IndoProtest IndoProtest

Subject: Aksi Mahasiswa Bandung, 13 November 1998
Date: Sat, 14 Nov 1998 14:09:59 +0700

Majalah ParaHyangan - Komunikasi Intelektualitas Mahasiswa
http://student.unpar.ac.id/parahyangan-online/

ParaHyangan Stop Press, 14 November 1998

Aksi Mahasiswa Bandung, 13 November 1998
GAGAL MENGINAP DI DPRD 

Ratusan massa yang sebagian besar mahasiswa, berkumpul di DPRD Jawa Barat pada hari Jumat (13/11), menyusul berita jatuhnya korban jiwa dalam aksi mahasiswa di Jakarta.

Pada hari Jumat (13/11) pukul 14.00, Mahasiswa Unpar (dipelopori oleh KM Unpar), berkumpul di lapangan parkir depan Gedung Rektorat Unpar, untuk berkumpul dengan mahasiswa Bandung lainnya mengadakan aksi di Gedung DPRD Jawa Barat. Berita jatuhnya korban jiwa dalam aksi mahasiswa di Jakarta, turut memanaskan sebagian mahasiswa untuk berkumpul saat itu.

Sesampainya di depan Gedung DPRD Jawa Barat, pada pukul 15:00 WIB, mahasiswa Unpar bersama massa berjumlah ratusan orang mulai bergerak menuju gedung RRI Bandung yang "kebetulan" dijaga ketat oleh aparat keamanan. Sampai di pagar gedung RRI, kurang lebih setengah jam massa yang ingin masuk dan menyiarkan tuntutannya bersitegang dengan aparat keamanan. Akhirnya, massa yang sebagian besar mahasiswa itu menarik diri. Tindakan "menarik diri" itu tampaknya disengaja oleh mahasiswa sebagai bagian dari skenario. "(Kita) memang tidak mau masuk ke (gedung) RRI. Ini semacam tarik-ulur saja dengan aparat keamanan," tutur Dadang - salah satu koordinator aksi.

Lalu massa yang sudah bertambah banyak kemudian ber-long march menuju kawasan pertokoan Plaza Bandung Indah. Teriakan-teriakan mahasiswa seperti "Cabut Dwi Fungsi ABRI!", dan "Adili Soeharto" bergema. Bahkan teriakan "Revolusi!" pun kini sudah makin akrab dikumandangkan. Long march ini menyebabkan kemacetan lalulintas di berbagai ruas jalan utama.

Di bawah guyuran hujan dan pengawasan ketat dari polisi dan tentara, akhirnya massa sampai di depan Plaza Bandung Indah disambut sorak sorai para pengunjung yang memenuhi pinggiran jalan Merdeka. Menariknya, pada waktu Magrib, massa yang muslim tetap menyempatkan diri untuk sholat berjama'ah ditengah jalan Merdeka dan rintik-rintik hujan, dipimpin oleh seorang perwira polantas (polisi lalu lintas).

Usai sholat, massa kemudian bergerak kembali ke Gasibu untuk menduduki gedung DPRD di bawah pengawasan polisi. Sekitar 30 mahasiswa Unpar masih bertahan untuk turut menduduki gedung DPRD. Hadir pula Kapolwiltabes Bandung Kol.Pol.Doddy S. Tadinya, mereka berniat menginap di DPRD. Namun niatan tersebut tidak dipenuhi oleh aparat keamanan (polisi).

Akhirnya - seperti yang terjadi pada 12 November 1998 malam - massa diusir secara paksa oleh polisi yang bersenjatakan pentungan dan tameng, tepatnya mulai pukul 21:15 WIB. Massa berhasil diusir keluar, dan beberapa dari mereka menderita luka memar. Disertai dengan sumpah serapah terhadap polisi yang main pukul, massa akhirnya bergerak menuju Unpad - yang merupakan kampus terdekat dari Gasibu. Akhirnya, pada pukul 22:15 WIB, massa mulai kembali ke tempat masing-masing, setelah beristirahat sejenak di Unpad. Namun, itu bukan berarti mereka sudah menyerah. (Renee,Samuel,Erwin/rra,e)

ParaHyangan Stop Press diterbitkan oleh
Majalah ParaHyangan - Komunikasi Intelektualitas Mahasiswa

Home

IndoProtest - http://members.tripod.com/~indoprotest