>

Calvinisme yang difitnah : Kontroversi Calvinisme & Armenianisme

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


 VI) Serangan balik.

1) Menolak Predestinasi menunjukkan kesombongan manusia.

Penolakan terhadap doktrin Predestinasi, sama dengan penolakan terha-dap doktrin Total Depravity, merupakan wujud kesombongan manusia. Mengapa demikian? Karena pandangan yang mengatakan bahwa segala sesuatu tergantung ketetapan Allah, sangat merendahkan manusia, kare-na manusia menjadi seperti tidak ada apa-apanya. Orang yang sombong akan merasa sangat terpukul harga dirinya oleh doktrin ini, dan karena itu manusia mempunyai kecenderungan menolak doktrin ini.

Loraine Boettner:

"In the Calvinistic system it is God alone who chooses those who are to be the heirs of heaven, those with whom He will share His riches in glory; while in the Arminian system it is, in the ultimate analysis, man who determines this, - a principle somewhat lacking in humility to say the least" (= Dalam sistim Calvinis, hanya Allah sendiri yang memilih mereka yang akan menjadi ahli waris surga, mereka dengan siapa Ia akan membagikan kekayaanNya dalam kemuliaan; sedangkan dalam sistim Arminian, dalam analisa yang terakhir, manusialah yang menetapkan hal ini, - suatu prinsip yang sedikitnya kekurangan kerendahan hati) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 96.

2) Orang yang menolak Predestinasi harus menjadi atheis.

R. C. Sproul menceritakan dalam bukunya bahwa suatu kali ia mengajar dengan gunakan Westminster Confession of Faith, pasal III, no 1a yang menyatakan bahwa Allah menetapkan semua yang akan terjadi. Lalu ia bertanya: ‘Siapa yang tidak percaya kata-kata itu?’ Banyak mahasiswa yang mengangkat tangannya. Ia bertanya lagi: ‘Apakah ada atheis di ruangan ini?’ Tidak ada tangan yang diangkat. Lalu R. C. Sproul berkata: ‘Orang yang mengangkat tangannya pada pertanyaan pertama seharus-nya juga mengangkat tangannya pada pertanyaan kedua’. Mengapa demikian?

R. C. Sproul:

"That God in some sense foreordains whatever comes to pass is a necessary result of his sovereignty. ... everything that happens must at least happen by his permission. If he permits something, then he must decide to allow it. If He decides to allow something, then is a sense he is foreordaining it. ... To say that God foreordains all that comes to pass is simply to say that God is sovereign over his entire creation. If something could come to pass apart from his sovereign permission, then that which came to pass would frustrate his sovereignty. If God refused to permit something to happen and it happened anyway, then whatever caused it to happen would have more authority and power than God himself. If there is any part of creation outside of God’s sovereignty, then God is simply not sovereign. If God is not sovereign, then God is not God. ... Without sovereignty God cannot be God. If we reject divine sovereignty then we must embrace atheism" (= Bahwa Allah dalam arti tertentu menentukan apapun yang akan terjadi merupakan akibat yang harus ada dari kedaulatanNya. ... segala sesuatu yang terjadi setidaknya harus terjadi karena ijinNya. Jika Ia mengijinkan sesuatu, maka Ia pasti memutuskan untuk mengijinkannya. Jika Ia memutuskan untuk mengijinkan sesuatu, maka dalam arti tertentu Ia menentukannya. ... Mengatakan bahwa Allah menentukan segala sesuatu yang akan terjadi adalah sama dengan mengatakan bahwa Allah itu berdaulat atas segala ciptaanNya. Jika ada sesuatu yang bisa terjadi di luar ijinNya yang berdaulat, maka apa yang terjadi itu menghalangi kedaulatanNya. Jika Allah menolak untuk mengijinkan sesuatu dan hal itu tetap terjadi, maka apapun yang menyebabkan hal itu terjadi mempunyai otoritas dan kuasa yang lebih besar dari Allah sendiri. Jika ada bagian dari ciptaan berada di luar kedaulatan Allah, maka Allah itu tidak berdaulat. Jika Allah tidak berdaulat, maka Allah itu bukanlah Allah. ... Tanpa kedaulatan Allah tidak bisa menjadi / adalah Allah. Jika kita menolak keda ulatan ilahi, maka kita harus mempercayai atheisme) - ‘Chosen By God’, hal 26-27

Jerom Zanchius juga memberikan kesimpulan yang sama dengan menga-takan bahwa:

"Arminianism, therefore is atheism" (= karena itu, Arminianisme adalah atheisme) - ‘The Doctrine of Absolute Predestination’, hal 24.

 


email us at : gkri_exodus@mailcity.com