>

 Bab 4

Rencana Allah

Hampir setiap kita selalu membuat rencana sebelum bertindak. Seorang yang bijaksana akan menentukan terlebih dahulu apa yang dia ingin capai dan kemudian menentukan cara pencapaiannya. Semakin besar tujuan kita, semakin kita memerlukan suatu rencana. Tetapi meskipun kita semua selalu mempunyai rencana, tetapi rencana kita tersebut selalu berubah karena kita tidak mempunyai kontrol atas masa depan, tidak dapat melihat ke masa depan serta tidak cukup bijaksana untuk menduga masa depan kita.

Apabila kita mengakui bahwa Allah kita adalah Allah yang maha bijaksana, maka kita juga harus mengaui bahwa adalah sesuatu yang mustahil apabila Ia tidak mempunyai rencana sama sekali. Dengan segala pengertian dan pengetahuan yang ada padaNya, Ia pasti menciptakan segala sesuatu serta mengaturnya sesuai dengan segala ketidak terbatasanNya.

Amsal 3:19-20

Dengan hikmat TUHAN meletakkan dasar bumi, dengan pengertian ditetapkanNya langit, (20) dengan pengetahuanNya air samudera raya berpencaran dan awan menitikkan embun.

Yeremia 10:12

TUHANlah yang menjadikan bumi dengan kekuatanNya, yang menegakkan dunia dengan kebijaksanaanNya, dan yang membentangkan langit dengan akal budiNya.

Mazmur 104:24-30

Betapa banyak perbuatanMu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaanMu. (25) Lihatlah laut itu, besar dan luas wilayahnya, di situ bergerak, tidak terbilang banyaknya, binatang-binatang yang kecil dan besar. (26) Di situ kapal-kapal berlayar dan Lewiatan yang telah Kaubentuk untuk bermain dengannya. (27) Semuanya menantikan Engkau, supaya diberikan makanan pada waktunya. (28) Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tanganMu, mereka kenyang oleh kebaikan. (29) Apabila Engkau menyembunyikan wajahMu, mereka terkejut; apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa, dan kembali menjadi debu. (30) Apabila Engkau mengirim rohMu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi. (31) Biarlah kemuliaan TUHAN tetap untuk selama-lamanya, biarlah TUHAN bersukacita karena perbuatan-perbuatanNya.

Tujuan Rencana Allah

Setiap orang yang mempunyai rencana berarti mempunyai tujuan. Lalu apakah tujuan ALlah di dalam rencana kekalNya? Alkitab mengatakan bahwa Allah melakukan semuanya itu demi kemuliaan diriNya sendiri.

Yesaya 43:7, 21

semua orang yang disebutkan dengan namaKu, yang Kuciptakan untuk kemuliaanKu, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!" (21) umat yang Kubentuk bagiKu akan memberitakan kemasyuranKu."

Yesaya 48:11

Aku akan melakukannya oleh karena Aku, ya oleh karena Aku sendiri, sebab masakan namaKu akan dinajiskan? Aku tidak akan memberikan kemuliaanKu kepada yang lain!"

1Petrus 4:11

...Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.

Apakah hal ini membuktikan bahwa Allah kita adalah Allah yang gila hormat? Jelas tidak. Bagi kita yang tidak mempunyai kemuliaan sama sekali, apabila kita melakukan sesuatu demi kemuliaan kita maka kita bisa disebut gila hormat karena kita memang tidak berhak untuk dimuliakan. Tetapi, Ia adalah Allah yang maha mulia, adalah wajar baginya untuk mendapatkan segala kemuliaan.

Rencana Allah meliputi segala sesuatu

Orang-orang Pelagian percaya bahwa Allah tidak punya rencana, sedangkan orang-orang Arminian percaya bahwa Allah mempunyai suatu rencana umum (tidak mendetail). Tetapi orang Calvinist percaya bahwa di dalam kemahabijaksanaan serta kemahatahuanNya, tidak ada sesuatupun, bagaimanapun kecilnya, dapat terjadi bertentangan dengan kehendakNya atau terjadi pada tempat yang salah (dan waktu yang salah) sehingga menggagalkan tujuan akhir dari rencanaNya.

Pada mulanya, di dalam kekekalan, Allah tidak berkewajiban untuk menciptakan alam semesta ini, penciptaan tersebut Dia lakukan berdasarkan kehendak bebasNya. Bahwa akhirnya Dia memutuskan untuk menciptakan alam semesta ini, Dia pasti sudah memilih satu dari sekian banyak (pasti tidak terhingga jumlahnya) macam kemungkinan rencana alam semesta. Dan dari semua kemungkinan tersebut Dia memilih satu, yaitu bentuk alam semesta kita ini. Jadi bisakah Dia yang maha bijaksana, maha tahu, dan maha kuasa serta sempurna itu tidak memilih rencana yang terbaik? Dan karena Dia sudah tahu urut-urutan kejadian mana yang terbaik, maka hal itu juga berarti bahwa Dia sudah menentukan setiap detail kejadian yang akan terjadi. Pemilihan rencana atau penentuan urut-urutan kejadian di dalam alam semesta inilah yang kita sebut Predestinasi.

Yesaya 37:26

Bukankah telah kaudengar, bahwa Aku telah menentukannya dari jauh hari dan telah merancangnya dari zaman purbakala? Sekarang Aku mewujudkannya,bahwa engkau membuat sunyi senyap kota-kota yang berkubu menjadi timbunan batu,...

Yesaya 46:9,10

Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku. (10) yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: KeputusanKu akan sampai, dan segala kehendakKu akan kulaksanakan,...

2Tesalonika 2:13

Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai.

Matius 25:34

Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kananNya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.

Yeremia 31:3

Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setiaKu kepadamu.

Kisah Rasul 15:17-18

supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut milikKu demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini, yang telah diketahui dari sejak semula.

Adalah suatu penghinaan terhadap Allah apabila kita mengatakan bahwa Allah tidak mempunyai suatu rencana, karena hal itu berarti segala sesuatu terjadi di luar rencanaNya, sehingga Dia juga tidak tahu kemana dunia ini akan mengarah.

Lalu bagaimana dengan orang-orang Arminian yang percaya bahwa Allah tidak mempunyai rencana yang mendetail? Mari kita renungkan sebuah ilustrasi. Bayangkan diri anda akan keluar dari suatu ruangan, Allah memang sudah menentukan anda untuk keluar dari ruangan itu, tetapi tiba-tiba di tengah perjalanan anda tersandung dan jatuh, tahukah Allah bahwa anda akan tersandung? Jelas tahu. Selanjutnya, pada saat anda terjatuh itu ada dua helai rambut anda yang rontok, tahukah Allah bahwa dua helai rambut itu akan rontok? Jelas tahu. Kita bisa melanjutkan ilustrasi ini ke detail yang lebih dalam, misalnya ada satu tetes keringat anda terjatuh ke lantai, lalu jantung anda berdenyut lebih cepat, mata anda berkedip dll., mungkinkah satu diantara hal-hal tersebut ada yang Allah tidak perkirakan sebelumnya? Jelas tidak mungkin.

Mungkinkah Allah, sang pencipta, digagalkan/dikagetkan oleh suatu tindakan ciptaanNya yang diluar dugaan? Mustahil. Segala sesuatu yang telah diketahui oleh Allah sebelumnya pasti adalah sesuatu yang tertentu (karena sesuatu yang tidak tertentu tidak dapat diketahui sebelumnya) dan karena segala sesuatu sudah tertentu, maka segala sesuatu memang sudah ditentukan (untuk lebih jelasnya baca Bab tentang Kemahatahuan Allah).

Rencana Allah tidak bisa berubah

Tidak ada orang Kristen yang sejati yang percaya bahwa Allah tidak mempunyai rencana. Allah pasti mempunyai rencana, dan karena Allah adalah mahluk yang tidak terbatas, baik dalam hal kuasa, kebijaksanaan serta kemahatahuan, maka rencanaNya juga pasti tidak terbatas, meliputi semua detail keberadaan dunia. Karena jika Allah tidak menentukan suatu urutan kejadian secara mendetail melainkan menunggu sampai suatu kondisi terpenuhi atau tidak, maka keputusanNya tidaklah kekal dan bisa selalu berubah. Dan apabila keputusan Allah bisa berubah berarti apa yang Dia sudah rencanakan gagal atau tidak terpenuhi sehingga rencanaNya memerlukan perubahan untuk mencapai apa yang diinginkanNya. Apabila kita percaya bahwa rencana Allah berubah-ubah, lalu apa bedanya kita dengan orang atheis yang percaya bahwa segala sesuatu terjadi secara kebetulan.

Mazmur 33:11

...; tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hatiNya turun-temurun.

1Samuel 15:29

Lagi Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia tidak tahu menyesal; sebab Ia bukan manusia yang harus menyesal."

Yeremia 4:28

Karena hal ini bumi akan berkabung, dan langit di atas akan menjadi gelap, sebab Aku telah mengatakannya, Aku telah merancangnya, Aku tidak akan menyesalinya dan tidak akan mundur dari pada itu."

Yakobus 1:17

Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; padaNya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.

Yesaya 14:24

TUHAN semesta alam telah bersumpah, firmanNya: "Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana:...

Yesaya 46:10,11

..., yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: KeputusanKu akan sampai, dan segala kehendakKu akan kulaksanakan, (11) yang memanggil burung buas dari timur, dan orang yang melaksanakan putusanKu dari negeri yang jauh. Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya.

Bilangan 23:19

Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?

Maleakhi 3:6

Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak lenyap.

Pengkhotbah 3:14

Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selama-lamanya; itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat demikian supaya manusia takut akan Dia.

Ibrani 6:17-18

Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian keputusanNya, Allah telah mengikat diriNya dengan sumpah, (18) supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita.

Kecenderungan orang Kristen di masa sekarang ini adalah mengabaikan Predestinasi atau kedaulatan Allah demi mencarikan tempat bagi kehendak bebas manusia. Harga diri yang terlalu tinggi, konsep-konsep yang salah, tidak menyadari akan kebejadan serta kebodohannya sendiri membuat banyak orang lebih meninggikan dirinya (kedaulatannya) sendiri dibandingkan Allah. Orang-orang Arminian berpendapat bahwa kehendak Allah dapat ditolak atau dengan kata lain manusia mempunyai kuasa untuk mem-veto apa yang Allah kehendaki tanpa Dia dapat berbuat apapun dan membiarkan manusia menginjak-injak haknya sebagai Pemilik tunggal mereka.

Rencana manusia memang bisa berubah, bisa gagal, tetapi hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan manusia itu sendiri dalam hal kuasa, pengetahuan dan kebijaksanaan. Tetapi Allah yang maha bijaksana, maha kuasa dan maha tahu tidak mungkin mempunyai rencana yang bisa gagal. Anggapan bahwa Allah selalu mengubah atau menyesuaikan rencanaNya karena manusia, adalah sama dengan merendahkanNya ke tingkat yang sejajar dengan mahluk-mahluk ciptaanNya.

Yesaya 14:24,27

TUHAN semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat menggagalkannya? TanganNya telah teracung, siapakah yang dapat membuatnya ditarik kembali?

Ayub 42:2

Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencanaMu yang gagal.

Dosa termasuk di dalam Rencana Allah

Setiap dosa manusia sudah diketahuiNya terlebih dahulu, diijinkan terjadi, serta akan mengambil tempatnya dalam sejarah. Kejadian-kejadian tersebut terjadi dibawah kontrol dan demi kemuliaan Allah. Penyaliban Kristus, yang diakui sebagai kejahatan terbesar dalam sejarah manusia, juga sudah ditentukan untuk terjadi. Penebusan ini tidak terjadi karena Allah terpaksa melakukannya setelah dikalahkan dan dikecewakan oleh kejatuhan manusia, tetapi hal tersebut memang sudah ada di dalam rencanaNya.

Matius 20:18,19

"Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan akan menjatuhi Dia hukuman mati. (19) Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan."

Kisah Rasul 2:23

Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.

Kisah Rasul 4:28

.., untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendakMu.

Efesus 3:11

..., sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakanNya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

1Petrus 1:20

Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diriNya pada zaman akhir.

Efesus 1:4

Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNya.

2Timotius 1:9

Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karuniaNya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman...

Lukas 22:22

Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!"

Jika penyaliban Kristus sudah ada dalam rencana Allah, maka kejatuhan manusia (Adam) ke dalam dosa serta segala dosa-dosa lain yang menyebabkan manusia memerlukan penebusan tersebut sudah pasti ada di dalam rencanaNya. Terjadinya dosa-dosa tersebut pasti sudah ditentukan olehNya bagaimanapun tidak menyenangkannya kesimpulan ini.

Banyak contoh-contoh di dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa terjadinya dosa memang sudah ditentukan sebelumNya :

a. Di dalam Kel 3:19 kita dapat melihat bahwa Allah sudah mengatakan bahwa Firaun tidak akan mentaatiNya (bandingkan dengan Kel 11:9).

b. Di dalam 2Sam 12:11-12 Absalom yang tidur dengan istri-istri Daud juga sudah ditentukan sebelumNya (lihat 2Sam 16:22).

c. Begitu juga dengan kasus Yehuda yang tidak akan mendengarkan Yesaya (Yes 6:9-10, bandingkan dengan Mat 13:13-15).

d. Penyangkalan Petruspun sudah ditentukan (Mark 14:30 dan Yoh 18:17,25).

e. Adanya mesias palsu, nabi palsu, orang murtad, penyesat, dimana mereka semua adalah orang-orang yang melakukan dosa, sudah ditentukan akan terjadi di dalam Matius 24:5,10-12,24. Penyesatan memang harus ada, lihat Matius 18:7.

Mungkin ada yang bertanya-tanya, mengapa Allah memasukkan dosa ke dalam rencanaNya? Bukankah Ia bisa/mampu menghilangkan dosa sama sekali, sehingga dosa tidak perlu ada? Jelas Dia bisa, tetapi sekarang pertanyaannya adalah bisakah Ia, tanpa memasukkan dosa ke dalam rencanaNya, mencapai tujuan rencanaNya yang semula yaitu kemuliaanNya? Jelas tidak bisa, karena jika kita menjawab "Dia bisa", maka pertanyaan selanjutnya adalah mengapa Allah tidak memilih rencana yang itu saja? Jika memang rencana "itu" lebih sempurna dari yang sekarang "ini" mengapa Dia tidak memilih rencana yang lebih sempurna, bukankah Dia adalah mahluk yang sempurna? Allah memang tidak memilih rencana itu karena rencana itu memang bukan rencana yang terbaik. Kita harus percaya terhadap kemahabijaksanaan Allah di dalam memutuskan rencanaNya, kita harus yakin bahwa rencana yang dipilihNya (yaitu yang ada dosa di dalamnya) adalah yang terbaik.

Sebagai ilustrasi, setiap diri kita mempunyai cita-cita atau rencana untuk masa mendatang, misalnya ada seorang pelajar yang bercita-cita untuk menjadi dokter, di dalam membuat rencana ia harus memasukkan hal-hal yang tidak enak, seperti uang sekolah, belajar, les, ulangan, ujian dll. Tanpa melalui semua itu ia tidak akan bisa mencapai cita-citanya. Demikian juga dengan Allah, untuk mencapai kemuliaanNya, Ia harus memasukkan dosa ke dalam rencanaNya.

Selain itu, paling tidak ada tiga sifat Allah yang tidak akan terlihat tanpa adanya dosa. Pertama, tidak ada dosa berarti tidak ada penghukuman, tidak ada penghukuman berarti tidak terlihat sifat keadilan Allah. Kedua, tidak ada dosa, berarti semua suci, apabila semua suci darimana bisa kelihatan kesucian Allah? Ketiga, tanpa dosa tidak akan ada penebusan Kristus, tanpa Kristus kita tidak akan bisa melihat kasih Allah yang begitu besar. Jadi, tanpa dosa manusia tidak akan bisa mengetahui atau menyadari keadilan, kesucian, dan kasih Allah. Lalu bagaimana mungkin kita bisa mempermuliakan Allah apabila mengenal Dia saja kita tidak bisa.

Hanya karena kita menganggap bahwa Allah kita adalah Allah yang mahakuasa, kita tidak boleh berasumsi bahwa Ia pasti dapat melakukan segala sesuatu. Hal itu tidak benar. Ada hal-hal yang Allah tidak bisa lakukan, misalnya Ia tidak bisa berdusta, Ia tidak bisa mengubah rencana, dan Ia tidak bisa berhenti menjadi Allah (atau Ia tidak bisa menjadi sesuatu yang bukan Allah). Misalnya ada yang bertanya kepada saudara, mungkinkah Allah bisa menciptakan batu yang sangat besar sehingga Ia sendiri tidak kuat mengangkatnya? Apa jawaban saudara? Jawaban yang benar adalah bahwa Allah tidak bisa, karena apabila Ia tidak mampu mengangkat batu itu maka Ia bukan Allah. KetidakmampuanNya di dalam mencipta batu itu adalah karena kesempurnaanNya dan bukan karena kelemahanNya.

Sebagai contoh, ada seorang pelajar yang selalu mendapat nilai 10, dapatkah kita berkata bahwa pelajar itu belum sempurna karena ia tidak bisa mendapatkan nilai 5 ? Jelas tidak, justru ketidakmampuannya untuk berbuat yang tidak sempurnalah yang membuktikan kesempurnaannya. Dan, jika kita bisa menerima kesempurnaan Allah, maka kita seharusnya bisa menerima bahwa rencana yang Dia pilih, dimana di dalam rencana itu terkandung adanya dosa, adalah rencana yang terbaik.

Malapetaka dan penderitaan juga termasuk di dalam Rencana Allah

Dengan adanya dosa, dapat dipastikan, penderitaan dan malapetaka juga akan terjadi. Jadi, dosa, penderitaan, dan malapetaka juga termasuk di dalam rencana Allah.

Yesaya 31:2

Akan tetapi Dia yang bijaksana akan mendatangkan malapetaka, dan tidak menarik firmanNya; Ia akan bangkit melawan kaum penjahat, dan melawan bala bantuan orang-orang lalim.

Ayub 5:6

Karena bukan dari debu terbit bencana dan bukan dari tanah tumbuh kesusahan;..."

Yohanes 6:64

Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya. "Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia."

Kejadian 50:20

Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.

Yesaya 45:7

yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini.

Amos 3:6

Adakah sangkakala ditiup di suatu kota, dan orang-orang tidak gemetar? Adakah terjadi malapetaka di suatu kota, dan TUHAN tidak melakukannya?

Lukas 21:24

.., dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu."

Yeremia 15:2

Dan apabila mereka bertanya kepadamu: Kemanakah kami harus pergi?, maka jawablah mereka: Beginilah firman TUHAN: Yang ke maut, ke mautlah! Yang ke pedang, ke pedanglah! Yang ke kelaparan, ke kelaparanlah! dan yang ke tawanan, ke tawananlah!

Kisah Rasul 3:18

Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yanh telah difirmankanNya dahulu dengan perantaraan nabi-nabiNya, yaitu bahwa Mesias yang diutusNya harus menderita.

Hal-hal remeh sekalipun termasuk di dalam Rencana Allah

Jika dosa, penderitaan dan malapetaka sudah ditentukan, bisakah kita mengatakan bahwa dia tidak menentukan apapun diluar hal-hal tersebut? Allah merencanakan dan menentukan semuanya, baik hal-hal yang besar, yang biasa, maupun yang remeh.

Pengkhotbah 7:14

Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang inipun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.

Yesaya 45:7

..., yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini.

Amsal 20:24

Langkah orang ditentukan oleh TUHAN, tetapi bagaimanakah manusia dapat mengerti jalan hidupnya?

1Raja-raja 22:28,34

Tetapi jawab Mikha: "Jika benar-benar engkau pulang dengan selamat, tentulah TUHAN tidak berfirman dengan perantaraanku!" Lalu disambungnya: Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian!"... (34) Tetapi seseorang menarik panahnya dan menembak dengan sembarangan saja dan mengenai raja Israel di antara sambungan baju zirahnya. Kemudian ia berkata kepada pengemudi keretanya: "Putar! Bawa aku keluar dari pertempuran, sebab aku sudah luka."

Yohanes 8:20

Kata-kata itu dikatakan Yesus dekat perbendaharaan, waktu Ia mengajar didalam Bait Allah. Dan tidak seorangpun yang menangkap Dia, karena saatNya belum tiba.

Kejadian 41:32

Sampai dua kali mimpi itu diulangi bagi tuanku Firaun berarti: hal itu telah ditetapkan oleh Allah dan Allah akan segera melakukannya.

Habakuk 2:3

Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.

Ayub 14:5

Jikalau hari-harinya sudah pasti, dan jumlah bulannya sudah tentu padaMu, dan batas-batasnya sudah Kautetapkan, sehingga tidak dapat dilangkahinya,...

Coba bandingkan ayat-ayat di bawah ini, mereka menunjukkan dengan jelas bahwa apapun yang dilakukan oleh manusia, bagaimanapun kecilnya seperti bercakap-cakap, berpikir, dan mengambil keputusan, hal-hal yang kelihatannya terjadi dengan sendirinya, sebenarnya semuanya itu ada di dalam rencana Allah dan terjadi untuk menggenapi rencanaNya.

1Samuel 9:15-16

Tetapi TUHAN telah menyatakan kepada Samuel, sehari sebelum kedatangan Saul. demikian: (16)"Besok kira-kira waktu ini Aku akan menyuruh kepadamu seorang laki-laki dari tanah Benyamin; engkau akan mengurapi dia menjadi raja atas umatKu Israel dan ia akan menyelamatkan umatKu dari tangan orang Filistin. Sebab Aku telah memperhatikan sengsara umatKu itu, karena teriakannya telah sampai kepadaKu."

1Samuel 9:5-10

Ketika mereka sampai ke tanah Zuf, berkatalah Saul kepada bujangnya yang bersama-sama dengan dia: "Mari, kita pulang. Nanti ayahku tidak lagi memikirkan keledai-keledai itu, tetapi kuatir mengenai kita." (6) Tetapi orang ini berkata kepadanya: "Tunggu, dikota ini ada seorang abdi Allah, seorang yang terhormat; segala yang dikatakannya pasti terjadi. Marilah kita pergi kesana sekarang juga, mungkin ia dapat memberitahukan kepada kita tentang perjalanan yang kita tempuh ini." (7) Jawab Saul kepada bu- jangnya itu: "Tetapi kalau kita pergi, apakah yang kita bawa kepada orang itu? Sebab roti di kantong kita telah habis, dan tidak ada pemberian untuk dibawa kepada abdi Allah itu. Apakah yang ada pada kita?" (8) Jawab bujang itu pula kepada Saul: "Masih ada padaku seperempat syikal perak; itu dapat kuberikan kepada abdi Allah itu, maka ia akan memberitahukan kepada kita tentang perjalanan kita." (9)- Dahulu diantara orang Israel, apabila seseorang pergi menanyakan petunjuk Allah, ia berkata begini: "Mari kita pergi kepada pelihat," sebab nabi yang sekarang ini disebutkan dahulu pelihat. - (10) Kemudian berkatalah Saul kepada bujangnya: "Pikiranmu itu baik. Mari kita pergi." Maka pergilah mereka ke kota, ke tempat abdi Allah itu.

Keberatan-keberatan

Mengapa ada ayat yang mengatakan Allah menyesal?

Memang harus diakui bahwa ada bagian-bagian Kitab Suci yang mengatakan "Allah menyesal" atau yang menunjukkan Allah mengubah keputusanNya, seperti Kej 6:5-6; Kel 32:10-14; 1Sam 15:11; Yes 38:1,5; Yer 18:8; dan Yunus 3:10. Semua ayat-ayat ini menggunakan gaya bahasa Anthropomorphism, yaitu gaya bahasa yang menggambarkan Allah dengan perasaan manusia atau menggambarkan Allah seakan-akan Dia adalah manusia. Kita pasti sudah banyak mendengar ayat-ayat yang menyebutkan tentang "mata Allah melihat", "telinga Allah mendengar", "tangan Allah" dll., padahal kita tahu jelas bahwa Allah adalah Roh dan sebagai roh Ia tidak mempunyai mata, telinga, tangan dll. Seperti juga contoh-contoh tersebut diatas, sebutan "Allah menyesal" adalah apabila dipandang dari sudut manusia. Dari sudut pandang manusia terlihat bahwa Allah seolah-olah berubah pikiran.

Sebagai ilustrasi, ada seorang sutradara yang sekaligus merangkap sebagai pemeran utama dan penulis naskah. Di dalam drama tersebut diceritakan bahwa dia sedang berjalan ke meja untuk mengambil minuman, tetapi pada saat itu juga telpon berdering, hal itu membuat dia membatalkan kepergiannya untuk mengambil minuman dan menerima telpon tersebut. Dari sudut penonton, terlihat bahwa si pemeran utama tersebut kelihatan mengubah rencananya dari mengambil minum menjadi menerima telpon, tetapi dari sudut pandang si pemeran tersebut (yang merangkap sebagai penulis naskah dan sutradara) dia sama sekali tidak membatalkan rencananya, melainkan malah melaksanakan rencana (naskah) nya. Dia sudah menentukan bahwa pada saat dia akan mengambil minuman, telpon "pasti" akan berdering dan dia akan menerima telpon tersebut tanpa mengambil minumannya terlebih dahulu.

Dari ilustrasi di atas, dapat kita lihat bahwa apabila ditinjau dari sudut Allah maka Dia dan rencanaNya tidak bisa berubah, karena apapun yang terjadi sudah ada di dalam rencanaNya. Dan bukankah kita akan lebih damai sejahtera dengan mengetahui bahwa Allah kita tidak plin-plan di dalam melaksanakan kehendakNya ?


email us at : gkri_exodus@mailcity.com