Tuhan / malaikat itu tidak membunuh Sanherib bersama 185.000 tentaranya itu?

c. Ay 37: Sanherib mati dibunuh anak-anaknya sendiri. Penutup.

Pulpit Commentary: "We learn the advantage of entire reliance on God. While Hezekiah leaned on the help of man, he could accomplish nothing. When he cast himself on God’s help, he was saved. God has all power in heaven and earth at his command, and is able to do all things for us" (= Kita mempelajari keuntungan dari kebersandaran sepenuhnya kepada Allah. Selama Hizkia bersandar pada pertolongan manusia, ia tidak mencapai apa-apa. Pada waktu ia menyerahkan dirinya sendiri pada pertolongan Allah, ia diselamatkan. Allah mempunyai seluruh kuasa di surga dan di bumi, dan mampu melakukan segala sesuatu bagi kita) - hal 404.

Dalam menghadapi problem apapun, bersandarlah, bukan kepada diri sendiri ataupun orang lain, tetapi hanya kepada Allah! Maukah saudara? Tuhan memberkati saudara.

 

-AMIN-
 

email us at : gkri_exodus@mailcity.com