IndoProtest IndoProtest

Aksi Mahasiswa SULUT

RIBUAN MAHASISWA SULUT AKSI TURUN JALAN

pukul 9.30 wita
Ratusan mahasiswa dan sejumlah dosen Fisip mengadakan upacara berkabung atas insiden Tri Sakti dengan menurunkan bendera setengah tiang di depan gedung Fisip Unsrat.

pukul 10.00 wita
Massa yang sudah berkumpul di lantai dasar beranjak menuju lantai III untuk mengikuti diskusi panel yang diadakan oleh Fisip Unsrat. Tema diskusinya adalah tentang reformasi politik, ekonomi dan hukum dengan menghadirkan panelis dari berbagai perguruan tinggi se-Sulut. Diantaranya Rektor UKI-Tomohon, Guru besar/mantan rektor IKIP Manado di Tondano Prof.Dr. Sinolungan, mantan Rektor Unsrat Prof.Dr. Waworuntu, Prof.Ir. Lucky Sondakh (ketua Isei), Dekan Fisip Drs. J.J. Lontaan, pengamat politik Ishak Pulukadang, dan Ir. M. Rondo (PR III).

pukul 10.10 wita
Dalam orasinya Prof.Waworuntu, Msc sangat menyesalkan keberadaan Golkar. sementara itu memasuki panelis berikutnya sempat terjadi protes dari para mahasiswa yang menanyakan ketidakhadiran Rektor Unsrat. Diduga ketidakhadiran Rektor berkenaan dengan statmentnya di harian Manado Post (13/5/98) "akan memecat dosen/ mahasiswa yang mengadakan aksi reformasi".

pukul 10.25 wita
Suasana di dalam ruangan semakin gaduh oleh teriakan massa yang menginginkan agar diskusi ini dilanjutkan di lantai dasar dalam bentuk mimbar bebas. Namun permintaan ini tidak dikabulkan oleh penyelenggara dengan alasan yang tidak jelas. Dalam suasana tegang massa memutuskan untuk walk out menuju halaman Fisip dan melakukan mimbar bebas.

pukul 10.30 wita
massa dari fakultas lain mulai berdatangan termasuk dari berbagai perguruan tinggi di Sulut (IKIP,UKIT, STAIN,STIE dan ITM Tomohon) untuk bergabung dalam mimbar bebas. Dalam aksi ini diisi juga oleh orasi berbagai dosen yang intinya mengutuk insiden 12 Mei 1998. Diantara dosen itu adalah Drs. S.U. Marundu (Fak. Sastra), Drs. Reiner E. Oentue (Fak.Sastra).

pukul 11.00 wita
Massa aksi tetap meneriakkan para panelis untuk bergabung. Namun karena tidak ada yang menyambut, mimbar bebas ini tetap dilanjutkan dengan orasi dari berbagai mahasiswa secara bergantian.

pukul 11.30
Massa memutuskan untuk aksi relly keliling Unsrat dengan rute mulai Fisip, melewati Fak.Hukum terus menuju Fak. Teknik hingga menuju ke Rektorat. Disetiap fakultas massa berhenti sejenak untuk melakukan orasi dan mengajak para mahasiswa untuk bergabung. Sehingga jumlah massa semakin bertambah dari ratusan orang hingga rimbuan mahasiswa.

pukul 12.00 wita
Massa berhenti direktorat dan meneriakkan agar rektor keluar dari ruangannya dalam waktu lima menit untuk mempertanggung jawabkan statmentnya. Sementara itu teriakkan "turunkan rektor" tidak henti-hentinya bergemuruh. Ditengah-tengah orasi dan yel-yel seorang putra Ambon naik ke atas kursi untuk membacakan sumpah mahasiswa yang diikuti oleh seluruh peserta aksi. Setelah lebih dari lima menit berlalu, dan rektor tidak muncul maka massa memutuskan untuk terus bergerak.

pukul 12.15 wita
Di depan gedung rektorat ribuan massa membuat lingkaran mengadakan upacara penurunan bendera setengah tiang dan menyanyikan lagu gugur bunga kepada para pahlawan reformasi. Suasana haru dan isak tangis tidak terbendung diantara para peserta, bahkan ada beberapa orang yang pingsan karena keharuannya.

pukul 12.30 wita
Massa mulai bergerak lagi menuju Fak.Peternakan untuk mengajak massa lainnya sekaligus untuk menurunkan bendera setengah tiang. Jumlah massa terus bertambah hingga memadati ruas jalan kampus.

pukul 12.45 wita
Massa terus melanjutkan relly menuju Fakultas pertanian dan mengajak para mahasiswa lainnya untuk bergabung.

pukul 13.00 wita
Jumlah massa aksi yang terus bertambah memutuskan melanjutkan relly menuju gedung DPRD I Sulut. Untuk mengantisipasi ada penyusupan, massa membuat barikade disisi kiri dan kanan barisan.Ketika massa mulai bergerak keluar kampus menuju DPRD I, ratusan aparat keamanan anti huru-hara dari Polda Sulut, Yonif 712, dan Korem wirabuana menghadang massa. Massa yang terus bergerak mendekati barikade aparat. Sementara tim negosiasi yang diwakili oleh Kordinator KAM Sulut Endri Tandjung sedang bernegosiasi dengan Kapoplresta Manado Letkol. Donal Aer, massa yang tidak sabar menunggu mendesak hingga saling dorong-mendorong. Akhirnya pihak aparat mengalah dengan kesepakatan sepanjang menuju DPRD I yang berjarak 1 Km aparat akan mengawal aksi.

pukul 14.00 wita
Massa memasuki gedung DPRD I yang disambut oleh ketua DPRD I Rolly Tanos, dan terjadi perdebatan karena pihak DPRD menginginkan masuk ruangan dengan sistem delegasi. Namun secara tegas massa menolak dan mengajak dialog anggota DPRD di halaman gedung. Akhirnya dialog disepakti di halaman gedung ditengah guyuran hujan lebat.

Sebelum dialog massa meminta untuk mengadakan upacara berkabung dengan menurunkan bendera setengah tiang. Dalam keadaan hujan lebat tak satu pun massa yang beranjak dari barisan bahkan suasana haru dan isak tangis menyelimuti massa aksi.

pukul 14.30 wita
Dialog dimulai yang ditandai dengan penyampaian tuntutan dari seorang srikandi KAM Sulut (Ulfah) yang isinya meminta kepada para anggota DPRD untuk menurunkan Rektor Unsrat. Kemudian dari mahasiswa kedokteran Dadang Nugroho, menuntut agar reformasi secepatnya dilakukan karena harga-harga obat semakin tak terjangkau. Dari Sastra Fahrul, menyampaikan tuntutan tentang otonomi daerah. Dan disaat terjadi penyampaian tuntutan, walikota Manado L. Korah sambil berpayung ria memasuki pelataran gedung DPRD yang disambut massa dengan teriakkan "lepaskan payung dan rasakan penderitaan rakyat". Dengan terpaksa walikota ikut terguyur hujan.

Ketika walikota diberi kesempatan untuk berbicara, dia ingin mempengaruhi massa dengan mengatakan "hidup persma". Saat itu juga massa marah dan menggoblok-goblokkan walikota termasuk meneriakkan "disini tidak ada persma yang ada reformasi". Maka pengeras suara langsung direbut dari tangan walikota oleh Fadli (FISIP) sambil meneriakkan "turunkan Suharto" yang disambut dengan histeris oleh massa.

pukul 15.30 wita
Sebelum massa membubarkan diri, massa menekankan kembali tuntutan aksi, yang pertama, turunkan suharto, kedua turunkan Paruntu (Rektor Unsrat), ketiga turunkan harga BBM dan obat, empat usut sampai tuntas insiden Tri sakti dan insiden 20 April di Unsrat dan kelima segera reformasi menyeluruh dilakukan.

Akhirnya massa membubarkan diri setelah mengatakan akan kembali tanggal 20 Mei 1998 untuk menagih janji anggota dewan.

Catatan info

VIVA REFORMASI,

MAHASISWA BERASAL DARI RAKYAT, HARUS MENGABDI KEPADA RAKYAT (DR. SAM RATULANGI)

NAOMI DAMANIK
KAM-SULUT

Home

IndoProtest - http://members.tripod.com/~indoprotest