Korban Kebrutalan Aparat, 1 Tewas di Yogyakarta
Korban Kebrutalan Aparat, 1 Tewas di Yogyakarta. Seorang mahasiswa fakultas MIPA Universitas Sanata Dharma Yogyakarta semester 6, Mozes Gatutkaca ditemukan tewas Jumat malam 8 Mei 1998 menyusul demonstrasi beruntun dari berbagai Universitas di Yogyakarta. Mozes ditemukan tewas setelah terjadi pembubaran paksa masa yang berdemonstrasi sampai malam hari, pada demonstrasi yang berpusat di kampus IKIP Negeri Yogyakarta dan Universitas Sanata Dharma. Petugas meninggalkan mayat Mozes setelah sebelumnya terjadi pengejaran oleh aparat yang dilanjutkan dengan penganiayaan terhadap setiap orang yang ditemui didaerah itu. Menurut dokter Djatmiko Soedomo, Mozes dibawa ke RS Panti Rapih sekitar pukul 22.00 BBWI dalam kondisi telah tewas. Hasil pemeriksaan menunjukkan tulang dasar otaknya retak. "Melihat keadaannya dapat saya pastikan dia dipukuli sekitar setengah jam yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan luka-lukanya. Yang jelas dia meninggal akibat pukulan benda keras, tumpul," kata dr. Djatmiko yang merawat Mozes.
Pada tanggal 8 Mei 1998 tersebut Yogyakarta dilanda demonstrasi dan kerusuhan massa menuntut turunnya Soeharto dan turunnya harga. 09.00 terjadi demonstrasi dikampus Institut Sains & Teknologi Akprind serta di Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STTNAS) Yogyakarta. 13.00 terjadi demonstrasi di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan dikampus IKIP Negri Yogyakarta dan Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta. 17.00 mahasiswa UGM bergabung di USD yang kampusnya saling berhadapan dengan IKIP Negri. Masyarakat juga bergabung dengan demonstran dan saling memberikan orasi dalam mimbar bebas. Sementara di kampus Universitas Kristen Duta Wacana juga menyelenggarakan aksi tandingan dalam bentuk ibadah oikumene keprihatinan yang berlangsung di Atrium UKDW. Pada saat itu aparat yang berjaga melakukan pembubaran secara paksa dengan melakukan penyerbuan yang dibuka oleh panser penyemprot air dan tembakan gas air mata. Demonstran membalas dengan lemparan batu yang akhirnya menjadi kerusuhan massa sampai dengan pagi harinya. Aparat secara membabi buta memukul setiap orang yang ada dilokasi kerusuhan, termasuk pedagang kaki lima dan penduduk setempat. Aparat juga sempat memukuli pasangan suami istri didepan anaknya yang berusia 2 tahun yang mengakibatkan sianak trauma berat atas perlakuan aparat kepada orang tuanya. Warga setempat yang pintu rumahnya terbuka langsung diserbu aparat, dan setiap anak lelaki yang ditemui dirumah itu dipukuli dan dibawa ke Polda DIY.
Pada hari ini 9 Mei 1998 juga terjadi demonstrasi susulan di kampus UGM, USD dan IKIP Negri. Kerusuhan masa terjadi lagi pada hari ini. Sampai dengan berita ini dikirimkan (9 Mei 1998 Jam 18.15) Kerusuhan masih berlangsung. Sementara sisa kerusuhan masa sampai dengan saat ini akibat kerusuhan kemarin masih bertebaran dijalan. Daerah kerusuhan yang masih porak poranda meliputi Jalan Colombo, Jalan Prof. Yohanes, Jalan Gejayan, Jalan Laksda Adisucipto, dan kampung kampung sekitarnya. Pada kerusuhan kemarin nampak sekali dendam masa hanya dilampiaskan pada aparat-aparat dari Kepolisian dan ABRI Angkatan Darat. Sedangkan aparat-aparat dari ABRI Angkatan Udara sama sekali tidak mendapatkan gangguan dari masa demonstran, bahkan sekelompok kecil (4 0rang) aparat dari Angkatan Udara ataupun dari POM ABRI yang berada di tengah lokasi gerombolan massa tidak mendapatkan gangguan. Nampaknya massa demonstrasi sudah memahami akan siapa-siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas semua rekayasa politik di Indonesia selama ini dan kebobrokan kebobrokan yang telah terjadi di lingkungan POLRI dan ABRI Angkatan Darat.
Forum Demokrasi 98
IndoProtest - http://members.tripod.com/~indoprotest