>

 Bab 12

Irresistible /Efficacious Grace

Apa yang menyebabkan seseorang menjadi percaya dan bertobat? Mengapa ada orang-orang lain yang menerima Injil yang sama tetapi tidak menjadi percaya dan tetap hidup di dalam dosa mereka tanpa rasa sesal sedikitpun? Orang Calvinist percaya bahwa Tuhanlah yang memegang peranan disini, tetapi sebaliknya orang Arminian menganggap hal itu sebagai hasil keputusan orang itu sendiri.

Orang Calvinist percaya bahwa sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa, manusia hidup sebagai pemberontak terhadap Allah dan tidak menginginkan segala tawaran keselamatan. Pada Bab yang lalu, kita sudah melihat bahwa orang-orang pilihan Allah telah ditebus oleh Kristus. Tetapi, bagaimana mungkin mereka dapat bertobat dan percaya apabila mereka masih berada di dalam keadaan mati rohani? Pekerjaan penebusan Kristus diterapkan oleh Roh Kudus melalui panggilanNya, kepada semua orang-orang pilihan, sehingga mereka menjadi percaya dan bertobat.

2Timotius 1:9

Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karuniaNya sendiri.

1Petrus 5:10

Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaanNya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.

2Petrus 1:3

Karena kuasa ilahiNya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasaNya yang mulia dan ajaib.

1Petrus 2:9

... Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib: ...

1Korintus 1:23-24

tetapi kami membertitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orangYahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, (24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.

Yudas 1

Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus.

Wahyu 17:14

... Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia.

Nubuat pertama di dalam Alkitab mengatakan bahwa Allah akan "mengadakan permusuhan antara keturunan Hawa dan keturunan ular" (Kej 3:15). Banyak orang yang mengira bahwa "keturunan Hawa" disitu menunjuk kepada seluruh umat manusia, tetapi hal ini jelas salah! Di dalam Gal 3:16 Paulus mengatakan bahwa yang dimaksud dengan "keturunan" adalah Kristus sebagai individu. Dan karena kita dan Kristus adalah satu, maka kita, sebagai umat pilihan Allah, juga termasuk di dalam "keturunan perempuan" itu. Di lain pihak, yang disebut sebagai "keturunan ular" adalah musuh-mush Kristus. Di dalam Yoh 8:44 Yesus bahkan menyebut "musuh-musuhNya" sebagai anak-anak Iblis.

Dari sini terlihat bahwa umat manusia sebenarnya terbagi di dalam dua bagian. Dan karena sejak semula Allah yang "mengadakan permusuhan diantara mereka", maka orang yang berada dipihak yang "bermusuhan" dengan Kristus tidak mungkin mempunyai keinginan untuk datang kepada Tuhan. Rasa permusuhan itu harus dibuang terlebih dahulu sebelum dia dapat melakukan apa yang berkenan kepada Tuhan. Orang tersebut harus dilahirbarukan terlebih dahulu.

Yohanes 3:3

Yesus menjawab, kataNya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

Kelahiran baru adalah pekerjaan Allah semata-mata

Kelahiran baru adalah karunia Allah yang dianugrahkanNya kepada orang-orang pilihanNya. Tidak ada seorangpun yang berpartisipasi di dalam kelahiran baru, kita semua adalah orang mati dan kita tidak dapat membangkitkan diri kita sendiri. Sebenarnya dilihat dari istilahnya ("di lahibarukan"), yang merupakan kata kerja pasif, dapat dilihat bahwa pada saat dilahirbarukan orang tersebut pasif total. Sebagai ilustrasi, adakah diantara kita yang pada saat dilahirkan oleh ibu-ibu kita, ikut andil di dalam mengeluarkan diri kita dari kandungan ibu? Adakah diantara kita yang dengan sadar ikut berusaha bersama dengan ibu kita di dalam proses kelahiran itu? Jelas tidak! Kita "dilahirkan" dan bukannya "melahirkan" diri sendiri. Bila di dalam kelahiran jasmani kita pasif total, demikian juga kelahiran rohani kita.

Titus 3:5

pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh Roh Kudus, ...

Kolose 2:13

Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Dia mengampuni segala pelanggaran kita,

Efesus 2:4-5

Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasihNya yang besar, yang dilimpahkanNya kepada kita, (5) telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita - oleh kasih karunia kamu diselamatkan - (6) dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga.

Yehezkiel 11:19,20

Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat, (20) supaya mereka hidup menurut segala ketetapanKu dan peraturan-peraturanKu dengan setia; maka mereka akan menjadi umatKu dan Aku akan menjadi Allah mereka.

Yohanes 5:24

Aku berkata kepadamu: "Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari alam maut ke dalam hidup.

Yakobus 1:18

Atas kehendakNya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaanNya.

2Korintus 5:17

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus adalah ciptaan yang baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Ayat-ayat ini jelas bertentangan dengan ajaran Arminian yang mengatakan bahwa kelahiran baru pada dasarnya adalah tindakan manusia, yang dipengaruhi oleh dorongan moral manusia itu sendiri setelah ia mendengar kebenaran yang disampaikan oleh Roh Kudus. Padahal pada ayat-ayat di atas, terlihat bahwa pada saat kelahiran baru, kita pasif total, Tuhan saja yang bekerja. Ayat-ayat itu mengatakan bahwa "oleh rahmatNya" kita "di hidupkan Allah", dan Allah "memberikan kita hati yang baru", "memindahkan kita dari alam maut" dan "menjadikan kita" sebagai "ciptaan baru". Tidak kelihatan sedikitpun andil usaha kita di dalam kelahiran baru.

Kelahiran baru terjadi sebelum iman

Kelahiran baru hanya terjadi satu kali dan sesaat, yaitu dari kematian rohani menjadi hidup. Dan pada saat hal itu terjadi, roh/jiwa kita berada dalam keadaan sepasif saat Lazarus dipanggil oleh Yesus untuk dibangkitkan dari kuburnya (lihat Yoh 11:1-44). Saat itu dia mati, jadi dia tidak dapat menjawab panggilan. Lazarus juga tidak mungkin mampu untuk "mengusahakan kebangkitannya" bersama-sama dengan Yesus. Jadi, sama seperti Lazarus yang harus dibangkitkan dahulu baru dapat mendengar dan melangkah keluar dari kuburnya; kita harus dilahirbarukan terlebih dahulu, agar bisa mendengar dan mengerti panggilan Tuhan serta menanggapinya. Dari sini bisa kita lihat bahwa kelahiran baru terjadi sebelum pertobatan.

Sebagai ilustrasi lain, tidak ada bayi yang bisa menangis sebelum dilahirkan ibunya. Demikian juga, tidak ada orang yang mampu percaya/beriman, bertobat dari dosa, melayani Tuhan, atau melakukan apapun yang bersifat rohani, sebelum ia dilahirbarukan oleh Roh Kudus.

Tanpa adanya kelahiran baru, kita sebagai orang mati tidak akan mampu mendengar, mengerti apalagi menanggapi Firman Tuhan dan bertobat. Pada saat kita masih mati, kita mungkin dapat mendengarkan khotbah secara jasmani, tetapi karena rohani kita mati, kita tidak akan mendapatkan apa-apa. Sebagai contoh, seorang perempuan yang bernama Lidia di dalam Kis 16:14, di dalam ayat itu dia dikatakan "mendengarkan". Tetapi, dari kata "sehingga" yang ada di dalam bagian selanjutnya, terlihat bahwa apabila Tuhan tidak membuka hatinya, dia tidak akan bisa memperhatikan ataupun menanggapi perkataan Paulus. Di dalam Alkitab NIV dikatakan bahwa "The Lord opened her heart to respond to Paul's message", Allah membuka hatinya untuk menanggapi perkataan Paulus. Terjemahan Alkitab bahasa Indonesia kurang tepat.

Kisah Rasul 16:14

Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus.

Kelahiran baru merubah sifat dasar atau kehendak seseorang

Pohon yang tidak baik harus diubah dulu menjadi pohon yang baik, baru dia dapat menghasilkan buah yang baik. Dan karena perubahan ini dilakukan oleh kuasa dari atas, dan menghasilkan ciptaan baru, maka kuasa ini tidak dapat ditolak dan sifatnya permanen.

Bagaimanapun hebatnya seorang pengkhotbah, apabila Tuhan tidak membuka hati pendengarnya, maka orang tersebut tidak akan bertobat. Jadi, apa yang membuat satu orang bertobat dan seorang yang lain tidak? Jelas, faktor Tuhanlah yang membedakan, Dia memberikan roh yang baru kepada yang satu dan tidak kepada yang lain.

Yehezkiel 36:26,27

Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. (27) RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya.

Seorang yang sudah dilahirbarukan akan mempunyai kehendak/keinginan/kerinduan baru yang dahulu tidak pernah dipunyainya. Ia menjadi seorang yang rindu untuk belajar firman Tuhan, melayani Tuhan, mau membuangi dosa-dosanya, mengasihi sesamanya dll.

1Korintus 15:10

Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkanNya kepadaku tidak sia-sia.

1Yohanes 2:29

Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari padaNya.

1Yohanes 3:6,9-10

Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia. (9) Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. (10) Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.

1Yohanes 4:7

Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah

1Yohanes 5:1.18

Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga dia yang lahir dari padaNya. (18) Kita tahu bahwa setiap orang yang lahir dari ALlah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya.

2Tesalonika 1:11

Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilanNya dan dengan kekuatanNya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu,

Dari ayat-ayat di atas kita melihat bahwa perubahan yang terjadi di dalam kehidupan seorang pilihan, tergantung dari kelahiranbarunya. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti bahwa kita, yang sudah terpanggil, tidak mempunyai tanggung jawab untuk berusaha, dari dalam diri kita sendiri, untuk berbuat baik sehingga dapat berkenan kepada Tuhan. Alkitab juga menekankan tanggung jawab kita sebagai orang panggilan Allah untuk tetap menjaga kesucian hidup kita.

Efesus 4:1

Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.

1Tesalonika 2:12

dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaanNya.

Manusia tidak berhak memegahkan diri atas imannya

Apabila hati dan roh kita saja adalah anugerah Tuhan, bagaimana mungkin masih ada orang yang bisa memegahkan dirinya dan menganggap bahwa dialah yang beriman, dialah yang percaya, Tuhan tidak ikut campur, dia sendirilah yang memutuskan? Di atas kayu salib, Kristus mengatakan bahwa pekerjaanNya "sudah selesai". Orang yang merasa bahwa dirinya mempunyai kuasa untuk menerima atau menolak penebusan itu seharusnya berkata : "Tidak, pekerjaanMu belum selesai, Engkau baru mengerjakan sebagian saja, dan aku sendirilah yang harus melengkapi pekerjaanMu itu karena apabila tidak maka pekerjaanMu itu adalah sia-sia."

Orang sombong macam inilah yang ditegur oleh Paulus di dalam Ef 2:8,9 dan 1Kor 4:7. Di dalam ayat yang pertama Paulus mengajarkan bahwa iman adalah karunia dan bukan hasil usaha manusia, sedang di dalam ayat yang kedua Paulus jelas-jelas mengatakan bahwa tidak ada satupun dari yang kita punyai (termasuk iman) yang adalah hasil usaha kita, semuanya itu kita terima dari Allah.

Efesus 2:8,9

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

1Korintus 4:7

Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?

1Korintus 1:26-29

Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaanmu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. (27) Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, (28) dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, (29) supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.

Kesimpulan

Orang Arminian mengakui bahwa Allah mempunyai kuasa yang tidak terbatas terhadap alam jasmani, lalu mengapakah mereka menyangkal kuasa Allah atas dunia rohani? Apakah karena mereka menganggap bahwa dunia rohani berada diluar kontrol Allah? Kita percaya bahwa Allah dapat mengubah seorang yang jahat menjadi baik, apabila Dia memang menghendakinya. Kedaulatan ini adalah hak pencipta atas ciptaanNya. Bolehkah Tuhan melakukan sesuatu hanya demi perluasan KerajaanNya dan demi KemuliaanNya semata-mata? Bukan saja boleh, itu adalah hakNya. Kita bukan saja tidak berhak untuk berkeberatan, malah kita juga tidak berhak menanyakan maksudNya.

Roma 9:20

Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: "Mengapakah engkau membentuk aku demikian?"

Yesaya 45:9

Celakalah orang yang berbantah dengan PembentukNya; dia tidak lain dari bekling periuk saja! Adakah tanah liat berkata kepada Pembentuknya: "Apa yang Kau buat?" atau yang telah dibutanya: "Engkau tidak punya tangan!"

Sebuah mata yang sudah terlanjur buta, tidak akan dapat disembuhkan dengan memberinya sinar yang bagaimanapun terangnya. Demikian juga dengan rohani kita, rohani yang telah mati tidak akan dapat dihidupkan oleh pemberitaan Injil yang bagaimanapun hebatnya. Mata tersebut baru dapat melihat apabila ada pihak luar, entah itu seorang ahli bedah mata atau suatu mujijat, yang menyembuhkannya. Demikian juga dengan roh kita, tanpa campur tangan Allah, jiwa kita akan tetap mati. Salah satu kesalahan terbesar orang Arminian adalah melupakan tentang faktor penentu ini, yaitu pekerjaan Roh Kudus pada hati orang pilihan.

Pandangan Arminian mengatakan bahwa Tuhan berusaha sekuat tenaga untuk mempertobatkan setiap orang, jelas tidak terlihat hasilnya. Menurut statistik dunia, untuk setiap orang yang berhasil dipertobatkan, ada kurang lebih duapuluh lima orang yang tidak bertobat (dan masuk neraka). Bukankah Tuhan seharusnya malu karena kenyataan yang terjadi adalah tidak sesuai dengan kehendakNya? Pandangan yang beginikah yang memuliakan Tuhan? Tidak! Pandangan ini menghina Tuhan.

Mereka percaya bahwa Kristus mati bagi semua orang, dan Roh Kudus berusaha membawa semua orang tersebut kedalam pertobatan, tetapi pada kenyataannya hanya beberapa yang diselamatkan. Bukankah ajaran ini adalah ajaran yang menghina Roh Kudus? Roh Kudus digambarkan sebagai Allah yang membawa misi mulia, Dia mendatangi hati seseorang, Dia menawarkan keselamatan kepada orang itu, dan setelah bertahun-tahun Dia berusaha menyadarkan orang tersebut, dengan menggunakan "free will"-nya orang tersebut menolak tawaran Roh Kudus tersebut. Dapatkah kita bayangkan bagaimana malunya Roh Kudus harus pulang ke surga dan melaporkan kepada Kristus bahwa Dia telah gagal di dalam melaksanakan tugasNya?

Jika Allah atau Roh Kudus tidak dapat secara efektif memanggil kita, atau jika kita mempunyai kemampuan untuk menolak Dia, maka seharusnya Allah berfirman : "Aku menghendaki semua orang diselamatkan; tetapi, pada akhirnya, bukan kehendakKu yang terjadi melainkan kehendak mereka." Dapatkah anda bayangkan Allah mengeluarkan firman semacam itu? Itulah yang seharusnya terjadi apabila kita mempercayai doktrin Arminianisme.

Selain itu, jika Tuhan memang tidak berkuasa atas kedaulatan free will manusia, buat apa kita berdoa kepadaNya untuk mempertobatkan sanak-saudara dan handai taulan kita? Bukankah lebih tepat apabila kita langsung menyampaikan keinginan kita langsung kepada orang itu saja? Toh dia yang menentukan apakah dirinya akan bertobat atau tidak.


email us at : gkri_exodus@mailcity.com