>

 Bab 9

Total Depravity /Total Inability

Keberdosaan manusia menyebabkan dibutuhkannya Rencana Penyelamatan dari Allah. Karena inilah Allah, karena kasihNya, perlu merancang suatu rencana penebusan dan mengaplikasikannya. Apabila manusia memang harus diselamatkan, maka inilah jalan satu-satunya yang dapat berhasil, karena manusia di dalam keberdosaannya tidak mungkin menyelamatkan dirinya sendiri.

Arti Total Depravity

Banyak orang-orang yang salah menafsirkan arti dari nama doktrin ini. Doktrin tentang Total Inability (Ketidakmampuan Total) atau Total Depravity (Kerusakan Total) ini sama sekali tidak berarti bahwa :

w semua manusia sama bejadnya, atau

w manusia sudah maximum bejadnya, atau

w manusia "sama sekali" tidak dapat membedakan baik dan jahat, atau

w manusia senang melakukan "segala/semua" dosa, atau

w manusia tidak bisa menghargai kebaikan, atau

w manusia tidak bisa melakukan kebaikan sosial, manusia jelas bisa melakukan hal-hal yang kelihatan baik dihadapan manusia (tetapi tidak dihadapan Tuhan).

Doktrin ini berarti bahwa sejak kejatuhan Adam, manusia hidup di bawah kutukan dosa, serta segala tindakannya didasarkan pada prinsip-prinsip dosa. Manusia tersebut sama sekali tidak dapat mengasihi Allah atau melakukan sesuatupun yang berharga untuk ditukar dengan keselamatan. Seluruh manusia (baik tubuh, pikiran/pengertian, perasaan hati, hati nurani, kemauan/kehendak) sudah dikotori/dirusak/dipengaruhi secara negatif oleh dosa. Tidak ada satu bagianpun di dalam diri manusia yang tidak dipengaruhi secara negatif oleh dosa.

Titus 1:15

Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis.

Dosa dan keberdosaan (Sin and Sinfulness)

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang doktrin ini, ada baiknya apabila kita membedakan terlebih dahulu antara istilah dosa (sin) dan keberdosaan (sinfulness). Dosa adalah suatu tindakan manusia yang melanggar hukum Tuhan, sedangkan keberdosaan menyangkut sifat dasar manusia berdosa. Jadi, seorang Kristen yang sifat keberdosaannya sudah dihilangkan (2Kor 5:17), masih dapat jatuh di dalam dosa atau berbuat dosa karena dia masih mempunyai kebiasaan-kebiasaan dan kecondongan untuk berbuat dosa (Roma 7:20-23).

2Korintus 5:17

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Roma 7:20-23

Jadi jika aku (Paulus) berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. (21) Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. (22) Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, (23) tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.

Dosa dinilai berdasarkan Firman Tuhan. Sebaliknya, keberdosaan, adalah sifat pemberontak yang ada pada diri orang yang belum dilahirbarukan terhadap Tuhan.

Yesaya 64:5

...Sesungguhnya, Engkau ini murka, sebab kami berdosa; terhadap Engkau kami memberontak sejak dahulu kala

Sifat inilah yang membedakan antara sifat Tuhan dan sifat manusia berdosa. Tuhan adalah mahluk yang Benar dan Dia hanya mencari dan melakukan apa yang benar, sedangkan manusia berdosa bertindak dan berpikir didasarkan kecenderungan untuk memberontak dari Tuhan, dan dengan motivasi yang penuh dosa. Karena manusia dibatasi oleh sifat keberdosaan, yang diwarisinya dari Adam, maka dia tidak akan mencari, apalagi mengasihi Tuhan.

Sifat keberdosaan ini begitu universal / menyeluruh (di dalam 1Raja-raja 8:46 dikatakan "karena tidak ada manusia yang tidak berdosa kepadaMu") sehingga Kitab Suci berkali-kali mengatakan bahwa tidak ada seorang manusiapun yang baik (selain Kristus tentu saja).

1Korintus 5:9-10

dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya jangan bergaul dengan orang-orang cabul. (10) Yang aku maksudkan bukanlah dengan semua orang cabul pada umumnya dari dunia ini atau dengan semua orang kikir dan penipu atau dengan semua penyembah berhala, karena jika demikian kamu harus meninggalkan dunia ini.

1Yohanes 1:8,10

Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam diri kita. (10) Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firmanNya tidak ada di dalam kita.

Yakobus 3:2

Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang yang sempurna, yang dapat mengendalikan seluruh tubuhnya.

Roma 3:23

Karena semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah.

Pengkhotbah 7:20

Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tidak pernah berbuat dosa!

Amsal 20:9

Siapakah dapat berkata: "Aku telah membersihkan hatiku, aku tahir dari pada dosaku?"

Manusia berada dalam keadaan mati rohani karena dosa

Baik Paulus, Agustinus, maupun Calvin, setuju pada fakta bahwa semua manusia telah berdosa di dalam Adam dan mereka "tidak bebas dari salah" (Roma 2:1). Pada banyak bagian di dalam surat-suratnya, Paulus menunjukkan bahwa kita telah mati karena pelanggaran dan dosa kita, terasing dari Allah dan tidak berdaya (Ef 2:12).

Roma 2:1

Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab di dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.

Efesus 2:12

bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.

Manusia, di luar Kristus adalah manusia yang telah mati di dalam dosa. Di dalam Roma 8:2 dikatakan bahwa "Roh yang membawa hidup di dalam Kristus Yesus telah memerdekakan...". Adanya kata hidup membuktikan bahwa dia tadinya mati. Karena, jika tidak, bagaimana mungkin orang hidup (secara jasmani) diberikan hidup oleh Roh? Bukankah hidup disitu menunjuk kepada hidup secara rohani? Dengan demikian, bukankah hal ini berarti bahwa kita dulu mati secara rohani? Di dalam Roma 8:9 dikatakan bahwa "kamu hidup dalam Roh jika Roh Allah diam di dalam kamu", bukankah hal ini berarti bahwa orang yang belum dilahirbarukan, yang belum mempunyai Roh Kudus di dalam dia adalah orang mati?

Roma 6:2

... Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?

Efesus 2:1

Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

Efesus 2:5

...telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita...

Kolose 2:13

Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita,..

1Petrus 2:24

Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran.

Karena dia mati secara rohani atau mati di dalam dosa, manusia tersebut secara aktif terus berbuat dosa dan ia tidak mempedulikan hal-hal rohani seperti doa, Firman Tuhan dsb. Ada 2 buah ilustrasi populer yang salah, ilustrasi ini sering digunakan oleh orang-orang Arminian di dalam mereka mengabarkan Injil.

1. Kita digambarkan sebagai seorang yang sakit keras, Allah memberi kita obat, kita mesti membuka mulut kita kalau mau disembuhkan. Kesalahan ilustrasi ini adalah karena tidak Alkitabiah, Kitab Suci tidak mengatakan bahwa kita sakit rohani, tetapi bahwa kita mati. Orang mati tidak mungkin dapat membuka mulutnya.

2. Kita digambarkan sebagai seorang yang hampir tenggelam, Allah melempar tali, dan kita harus mau memegang tali itu kalau mau selamat. Ilustrasi ini juga salah! Seharusnya, kita sudah tenggelam dan sudah mati, Allah menyelam, mengangkat kita lalu menghidupkan kita kembali.

Jadi, seperti telah kita lihat di atas, kita semua, sebelum berada di dalam Kristus, adalah orang mati. Orang yang mati tidak dapat mendengar, tidak dapat menjawab serta tidak dapat datang apabila dia dipanggil. Demikian juga dengan kita yang mati rohani, kita tidak akan dapat mendengar (dan menghargai) Injil, kita juga tidak akan bisa menanggapinya panggilannya apalagi bertobat karenanya. Kita tidak mampu, kita mati secara rohani. Satu-satunya jalan agar kita dapat bertobat dan diselamatkan adalah apabila Allah mau menghidupkan rohani kita dengan melahirbarukan diri kita. Tanpa dihidupkan terlebih dahulu, kita tidak akan rindu untuk mendengar Injil, dan karena itu tidak mungkin bertobat serta beriman.

Manusia tidak dapat berbuat baik

Manusia yang mati secara rohani tidak akan mampu/mau untuk bertindak memuliakan Tuhan. Kehendak bebasnya, bukanlah ia gunakan untuk memilih antara yang baik dan yang jahat melainkan untuk memilih antara yang jahat dan yang lebih jahat. Orang tersebut tidak akan mencari Tuhan.

Mazmur 14:2-3

TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. (3) Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.

Roma 3:10-18

Seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak, (11) Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. (12) Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. (13) Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. (14) Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, (15) kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. (16) Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, (17) dan jalan damai tidak mereka kenal; (18) rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu."

Orang tersebut tidak dapat berbuat baik. Memang dia dapat melakukan kebaikan-kebaikan sosial, tetapi di hadapan Allah, hal-hal tersebut tetap tidak baik. Mengapa? Karena "kebaikan-kebaikan" itu dilakukan bukan karena orang tsb mau mentaati Tuhan, juga bukan karena dia kasih kepada Tuhan, dan kebaikan tersebut dia lakukan bukan untuk kemuliaan Tuhan (1Kor 10:31).

Yesaya 64:6

Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis, dan segala kesalehan kami seperti kain kotor;

Yeremia 4:22

...Mereka adalah anak-anak tolol, dan tidak mempunyai pengertian! Mereka pintar untuk berbuat jahat, tetapi untuk berbuat baik mereka tidak tahu."

Karena inilah orang-orang Reformed percaya bahwa kehendak bebas (free will) manusia tidaklah benar-benar free/bebas dalam arti bahwa dia tidak tergantung Tuhan dan bebas melakukan apa saja yang dia mau, melainkan bebas sesuai dengan sifat-sifatnya. Seperti seekor burung yang patah sayapnya, dia bebas untuk terbang tetapi dia tidak mampu, demikian juga dengan manusia berdosa, dia bebas untuk berbuat baik, dia bebas untuk datang kepada Tuhan, tetapi dia tidak mampu.

Yohanes 3:19

Dan inilah hukuman itu : Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada Terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.

Roma 8:7

Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena dia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.

Yohanes 5:40

...namun kamu tidak mau datang kepadaKu untuk memperoleh hidup itu.

Pada ayat Yoh 5:40 di atas, di dalam terjemahan bahasa Inggrisnya terlihat lebih jelas. Di dalam salah satu versi Inggris dikatakan : "Ye will not come, that ye may have life", kata "will not come" disini berarti "tidak menghendaki untuk datang" (kata "will" disini berarti "kehendak", seperti di dalam kata "free will"). Di dalam versi New International (NIV) dikatakan : "yet you refuse to come to me to have life", "Engkau menolak / tidak bersedia untuk datang kepadaKu...". Jadi jelas bahwa untuk hal datang kepada Allah, manusia tidak mampu ("hal ini memang tidak mungkin baginya", Rom8:7) karena dia memang tidak menghendakinya (unwilling).

Menganggap bahwa karena manusia mampu mencinta/mengasihi sesamanya berarti dia juga mampu mencinta Tuhan, adalah sama tidak masuk akalnya dengan menganggap bahwa karena air mampu mengalir, maka air juga pasti dapat mengalir ke atas. Manusia berdosa tidak akan menginginkan sesuatupun dari "Dia yang Maha Mulia dan Maha Kasih", dosa sudah begitu merasuk di dalam dirinya dan menjadi bagian alamiahnya sehingga dia sama sekali tidak memikirkan tentang keselamatan apalagi menginginkannya.

Kecondongan manusia untuk berbuat dosa

Semua manusia berdosa tidak pernah dan tidak perlu dipaksa untuk berbuat dosa, dia melakukannya dengan bebas dan rela serta menyukainya. Segala keinginan dan kehendaknya begitu condong kepada dosa sehingga dia bertindak (berbuat dosa) dengan sadar dan rela berdasarkan hatinya.

Ayub 15:16

lebih-lebih lagi orang yang keji dan bejat, yang menghirup kecurangan seperti air.

Kejadian 6:5

Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,...

Kejadian 8:21

Ketika TUHANmencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hatiNya: "Aku takkan mangutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya,...

Manusia berdosa yang belum dilahirbarukan, tidak akan merindukan Firman Tuhan apalagi datang kepada Kristus. Seperti seorang yang tidak berpendidikan melihat suatu karya seni, dia dapat melihat lukisan tersebut tetapi tidak dapat menghargainya. Atau seperti seorang anak kecil yang melihat rumus matematika yang ruwet, dia dapat melihat bentuk rumus/tulisan tersebut tetapi dia tidak dapat mengartikannya. Demikian juga dengan orang berdosa yang mendengar Injil.

1Korintus 2:14

Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.

1Korintus 1:18

Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.

Efesus 4:17,18

Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia (18) dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.

Mengapakah mereka tidak dapat mengenal atau mengerti hal-hal rohani? Karena Allah memang tidak menyatakannya kepada mereka. Tanpa kehendak Allah untuk menghidupkan rohani mereka yang mati, tanpa dilahirbarukan manusia berdosa tidak akan dapat memahami hal-hal yang berasal dari Roh Allah.

1Korintus 2:9,10

Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang di sediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (10) Karena kepada kita (kami) Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.

Matius 11:27

Semua telah diserahkan kepadaKu oleh BapaKu dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.

Benarkah pendapat orang Arminian yang mengatakan bahwa manusia berdosa yang belum dilahirbarukan dapat mengerti apabila dia memang menghendakinya? Tidak mungkin! Di dalam Yoh 8:43,44 dikatakan bahwa manusia "tidak mengerti bahasa Kristus" dan "tidak dapat menangkap FirmanNya". Iblis juga disebut sebagai pembunuh manusia, hal ini berarti bahwa kita memang telah mati dan kita telah menjadi anak-anak Iblis, dan karena di dalam Iblis tidak ada kebenaran, maka di dalam kita juga tidak ada kebenaran. Di dalam Yoh 10:26 dikatakan bahwa "kamu tidak percaya kamu tidak termasuk domba-dombaKu". Dan di dalam 2Tim 2:25-26 dikatakan bahwa apabila Tuhan memberikan kesempatan bagi kita untuk bertobat maka kita dapat terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat kita pada kehendaknya. Atau dengan kata lain jika Tuhan tidak memberikan kesempatan maka kita juga tidak akan terlepas dari jerat Iblis.

Yohanes 8:43,44

Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasaKu? Sebab kamu tidak dapat menangkap FirmanKu. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. ...

2Korintus 4:3,4

Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia (Injil) tertutup untuk mereka, yang akan binasa, (4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

2Timotius 2:25-26

..., sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, (26) dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.

Yohanes 10:26-29

tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-dombaKu. (27) Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,

Sudah kita lihat bahwa manusia mati di dalam dosa, dan karena itu dia tidak ingin/mau datang kepada Tuhan, dia menganggap Injil adalah suatu kebodohan, apa yang diperbuatnya adalah dosa semata-mata dan segala kecondongannya adalah kepada dosa. Pada ayat-ayat berikut ini, akan kita lihat bukti-bukti ayat Alkitab tentang kebejadan manusia.

Amsal 2:14-15

(mereka) yang bersukacita melakukan kejahatan, bersorak-sorak karena tipu muslihat yang jahat, (15) yang berliku-liku jalannya dan yang sesat perilakunya;

Amsal 4:16-17

Karena mereka tidak dapat tidur, bila tidak berbuat jahat; kantuk mereka lenyap, bila mereka tidak membuat orang tersandung; (17) karena mereka makan roti kefasikan dan minum anggur kelaliman.

Ayub 14:4

Siapa yang dapat mendatangkan yang tahir dari yang najis? Seorangpun tidak!

Mazmur 58:4

Sejak lahir orang-orang fasik telah menyimpang, sejak dari kandungan pendusta-pendusta telah sesat.

Mazmur 51:7

Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.

Ayub 15:14-16

Masakan manusia bersih, masakan benar yang lahir dari perempuan? (15) Sesungguhnya, para suciNya tidak dipercayaiNya, seluruh langitpun tidak bersih pada pandanganNya; (16) lebih-lebih lagi orang yang keji dan bejat, yang menghirup kecurangan seperti air.

Kejadian 8:21

... Aku tak akan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, ...

Yeremia 17:9

Betapa liciknya hati, lebih licik dari segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?

Pengkotbah 9:3

... Hati anak-anak manusiapun penuh dengan kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup, ...

Yohanes 12:43

Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah.

Alkitab mengatakan bahwa manusia berdosa adalah tawanan Iblis, dan mereka adalah hamba yang rela bagi dosa, serta tidak mampu melepaskan dirinya sendiri dari perbudakan dosa dan kejahatan.

Yohanes 8:34

Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa."

Roma 6:6

Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.

Roma 6:16

Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?

Roma 6:20

Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran.

Roma 14:23

...Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.

Roma 8:8

Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.

Ibrani 11:6

Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. ...

Ada orang-orang Arminian yang percaya bahwa iman dapat timbul dari manusia yang berdosa. Iman itu dapat timbul sewaktu-waktu tergantung dari kehendak manusia itu sendiri, apabila dia memang mau percaya maka iman itu akan timbul. Benarkah ini? Dapatkah orang mati membangkitkan dirinya sendiri? Dapatkah orang tersebut menghidupkan dirinya sendiri karena dia menghendakinya? Tidak mungkin!

Yohanes 5:21

Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendakiNya.

Yeremia 13:23

Dapatkah orang Etiopia mengganti kulitnya atau macan tutul mengubah belangnya. Masakan kamu dapat berbuat baik, hai orang-orang yang membiasakan diri berbuat jahat?

Allah yang menyebabkan manusia dapat percaya

Apabila kita tidak mungkin dapat datang kepada Kristus, lalu mengapa kita sekarang dapat percaya? Apabila bukan dari usaha kita sendiri, usaha siapakah itu? Jika kehendak kita tidak mungkin mendekatkan kita kepada Tuhan, lalu kehendak siapakah yang menarik kita?

Yohanes 6:44

Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, ...

Yohanes 6:65

Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."

Yohanes 15:16

Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. ...

1Korintus 12:3b

... dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.

Dari ayat-ayat di atas, dapat kita lihat bahwa Tuhanlah yang telah memilih kita, Dialah yang menarik kita untuk diselamatkan. Mengenai pemilihan Allah ini akan dibahas secara lebih mendalam di dalam point yang kedua dari Calvinisme yaitu Unconditional Election.

Keberatan-keberatan terhadap doktrin ini

Injil ditawarkan kepada semua orang

Orang-orang Arminian yang menggunakan Yoh 3:16 sebagai dasar bahwa keselamatan tersedia bagi siapapun yang mau. Menurut orang Arminian, karena ayat ini menawarkan Injil kpd setiap orang, maka setiap orang pasti (dan seharusnya) mampu menanggapi Injil dan dapat datang kepada Kristus. Mari kita lihat ayatnya,

Yohanes 3:16

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Ayat ini jelas hanyalah merupakan suatu undangan bebas, undangan/pengumuman untuk umum. Dan yang perlu ditekankan, Yoh 3:16 ini sama sekali tidak berbicara tentang kemampuan manusia untuk datang kpd Kristus. Ayat yang secara explicit berbicara tentang kemampuan manusia untuk datang kpd Yesus adalah Yohanes 6:44,65.

Yohanes 6:44

Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu (Yesus), jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.

Yohanes 6:65

Lalu Ia (Yesus) berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."

Ada orang Arminian yang mengatakan bahwa Allah sebenarnya tidak berhak menuntut tanggung jawab seseorang untuk bertobat dan percaya kepada Injil jika orang tersebut tidak mampu percaya. Karena inilah mereka menolak doktrin Total Depravity dan menganggap bahwa kematian Kristus telah menghapuskan ketidakmampuan untuk percaya itu, dan dengan kematian tersebut setiap orang menjadi mampu percaya.

Orang-orang Arminian ini tidak perduli pada banyaknya bukti-bukti yang Alkitab berikan untuk mendukung doktrin Total Depravity ini, dan tidak adanya satupun ayat Alkitab yang mendukung pengertian mereka bahwa "Kristus mati untuk menyediakan kemungkinan bagi manusia agar bisa percaya". Mereka menuntut bahwa karena kita percaya bahwa Allah itu adil, maka sebelum Ia menyuruh kita untuk percaya, kita pasti diberi kemampuan untuk percaya. Atau dengan kata lain, orang-orang Arminian mengatakan bahwa Allah adalah tidak adil jika Ia menghukum manusia karena kejatuhan Adam padahal semua manusia tidak diberi kesempatan untuk dapat menyelamatkan diri (melalui percaya dan bertobat).

Kesalahan mereka ini adalah merupakan kesalahan yang cukup fatal karena : (a) mereka meletakkan Allah pada posisi yang berkewajiban untuk memenuhi tuntutan manusia, dan bukan sebaliknya; selain itu (b) mereka menjadikan Injil dan pertobatan sebagai masalah keadilan Allah dan bukan lagi merupakan kasih karunia. Pernahkan anda temukan di dalam Kitab Suci akan adanya ayat yang mengatakan bahwa "iman dan pertobatan kita adalah merupakan perwujudan keadilan Allah"? Jelas tidak ada, tetapi bukan main banyaknya ayat yang mengatakan bahwa "iman dan pertobatan kita adalah kasih karunia Allah".

Sebagi contoh bahwa baik kemampuan untuk percaya, iman dan pertobatan adalah kasih karunia Allah, mari kita lihat Yoh 6:37,39. Di dalam ayat-ayat ini dikatakan bahwa mereka yang akan percaya memang sudah diberikan Bapa kepada Yesus dan bagi mereka yang "dipilih" Bapa untuk diberikan kepada Yesus, tidak akan dibuang atau hilang. Perhatikan urut-urutannya, yang "diberikan Bapa" akan "datang". Dapatkah orang yang oleh Bapa tidak diberikan kepada Yesus, mau/berkehendak untuk datang sendiri? Jelas tidak mungkin!

Yohanes 6:37,39

Semua yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu, dan barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang. (39) Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikanNya kepadaKu jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.

Jadi, berdasarkan apa yang dikatakan Kitab Suci, kita tidak bisa mengatakan bahwa Allah tidak adil karena ia tidak memberikan manusai kemampuan untuk percaya. Allah berdaulat untuk melakukan apa yang dikehendakiNya. Selain itu, manusia sendirilah (melalui Adam sebagai wakil kita) yang telah menggunakan kehendak bebasnya sendiri untuk memilih dosa daripada taat, dan sebagai akibatnya kita semua jatuh ke dalam perhambaan dosa.

Mengapa kita semua harus menanggung akibat dosa Adam?

Sebenarnya bukan lingkup buku ini untuk membahas tentang perhitungan dosa Adam atas kita. Tetapi agar kita dapat lebih mengerti mengapa kita yang tidak ikut memakan buah terlarang ikut terkena akibatnya, hal ini akan diilustrasikan secara sangat singkat.

Alkitab menganggap Adam sebagai wakil kita di dalam dosa dan Kristus adalah wakil kita dalam pembenaran (seluruh Roma 5). Jika seorang wakil telah ditentukan, maka apapun yang terjadi pada diri wakil itu dianggap terjadi juga pada diri kita. Misalnya, jika kita mengirim wakil-wakil kita keperebutan Piala Sudirman, dan kemudian wakil-wakil tersebut kalah; maka bukan hanya mereka saja yang dianggap kalah, tetapi seluruh bangsa Indonesia dianggap kalah. Mereka telah dipilih untuk mewakili Indonesia, dan karena itu apapun yang terjadi akan menjadi tanggungan seluruh bangsa.

Alkitab menyuruh kita memutuskan sendiri apa yang benar.

Ada orang-orang Arminian yang menganggap bahwa perintah untuk "memutuskan sendiri" di dalam Lukas 12:57 membuktikan bahwa manusia berdaulat di dalam menentukan keselamatannya sendiri. Mari kita lihat ayat tersebut (dan ayat lanjutannya) dengan lebih teliti.

Lukas 12:57-58

Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? (58) Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama ditengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantu-pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara

Ayat ini sama sekali tidak berbicara tentang hak manusia untuk memutuskan tentang keselamatannya, ayat ini juga tidak berbicara tentang kemampuan manusia untuk memutuskan sendiri akan keselamatannya (lihat Yoh 6:44,65 yang secara explicit berbicara ttg kemampuan manusia di dalam datang kepada Kristus).

Ditinjau dari konteksnya, maka apabila kita berselisih dengan lawan kita, dan kita bisa/mampu menyelesaikan perselisihan tersebut, ayat-ayat di atas menyuruh kita untuk menilai dan memutuskan apa yang terbaik dan sebisa mungkin menghindarkan pengadilan. Selain itu, secara implicit, pada ayat di atas, terlihat bahwa pada kasus yang dibicarakan tersebut kita berada dipihak yang salah. Apa yang dimaksudkan adalah "mengapakah kita tidak memutuskan sendiri apa yang terbaik; berusahalah berdamai daripada ....". Jadi ayat tersebut menganjurkan kita (apabila kita memang yang salah) untuk mengakui kesalahan kita, meminta maaf dan menyelesaikan masalah tersebut secara damai.

Kalau semua orang mengutip ayat-ayat seperti yang biasa dilakukan orang Arminian, yaitu hanya mengambil ayat secara sepenggal-sepenggal tanpa melihat konteksnya dan menafsirkannya (atau lebih tepat, membelokkannya) sesuai doktrin mereka, maka akan dapat muncul berbagai ajaran sesat.

Sebagai contohnya, apabila kita hanya melihat sepenggal ayat, misalnya ayat tentang Yesus di taman Getsemani, Lukas 22:42 yang berkata "Ya BapaKu, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini daripadaKu;". Maka orang-orang yang sesat dapat menggunakannya untuk menyerang kekristenan dengan mengatakan bahwa Yesus tidak rela disalib, atau bahwa Dia terpaksa. Tetapi apabila kita melihat konteksnya, maka terlihatlah pada bagian ayat yang selanjutnya "tetapi bukan kehendakKu, melainkan kehendakMulah yang terjadi" dimana terlihat dengan jelas bahwa Yesus (sebagai manusia) adalah seorang yang suci dan taat, terlihat bahwa Dia adalah seorang yang rela melepaskan keinginan dagingnya demi kehendak Tuhan.

Orang Reformed atau Calvinist selalu menyesuaikan doktrin mereka terhadap Alkitab, dan bukannya menyesuaikan Alkitab terhadap doktrin sendiri seperti yang lazim dilakukan oleh pihak Arminian.

Tidak cocok dengan adanya hukum, peraturan dan larangan Allah kepada manusia

Orang-orang yang berkeberatan terhadap doktrin Total Depravity ini berkata : buat apa Tuhan tetap mempertahankan hukum-hukum dan laranganNya, toh manusia tidak bisa berbuat baik atau taat.

Hanya dari hukum-hukum inilah kita bisa mengetahui betapa bencinya Allah kepada dosa dan betapa suciNya Dia. Dari sini dapat kita lihat bahwa, perintah atau tuntutan Allah tidak akan direndahkan, diringankan atau disesuaikan dengan kemampuan manusia karena perintah-perintah itu menunjukkan ke Mahasucian Allah.

Apakah oleh karena, misalnya, semua orang (atau banyak orang) sudah dengan leluasa melakukan budaya free sex, maka Allah harus meniadakan hukum : jangan berzinah, dan harus menyetujui perzinahan? Mengapa tidak dihilangkan saja, toh banyak yang melanggarnya? Apakah karena banyak yang tidak mampu mentaatinya maka hukum Allah harus disesuaikan? Allah yang beginikah yang saudara inginkan? Allah yang selalu berkompromi dengan dosa? Allah yang mengalah terhadap dosa? Allah yang mengorbankan kesuciannya demi kebejadan manusia? Orang Reformed jelas tidak menginginkan Allah kompromistis seperti ini.

Selain daripada untuk menunjukkan kesucianNya, perintah-perintah atau hukum-hukum Allah tersebut bertujuan untuk menyadarkan manusia bahwa dia adalah manusia yang berdosa. Jadi, hukum-hukum itu bertindak seperti sebuah cermin yang menunjukkan segala kesalahan manusia secara mendetail.

Roma 3:20

Karena tidak ada seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.

Menyebabkan orang menjadi putus asa karena merasa dirinya tidak bisa berbuat baik

Ada orang-orang yang menjadi putus asa setelah mereka mengetahui bahwa dirinya tidak dapat berbuat baik sama sekali. Kalau hal itu memang terjadi, padahal apa yang diajarkan di dalam doktrin itu adalah Firman Tuhan, maka dapat disimpulkan bahwa orang itulah yang menanggapi Firman Tuhan secara salah. Adanya tanggapan yang salah sama sekali tidak membuktikan bahwa ajarannya salah! Semua ajaran benar dapat ditanggapi secara salah, bahkan ajaran Yesus sendiri juga ditanggapi secara salah oleh orang-orang Farisi dan Saduki.

Halangan terbesar untuk datang kepada Yesus adalah perasaan bahwa diri sendiri benar (self righteousness) dan anggapan bahwa dia tidak butuh Tuhan, atau dia bisa menyelamatkan diri sendiri. Hal semacam inilah yang justru diserang habis-habisan oleh doktrin Total Depravity. Orang-orang yang betul-betul percaya pada doktrin ini, tak mungkin menjadi a self righteous person; dia tidak mungkin menjadi orang yang merasa dirinya benar/baik/lebih baik dari orang lain. Sebaliknya, dia akan menjadi seorang yang sadar bahwa dirinya miskin rohani, dan hal ini adalah sesuatu yang baik sekali, karena orang yang merendahkan dirinya sendiri akan ditinggikan Tuhan.

Jadi, orang-orang yang menjadi putus-asa setelah mendengar doktrin ini, mungkin adalah orang-orang yang "tadinya" merasa dirinya cukup baik dan kemudian dikagetkan oleh fakta Alkitab tentang betapa kotornya dirinya. Dia mengalami stres karena sukar bagi dia untuk mengakui bahwa dirinya tidak bisa berbuat apapun yang baik di luar Allah. Yesus dengan jelas mengatakan hal itu di dalam Yohanes 15:5.

Yohanes 15:5

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barang siapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Apabila orang itu tetap merasa putus-asa, maka dia berarti tidak mau mengakui perkataan Yesus tersebut. Orang-orang semacam ini harus cepat-cepat bertobat, mengakui dosa-dosanya, serta meminta ampun kepada Tuhan.

Kesimpulan

Orang-orang Arminian biasanya menganggap bahwa iman dan keselamatan adalah hasil dari usaha mereka, karena merekalah yang mau untuk beriman, merekalah yang berkehendak untuk bertobat. Orang-orang Arminian percaya bahwa Tuhan tidak berdaulat dalam menentukan keselamatan mereka, keselamatan itu bukanlah terserah kepada Tuhan melainkan tergantung semata-mata kepada diri mereka sendiri. Pengertian ini sering menyebabkan mereka memandang diri mereka lebih tinggi dari Tuhan dalam hal menentukan keselamatan, mereka terlalu memegahkan diri sendiri. Di dalam Ef 2:8,9 Paulus menegaskan bahwa keselamatan adalah pemberian Allah, dan karena itu secara otomatis iman juga adalah pemberian Allah.

Efesus 2:8,9

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.


email us at : gkri_exodus@mailcity.com