Raja Hizkia

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


 
II RAJA-RAJA 18:1-37
 

I. Hizkia dan kesalehannya.

1. Hizkia.
  a. Nama Hizkia berarti ‘strength of Jehovah’ (= kekuatan dari Yehovah).

b. Ay 1: ia berusia 25 tahun pada waktu ia menjadi raja.

Pernyataan ini sukar untuk diharmoniskan dengan 16:2 yang mengatakan bahwa ayah Hizkia menjadi raja pada usia 20 tahun dan memerintah selama 16 tahun, karena itu menunjukkan bahwa ayah Hizkia (Ahas), menikah pada usia 10 tahun dan mempunyai anak Hizkia pada usia 11 tahun.

Barnes’ Notes: "This is not impossible; but its improbability is so great, that most commentators suggest a corruption in some of the numbers" (= Ini bukannya tidak mungkin, tetapi kemungkinan tidaknya adalah begitu besar sehingga kebanyakan penafsir mempertimbangkan suatu perubahan angka) - hal 280.

Pulpit Commentary (hal 312) mengatakan bahwa dalam 2Raja 16:2 ada beberapa manuscript yang menuliskan 25, bukan 20. Ini lebih memungkinkan.

Ada lagi penafsir yang berkata bahwa semua angka-angka itu adalah pembulatan. Jadi ay 1 sebetulnya adalah 24 lebih sedikit tetapi dibulatkan menjadi 25; sedangkan dalam 2Raja 16:2 bilangan 20 mungkin seharusnya adalah 20 lebih beberapa bulan, dan bilangan 16 seharusnya juga 16 lebih beberapa bulan. Dengan demikian maka Ahas mempunyai anak Hizkia pada usia sekitar 13 tahun atau bahkan hampir 14 tahun. Dan ini adalah sesuatu yang memungkinkan.
 

2. Kesalehan Hizkia (ay 3-5).
  a. Ini khususnya ia tunjukkan dengan menghancurkan penyembahan berhala, termasuk ular tembaga yang dulu dibuat oleh Musa (ay 4).

Ular tembaga itu disebut ‘Nehustan’ artinya: ‘a piece of brass’ / ‘sepotong kuningan’ (Pulpit hal 376). Ular tembaga yang dulunya tidak apa-apa dan bahkan bermanfaat (Bil 21:4-9), sekarang disembah dan karenanya harus dihancurkan.

Pulpit Commentary: "We see from this how thing originally sacred may become a snare and a temptation. ... Thus from the veneration of martyrs in the Christian Church there grew the worship of relics" (= Kita melihat dari sini bagaimana hal-hal yang mula-mula kudus bisa menjadi suatu jerat dan pencobaan. ... Demikianlah dari pemujaan para martir dalam Gereja Kristen muncullah penyembahan terhadap relics) - hal 376-377.

Catatan: ‘relic’ = benda peninggalan, seperti giginya Yohanes Pembaptis, potongan kayu salib, dsb.

Penerapan: hati-hati juga dengan benda-benda seperti salib, Kitab Suci, bahkan roti dan anggur dalam Perjamuan Kudus. Jangan memberhalakan benda-benda itu!

b. Ay 5: ‘di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia’.

Hal yang sama dikatakan tentang Yosia (23:25). Ungkapan ini mungkin bersifat amsal dan artinya hanyalah bahwa raja itu mempunyai kesalehan yang istimewa.

Pulpit Commentary: "as exactly the same words are used of Josiah in ch. 23:25, the true conclusion would seem to be rather that Hezekiah and Josiah were selected from the rest, and placed upon a par, above all the others" (= karena kata-kata yang persis sama digunakan terhadap Yosia dalam pasal 23:25, kesimpulan yang benar kelihatannya adalah bahwa Hizkia dan Yosia dipilih dari sisanya, dan ditempatkan pada tingkatan di atas yang lain) - hal 358.

c. Dalam 2Taw 29-31 reformasi yang dilakukan oleh Hizkia diceritakan secara lebih terperinci, yang mencakup hal-hal ini:

Dan 2Taw 29:3 mengatakan bahwa Hizkia memulai reformasi itu pada tahun pertama bulan pertama dari pemerintahannya! Dan ia memulai dari sudut rohani / agama!

Pulpit Commentary: "Had he waited, had he begun his reign by tolerating idolatry for a while, he would have found it much harder to overthrow afterwards" (= Andaikata ia menunggu, andaikata ia memulai pemerintahannya dengan mentoleransi penyembahan berhala untuk sementara waktu, ia akan mendapatkan bahwa hal itu akan jauh lebih sukar untuk dibuang) - hal 371.

  Penerapan:
II. Problem yang dialami Hizkia. 1. Mula-mula Hizkia terus menang dalam peperangan yang ia lakukan (ay 7a,8).

2. Hizkia memberontak terhadap Asyur (ay 7b).

Pulpit (hal 372) mengatakan bahwa mungkin Hizkia mulai percaya pada kekuatannya sendiri. Ia memberontak terhadap Asyur tanpa minta pimpinan Tuhan dalam hal itu.

Tetapi Keil & Delitzsch (hal 434) mengatakan bahwa tindakan ini tidak salah.

3. Asyur sangat kuat, dan ini ditunjukkannya dengan mengalahkan banyak negara / bangsa, termasuk Israel (ay 9-12). Israel dikalahkan oleh Asyur sebagai hukuman Tuhan atas dosa-dosa mereka (ay 12).

Catatan: Awas, jangan campuradukkan Hizkia dengan Israel, karena Hizkia adalah raja Yehuda.

4. Ternyata bukan hanya Israel yang berdosa yang dikalahkan oleh Asyur. Yehuda dibawah pimpinan Hizkia yang saleh, juga dikalahkan, sekalipun belum secara total (ay 13).

5. Hizkia menyerah (ay 14-16).

Bandingkan pengambilan emas dan perak dari Bait Allah ini (ay 15-16) dengan 16:8, dimana Ahas (ayah Hizkia) sudah melakukan hal ini. Jadi mungkin tadinya pada waktu melakukan pengudusan Bait Allah (2Taw 29:17-19) Hizkia sudah memperbaiki apa yang dilakukan oleh Ahas, dan sekarang ia menghancurkan pekerjaannya sendiri.

Keil & Delitzsch mengatakan yang salah dari Hizkia adalah tindakannya dalam ay 14-16 ini, karena tindakan menyerah ini dilandasi oleh ketakutan / kelemahan iman. Demikian juga pandangan dari Pulpit Commentary.

Pulpit Commentary: "Despairing of help from his ally, and faltering in his faith in God, Hezekiah made an unworthy submission" (= Putus asa dalam mendapatkan pertolongan dari sekutunya, dan goyang dalam imannya kepada Allah, Hizkia melakukan ketundukan / penyerahan yang tidak layak) - hal 378.

Penerapan: betapapun buruknya keadaan saudara, penyerahan merupakan hal yang salah, karena menunjukkan kelemahan iman!

6. Asyur menyerang (ay 17-dst).

Mengapa Asyur menyerang padahal Hizkia sudah menyerah? Ada 2 pandangan dalam persoalan ini:
 

a. Sekalipun Hizkia menyerah, Asyur tetap ingin memberinya pelajaran, sehingga meneruskan serangannya.

b. Ada selang waktu antara ay 16 dan ay 17. Sanherib merasa puas dengan kesuksesannya, dan pulang ke Niniwe dengan jarahannya. Hizkia rupanya menyesal dengan penyerahannya, dan ia lalu berhubungan / minta tolong kepada Mesir (bdk. ay 21,24). Ini merupakan pemberontakan / pengkhianatan terhadap Asyur, dan menyebabkan Asyur menyerang lagi.
 

7. Raja Asyur mengirimkan 3 pejabat tertingginya (ay 17).

Bandingkan dengan terjemahan KJV.

Ay 17 (KJV): ‘And the king of Assyria sent Tartan and Rabsaris and Rab-shakeh from Lachish ...’ (= Dan raja Asyur mengirimkan Tartan dan Rabsaris dan Rabshakeh dari Lakhis ...).

KJV mentransliterasikan ketiga kata itu dari bahasa Ibraninya seakan-akan Tartan, Rabsaris dan Rab-shakeh adalah 3 buah nama, tetapi sebetulnya ketiga kata itu bukan nama, tetapi jabatan.

Pulpit Commentary: "the Tartan, or ‘commander-in-chief;’ the Rabsaris, or ‘chief eunuch;’ and the Rabshakeh, or ‘chief cupbearer.’ The Tartan was the highest of all the officials of the empire, and ranked next to the king" (= Tartan, atau ‘panglima’; Rabsaris, atau ‘kepala sida-sida / kepala istana’; dan Rabshakeh, ‘juru minuman’. Setelah raja, maka Tartan adalah pejabat tertinggi dari kekaisaran) - hal 361.

8. Melihat bahwa Sanherib mengirim 3 pejabatnya yang tertinggi, maka Hizkia juga mengirimkan 3 pejabat istananya (ay 18).

9. Dari pihak Asyur, yang menjadi juru bicara adalah Rabshakeh atau juru minuman agung (ay 19,28).
 

a. Sebetulnya dari 3 orang itu ia mempunyai kedudukan paling rendah, tetapi ia menjadi juru bicara mungkin karena ia satu-satunya yang bisa berbicara dalam bahasa Ibrani (bdk ay 26). Karena ia menjadi juru bicara maka kelihatannya ia menjadi tokoh utama dari pihak Asyur. Karena itu dalam bagian paralel dari 2Raja 18 ini, yaitu dalam Yes 36, Yesaya hanya menceritakan tentang dia, dan tidak menceritakan kedua orang yang lain.

b. Juru minuman agung ini menyebut nama ‘Hizkia’ tanpa gelar apapun, baik ‘raja’ atau ‘tuan’ (ay 19 bdk. ay 22,29,30,31,32), dan ini merupakan sikap yang sangat tidak menghormat. Ini kontras sekali dengan sikapnya pada waktu menyebut / membicarakan Sanherib (ay 19b,23,24,27,28,30,31,33).
 

10. Pembicaraan mengenai harapan Hizkia (ay 21-25).
  a. Mungkin ini adalah dugaan raja Asyur, atau informasi yang didapat raja Asyur dari para pengintainya, tentang keyakinan Hizkia, yaitu: Hizkia bersandar kepada Mesir (ay 21) atau kepada Tuhan (ay 22).

Bandingkan ini dengan:

Jadi, mungkin mula-mula Hizkia bersandar kepada Mesir, dan lalu bersandar kepada Tuhan setelah ada teguran dari Yesaya.

Penerapan: hati-hatilah untuk tidak bersandar kepada manusia, siapapun juga manusia itu adanya!

b. ‘Tongkat bambu’ (ay 21) adalah sejenis tanaman bambu di Mesir yang dari luar kelihatannya kuat tetapi kalau digunakan sebagai tongkat dan disandari maka akan langsung patah dan bahkan melukai tangan orang yang menyandarinya. Ia masih menambahi dengan kata-kata ‘yang patah terkulai’, untuk menunjukkan betapa lemahnya Mesir.

c. Penghancuran bukit-bukit pengorbanan oleh Hizkia dalam ay 4 ia anggap justru membangkitkan kemurkaan Yahweh (ay 22), sehingga jelas Yahweh itu pasti tidak akan mau menolong Hizkia. Ini penafsiran kafir tentang ‘kekristenan’.

  Matthew Poole: "Thus boldly he speaks of these things which he understood not, judging of the great God by their false and petty gods; and judging of God’s worship according to the vain fancies of the heathens, who measured piety by the multitude of altars" (= Demikianlah ia berbicara dengan berani tentang hal-hal yang tidak ia mengerti, menghakimi Allah yang besar menggunakan allah-allah mereka yang palsu dan kecil / rendah; dan menghakimi penyembahan terhadap Allah menurut khayalan / kesukaaan orang kafir yang sia-sia, yang mengukur kesalehan oleh banyaknya altar) - hal 757.

Contoh: orang Islam dari Jl Cisedane yang tulisi surat orang kristen yang kematian keluarga, dan mengutip ayat-ayat Kitab Suci yang menunjukkan bahwa orang kristen itu masuk neraka.

d. Ay 23: arti dari kata-kata ini adalah: di seluruh Yehuda tidak ada 2000 orang yang bisa menunggang kuda. Ini menunjukkan betapa lemah dan tak berdayanya pasukan Hizkia.

e. Ia kembali menggoncangkan harapan Hizkia / Yehuda kepada Tuhan (ay 25).

Orang Asyur memang selalu berkata bahwa dewa mereka, yang namanya ‘Asyur’, memerintah dan mengarahkan mereka dalam berperang, melawan bangsa ini atau bangsa itu. Tetapi biasanya mereka tidak pernah mengatakan bahwa dewa dari bangsa yang akan diserang itu menyuruh mereka untuk menyerang. Lalu bagaimana di sini ia bisa mengatakan bahwa Yahweh menyuruhnya? Ada beberapa kemungkinan:

11. Para utusan Hizkia mengajak bicara dalam bahasa Aram (ay 26).

Ini bukan bahasa asli mereka maupun para utusan Asyur itu, tetapi para utusan Hizkia mengerti bahasa ini dan mereka menduga bahwa juru minuman agung, yang bisa berbicara dalam bahasa Ibrani, juga mengertinya.

Pulpit Commentary: "Hebrew, Aramaic, and Assyrian were three cognate languages, closely allied, and very similar both in their grammatical forms and in their vocabularies, but still sufficiently different to be distinct languages, which were only intelligible to those who had learnt them" (= Ibrani, Aramaic, dan Asyur adalah tiga bahasa yang serumpun, dekat hubungannya, dan sangat mirip baik dalam bentuk tata bahasanya maupun perbendaharaan kata-katanya, tetapi tetap cukup berbeda untuk menjadi bahasa yang berbeda, yang hanya bisa dimengerti oleh mereka yang telah mempelajarinya) - hal 363.

Catatan:

12. Para utusan Asyur menolak permintaan itu dengan nada sangat menghina, dan membujuk rakyat Yehuda supaya menyerah (ay 27-35).
  a. Kata-kata ‘memakan tahinya dan meminum air kencingnya’ (ay 27) artinya adalah ‘kelaparan dan kehausan’ tetapi diucapkan secara kasar dan menghina (bdk. 2Taw 32:11).

b. Bujukan kepada rakyat Yehuda untuk menyerah (ay 28-35).

Ia membujuk rakyat supaya:

Keadaan seperti ini memang selalu dimanfaatkan oleh setan untuk menggoda kita supaya berhenti percaya kepada Tuhan.

Sesuatu yang lucu dalam kata-kata dari juru minuman agung adalah: tadi ia mengatakan bahwa ia diperintah TUHAN untuk untuk menyerang Yehuda (ay 25), tetapi sekarang ia merendahkan kuasa TUHAN (ay 30,33-35).

Penghujatan ini membuat para utusan Hizkia lalu mengoyakkan pakaian mereka (ay 37b), dan demikian pula Hizkia sendiri pada waktu mendengarnya dari para utusannya (19:1).
 

Kesimpulan:

Orang beriman dan saleh yang betul-betul hidup sesuai kehendak Tuhan, bisa saja mengalami penderitaan, perendahan dan penghinaan yang luar biasa, yang seharusnya menjadi nasib orang berdosa (bdk. ay 12). Kalau saudara mengalami apa yang dialami oleh Hizkia dalam 2Raja 18 ini, ingatlah bahwa 2Raja 18 ini ceritanya belum selesai! Ada 2Raja 19 yang menunjukkan bahwa akhirnya Hizkia ditolong oleh Tuhan dan Asyur dihancurkan! Karena itu dalam keadaan seperti itu tetaplah berdoa, berharap, dan beriman kepada Tuhan.

 

-AMIN-
 

email us at : gkri_exodus@mailcity.com