>

 Bab 11

Limited Atonement

Doktrin Limited Atonement atau Penebusan Terbatas ini berurusan dengan pertanyaan "apakah Kristus mengorbankan diriNya untuk seluruh umat manusia tanpa kecuali dan tanpa membeda-bedakan; atau kematianNya adalah khusus bagi orang pilihan?." Atau dengan kata lain, apakah pengorbanan Kristus dimaksudkan agar keselamatan dimungkinkan bagi semua orang, atau kematian tersebut hanya untuk menyelamatkan orang-orang pilihan yang diberikan Bapa kepadaNya? Orang-orang Arminian percaya bahwa Kristus mati bagi semua orang, sedangkan Calvinist percaya bahwa Kristus mati bagi orang-orang pilihan saja.

Jika kita percaya bahwa Kristus mati bagi semua orang / seluruh dunia, maka hanya ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Pertama, semua orang pasti selamat; dan kedua, melihat kenyataan bahwa banyak orang yang tidak selamat, rencana Allah telah gagal. Untuk kemungkinan pertama, orang Arminianpun menolak pendapat ini karena pengertian ini menjurus kepada Universalisme. Sedangkan kemungkinan kedua jelas merupakan penghinaan bagi Tuhan, bagaimana mungkin Dia yang sudah menentukan untuk membiarkan orang-orang tertentu binasa dapat mengirimkan AnakNya untuk mati bagi mereka, dan pada kenyataannya orang-orang tersebut tetap binasa? Apakah ini tindakan yang bijaksana? Jelas tidak, mereka yang percaya kepada kemungkinan kedua ini telah menganggap Tuhan kita sebagai Tuhan yang tolol.

Apabila dari sejak semula, di dalam kekekalan, Allah telah menentukan adanya sebagian umat manusia yang akan diselamatkan dan yang dibiarkan binasa, maka adalah suatu yang kontradiksi jika kita menganggap bahwa pekerjaan PenebusanNya ditujukan kepada kedua golongan manusia. Adalah tidak mungkin apabila Kristus dikirim ke dunia untuk mati bagi orang-orang yang sudah pasti binasa; Dia pasti hanya menebus diri orang-orang yang sudah Dia pilih untuk diselamatkan.

Keterbatasan Tujuan Penebusan

Doktrin ini tidak bermaksud untuk membatasi nilai atau kuasa penebusan Kristus. Calvinist percaya karena keIlahianNya, maka nilai / kuasa kematian Kristus adalah infinite (tidak terbatas). Alkitab mengatakan bahwa yang disalibkan/menderita adalah "Tuhan yang mulia", "Pemimpin kepada yang hidup", dan di dalam Kisah Rasul 20:28, Dia disebut sebagai "Allah" yang menebus jemaatNya dengan darahNya.

Kisah Rasul 3:15

Demikianlah Ia, Pemimpin kepada yang hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi.

1Korintus 2:8

Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia.

Kisah Rasul 20:28

Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah [Anak]Nya sendiri.

Di dalam Kisah Rasul 20:28 ada sedikit kesalahan terjemahan di dalam Alkitab bahasa Indonesia, kalimat "diperolehNya dengan darah AnakNya sendiri" seharusnya berbunyi "diperoleh dengan darahNya sendiri", kata "Anak" seharusnya tidak ada. Di dalam Alkitab versi King James (KJV) dikatakan "with His own blood"; dan Alkitab versi New International (NIV) juga menyebutkan hal yang sama.

Jadi, karena Allah sendiri yang melakukan penebusan, maka nilai/kuasa kematianNya adalah tidak terhingga. Keterbatasan yang ada hanyalah di dalam tujuanNya, Dia tidak menujukan pengorbananNya bagi seluruh dunia melainkan bagi orang-orang pilihan saja. Memang ada ayat-ayat yang kelihatannya mengatakan bahwa Kristus mati bagi semua orang atau seluruh dunia, tetapi ayat-ayat tersebut tidak bisa ditafsirkan bahwa Kristus benar-benar menebus semua orang karena hal tersebut jelas membuat ayat Alkitab yang satu bertentangan dengan yang lain. Untuk penjelasan lebih jauh terhadap ayat-ayat "universal" tersebut, baca bagian tentang keberatan-keberatan terhadap doktrin ini.

Calvinist percaya bahwa meskipun di dunia ini hanya ada satu orang pilihan saja, maka kuasa kematian Kristus mempunyai nilai yang sama dengan apabila semua orang harus ditebus. Sama seperti matahari yang perlu memberikan seluruh sinarnya bagi satu-satunya tanaman di dunia, matahari tersebut akan memberikan sejumlah sinar yang sama jika seluruh dunia ditutupi oleh tumbuh-tumbuhan.

Meskipun kuasa tersebut cukup untuk menebus seluruh dunia tetapi penebusan itu tidak ditujukan bagi seluruh dunia. Orang-orang Arminian percaya bahwa kematian Kristus tersebut tidak ditujukan untuk menyelamatkan manusia, melainkan hanya memberi mereka kemungkinan untuk diselamatkan, jika manusia menghendakinya. Apa gunanya kita disembuhkan dari suatu penyakit biasa apabila kita tetap akan mati karena kanker, atau apa gunanya dosa kita "diringankan" tetapi pada akhirnya kita masih tetap "dihukum mati."

Baik golongan Reformed/Calvinisme, maupun golongan Arminian sama-sama membatasi penebusan Kristus, tetapi masing-masing dengan pembatasan yang berbeda. Orang-orang Calvinist membatasi luas atau tujuan kematianNya, sedangkan orang Arminian membatasi kuasa atau nilai kematianNya. Orang-orang Arminian menganggap bahwa kematian tersebut belum cukup untuk menyelamatkan seseorang, orang itu sendirilah yang akan menggenapi kuasa penebusan tersebut menurut kehendaknya. Sebaliknya, Calvinisme menganggap bahwa bagi mereka yang menjadi tujuan penebusan itu, kematian Kristus cukup untuk mendapatkan hidup yang kekal.

Jika Calvinisme membatasi penebusan itu secara kuantitatif, maka Arminianisme membatasi secara kualitatif. Bagi orang-orang Calvinist, penebusan itu seperti sebuah jembatan yang sempit tetapi terbujur sampai keseberang sungai; tetapi bagi orang Arminian penebusan itu seperti sebuah jembatan yang sangat lebar tetapi terputus ditengah jalan, dan orang-orang yang ingin sampai di seberang harus berkehendak untuk berenang sendiri. Dari sini bisa kita lihat bahwa Arminianisme melakukan pembatasan yang salah terhadap penebusan Kristus. Penafsiran salah ini mengakibatkan mereka mempercayai bahwa keselamatan bisa dicapai melalui usaha atau keputusan mereka sendiri.

Hanya dosa orang-orang pilihan saja yang ditebus oleh Kristus

Dosa Adam tidak menyediakan suatu kemungkinan bagi seluruh umat manusia untuk dihukum, melainkan memastikan adanya hukuman. Dosa tersebut bersama-sama dengan dosa-dosa kita, menjadi dasar hukuman kekal yang seharusnya seluruh umat manusia terima.

Demikian juga dengan kematian Kristus, kematian tersebut tidak memberikan suatu kemungkinan untuk selamat, melainkan memastikannya. Alkitab mengatakan bahwa Kristus mati untuk menebus dosa, hal ini berarti bahwa bagi mereka yang sudah ditebus, tidak akan dihukum. Dimanakah keadilan Allah, apabila untuk dosa yang sama, Dia menghukum dua kali, sekali atas diri Kristus dikayu salib, dan kedua kalinya pada diri orang itu sendiri (apabila ternyata orang itu bukan orang pilihan) di dalam neraka.

Alkitab menyebut Kristus sebagai tebusan (ransom) bagi umatNya, dan tujuan suatu tebusan adalah untuk membebaskan orang yang ditebus dan bukannya hanya memberikan suatu kemungkinan bebas bagi yang ditebus. Apabila penderitaan dan kematian Kristus ditujukan untuk menebus semua orang, maka semua orang harus dibebaskan dari hukuman. Di dalam Matius 20:28 dikatakan bahwa Kristus adalah tebusan bagi banyak orang dan bukannya semua orang. Dan di dalam banyak ayat-ayat yang lain disebutkan bahwa Kristus mati bagi umatNya, domba-dombaNya, jemaatNya/gerejaNya, atau bahkan sahabat-sahabatNya.

Matius 20:28

sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Kisah Rasul 20:28

Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darahNya sendiri.

Yohanes 15:13

Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang yang memberikan nyawaNya untuk sahabat-sahabatNya.

Efesus 5:25,26

Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diriNya baginya (26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,...

Yohanes 10:14,15

Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-dombaKu dan domba-dombaKu mengenal Aku (15) sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawaKu bagi domba-dombaKu.

Matius 1:21

Ia akan melahirkan anak laki-laki dan Engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka.

Roma 8:32-33

Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkanNya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (33) Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?

Di dalam ayat yang terakhir, dengan jelas dikatakan bahwa Allah menyerahkan AnakNya bagi kita semua (dan kata "kita semua" disini jelas menunjuk kepada orang-orang pilihan Allah saja, lihat ayat 33). Dari sini, bisa kita lihat bahwa Kristus tidak mungkin mati bagi semua orang, kecuali apabila kita percaya bahwa Firaun, orang Farisi, dan bahkan Yudas adalah domba, sahabat, atau jemaat Kristus, dan ini jelas tidak mungkin! Apabila Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Kristus mati bagi domba, sahabat atau jemaatNya, adalah tidak masuk akal jika kita mengatakan bahwa Kristus mati bagi semua orang. Apabila ada seseorang yang bekerja keras dan mengorbankan kesehatannya sendiri demi anak yang dikasihinya, kita tidak bisa mengatakan bahwa tujuannya bekerja adalah demi kebaikan masyarakat disekitarnya. Jika dikatakan bahwa Kristus mati bagi umatNya, jelas tujuanNya memang bukan untuk semua orang.

Guna penebusan Kristus bagi orang-orang non-pilihan

Kita sudah melihat bahwa doktrin tentang Limited Atonement ini adalah doktrin yang benar dan Alkitabiah. Tetapi, mungkin saudara masih bertanya "lalu apa gunanya kematian Kristus, bagi orang-orang non-pilihan?." Kebanyakan orang Reformed setuju bahwa kematian Kristus memang mempunyai tujuan sekunder bagi para non-elect. Louis Berkoff mengatakan "All that a natural man receives other than curse and death is an indirect result of the redemptive work of Christ", yang artinya, segala sesuatu yang diterima oleh manusia duniawi selain dari pada kutukan dan kematian adalah hasil tidak langsung dari pekerjaan penebusan Kristus. Bukankah di dalam hidup kita sehari-hari kita banyak melihat orang-orang tidak percaya yang tetap mendapatkan berkat?

Sebagai ilustrasi, jika kita mempunyai kakek atau nenek yang adalah orang kafir. Kemudian karena dosa-dosa mereka dan ketidakpercayaan mereka, Tuhan langsung saja menghukum mereka sebelum mereka sempat mempunyai keturunan, maka kita yang adalah orang pilihan yang pada saat itu belum sempat dilahirkan, tidak akan mempunyai kesempatan untuk hidup sama sekali. Jadi, bagaimana Tuhan akan menyelamatkan kita sedangkan kakek/nenek kita bukan orang pilihan? Jelas Tuhan akan memberikan mereka hidup sampai pada saat yang telah ditentukanNya atau paling tidak sampai kita mempunyai kemungkinan untuk lahir. Jadi, Dia pasti juga akan memberkati orang-orang yang bukan pilihan hanya agar rencanaNya terhadap orang-orang pilihanNya tercapai.

Selain itu, Common Grace atau Kasih Karunia yang bersifat umum yang diberikan kepada semua orang, juga adalah merupakan akibat tidak langsung dari pekerjaan penebusan Kristus. Misalnya, Tuhan memberi hujan bukan hanya kepada orang Kristen, tetapi juga bagi orang non-Kristen. Jadi, jelas bahwa meskipun kematian Kristus mempunyai tujuan untuk menyelamatkan "hanya" orang-orang pilihan, pekerjaan itu juga mempunyai akibat sekunder yang menjadi berkat bagi orang-orang non-pilihan.

Keberatan-keberatan terhadap doktrin ini

Dianggap bertentangan dengan ayat-ayat Alkitab yang bersifat universal

Ada orang-orang yang menganggap bahwa doktrin Limited Atonement ini, secara frontal bertentangan dengan banyak ayat-ayat Kitab Suci. Mereka berkata, bukankah doktrin ini jelas bertentangan dengan ayat-ayat yang mengatakan bahwa Kristus mati bagi "semua orang", atau bagi "seluruh dunia", atau ayat yang mengatakan bahwa Allah menghendaki keselamatan semua manusia? Jadi, kata mereka, doktrin ini jelas menabrak ayat-ayat seperti 1 Tim 2:3,4; Yeh 33:11; dan 2 Petrus 3:9.

1Timotius 2:3,4

Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah Juruslamat kita, (4) yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan tentang kebenaran.

Yehezkiel 33:11a

katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup.

2Petrus 3:9

Tuhan tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.

Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang Arminian kira akan bertabrakan dengan doktrin Predestinasi Reformed. Tetapi, Calvinisme sama sekali tidak menganggap bahwa ayat-ayat ini menentang doktrin mereka. Ayat-ayat ini hanya mengajarkan bahwa Allah kita adalah Tuhan yang penuh dengan kebajikan dan bahwa Dia tidak bersukacita atas penderitaan mahluk-mahluk ciptaanNya. Dari banyak ayat-ayat yang lain kita melihat bahwa Allah memang tidak menetapkan bahwa Dia akan menyelamatkan semua orang, karena apabila ayat-ayat di atas ditafsirkan demikian, maka penafsiran kita akan menabrak lebih banyak ayat lagi. Lalu, apa maksud dari ayat-ayat di atas?

Kata-kata "menghendaki" atau "berkenan" mempunyai banyak macam arti, terkadang memang dapat diartikan "menetapkan" atau "merencanakan", tetapi, seringkali juga diartikan "menginginkan" atau "mengharapkan". Seorang hakim bisa saja menginginkan si terdakwa untuk dibebaskan dari hukuman mati, tetapi demi keadilan dia harus menetapkan hukuman orang tersebut. Atau misalnya, ada seseorang yang sakit kanker, dan ia harus mengorbankan salah satu ginjalnya agar dia tetap hidup; bisa saja dia tidak menginginkan hal itu terjadi, tetapi pengorbanan itu adalah pengorbanan yang tidak bisa dihindarkan, dan dilakukan demi tujuan yang lebih berharga.

Kata Yunani "thelo" dan "boulomai" yang terkadang diterjemahkan sebagai "kehendak yang menentukan", di dalam ayat-ayat berikut terasa lebih tepat apabila diterjemahkan sebagai "kehendak yang menginginkan sesuatu".

Matius 20:21

Kata Yesus: "Apa yang kau [kehendaki]?" Jawabnya: "Berilah perintah supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam KerajaanMu,...

Lukas 20:46

"Waspadalah terhadap ahli-ahli Taurat yang [suka] berjalan-jalan memakai jubah panjang dan ...

Matius 12:38

Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami [ingin] melihat suatu tanda dari padaMu."

1Korintus 14:19

Tetapi di dalam pertemuan jemaat aku lebih [suka] mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh.

Jelas di dalam ayat-ayat di atas, kata "ingin / suka / kehendaki" sama sekali tidak dapat diartikan sebagai kehendak yang menentukan atau kehendak yang harus terpenuhi. Lalu, mengapa, apabila terdapat ayat-ayat yang mengatakan Allah "menghendaki" ini itu, kita harus menterjemahkan kata tersebut sebagai kehendak yang berdaulat? Kita harus menafsirkan ayat Kitab Suci berdasarkan ayat-ayat yang lain (Scripture interprets Scripture). Selama penafsiran kita mempunyai dasar ayat Kitab Suci dan dengan penafsiran itu kita tidak menabrak ayat manapun, maka kita sudah berhasil di dalam menjaga "otoritas" Kitab Suci.

Dengan menggunakan argumentasi yang sama, kata "semua", tidak selalu dapat diartikan "setiap individu di dunia". Banyak ayat yang apabila kata "semua" dimaksudkan sebagai "setiap individu" maka akan terlihat tidak benar bahkan terkesan dusta. Mari kita lihat contoh-contoh ayat dimana kata "semua" mutlak tidak dapat diartikan "setiap individu".

Markus 1:5

Lalu datanglah kepadanya [orang-orang dari seluruh daerah Yudea] dan [semua penduduk Yerusalem], dan sambil mengaku dosanya mereka dibaptis di sungai Yordan.

Kisah Rasul 4:21

Mereka semakin keras mengancam rasul-rasul itu, tetapi akhirnya melepaskan mereka juga, sebab sidang tidak melihat jalan untuk menghukum mereka karena takut akan [orang banyak (di dalam NIV:all the people, jadi seharusnya diterjemahkan "semua orang" )] yang memuliakan nama Allah berhubung dengan apa yang telah terjadi.

Lukas 21:17

dan kamu akan dibenci [semua orang] oleh karena namaKu.

Kisah Rasul 21:28

... "Hai orang-orang Israel, tolong! Inilah orang yang di mana-mana mengajar [semua orang] untuk menentang bangsa kita dan menentang hukum Taurat dan tempat ini! ...

Yohanes 1:6,7

Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; (7) ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia [semua orang] menjadi percaya.

Ayat-ayat ini jelas menggunakan suatu gaya bahasa yang dibesar-besarkan untuk menggambarkan "sebagian orang" saja. Percayakah anda bahwa Yohanes Pembaptis benar-benar membuat setiap individu di dunia ini percaya? Atau bahwa rasul-rasul benar-benar dibenci oleh setiap individu di dunia ini? Jelas tidak mungkin! Karena apabila kita menafsirkan "semua orang" sebagai "setiap individu", maka kita sudah menganggap Kitab Suci bertentangan dengan kenyataan yang ada dan dengan demikian Kitab Suci berdusta. Apa akibat terburuk dari penafsiran yang salah itu? Kita akan dapat mengatakan bahwa Kitab Suci bukanlah Firman Allah, karena Allah tidak mungkin berdusta. Dan apabila Kitab Suci bukan Firman Allah, buat apa kita percayai? Dan buat apa kita jadi orang Kristen?

Salah satu ayat yang paling kuat di dalam menunjukkan bahwa seringkali kata "semua orang" menunjuk kepada orang-orang percaya saja adalah Ibrani 2:9-11. Di dalam ayat ini, dikatakan bahwa "oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia". Tetapi apabila kita melihat bahasa Yunaninya, maka ayat tersebut berakhir dengan kata "bagi semua" (NIV: for everyone), tidak ada kata "manusia". Lalu, apa yang dimaksud dengan "bagi semua"? Jawabnya dapat dilihat dari ayat 10 dan 11, disitu terlihat bahwa yang dimaksud adalah "banyak orang", "mereka semua berasal dari Satu" dan "Ia menyebut mereka saudara". Jelas, kata "bagi semua" disini menunjuk kepada orang-orang percaya saja.

Ibrani 2:9-11

Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut [bagi semua orang (NIV: for everyone)]. (10) Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah -- yang bagiNya dan olehNya segala sesuatu dijadikan --, yaitu Allah yang membawa [banyak orang (NIV: many sons)] kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan. (11) Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara,...

Mari kita lihat sebuah ayat favorit orang Arminian di dalam menyerang doktrin Limited Atonement. Ayat ini (1 Korintus 15:22) berbunyi "Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus." Ayat ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan doktrin Limited Atonement karena ayat ini tidak menyinggung masalah "hidup" oleh karena kelahiran baru, melainkan menunjuk kepada kebangkitan dari antara orang mati.

1Korintus 15:22

Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.

Pandangan orang Arminian kelihatan terlalu difokuskan pada kata "semua orang" tanpa melihat konteksnya. Dilihat dari konteksnya, ayat ini terletak di dalam pasal tentang "Kebangkitan Kristus" dan "Kebangkitan kita". Pada ayat 20 dan 21 terlihat bahwa "kehidupan kembali" di dalam ayat 22 menunjuk pada kebangkitan dari antara orang mati dan bukan menunjuk kepada kelahiran baru. Pada ayat 23 dan 24 terlihat bahwa orang-orang ini akan "dihidupkan kembali" pada waktu kedatangan Kristus yang kedua. Kata "hidup" pada ayat 22 tersebut tidak menunjuk pada "keselamatan" semua orang, karena pada ayat 24 terbukti bahwa ada yang "dibinasakan". Jadi, apabila memang ditinjau dari konteks pasalnya, ayat 22 sama sekali tidak berhubungan dengan perdebatan Arminianme-Calvinisme. Penggunaan ayat ini untuk menyerang Calvinisme, malah menunjukkan bahwa mereka mempunyai penafsiran yang kacau balau tentang Alkitab. Mari kita lihat versi lengkapnya.

1Korintus 15:20-24

Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. (21) Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. (22) Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. (23) Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu kedatanganNya. (24) Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.

Di dalam Wah 1:5 dan 6, rasul Yohanes di dalam puji-pujiannya terhadap Kristus, terlihat dengan jelas bahwa diapun percaya akan adanya pemilihan (definite election) dan penebusan yang terbatas (limited atonement). Jelas kata "kita" disitu menunjuk kepada dirinya dan jemaat yang membaca surat Wahyu tersebut. Sedangkan di dalam Wah 5:9, di dalam nyanyian yang dinyanyikan oleh orang-orang kudus, dikatakan bahwa "Kristus membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa."

Wahyu 1:5,6

... Bagi Dia, yang mengasihi [kita] dan yang telah melepaskan [kita] dari dosa [kita] oleh darahNya -- (6) dan yang telah membuat [kita] menjadi suatu kerajaan, ...

Wahyu 5:9

..."Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.

Dari pembuktian ayat-ayat di atas, jelas bahwa kata "semua orang" tidak selalu dapat diartikan "setiap individu di dunia ini", tetapi harus diartikan sebagai "orang-orang pilihan" jika kata itu berada di dalam ayat-ayat yang menyangkut tentang keselamatan. Terkadang kata "semua" memang diperlukan untuk menekankan bahwa Injil tidak terbatas bagi orang Yahudi saja, melainkan juga bagi bangsa-bangsa lain.

Tetapi, bagaimana dengan ayat-ayat yang mengatakan bahwa Kristus mati bagi seluruh "dunia" seperti 1 Yoh 2:2 dan Yohanes 12:47.

1Yohanes 2:2

Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.

Yohanes 12:47

... sebab Aku bukan datang untuk menghakimi dunia, melainkan menyelamatkannya.

Dengan jalur argumentasi yang sama dengan pada waktu kita membahas tentang kata "kehendak" dan "semua", maka akan kita lihat bahwa kata "seluruh dunia" tidak selalu menunjuk kepada setiap orang di dunia ini. Mari kita lihat ayat-ayat dimana kata "seluruh dunia" tidak dapat diartikan "semua orang di dunia".

Wahyu 13:3

Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. [Seluruh dunia] heran, lalu mengikut binatang itu.

Kolose 1:23

... Injil, yang telah kamu dengar dan telah dikabarkan di [seluruh alam di bawah langit].

Kejadian 41:57

Juga dari [seluruh bumi] datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf, sebab hebat kelaparan itu di [seluruh bumi].

Kisah Rasul 19:27

... Dan Artemis sendiri, Artemis yang disembah oleh seluruh Asia dan [seluruh dunia] yang beradab, akan kehilangan kebesarannya.

1Yohanes 5:19

Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan [seluruh dunia] berada di bawah kuasa si jahat.

Roma 1:8

Pertama-tama aku mengucap syukur kepada Allahku oleh Yesus Kristus atas kamu sekalian, sebab telah tersiar kabar tentang imanmu di [seluruh dunia].

Lukas 2:1

Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di [seluruh dunia].

Di dalam ayat-ayat di atas, kata "seluruh dunia" hanya menunjuk kepada sebagian manusia saja. Apabila di dalam ayat-ayat di atas kata "seluruh dunia" boleh menunjuk kepada sebagian orang saja, lalu mengapa di dalam ayat 1Yoh 2:2 kata "dunia" tidak boleh menunjuk kepada orang pilihan saja?

Mari kita kembali kepada ayat 1Tim 2:3,4 yang kita kutip pada permulaan bagian ini.

1Timotius 2:3,4

Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah Juruslamat kita, (4) yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan tentang kebenaran.

Apabila kalimat bahwa Tuhan "menghendaki supaya semua orang diselamatkan" ditafsirkan menurut pengertian Arminianisme, yaitu Dia "menentukan" semua orang selamat, maka hanya ada dua kesimpulan yang dapat ditarik dari pandangan ini, pertama adalah bahwa Allah kecewa karena kehendakNya tidak tercapai / gagal, dan kemungkinan kedua, apabila kehendak Allah tersebut tercapai, maka semua orang, tanpa kecuali, pasti selamat.

Untuk kemungkinan pertama, jelas bertentangan dengan ayat-ayat yang menyatakan kedaulatan Allah. Apabila Allah, di dalam Perjanjian Lama, memang "menghendaki / menentukan" menyelamatkan bangsa-bangsa lain, mengapa Dia hanya memilih Israel? Apakah hal itu disebabkan karena Dia tidak mampu menyebarkan InjilNya sampai ke bangsa-bangsa kafir pada waktu itu? Jelas bisa, hanya saja Dia memang tidak menghendaki hal itu terjadi. Dari sini bisa kita lihat bahwa kata "menghendaki" di dalam 1 Tim 2:4 tidak dapat diartikan sebagai "menentukan / memutuskan" tetapi harus diartikan bahwa Dia hanya "ingin" semua orang selamat atau dengan kata lain, keselamatan semua orang adalah sesuatu yang menyenangkan Dia.

Tetapi dilain pihak, Dia juga tahu bahwa apabila semua orang diselamatkan maka tujuan akhir rencanaNya, yaitu kemuliaanNya, tidak akan tercapai. Sama seperti Yesus di taman Getsemani, Dia ingin agar "cawan" itu dilewatkan, tetapi pada saat yang sama Dia juga tahu bahwa apabila hal itu terjadi maka rencana BapaNya tidak akan tercapai; dan karena itu pada akhirnya Dia mengatakan "kehendakMulah yang terjadi."

Sedangkan untuk kemungkinan kedua, yaitu bahwa semua orang pasti akan selamat, jelas bahwa apabila kita mempercayai pandangan ini maka kita sudah menganut Universalisme. Orang Arminian sendiripun menentang aliran Universalisme.

Dari berbagai contoh di atas, kita melihat adanya ayat-ayat, yang apabila ditafsirkan secara "terlepas" dari seluruh Kitab Suci, akan mendukung pandangan/doktrin Arminian. Tetapi, hal itu akan menyebabkan kontradiksi besar-besaran di dalam tubuh Alkitab sendiri. Kita sudah melihat bahwa ayat-ayat yang digunakan oleh orang-orang Arminian dapat diharmoniskan dengan baik sekali oleh Calvinisme. Sebaliknya, ayat-ayat yang menjadi dasar Calvinisme tidak akan dapat diharmoniskan dengan doktrin mereka.

Kita percaya bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan, dan karena itu Alkitab adalah suatu Firman yang konsisten dan ayat-ayatnya tidak mungkin bertentangan satu dengan lainnya. Semua ahli teologi yang benar setuju bahwa ayat-ayat yang sukar atau tidak jelas harus ditafsirkan berdasarkan ayat-ayat yang jelas dan bukan sebaliknya.

Kesimpulan

Kita sudah melihat dasar-dasar Kitab Suci tentang Limited Atonement, kita sudah melihat ajaran bahwa Kristus mati bagi orang pilihan saja adalah ajaran yang Alkitabiah. Tetapi, orang-orang Arminian percaya bahwa kematian Kristus adalah pekerjaan setengah selesai yang harus diselesaikan manusia apabila mereka mau selamat. Ajaran Arminian ini adalah ajaran yang sama sekali tidak memuliakan Tuhan, Tuhan digambarkan sebagai Pencipta yang tidak berdaulat, Pencipta yang tergantung kepada ciptaanNya, dan yang paling parah adalah Pencipta yang terjebak di dalam KasihNya sehingga tidak dapat memenuhi kehendakNya untuk menyelamatkan dunia. Ajaran ini adalah jelas merupakan suatu penghinaan bagi Tuhan.

Ada sebuah ilustrasi yang digunakan oleh orang Armenian untuk mendukung doktrin mereka, Allah digambarkan sebagai seorang kaya yang mempunyai banyak uang, Dia telah menyediakan uang tersebut bagi semua orang yang mau datang untuk mengambilnya. Dan jikalau seseorang benar-benar datang kepadaNya meminta uang tersebut niscaya Dia akan mengaruniakannya. Orang-orang Arminian menggambarkan keselamatan seperti demikian, Allah telah menyediakan keselamatan bagi semua orang dan mengundang siapapun yang mau datang untuk mendapatkannya. Ilustrasi ini mempunyai dua kelemahan yang menyolok. Pertama, Allah seharusnya tahu berapa banyak uang yang harus disediakan karena Dia tahu berapa jumlah orang yang akan datang mengambilnya. Kedua, Allah tidak pernah dan tidak mungkin melakukan pekerjaan yang sia-sia. Dia adalah makhluk yang Maha Bijaksana, Dia jelas tahu persis berapa jumlah uang yang diperlukan, Dia tidak akan menyediakan sejumlah uang yang lebih dari jumlah yang seharusnya. Dia memang bisa menyediakan uang untuk diberikan kepada semua orang, tetapi di lain pihak Dia telah menentukan siapa-siapa yang akan datang untuk mengambil uang itu, sehingga secara tidak langsung Dia juga telah menentukan jumlah uang yang harus disediakan.

Dari ilustrasi diatas dapat dilihat betapa orang Arminian beranggapan bahwa Allah bukanlah suatu makhluk yang berdaulat, tetapi suatu makhluk yang pasif yang menunggu kehendak manusia untuk menjalankan apa yang Dia inginkan. Allah digambarkan sebagai makhluk yang tidak yakin akan jumlah orang yang akan mengambil "uangnya", dan karena itu Dia harus menyediakan lebih untuk mengantisipasi kemungkinan jika "semua" orang ternyata datang untuk mengambil bagiannya. Allah bahkan terlihat tidak berdaulat atas "uang" tersebut, sedangkan manusia ternyata lebih berperan terhadap apa yang akan dilakukannya terhadap tawaran itu, yakni jika ia ingin mengambil, Allah tidak mungkin menolak dan jika manusia itu menolak tawaranNya, Allah tidak bisa berbuat apa-apa. Dan ini semua karena mereka menganggap Allah tidakmenentukan tindakan mereka, dan Allah tidak berdaulat atas manusia.

Sebaliknya, di dalam ajaran Calvinisme, Tuhanlah yang diutamakan, Tuhanlah yang berdaulat, manusia begitu direndahkan, dan Tuhan yang dipermuliakan; ajaran ini mengutamakan kehendak Tuhan yang mulia dan benar serta menomorduakan kehendak manusia yang penuh dosa dan motivasi jahat. Orang Calvinist menyerahkan segala sesuatu ke dalam tangan Tuhan termasuk keselamatannya sendiri, sedangkan orang Arminian bersandar kepada kehendaknya sendiri di dalam menentukan keselamatan mereka.


email us at : gkri_exodus@mailcity.com