>

Calvinisme yang difitnah : Kontroversi Calvinisme & Armenianisme

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


 III) Kesimpulan dari sejarah Agustinus & Calvin.

Setelah melihat sejarah kehidupan dan pelayanan dari Agustinus dan John Calvin, maka bisalah kita menarik suatu kesimpulan bahwa sekalipun mereka berdua mempercayai doktrin Predestinasi dan Keselamatan tidak bisa hilang, tetapi mereka:

1) Bukanlah orang yang meremehkan dosa, atau sengaja berbuat dosa. Sebaliknya mereka betul-betul berjuang untuk menghancurkan dosa dalam hidup mereka, dan berusaha untuk hidup sesuci mungkin.

2) Bukanlah orang yang bermalas-malasan dalam melayani Tuhan. Seba-liknya mereka adalah orang yang berjuang mati-matian dalam pelayanan.

3) Bukanlah orang yang tidak mau memikul salib. Sebaliknya mereka mau menderita dan bahkan mati demi Kristus.

Fakta ini bertentangan sekali dengan kata-kata Pdt. dr. Yusuf B. S. dalam bukunya ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’ yang saya kutip di bawah ini:

Mungkin saudara berkata bahwa Agustinus dan Calvinnya memang tidak seperti yang dikatakan oleh Pdt. dr. Yusuf B. S., tetapi banyak orang-orang Calvinist yang seperti itu. Maka sebagai jawaban saya mengutip kata-kata John Murray, seorang ahli theologia Reformed, yang berkata:

"But perversion does not refute the truth of the doctrine perverted" (= Tetapi penyimpangan tidak menyangkal / membuktikan salah kebenaran dari doktrin yang disimpangkan itu) - ‘Collected Writings of John Murray’, vol II, hal 87.

Jadi, kalau ada orang Calvinist yang menanggapi ajaran Agustinus / Calvin dengan cara seperti yang dikatakan oleh Pdt. dr. Yusuf B. S., maka itu tidak membuktikan bahwa ajaran Agustinus / Calvin itu salah. Itu adalah kesalahan oknum itu sendiri, bukan kesalahan ajarannya! Apakah mereka berani ber-kata bahwa dalam kalangan Arminian tidak ada oknum brengsek seperti itu?

Perlu diingat bahwa Injil, yang mengatakan bahwa Kristus telah mati untuk semua dosa kita, juga sering ditanggapi secara salah, yaitu dengan lalu terus berbuat dosa karena toh telah ditebus (bdk. Ro 5:20-6:1). Tanggapan salah ini tidak menyebabkan Injilnya jadi salah dan tidak boleh diberitakan!

Perlu juga saudara ingat dan sadari bahwa ajaran baik apapun selalu bisa menimbulkan tanggapan yang salah! Tetapi itu tidak membuat ajaran baik itu menjadi salah dan tidak boleh diberitakan. Orang yang bijaksana harus bisa membedakan antara kesalahan oknum dan kesalahan ajarannya. Orang bodoh mencampur-baurkan keduanya!

 


email us at : gkri_exodus@mailcity.com