From: Warga IPB s.junet@mailcity.com
KUNJUNGAN KB IPB KE DPR 18 MEI 1998
KUNJUNGAN KELUARGA BESAR IPB KE DPR 18 MEI 1998
Keluarga Besar (KB) IPB yang terdiri atas Guru Besar, Dosen, Alumni dan Mahasiswa (S1, S2 dan S3) pada tanggal 18 Mei 1998 ke DPR untuk menyampaikan Pernyataan Sikap. Rombongan yang seluruhnya berjumlah tidak kurang dari 200 orang itu dipimpin langsung oleh Rektor IPB, Prof Dr. Soleh Solahuddin. Tidak kurang dari 40 Guru Besar IPB turut serta dalam acara tersebut.
Rombongan sebanyak 5 bus berangkat dari Kampus Baranangsiang pada pukul 08.30 dengan dikawal oleh vorijders dari Polwil Bogor. Di gerbang TOL Taman Mini pengawalan diganti oleh Kesatuan Marinir (untuk diketahui hampir seluruh bangunan strategis dan vital, seluruh gedung Kedutaan Besar, serta gedung-gedung perkantoran di Jakarta saat ini dijaga oleh Marinir).
Sekitar pukul 10.00 KB IPB diterima oleh Pimpinan Fraksi Karya Pembangunan plus Abdul Gaffur selaku penasehat FKP dan Pimpinan MPR/DPR. Setelah sambutan pengantar dari Ketua Fraksi KP, Abdul Gaffur dan Rektor IPB, acara dilanjutkan dengan pembacaan puisi "Puisi 12 Mei 1998" (terlampir) oleh Taufik Ismail. Mahasiswa IPB selanjutnya menutup puisi tersebut dengan membagi-bagikan untaian kembang mawar hitam kepada FKP. Usai pembacaan puisi Rektor membacakan Pernyataan Sikap Keluarga Besar IPB (terlampir).
Setelah pembacaan Pernyataan Sikap, Rektor IPB menjelaskan tentang Sikap butir 4 yang menyatakan bahwa anggota Golkar dari Pegawai Negeri Sipil IPB akan merupakan yang pertama kali keluar dari Golkar bila Golkar tidak segera melakukan reformasi. Rektor menegaskan bahwa akan ada tiga jenis kartu yang akan diberikan kepada FKP sehubungan dengan hal tersebut. Kartu kuning akan diberikan kepada Golkar bila orsospol ini masih kurang cepat merespon reformasi, sementara kartu merah akan merupakan tanda bahwa Golkar telah ditinggalkan oleh para anggotanya dari IPB karena Golkar lamban merespon reformasi.
Selanjutnya Rektor IPB juga menegaskan bahwa Sidang Istimewa MPR harus digelar sesegera mungkin. Untuk itu niat lengser keprabon harus diproses secara legal, formal dan konstitusional.
Abdul Gaffur menyampaikan sikap bahwa NPAG (Nomor Pokok Anggota Golkar) dapat dibuang oleh anggota PNS di IPB bila Golkar lamban merespon reformasi. Oleh karena itu Golkar akan sesegera mungkin menindak lanjuti masukan dari KB IPB. Ketika didesak lebih lanjut oleh Prof Bungaran Saragih kapan tepatnya dilaksanakan reformasi tersebut, khususnya Sidang Istimewa MPR, Pimpinan FKP membalas bahwa pagi ini (18 Mei 1998) FKP baru membahas draft mekanisme Sidang Istimewa. Sidang menjadi bertambah panas ketika forum mendesak Ketua FKP membacakan draft tersebut guna membuktikan bahwa Golkar commited terhadap janjinya. Draft tersebut akhirnya hanya dibacakan pada bagian judulnya saja.
Setelah Prof Bungaran, tanggapan diberikan oleh Wakil Alumni yakni Emmie Hafied. Emmie Hafied menegaskan bahwa DPR tidak perlu melakukan konsultasi dengan Presiden RI. Justru DPR yang harus memanggil Presiden. Kesempatan berikutnya disampaikan oleh wakil mahasiswa S2/S3 dan Dewan Mahasiswa IPB (Rais Sonaji).
Dari pertemuan dengan FKP tersebut terasa sekali bahwa "angin pembaharuan" memang berhembus kuat sekali. Sementara di luar ruangan berbagai rombongan mahasiswa dan dosen dari perguruan tinggi lain juga berduyun-duyun membanjiri berbagai ruang sidang lain untuk menyampaikan aspirasinya. Lagu-lagu perjuangan berkumandang di berbagai pojok gedung. Di ruang sebelah juga diadakan dengar pendapat antara Amien Rais, Yusril Mahendra, dan AM Fatwa dengan Komisi II DPR. Ruang ini penuh sesak oleh para mahasiswa yang ingin mendengar dengar pendapat tersebut.
Usai dengan FKP, KB-IPB melakukan hal yang sama dihadapan Fraksi Persatuan Pembangunan (FPP). Fraksi PP dihadiri oleh Ketua dan Sekretaris Fraksi plus beberapa anggota fraksi, termasuk Dr. AM Saefuddin yang merupakan staf pengajar Sosek IPB.
Setelah rangkaian acara yang sama dengan FKP dilakukan, selanjutnya dilakukan dialog dengan beberapa wakil dari Guru Besar, Alumni, Dosen, Wakil Eksponen Angkatan 66 Bogor, serta mahasiswa. FPP menyatakan bahwa sudah sejak lama mereka memperjuangkan reformasi ini namun mereka selalu tidak mendapat tempat dalam mass media sehingga masyarakat tidak mengetahui kiprah FPP yang sebenarnya. Rektor IPB juga menyatakan bahwa anggota KB IPB tidak akan ragu-ragu untuk memilih Partai Bintang bila partai ini menunjukkan kinerja yang tinggi dalam mendukung oproses reformasi.
Sekitar pukul 13.30 KB-IPB kembali ke Bogor dengan dikawal kembali oleh Marinir dan Polwil Bogor seperti semula, dan kemudian ditutup dengan makan siang bersama di Rumah Makan Trio. Hidup IPB!!Hidup Reformasi!!
PERNYATAAN SIKAP KELUARGA BESAR IPB
Mengingat krisis politik, ekonomi, hukum dan moral saat ini telah mengancam berbagai sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, yang telah mengakibatkan krisis kepercayaan, serta memperhatikan desakan hati nurani yang telah meluas di kalangan masyarakat dan kaum intelektual Indonesia; Keluarga Besar IPB yang terdiri dari Guru Besar/Dosen, Mahasiswa dan Alumni, menyatakan SIKAP sebagai berikut:
Kampus Darmaga, 16 Mei 1998
KELUARGA BESAR INSTITUT PERTANIAN BOGOR
IndoProtest - http://members.tripod.com/~indoprotest