Pelayanan Elia

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


 
I RAJA-RAJA 16:29-17:16
 

I. Dosa Israel / Ahab.

1. Raja-raja Israel mulai dari Yerobeam sampai dengan Ahab.

Sejak jaman Yerobeam sampai dengan Ahab, Israel selalu dipimpin oleh raja-raja yang brengsek, yang membawa Israel makin lama makin jauh dari Tuhan. Inilah daftar raja-raja itu dan ayat-ayat yang menunjukkan kebrengsekan mereka:
 

a. Yerobeam (1Raja 12:1-24).

Kebrengsekannya terlihat dalam 1Raja 12:25-14:20.

b. Nadab (1Raja 15:25).

Kebrengsekannya terlihat dalam 1Raja 15:26.

c. Baesa (1Raja 15:28,33).

Kebrengsekannya terlihat dalam 1Raja 15:34.

d. Ela (1Raja 16:6,8).

Kebrengsekannya terlihat dalam 1Raja 16:34.

e. Zimri (1Raja 16:9-10,15).

Kebrengsekannya terlihat dalam 1Raja 16:19.

f. Omri (1Raja 16:23).

Kebrengsekannya terlihat dalam 1Raja 16:25-26.

1Raja 16:25 - "Omri melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dan ia melakukan kejahatan lebih dari pada segala orang yang mendahuluinya".

Ini menunjukkan bahwa Omri adalah pemegang rekor kejahatan di antara raja-raja mulai Yerobeam sampai Omri.

g. Ahab (1Raja 16:29).

Kebrengsekannya akan kita lihat pada point no 2) di bawah ini.
 

2. Dosa Ahab.
      a. Ahab mengikuti dosa Yerobeam (16:31a).

      Yang dimaksud dengan dosa Yerobeam adalah penyembahan terhadap patung anak lembu emas dalam 1Raja 12:25-33.

      b. Ahab mengambil Izebel, anak Etbaal (perhatikan bahwa nama ini mengandung nama dewa ‘Baal’), raja orang Sidon, menjadi istrinya (16:31b). Padahal sejak belum masuk Kanaan, Tuhan sudah melarang pernikahan campuran seperti itu, karena Tuhan tahu bahwa pernikahan dengan perbedaan agama seperti itu akan menyebabkan bangsa Israel jatuh ke dalam penyembahan berhala (Kel 34:15-16 Ul 7:1-4).

      Dari 1Raja 18:4,13, terlihat bahwa Izebel bukan hanya kafir / menyembah berhala, tetapi juga ‘anti kristen’ dan ini ia wujudkan dengan membunuhi nabi-nabi Tuhan. Jadi ia ingin memusnahkan agama yang menyembah Tuhan yang benar supaya agama kafirnya itu yang berkuasa. Pikirkan: ini mirip dengan siapa di negara kita pada tahun 1997-1998 ini? Dan melihat terjadinya hal itu Ahab tidak bertindak apapun untuk mencegah Izebel, dan ini sama dengan merestui tindakan Izebel itu. Pikirkan lagi: ini mirip dengan siapa di negara kita ini pada tahun 1997-1998 ini?

      Dari semua ini bisa kita simpulkan bahwa Allah memang bisa membiarkan pemerintahan yang jahat yang menindas kekristenan atau membiarkan kekristenan ditindas. Jangan beranggapan bahwa kalau kita berdoa meminta suatu pemerintahan yang setidaknya tidak anti kristen, Tuhan pasti mengabulkan doa kita. Saudara kira bahwa pada jaman itu orang benar tidak berdoa untuk hal itu? Tetapi kenyataannya, Tuhan tetap membiarkan munculnya suatu pemerintahan yang menentang mereka. Ini penting kita ketahui, supaya kita berjaga-jaga, misalnya dengan banyak belajar Firman Tuhan, berdoa, dsb, supaya kalau hal buruk itu terjadi, kita tetap bisa bertahan. Sebaliknya kalau kita beranggapan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi, maka kita tidak akan berjaga-jaga, sehingga pada saat hal itu betul-betul terjadi, kita tidak bisa bertahan.

      c. Ahab beribadah dan sujud menyembah Baal (16:31c).

      d. Ahab membuat mezbah dan kuil untuk Baal (16:32).

      e. Ahab membuat patung Asyera (16:33a).

Dosa Ahab yang begitu banyak dan hebat, menyebabkannya memecah-kan rekor Omri sebagai ‘pemegang rekor’ dalam hal kejahatan. Ini terlihat dalam 1Raja 16:30 dimana dikatakan: "Ahab bin Omri melakukan apa yang jahat di mata TUHAN lebih dari pada semua orang yang mendahuluinya".

Satu hal yang perlu ditambahkan adalah bahwa Kitab Suci memakai nama Omri, Ahab dan Izebel sebagai contoh buruk (Mikha 6:16 Wah 2:20). Ini menunjukkan betapa bejatnya mereka bertiga.
 

3. Dosa orang / rakyat pada jaman Ahab (16:34).

Pada waktu Yosua mengalahkan Yerikho, ia mengeluarkan suatu kutukan bagi orang yang membangun Yerikho kembali (Yos 6:26). Tetapi orang yang bernama Hiel ini menunjukkan kebejatannya dengan tidak menghiraukan kutukan itu, dan ia membangun Yerikho kembali.

Ada 2 penafsiran tentang arti 16:34 ini:
 

a. Ia sendiri yang mengorbankan anak-anaknya supaya bisa memba-ngun Yerikho.

b. Ia membangun Yerikho tanpa mempedulikan kutukan itu, dan Tuhan memenuhi kutukan itu dengan bertindak membunuh anak sulung dan anak bungsu dari Hiel.
 

Yang manapun yang benar, tetap menunjukkan kebejatan Hiel. Ini merupakan contoh kebejatan masyarakat pada jaman Ahab. Memang kalau pemimpinnya bejat, pada umumnya rakyatnyapun akan bejat.
 
II. Hukuman Allah. 1. Allah mengutus nabi Elia untuk memberitakan hukuman Tuhan (17:1).
  a. Nama Elia berarti ‘My God is Yahweh’ (= Allahku adalah Yahweh).

b. Elia memberitakan hukuman Tuhan bukan demi nama Baal, tetapi demi Tuhan yang hidup Allah Israel.

Beraninya ia melakukan hal itu di tengah-tengah kerajaan yang sudah tunduk kepada Baal / Asyera, dan di hadapan raja seperti Ahab yang mempunyai istri seperti Izebel, menunjukkan keberanian yang luar biasa. Bandingkan dengan banyak orang kristen / hamba Tuhan jaman sekarang yang kalau berada / berdoa / berkhotbah di depan pejabat yang non kristen, tidak berani menggunakan nama Tuhan Yesus Kristus! Lebih-lebih bandingkan dengan orang kristen yang untuk mengaburkan identitas dirinya, lalu menggunakan ‘salam nasional’ Asalamualaikum!

c. Di sini Elia hanya memberitakan hukuman, tetapi tidak menunjukkan dosanya.

Mungkin hal ini disebabkan karena dosanya dianggap sudah terlalu jelas. Tetapi nanti dalam 1Raja 18:18 ia berkata kepada Ahab bahwa hukuman itu disebabkan karena penyembahan berhala yang dilakukan oleh Ahab dan keluarganya.

d. Tidak ada embun ataupun hujan tentunya akan menyebabkan kekeringan, dan kekeringan itu pasti mengakibatkan kelaparan (bdk. Luk 4:25).

Firman Tuhan memang sudah mengancam akan terjadinya hukuman seperti ini bila Israel menyembah berhala (Ul 11:16-17 Ul 28:23 Im 26:19-20).

e. ‘kecuali kalau kukatakan’ (17:1 akhir).

Bandingkan dengan Wah 11:6b - ‘setiap kali mereka menghendakinya’.

Ini tentu tidak menunjukkan bahwa Elia bisa menghukum Israel sesukanya sendiri. Elia tetap tergantung kepada Allah.

Pulpit Commentary: "If the rain should only come ‘according to his word’, it was because his word was God’s word" (= Jika hujan hanya datang ‘menurut perkataannya’, itu disebabkan karena perkataannya adalah perkataan Allah) - hal 390.
 

2. Hukuman itu datang karena doa Elia.   Satu hal yang tidak diceritakan dalam kitab Raja-raja adalah bahwa hukuman kekeringan selama 3 1/2 tahun itu datang karena doa Elia. Tetapi hal ini terlihat dalam Yak 5:16b-18 yang berbunyi: "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah sungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya".

Pulpit Commentary: "If his prayer for the drought had been answered (James 5:17), it had first been inspired" [= Jika doanya untuk kekeringan telah dijawab (Yak 5:17), itu karena hal itu telah lebih dulu diilhamkan] - hal 390.

Bagi saya tidak terlalu jelas apa yang dimaksud oleh Pulpit Commentary di sini. Apa yang dimaksud dengan ‘diilhamkan’? Kalau yang dimaksud adalah bahwa Tuhan sudah memberitahukan kepada Elia bahwa akan terjadi kekeringan selama 3 1/2 tahun, lalu untuk apa Elia berdoa? Jadi saya lebih condong untuk menganggap bahwa yang dimaksud dengan ‘diilhamkan’ di sini adalah ‘diberi dorongan untuk berdoa supaya terjadi kekeringan selama 3 1/2 tahun’.

  Penerapan:
3. Tuhan menghukum dengan kekeringan / tidak ada hujan ataupun embun. Dan Elia memberitakan hal ini atas nama Tuhan, Allah Israel (17:1). Seharusnya hal itu menunjukkan bahwa Tuhan lebih besar / berkuasa dari pada berhala mereka, baik Baal maupun Asyera. Mengapa? Karena Baal adalah Dewa Kesuburan, dan Asyera adalah Dewi Kesuburan.   ‘The International Standard Bible Encyclopedia’, vol I: Tetapi lucunya dewa dan dewi kesuburan ini ternyata tidak bisa memberikan hujan / kesuburan pada waktu Tuhan menghendaki ada kekeringan. Bdk. Hak 10:14 Yer 14:22.
 
III. Pemeliharaan Tuhan terhadap Elia. 1. Di tepi Sungai Kerit (17:2-6).
  a. Dalam 17:2-4 Firman Tuhan datang kepada Elia, dan demikian juga dalam 17:8-9. Ketaatan Elia pada Firman Tuhan ini menyebabkan ia terlindung dari Ahab dan terpelihara selama 3 1/2 tahun kekeringan / kelaparan.

Penerapan: teruslah mendengar Firman Tuhan dan mentaatinya pada masa sukar seperti ini. Itu justru akan menyebabkan saudara dipelihara oleh Tuhan.

b. Tuhan menyuruh Elia pergi ke tepi sungai Kerit (17:3).

Pulpit Commentary: "Cherith. The word means ‘separation’, a name which may possibly indicate that it was extremely secluded" (= Kerit. Kata ini artinya adalah ‘pemisahan’, suatu nama yang mungkin menunjukkan bahwa itu adalah tempat yang sangat terpencil) - hal 382.

Ini sebabnya Ahab tidak bisa menemukan Elia sekalipun mencarinya mati-matian (bdk. 18:10).

c. Elia taat kepada Firman Tuhan yang menyuruhnya untuk pergi ke tepi Sungai Kerit (17:5).

  Pulpit Commentary: "He that willfully stands still to catch dangers, tempteth God instead of trusting him" (= Ia yang secara sengaja tinggal di tempat untuk menghadapi bahaya, mencobai Allah dan bukannya mempercayai Allah) - hal 392.

Bdk. Amsal 22:3 - "Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersem-bunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka".

d. Di tepi Sungai Kerit itu Elia minum air sungai dan diberi makan oleh burung gagak (17:6).

Benarkah ia diberi makan oleh burung gagak? Hal ini banyak diperdebatkan.

Pulpit Commentary: "Despite the practical unanimity of the versions, the interpretation ‘ravens’ has been disputed from very early times. St. Jerome among Christians, Rabbi Judah Hakkodesh and Kimchi amongst Jews - these are but some of those who have repudiated this rendering" (= Sekalipun ada kebulatan suara dari semua versi Kitab Suci, penafsiran ‘burung gagak’ telah diperdebatkan sejak waktu yang sangat awal. Jerome di antara orang kristen, rabi Judah Hakkodesh dan Kimchi di antara orang Yahudi - ini adalah beberapa dari mereka yang tidak mau mengakui terjemahan ini) - hal 383.

Banyak penafsir menolak ‘burung gagak’ ini, dengan alasan:
 

1. Burung gagak termasuk dalam daftar binatang haram (Im 11:13-15). Masakan Tuhan memerintahkan binatang haram untuk memberi makan nabinya?

2. Dari mana burung gagaknya mendapatkan roti dan daging?

3. Elia mendapat air dari Sungai Kerit dan ini bukan mujijat. Jadi ia mendapat roti dan daging juga dengan cara biasa. Karena itu Elia bukan diberi makan oleh burung gagak.

4. Perjanjian Baru tidak pernah menyebut-nyebut mujijat ini, padahal Perjanjian Baru sering menggunakan cerita tentang Elia (Luk 4:25-26 Yak 5:17-18 Wah 11:5-6a). Bahkan waktu Yesus mengajarkan Luk 12:22-dst, yang mestinya merupakan saat yang cocok untuk menggunakan cerita burung gagak ini, Ia tidak berbicara apa-apa tentang burung gagak ini.

5. Kata Ibrani yang diterjemahkan ‘burung gagak’ adalah OREBIM / OREVIM, yang sekalipun bisa diartikan burung gagak, tetapi juga bisa berarti:

Adam Clark mengutip Jerome: "The Orbim, inhabitants of a town in the confines of the Arabs, gave nourishment to Elijah" (= Orbim, penduduk suatu kota di perbatasan Arab, memberikan makanan kepada Elia).
 
Perlu diketahui bahwa orang-orang yang menolak ‘burung gagak’ ini bukanlah orang Liberal (sekalipun hampir pasti bahwa orang Liberal akan menerima pandangan mereka). Mereka bukanlah orang yang tidak percaya kepada mujijat.   Pulpit Commentary: "For even if it was not laid at his feet morning and evening by ravens - and we have seen reason to think that it was not - even if it was furnished him by the villagers of Orbo, his tribesmen and friends, or by the loyal and hospitable Arabs who roamed over the adjoining region, still it was supplied by the ordering and special Providence of God. ... If we get rid of the ravens we do not get rid of the miracle" (= Karena kalaupun itu tidak diletakkan di kakinya pada pagi dan sore oleh burung gagak - dan kita telah melihat alasan untuk berpikir bahwa memang tidaklah demikian - bahkan jika itu disediakan oleh orang-orang desa Orbo, orang-orang sukunya dan teman-temannya, atau oleh orang-orang Arab, yang setia dan suka menerima tamu, yang mengembara di daerah di dekatnya, tetap itu disuplai oleh pengaturan dan Providence Allah yang istimewa. ... Jika kita membuang burung gagaknya, kita tidak membuang mujijatnya) - hal 393.

Catatan: kutipan ini saya berikan hanya untuk menunjukkan bahwa penafsir ini percaya pada mujijat. Tetapi saya tidak setuju dengan kata-kata ini, karena saya berpendapat bahwa sekalipun pemberian makan oleh orang Arab / penduduk Oreb / Orbo merupakan sesuatu yang luar biasa, tetapi saya berpendapat bahwa itu bukanlah mujijat.

Saya lebih setuju untuk tetap mempertahankan terjemahan ‘burung gagak’, dengan alasan:
 

1. Alasan menolak ‘burung gagak’ tidak cukup kuat.
  a. Sekalipun gagaknya adalah binatang haram, tetapi gagak itu hanya haram kalau dimakan. Elia tidak memakan gagaknya. Roti dan daging yang dibawa oleh burung gagak itu tidak haram. Juga ingat bahwa di Sarfat nanti Elia diberi makan oleh janda yang non Israel (17:8-16 bdk. Luk 4:25-26)!

b. Burung gagak mendapatkan roti dan daging dari mana? Pertanyaan yang sama bisa dilontarkan kepada orang yang ‘anti burung gagak’. Dari mana orang Arab / pedagang / penduduk Orbo itu mendapatkan roti dan daging setiap hari padahal saat itu ada kekeringan dan kelaparan?

c. Bahwa Elia mendapat air dengan cara biasa, tidak berarti bahwa ia juga harus mendapat roti dan daging dengan cara biasa.

d. Tidak adanya cerita ini dalam Perjanjian Baru tidak membuktikan cerita ini tidak ada. Juga perlu diingat oleh para penafsir yang ‘anti burung gagak’ itu, bahwa serangan mereka ini juga bisa menyerang posisi mereka sendiri, karena Perjanjian Baru juga tidak pernah menceritakan peristiwa Elia diberi makan oleh pedagang / orang Arab / penduduk Orbo!

e. Sekalipun kata OREBIM bisa diartikan ‘orang Arab’, ‘penduduk Orbo’, ‘pedagang’, tetapi juga bisa berarti ‘burung gagak’ seperti dalam Kej 8:7 Im 11:15.
 

2. Bukankah aneh bahwa pedagang / orang Arab / penduduk Orbo itu bisa datang kepada Elia setiap pagi dan petang (bukan sehari sekali atau bahkan 2 hari sekali)? Dan bagaimana hal itu bisa tidak diketahui oleh Ahab yang mencari Elia habis-habisan (18:10)? Lain halnya kalau yang memberi makan Elia itu adalah burung gagak. Siapa yang akan memperhatikan burung gagak?   3. Dalam 2 peristiwa dalam 1Raja 17 ini, Tuhan memelihara Elia dengan menggunakan 2 hal yang tidak masuk akal (bersifat mujijat), yang pertama menggunakan burung gagak, yang kedua menggunakan janda miskin dengan minyak dan tepung yang tidak habis-habisnya.
 
2. Di Sarfat.
  a. Setelah beberapa waktu Sungai Kerit menjadi kering (17:7), dan Tuhan lalu menyuruh Elia untuk pergi ke Sarfat, dan Tuhan menga-takan bahwa Ia telah ‘memerintahkan’ seorang janda untuk memelihara Elia di sana (17:8-9).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

Penerapan: kalau sumber pemeliharaan saudara ditutup, misalnya saudara dipecat dari pekerjaan, atau suami saudara meninggal dunia, tetaplah percaya kepada Tuhan. Ia akan memberikan ‘janda’ menggantikan ‘Sungai Kerit dan burung gagak’. Sarfat terletak di Sidon (17:9)! Ini justru asal dari Izebel dan daerah kekuasaan ayah Izebel (16:31). Jadi ini bisa dikatakan merupakan tempat yang paling berbahaya! Tetapi perlu kita ingat bahwa bagi Tuhan sama mudahnya menjaga Elia di tepi Sungai Kerit yang terpencil, ataupun di Sidon yang merupakan tempat berbahaya!

Pulpit Commentary: "Elijah is perfectly safe under the shield of Divine protection, as safe in the region of Sidon as he was by the brook Cherith" (= Elia sangat aman di bawah perlindungan Ilahi, sama amannya di daerah Sidon seperti waktu ia ada di tepi Sungai Kerit) - hal 412.

  Tetapi kalau kita berpikir lebih jauh, maka mungkin Sarfat ini justru adalah tempat yang aman, karena Ahab tidak akan pernah menyangka bahwa Elia berani bersembunyi di sana.

Pulpit Commentary: "It might be a safer place of retreat for the prophet than it seemed to be, for Ahab would scarcely dream of following him there" (= Ini mungkin merupakan tempat yang lebih aman untuk persembunyian sang nabi dari kelihatannya, karena Ahab tidak akan bermimpi untuk mengejarnya ke sana) - hal 411.

Tetapi bagaimanapun perintah untuk pergi ke Sarfat di Sidon ini jelas merupakan ujian iman bagi Elia.

b. Elia mentaati perintah Tuhan (17:10a). Dan pada waktu bertemu janda itu, Elia minta air dan lalu minta roti (17:10b-11).   Mungkin ini ia lakukan untuk mengetahui apakah ini memang janda yang Tuhan maksudkan atau bukan (di Sarfat pasti tidak hanya ada satu janda!).

c. Janda itu mau memberi air, tetapi waktu Elia minta roti janda itu menjawab dalam ay 12: "Demi TUHAN, Allahmu yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati".

Ada beberapa hal yang bisa kita dapatkan dari bagian ini:

Penerapan: kalau saudara adalah seorang anak Tuhan, sekalipun dalam krisis moneter ini saudara mengalami krisis ekonomi, jangan mengucapkan kata-kata yang menunjukkan keputus-asaan seperti ini! Tuhan, yang adalah Bapa saudara, tidak akan membiarkan saudara mati kelaparan. Dia berjanji mencukupi kebutuhan hidup saudara! Baca Mat 6:25-34.
 
d. Elia lalu mengucapkan ay 13-14.

Ini jelas adalah ujian iman bagi janda itu. Ia harus mendahulukan Elia / Tuhan. Bdk. Mat 6:33 - "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu".

Penerapan:

e. Janda itu mentaati kata-kata Elia / Firman Tuhan (17:15a).

Sebetulnya janda itu berpikir: Kalau nabi ini bisa melipat-gandakan tepung / minyak, mengapa mesti minta roti kepadanya? Juga ada terlalu banyak alasan baginya untuk menolak kata-kata Elia. Tetapi ternyata ia mentaati Elia / Firman Tuhan.

  Keil & Delitzsch: "She gave up the certain for the uncertain, because she trusted the word of the Lord" (= Ia menyerahkan yang pasti untuk yang tidak pasti, karena ia percaya kepada Firman Tuhan).

f. Akibatnya terjadi mujijat yang mencukupi kebutuhan Elia dan janda itu beserta anaknya (17:15b-16). Perintah dalam 17:13-14 tadi memang merupakan perintah yang tidak masuk akal, demikian juga 17:9, tetapi pada waktu Elia dan janda itu mentaati, maka terjadilah mujijat melalui mana mereka dipelihara oleh Tuhan.

  The New Bible Commentary: Revised: "Gray suggests that the generosity of the widow touched the conscience of her better provided neighbours" (= Gray mengusulkan bahwa kemurahan hati janda itu menyentuh hati nurani dari tetangga-tetangganya yang lebih kaya).

Ini jelas merupakan penafsiran liberal. Kita harus menerima hal ini sebagai suatu mujijat dan tidak menafsirkannya sedemikian rupa sehingga bisa diterima akal.

Penerapan: Kalau saudara berani melakukan tindakan iman seperti yang dilakukan janda itu, yaitu mendahulukan Tuhan dan kerajaan Allah dan kebenarannya, maka Tuhan bisa melakukan hal-hal yang di luar dugaan, bahkan yang tidak masuk akal, untuk mencukupi kebutuhan saudara!
 

Penutup / kesimpulan:

Masa sukar yang dialami Indonesia ini mungkin sekali adalah hukuman Tuhan. Tetapi baik dahulu maupun sekarang, kalau Tuhan menghukum, Ia bisa tetap memelihara anak-anakNya / hamba-hambaNya yang hidup dan melayani sesuai kehendakNya. Karena itu dalam masa sukar ini, janganlah kuatir atau takut, dan jangan menjauh dari Tuhan. Sebaliknya mendekatlah dan taatilah / layanilah Dia sesuai dengan kehendakNya, bahkan dahulukan Dia lebih dari apapun. Maka Ia pasti akan memelihara saudara melalui masa sukar ini!
 
 

-AMIN-
 

email us at : gkri_exodus@mailcity.com