>

Eksposisi Surat Paulus kepada Jemaat di Filipi

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


FILIPI 4:4-5

I) Perintah untuk bersukacita (ay 4):

1) Ini menunjukkan bahwa Paulus yang adalah penulis surat Filipi ini, adalah seseorang yang luar biasa (Catatan: tentu ia menjadi luar biasa karena kasih karunia dan pekerjaan Tuhan!).

Apa yang menunjukkan keluarbiasaan Paulus?

Biasanya, kalau kita sedang menderita, maka yang kita harapkan dari orang lain adalah supaya ia berdoa bagi kita, menghibur kita, meno-long kita dsb. Tetapi Paulus justru menyuruh jemaat Filipi untuk bersukacita!

Maukah saudara meniru sikap Paulus dalam penderitaan?

2) Perintah ini menunjukkan bahwa hidup kristen tidak selalu enak dan penuh sukacita / hal yang menyenangkan! (bdk. Fil 1:29 - mereka dikaruniai iman dan penderitaan!). Kalau memang hidup kristen itu enak terus, maka jelas perintah untuk bersukacita senantiasa ini tidak perlu diberikan oleh Paulus!

3) Arti dari perintah 'bersukacitalah senantiasa':

a) Sekalipun perintah Paulus ini berbunyi 'bersukacitalah senantiasa', tetapi ini tidak berarti bahwa perintah ini berlaku mutlak / dalam segala keadaan, tanpa kecuali!

Alasannya:

Penerapan:

Apakah saudara selalu sedih pada saat saudara sadar akan dosa saudara? Dan apakah ini berlaku untuk semua dosa?

Penerapan:

Apakah saudara sedih kalau melihat ada orang (baik kristen mau-pun kafir) berbuat dosa, bersikap tegar tengkuk dsb?

Penerapan:

b) Tetapi, bagaimanapun juga, kata-kata 'bersukacitalah senantiasa' itu tetap ada artinya dalam keadaan-keadaan seperti di atas [pada point a) di atas]!

Artinya: kesedihan itu (baik karena adanya dosa pada diri sendiri / orang lain, maupun karena adanya orang lain yang menderita dsb) tidak boleh dibiarkan berlarut-larut! (bdk. Kej 37:33-35 1Sam 16:1 Mat 2:18).

Ini bisa terlihat kalau kita menghubungkan ay 2-3 dengan ay 4. Dalam ay 2-3, Paulus membicarakan keretakan yang terjadi di antara 2 orang jemaat Filipi, yaitu Euodia dan Sintikhe. Keretakan ini pastilah merupakan sesuatu yang menyedihkan, dan pastilah Paulus maupun jemaat Filipi bersedih hati karena adanya keretakan antara 2 orang yang tadinya sama-sama melayani Tuhan itu! Tetapi dalam ay 4 Paulus lalu berkata 'bersukacitalah senantiasa'. Jadi kesedihan karena keretakan itu tak boleh dibiarkan berlarut-larut!

Penerapan:

Apakah saudara sering sedih secara berlarut-larut? Ingat, bahwa itu bukan saja tidak ada gunanya, tetapi itu juga bisa memberikan pro-blem kesehatan (sakit maag, sukar tidur dsb) kepada saudara, dan bahkan membuat saudara tidak bisa hidup bagi Tuhan dengan baik!

c) Disamping itu, kata-kata 'bersukacitalah senantiasa' itu memang menyuruh kita untuk bersukacita di dalam berbagai macam situasi dan kondisi, dimana orang dunia tidak mungkin bersukacita.

Kalau ini bisa kita lakukan, ini menjadi suatu kesaksian hidup yang akan mengherankan orang dunia, yang mungkin akan mencelikkan mata mereka bahwa ada sesuatu yang lain dari pada yang lain di dalam kekristenan!

Misalnya: pada saat kita sendiri mengalami problem / penderitaan (bdk. Kis 5:41 16:25).

Jadi, kalau orang lain menderita, kita harus berdukacita bersama mereka. Tetapi kalau kita sendiri yang menderita, kita harus tetap bersukacita!

d) Kalau kita tidak bersukacita dalam penderitaan (apalagi dalam keada-an 'biasa') maka kita berdosa! Pernahkah saudara memikirkan ini? Dan pernahkah saudara minta ampun kepada Tuhan karena saudara tidak bersukacita senantiasa?

4) Paulus memberi perintah ini, jelas karena sukacita adalah sesuatu yang sangat penting.

Hanya kalau ada sukacita (ay 4), maka:

Juga ada banyak ayat-ayat Kitab Suci yang menunjukkan pentingnya sukacita dalam diri kita, dan ruginya kalau tidak ada sukacita (Neh 8:11 Amsal 15:13 17:22 18:14 24:10).

5) Karena ini adalah suatu perintah, maka jelas bahwa kita harus berusaha untuk hidup bersukacita. Memang sukacita adalah salah satu dari buah Roh Kudus (Gal 5:22), tetapi kita sendiri tetap harus mengusahakannya.

Cara mengusahakan sukacita:

a) Datang kepada Kristus.

Bagi saudara yang belum sungguh-sungguh percaya kepada Yesus, datanglah sekarang juga kepada Yesus dan bertobatlah dari semua dosa-dosa saudara! Di luar Kristus hanya ada kebahagiaan dan kegembiraan yang semu, lahiriah, dan bersifat sementara! Hanya di dalam Kristuslah saudara bisa mendapatkan sukacita yang sejati!

Karena itulah maka Paulus berkata: 'bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan'

b) Tidak hidup berdasarkan perasaan.

Pada saat saudara sedih, sumpek, putus asa dsb, saudara harus bisa hidup menentang perasaan saudara! Tuhan tidak pernah menyuruh kita untuk hidup sesuai dengan perasaan kita; kita harus hidup sesuai dengan Firman Tuhan, dan Firman Tuhan menyuruh kita untuk bersukacita senantiasa! Jadi, pada saat-saat seperti itu, cobalah untuk menyanyikan lagu pujian untuk Tuhan, berdoa untuk bersyukur dan memuji Tuhan atas berkat-berkat yang ada. Mula-mula mungkin saudara akan merasakan konflik dalam hati saudara, tetapi kalau saudara teruskan, maka akhirnya perasaan saudara akan mengikuti tindakan saudara dan saudara bisa menjadi sukacita.

c) Tidak terus memikirkan problem / penderitaan.

Cobalah untuk mengalihkan pikiran saudara dari hal-hal yang membuat saudara sedih, sumpek, gelisah dsb. Ini bukan berarti saudara boleh 'lari' dari persoalan saudara! Memang ada waktu dimana persoalan itu harus saudara hadapi dan bereskan. Tetapi janganlah terus-menerus memikirkannya!

d) Arahkanlah pikiran saudara pada berkat Tuhan bagi saudara.

Cobalah untuk memikirkan berkat-berkat yang Tuhan berikan kepada saudara. Mungkin yang bersifat rohani seperti keselamatan, pengam-punan dosa, gereja, Firman Tuhan dsb. Atau yang bersifat jasmani seperti suami / istri, keluarga, kesehatan, rumah, mobil, pakaian, makanan dsb.

e) Percaya dan bersandarlah pada Ro 8:28.

Kalaupun saudara tidak bisa membuang hal-hal yang tidak menye-nangkan dari pikiran saudara, maka hubungkanlah hal itu dengan Ro 8:28, dan percayalah bahwa hal yang tidak menyenangkan itupun pasti diberikan oleh Tuhan kepada saudara untuk kebaikan saudara.

II) Perintah untuk berbaik hati (ay 5):

1) 'Kebaikan hati'.

NIV: 'gentleness' (= kelemahlembutan).

NASB: 'forbearing spirit' (= sifat panjang sabar / tak mudah marah).

William Barclay mengatakan bahwa kata Yunani yang dipakai adalah salah satu kata yang paling tidak bisa diterjemahkan. Tetapi kebanyakan penafsir mengatakan bahwa arti kata yang sebenarnya adalah: tidak mudah marah / tersinggung oleh adanya musuh / orang yang merugikan kita, mau mengalah, tidak menuntut haknya dsb.

2) Kebaikan hati ini harus diketahui semua orang, baik kristen maupun non kristen (bdk. Mat 5:16).

Ini tentu tidak berarti bahwa kita sengaja memamerkan kebaikan hati kita! Bandingkan dengan Mat 6:1-18!

Kalau kita betul-betul hidup baik hati, dengan motivasi untuk memuliakan Allah, maka dengan sendirinya orang-orang di sekitar kita akan melihat, dan tahu, dan bahkan mengalami, kebaikan hati kita.

3) Tuhan itu dekat (ay 5b).

Ay 5b: 'Tuhan sudah dekat'. Terjemahan ini kurang tepat!

NIV / NASB / Lit: 'the Lord is near' (= Tuhan itu dekat).

Ini memberikan 2 kemungkinan arti:

a) Tuhan selalu dekat / hadir bersama kita.

Tadi dalam ay 5a, Paulus menyuruh untuk hidup baik hati, dalam arti harus sabar, rela kehilangan hak dsb. Jelas bahwa hidup seperti itu bisa-bisa malah menyebabkan kita diinjak-injak orang lain. Karena itu Paulus lalu menambahkan ay 5b yang menunjukkan bahwa sekalipun kita diinjak-injak orang, Tuhan selalu dekat dengan kita / menyertai kita, dan Tuhan siap melindungi / menolong kita.

b) Kedatangan Tuhan Yesus yang keduakalinya sudah dekat (bdk. Yak 5:7-11).

Kalau saudara makin ditindas karena saudara hidup baik hati, maka tetaplah sabar, karena Yesus akan segera datang untuk:

Penutup / kesimpulan:

Tuhan menghendaki supaya kita hidup bersukacita dan berbaik hati. Maukah saudara melakukannya / mengusahakannya?


email us at : gkri_exodus@mailcity.com