Argumentasi dan Theologia dalam Memberitakan Injil

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


MENGATASI PENOLAKAN TERHADAP INJIL

 

 

Pada waktu kita memberitakan Injil, pasti ada banyak orang yang keberatan / tidak mau menerima Injil yang kita beritakan, dan alasan-alasan yang mereka beriman pastilah bermacam-macam. Dalam bagian ini, saya memberikan alasan-alasan yang sering dikemukakan, dan juga cara menjawabnya.

 

Macam-macam keberatan dan jawabannya:

 

1)   Orang yang saudara injili tidak mau percaya kepada Tuhan Yesus karena ia tahu akan adanya banyak orang kristen yang hidupnya jahat, dan bahkan lebih jahat dari dia.

 

Ia mungkin bahkan memberi contoh-contoh tentang orang kristen seperti itu, misalnya tetangganya, atau salah satu anggota keluarganya atau kenalannya. Dan mungkin sekali orang yang dijadikan contoh itu adalah orang sudah lama menjadi kristen, atau yang mempunyai kedudukan tinggi dalam gereja, seperti guru sekolah minggu, majelis atau bahkan penginjil / pendeta.

 

Dalam menjawab serangan / keberatan seperti ini ada 2 hal yang harus saudara hindari:

 

a)   Membela orang kristen yang dianggap jahat itu, kecuali kalau kita betul-betul tahu bahwa apa yang dituduhkan itu tidak benar. Mengapa? Karena kalau saudara membela, padahal orang Kristen yang dibicarakan itu memang salah, itu akan menyebabkan saudara terlihat ‘tidak fair’ / tidak adil / tidak jujur, dan ini bahkan akan menyebabkan orang yang saudara injili itu makin tidak senang pada orang Kristen, dan makin tidak mau mendengarkan Injil dari saudara.

 

b)   Ikut menjelek-jelekkan orang kristen itu.

 

Kalau membela orang Kristen itu merupakan ekstrim kiri, maka yang ini merupakan ekstrim kanan. Banyak orang yang menghindari ekstrim kiri, tetapi terjatuh ke ekstrim kanan.

 

Ini bisa terjadi, misalnya kalau kita berkata: ‘O ya, orang itu memang brengsek. Aku juga tahu hal itu. Bahkan apa yang kamu katakan tentang dia itu kurang lengkap. Dia itu .... dst.

 

Ini akan menyebabkan saudara bukannya memberitakan Injil tetapi lalu menggosip orang.

 

Catatan: ingat bahwa menjelek-jelekkan / menceritakan kejelekan orang Kristen di depan orang kafir, sering menjadi alasan dari banyak orang kafir untuk tidak mau menjadi Kristen. Karena itu kalau selama ini saudara sering menjelek-jelekkan / menceritakan kejelekan orang di gereja saudara di depan keluarga / teman yang belum kristen, bertobatlah! Ingat bahwa ‘kasih menutupi segala sesuatu’ (1Kor 13:7). Bdk. Amsal 10:12b - “kasih menutupi segala pelanggaran”.

 

Jawaban yang bisa saudara berikan:

 

1.   Ada orang kristen yang sungguh-sungguh dan ada orang kristen yang palsu.

 

Saudara bisa membacakan / menceritakan Mat 13:24-30 (perumpamaan lalang di antara gandum) sebagai dasar Kitab Suci kata-kata saudara ini.

 

Jadi, mungkin sekali orang kristen yang hidupnya jahat itu hanyalah orang kristen KTP.

 

Perlu juga saudara beritahukan kepada dia bahwa orang yang sudah lama menjadi kristen, bahkan yang mempunyai kedudukan tinggi dalam gereja (seorang pendeta sekalipun), belum tentu merupakan orang kristen yang sejati. Saudara bisa memberi contoh Yudas Iskariot, yang sekalipun mempunyai jabatan rasul, yang merupakan jabatan tertinggi dalam gereja, tetap hanyalah orang kristen KTP (Yoh 6:64).

 

2.   Orang kristen yang sungguh-sungguhpun tetap merupakan manusia yang berdosa, yang mudah sekali jatuh dalam dosa. Dan adalah mungkin bagi orang kristen sejati untuk jatuh ke dalam dosa yang hebat sekalipun. Daud saja bisa jatuh dalam perzinahan dan pembunuhan (2Sam 11). Petrus jatuh dalam tindakan penyangkalan 3 x terhadap Yesus (Mat 26:69-75), dan juga dalam tindakan munafik (Gal 2:11-14). Karena itu kalau orang kristen jatuh ke dalam dosa, itu merupakan hal yang manusiawi, yang bahkan tidak terhindarkan.

 

Bdk. 1Yoh 1:10 - “Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firmanNya tidak ada di dalam kita”.

 

Justru untuk dosa-dosanya itu Kristus telah mati.

 

3.   Ia (orang yang saudara injili itu) bertanggung jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.

 

Ro 14:12 - “Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah”.

 

Kalau ada orang kristen lain (baik yang asli maupun palsu) yang berdosa / jahat, itu adalah urusan orang itu sendiri dengan Allah. Tetapi dia mempunyai tanggung jawab kepada Allah tentang kehidupannya / dosa-dosanya sendiri. Dan satu-satunya cara untuk membereskan dosa-dosanya, adalah dengan percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya.

 

2)   Orang yang saudara injili itu menganggap hidup saudara juga buruk, bahkan lebih buruk dari dia.

 

Jawaban yang bisa saudara berikan:

 

Sama seperti tadi, jangan membela diri, kalau tuduhan orang itu memang benar.

 

Jawablah sebagai berikut: “Aku memang orang berdosa, dan sekalipun aku sudah menjadi orang Kristen, tetapi aku tetap tidak bisa hidup suci. Aku memang mempunyai kelemahan-kelemahan yang menyebabkan semua dosa-dosa itu. Tetapi aku mempunyai Yesus sebagai Juruselamatku. Ia sudah menderita dan mati untuk menebus dosa-dosaku itu. Itu menyebabkan aku tetap yakin akan masuk surga, kapanpun aku mati. Tetapi bagaimana dengan kamu? Kamu juga adalah orang berdosa. Kalau kamu tidak punya Yesus sebagai Juruselamat, kamu harus membayar sendiri hukuman untuk dosa-dosamu dengan masuk neraka selama-lamanya”.

 

3)   Orang yang saudara injili itu tidak mau percaya kepada Tuhan Yesus karena ada banyak orang yang lebih banyak dosanya dari dia.

 

Jawaban yang bisa saudara berikan:

 

a)   Tuhan akan menuntut tanggung jawabmu terhadap dosa-dosamu sendiri, bukan dosa-dosa orang lain.

 

Ro 14:12 - “Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah”.

 

Illustrasi: kalau saudara mencuri dan lalu diadili, saudara tidak bisa bebas dari hukuman dengan mengatakan bahwa di luar ada perampok, pemerkosa, pembunuh, yang lebih jahat dari saudara. Kejahatan mereka bukan tanggung jawab / urusan saudara. Tetapi kejahatan saudara sendiri merupakan tanggung jawab saudara.

 

b)   Sekalipun / andaikatapun dosamu sedikit, hukumanannya tetap adalah maut / neraka (dan sebetulnya, tidak ada orang yang dosanya sedikit; semua orang dosanya banyak - Ro 3:10-dst).

 

Ro 6:23a - “Sebab upah dosa ialah maut”.

 

Wah 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.’”.

 

Illustrasi: kalau kamu mendapat nilai 4 dalam ujian, kamu tetap tidak lulus sekalipun ada orang-orang lain yang mendapat nilai 3 atau 2.

 

4)   Orang yang saudara injili itu tidak mau percaya kepada Tuhan Yesus karena merasa dirinya cukup baik.

 

Mungkin ia tidak secara explicit mengatakan bahwa dirinya memang cukup baik, tetapi ia bisa menyatakan hal itu dengan kata-kata lain, seperti:

 

  • ‘Aku tidak merasa perlu menjadi kristen / percaya Tuhan Yesus, yang penting aku tidak menjahati orang’.

 

  • ‘Aku tidak merasa perlu menjadi kristen / percaya Tuhan Yesus, yang penting aku sudah berusaha berbuat baik’.

 

  • ‘Aku tidak merasa perlu menjadi kristen / percaya Tuhan Yesus, yang penting aku banyak menolong orang’, dsb.

 

Jawaban yang bisa saudara berikan:

 

a)   Kebaikan manusia itu kotor dihadapan Tuhan

 

Yes 64:6 - “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin”.

 

Perhatikan bahwa Yesaya mengatakan ‘segala kesalehan kami seperti kain kotor’. Ia bukan mengatakan ‘segala dosa / kejahatan kami seperti kain kotor’. Ia juga bukan mengatakan sebagian kesalehan kami seperti kain kotor’. Ia mengatakan segala kesalehan kami seperti kain kotor’.

 

Tit 1:15 - “Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis.

 

Catatan: kalau orang yang saudara injili itu bisa merasa dirinya cukup baik, maka dalam penginjilan saudara kepada dia, jelas saudara kurang menekankan point I, yaitu tentang dosa. Saudara harus menekankan kepada dia bukan hanya bahwa ia adalah orang berdosa, tetapi bahkan bahwa ia sangat berdosa, dan sama sekali tidak bisa berbuat baik.

 

b)   Tuhan bukan menuntut supaya manusia itu baik, tetapi supaya manusia itu sempurna / suci.

 

Mat 5:48 - “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.’”.

 

Illustrasi: Berbeda dengan di sekolah, dimana kita lulus asal mendapat nilai 60, maka dengan Tuhan tidak demikian. Ia menuntut kesempurnaan. Dengan kata lain, Ia menuntut nilai 100! Andaikatapun saudara mendapat nilai 99, saudara tetap masuk neraka.

 

Mengapa demikian? Karena Allah itu begitu suci, sehingga Ia sangat membenci dosa, sesedikit apapun dan sekecil apapun. Dan karena Allah itu adil, Ia pasti akan menghukum dosa, sesedikit apapun dan sekecil apapun! Atau hukuman itu diterima oleh Yesus sebagai Penebus, atau hukuman itu diterima oleh orang itu sendiri.

 

c)   Seandainya kamu bisa berbuat baik, kebaikanmu itu tidak bisa menyelamatkan kamu.

 

Gal 2:16 - “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada seorangpun yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum Taurat”.

 

Ketaatan pada hukum Taurat / Firman Tuhan / kebaikan kita tidak bisa menutupi dosa-dosa kita, atau menyebabkan kita dibenarkan.

 

Illustrasi: Seseorang ditangkap polisi karena melanggar peraturan lalu lintas dan 1 minggu setelahnya harus menghadap ke pengadilan. Dalam waktu satu minggu itu ia lalu banyak berbuat baik untuk menebus dosanya. Ia menolong tetangga, memberi uang kepada pengemis, dsb. Pada waktu persidangan, ia membawa semua orang kepada siapa ia sudah melakukan kebaikan itu sebagai saksi. Pada waktu hakim bertanya: ‘Benarkah saudara melanggar peraturan lalu lintas?’, ia lalu menjawab: ‘Benar pak hakim, tetapi saya sudah banyak berbuat baik untuk menebus dosa saya. Ini saksi-saksinya’. Sekarang pikirkan sendiri, kalau hakim itu waras, apakah hakim itu akan membebaskan orang itu? Jawabnya jelas adalah ‘tidak’! Jadi terlihat bahwa dalam hukum duniapun kebaikan tidak bisa menutup / menebus / menghapus dosa! Demikian juga dengan dalam hukum Tuhan / Kitab Suci!

 

Catatan: Illustrasi ini penting sekali, karena ingat bahwa sebagian besar manusia di muka bumi ini mempercayai keselamatan karena perbuatan baik, atau mempercayai bahwa perbuatan baik bisa menghapuskan dosa.

 

d)   Kitab Suci tidak pernah mengajarkan bahwa seseorang akan masuk surga kalau perbuatan baiknya lebih banyak dari dosanya.

 

Tetapi, seandainya kita mau menggunakan prinsip / ajaran seperti itu, maka tetap saja berdasarkan ajaran itu tidak akan ada satu orangpun bisa masuk surga. Semua akan masuk neraka. Mengapa? Karena semua orang bukan hanya berdosa, tetapi sangat berdosa, dan sama sekali tidak bisa berbuat baik! Karena itu, tidak mungkin perbuatan baiknya bisa lebih banyak dari dosanya! Perbuatan baiknya tidak ada sama sekali! Sebaliknya, dosanya luar biasa banyaknya!

 

5)   Orang yang saudara injili itu tidak mau percaya kepada Tuhan Yesus karena merasa dirinya terlalu jahat sehingga ia merasa bahwa Allah pasti tidak mau menerima dia.

 

Ini merupakan ekstrim yang adalah kebalikan dari ekstrim pada no. 4 di atas. Kalau yang tadi orangnya merasa diri cukup baik, maka yang di sini merasa dirinya terlalu jahat.

 

Jawaban yang bisa saudara berikan:

 

a)   Tuhan Yesus memang datang ke dunia untuk mencari orang berdosa, bukan orang baik / benar.

 

Luk 5:29-32 - “(29) Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. (30) Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: ‘Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?’ (31) Lalu jawab Yesus kepada mereka, kataNya: ‘Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; (32) Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.’”.

 

Kata-kata Yesus ini tidak berarti bahwa dalam dunia ini ada orang-orang yang benar. ‘Orang berdosa’ adalah ‘orang berdosa yang sadar akan dosanya’, dan ‘orang benar’ adalah ‘orang berdosa yang menganggap dirinya benar / baik’.

 

Jadi, kalau orang yang saudara injili itu merasa diri terlalu berdosa, Yesus justru datang untuk orang seperti itu.

 

Saudara bisa menambahkan Luk 18:9-14 - “(9) Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: (10) ‘Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. (11) Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepadaMu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; (12) aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. (13) Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. (14) Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.’”.

 

Jelaskan bahwa orang Farisi, yang merasa diri benar itu, justru ditolak oleh Tuhan, sedangkan pemungut cukai yang merasa diri sangat berdosa / terlalu berdosa itu, justru diterima!

 

b)   Tuhan Yesus sudah berjanji untuk tidak menolak seorangpun yang datang kepadaNya.

 

Yoh 6:37 - “Semua yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu, dan barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang”.

 

Ada 3 hal yang perlu disoroti dari ayat ini:

 

1.   ‘Barangsiapa datang kepadaKu’.

 

Kata ‘barangsiapa’ mencakup semua orang, dan karena itu pasti juga mencakup orang yang sangat berdosa.

 

2.   tidak akan Kubuang’.

 

Dalam bahasa Yunaninya, kata ‘tidak’ di sini menggunakan double negatives (2 x kata ‘tidak’), dan dalam bahasa Yunani ini menunjukkan suatu penekanan.

 

Jadi maksudnya,  Yesus sekali-kali tidak akan menolak siapapun yang datang kepadaNya. Betapapun kotornya hidup saudara, asal saudara mau datang kepada Yesus, Yesus berjanji untuk tidak menolak saudara! Ingat bahwa Ia memang datang ke dunia untuk mencari orang berdosa, bukan orang benar / orang berdosa yang merasa benar (Mat 9:12-13).

 

3.   ‘Kubuang’.

 

NIV: drive away (= mengusir).

 

NASB: cast out (= mengusir).

 

Jadi, maksud seluruh ayat ini adalah: merupakan sesuatu yang sangat tidak mungkin bagi Yesus untuk mengusir / menolak / tidak menerima siapapun yang yang datang kepadaNya, tak peduli betapa berdosanya hidup orang itu.

 

c)   Tuhan Yesus bisa / mau mengampuni dosa yang bagaimanapun besarnya / banyaknya, asal orang itu percaya kepadaNya.

 

Yes 1:18 - “Marilah, baiklah kita berperkara! - firman TUHAN - Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba”.

 

d)   Tunjukkan juga ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Yesus memang mau menerima dan mengampuni orang-orang yang sangat berdosa.

 

Misalnya:

 

ˇ        Penjahat di kayu salib (Luk 23:42-43).

 

ˇ        Perempuan yang terkenal sebagai orang berdosa dalam Luk 7:36-50.

 

ˇ        Rahab, yang tadinya adalah seorang pelacur, dibenarkan oleh Tuhan, karena imannya (Yak 2:25  Ibr 11:31).

 

ˇ        Para pemungut cukai dan perempuan sundal diterima dan diampuni oleh Yesus, sehingga akan masuk surga (Mat 21:31).

 

6)   Orang yang saudara injili itu tidak mau percaya kepada Tuhan Yesus karena ia merasa hatinya terlalu keras, tidak bisa diubah sehingga nanti pasti tidak bisa menjadi orang kristen yang baik.

 

Jawaban yang bisa saudara berikan:

 

a)   Mengganti hati yang keras dengan hati yang taat adalah peker­jaan Tuhan.

 

Yeh 36:26-27 - “(26) Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. (27) RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya”.

 

b)   Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus pasti menerima Roh Kudus (Yoh 14:16  Ef 1:13  Gal 3:2,5 3:26 4:6), dan Roh Kudus ini akan membantunya mengubah hidupnya ke arah yang lebih baik (Gal 5:22-23).

 

7)   Orang yang saudara injili itu tidak merasa perlu untuk percaya / ikut Tuhan Yesus; yang penting ia tidak memusuhi Tuhan Yesus. Dengan kata lain, ia menganggap dirinya ‘netral’.

 

Jawaban yang bisa saudara berikan:

 

a)   Kitab Suci hanya menggolongkan manusia menjadi dua golongan:

 

ˇ        kawan atau lawan Tuhan Yesus.

 

Mat 12:30 - “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan”.

 

Kalau kamu adalah lawan dari Yesus maka ingatlah bahwa lawanmu itu nanti akan menjadi Hakim yang mengadilimu pada akhir jaman (Mat 25:31-46  Yoh 5:22,27).

 

ˇ        anak Allah atau anak setan.

 

1Yoh 3:10 - “Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya”.

 

ˇ        domba atau kambing.

 

Mat 25:31-46 - “(31) ‘Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaanNya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaanNya. (32) Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapanNya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, (33) dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kananNya dan kambing-kambing di sebelah kiriNya. (34) Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kananNya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. (35) Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; (36) ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. (37) Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? (38) Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? (39) Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? (40) Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (41) Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya: Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. (42) Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; (43) ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. (44) Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? (45) Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. (46) Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.’”.

 

ˇ        dalam hidup’ atau ‘dalam maut’.

 

Yoh 5:24 - “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.

 

ˇ        dalam Adam’ atau ‘dalam Kristus’.

 

1Kor 15:22 - “Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus”.

 

Catatan: kata-kata yang saya coret itu seharusnya tidak ada.

 

Jadi kesimpulan dari teks-teks di atas ini adalah bahwa daerah / golongan ‘netral’ itu tidak ada!

 

b)   Yesus adalah Allah sendiri. Tidak mau percaya / ikut Yesus sama dengan tidak mau percaya / ikut Allah (Yoh 1:1  14:1). Dan Allah tidak menghendaki sikap ‘netral’ terhadap diriNya. Ia menghendaki kamu mempercayai Dia (Ibr 11:6), mengasihi Dia (Mat 22:37), menghormati Dia / takut kepadaNya (Mal 1:6), menyembah Dia (Mat 4:10), mentaati Dia (Kis 5:29), melayani Dia (Ro 12:11), dan sebagainya. Disamping, kalau tidak percaya Allah, bagaimana bisa masuk surga, yang adalah milik Allah?

 

c)   Kalau kamu tidak percaya Yesus itu berarti kamu tidak mempunyai Juruselamat / Penebus dosa. Lalu, siapa yang menebus dosamu?

 

8)   Orang yang saudara injili itu tidak mau percaya Tuhan Yesus karena jalan kesela­matan seperti itu dianggapnya terlalu mudah.

 

Jawaban yang bisa saudara berikan:

 

a)   Mendapat keselamatan / masuk surga sebetulnya sama sekali bukanlah sesuatu yang mudah, karena manusia tidak mungkin menyelamatkan dirinya sendiri (Ro 3:20  Gal 2:16).

 

Illustrasi: monyet yang masuk ke dalam rawa tidak mungkin menyelamatkan dirinya sendiri.

 

b)   Manusia lain tidak mungkin menyelamatkan kita (Maz 49:8-9).

 

Maz 49:8-9 - “(8) Tidak seorangpun dapat membebaskan dirinya, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya, (9) karena terlalu mahal harga pembebasan nyawanya, dan tidak memadai untuk selama-lamanya”.

 

Ini salah terjemahan; RSV sama persis salahnya. Bandingkan dengan terjemahan NIV di bawah ini.

 

Psalm 49:7-8 (NIV): “No man can redeem the life of another, or give to God a ransom for him; the ransom for a life is costly, no payment is ever enough” (= Tidak seorang manusiapun bisa menebus nyawa orang lain, atau memberikan kepada Allah tebusan untuk dia; tebusan untuk suatu nyawa sangat mahal, tidak ada pembayaran yang bisa mencukupi).

 

c)   Tuhan Yesus sudah menyelesaikan apa yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia.

 

Yoh 19:30 - “Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: ‘Sudah selesai.’ Lalu Ia menundukkan kepalaNya dan menyerahkan nyawaNya”.

 

d)   Karena sudah adanya karya Kristus itulah maka sekarang untuk mendapatkan keselamatan menjadi mudah bagi kita. Bahkan keselamatan itu sepenuhnya merupakan suatu anugerah / pemberian.

 

Ef 2:8-9 - “(8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”.

 

Ro 3:24 - “dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus”.

 

Ro 6:23 - “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

 

Yes 55:1-2 - “(1) Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! (2) Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat”.

 

Illustrasi: Seorang penginjil memberitakan Injil kepada seorang pekerja tambang. Pada waktu pekerja tambang itu mendengar bahwa untuk bisa diselamatkan ia hanya perlu percaya kepada Yesus, ia berkata ‘Hanya percaya dan saya selamat? Kok gampang sekali?. Penginjil itu lalu bertanya: ‘Dimana kamu bekerja?. Pekerja tambang itu menjawab: ‘Puluhan atau bahkan ratusan meter di bawah permukaan tanah’. Penginjil itu bertanya lagi: ‘Wah, tentu sukar sekali bagi kamu untuk turun ke sana lalu naik lagi ke atas’. Pekerja itu menjawab: ‘Tidak sukar sama sekali. Karena perusahaan saya telah memasang sebuah lift, dan saya hanya tinggal masuk ke dalam lift itu dan lift itu akan membawa saya naik atau turun’. Lalu penginjil itu berkata: ‘Sama seperti perusahaanmu sudah bersusah payah memasang lift, sehingga sekarang bagi kamu tinggal gampangnya, demikian juga Kristus sudah bersusah payah, menderita dan mati di kayu salib untuk menyediakan keselamatan bagimu, sehingga sekarang bagi kamu tinggal gampangnya. Kamu hanya perlu masuk ke dalam Yesus / percaya kepada Yesus, dan Yesus akan mengangkat kamu ke surga!.

 

Anonymous: “Salvation is free for you because someone else paid” (= Keselamatan itu gratis bagimu karena seorang lain telah membayarnya) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 587.

 

9)   Orang yang saudara injili itu sebetulnya mau percaya kepada Yesus, tetapi tidak sekarang. Ia mau menunda untuk percaya / ikut Tuhan Yesus.

 

Jawaban yang bisa saudara berikan:

 

a)   Saudara tidak tahu apa yang akan terjadi besok.

 

Yak 4:14 - “sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap”.

 

Amsal 27:1 - “Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu”.

 

Kalau saudara mati mendadak, dan itu jelas merupakan sesuatu yang bisa terjadi, saudara tidak akan sempat bertobat. Tidak ada ‘second chance’ (= kesempatan kedua) untuk bertobat. Begitu saudara mati kesempatan untuk bertobat itu tertutup untuk selamanya.

 

Kesempatan bertobat itu tertutup bukan hanya pada saat seseorang mati, tetapi juga kalau ia menjadi gila, pikun, idiot (karena cedera otak).

 

Juga ia perlu memperhatikan Yes 55:6 - “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat!.

 

Ini menunjukkan bahwa tidak selamanya Tuhan berkenan untuk ditemui!

 

Bandingkan juga dengan Yoh 7:33-34: “(33) Maka kata Yesus: ‘Tinggal sedikit waktu saja Aku ada bersama kamu dan sesudah itu Aku akan pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku. (34) Kamu akan mencari Aku, tetapi tidak akan bertemu dengan Aku, sebab kamu tidak dapat datang ke tempat dimana Aku berada”.

 

Kata-kata Yesus ini menunjukkan bahwa setiap orang harus menggunakan kesempatan untuk datang kepada Yesus dengan sebaik-baiknya, karena kalau tidak, akan datang suatu waktu dimana mereka tidak lagi bisa menemukan Yesus.

 

Bandingkan ini dengan Amsal 1:24-28 - “(24) Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, (25) bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, (26) maka aku juga akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu, (27) apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai, dan celaka melanda kamu seperti angin puyuh, apabila kesukaran dan kecemasan datang menimpa kamu. (28) Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku”.

 

Ajaran ini tidak bertentangan dengan Yoh 6:37 yang menunjukkan bahwa Yesus tidak akan menolak orang yang datang kepadaNya. Mengapa? Karena kalau seseorang masih bisa mau datang kepada Kristus, itu berarti Allah memang masih berkenan untuk ditemui. Kalau Allah sudah tidak berkenan ditemui, Ia akan mengeraskan hati orang itu, sehingga orang itu tidak mungkin bertobat / mau percaya kepada Yesus.

 

Kalau orang yang saudara injili itu menggunakan 1Pet 3:18-20  1Pet 4:6 yang seakan-akan menunjukkan adanya ‘second chance’ (= kesempatan kedua / kesempatan bertobat sesudah kematian), maka:

 

1.   Tunjukkan Maz 88:12, yang jelas menunjukkan tidak adanya pemberitaan Injil di alam baka, dan katakan bahwa ayat-ayat dalam 1Petrus itu tidak boleh ditafsirkan bertentangan dengan ayat ini.

 

Maz 88:11-13 - “(11) Apakah Kaulakukan keajaiban bagi orang-orang mati? Masakan arwah bangkit untuk bersyukur kepadaMu? Sela (12) Dapatkah kasihMu diberitakan di dalam kubur, dan kesetiaanMu di tempat kebinasaan? (13) Diketahui orangkah keajaiban-keajaibanMu dalam kegelapan, dan keadilanMu di negeri segala lupa?.

 

Jelas bahwa sederetan pertanyaan dalam teks ini semuanya harus dijawab ‘Tidak’!

 

2.   Beri penjelasan tentang 1Pet 3:18-20 dan 1Pet 4:6, dengan penjelasan sebagai berikut:

 

a.   1Pet 3:18-20 - “(18) Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaanNya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh, (19) dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, (20) yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu”.

 

Arti dari ayat ini adalah: Roh Ilahi Yesus (Logos) memberitakan Injil melalui Nuh, pada jaman sebelum air bah, kepada orang-orang yang masih hidup pada saat itu. Jadi, orang-orang itu masih hidup pada saat diinjili, tetapi pada waktu Petrus menuliskan suratnya ini, mereka sudah mati dan karena itu disebutkan sebagai ‘roh-roh yang di dalam penjara’. Jadi, ayat ini tidak mengajarkan adanya penginjilan terhadap orang mati!

 

b.   1Pet 4:6 - Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah”.

 

Ada 3 penafsiran tentang arti kata-kata ‘orang-orang mati’ dalam 1Pet 4:6 ini:

 

ˇ        itu diartikan sebagai orang yang mati secara rohani / mati dalam dosa.

 

ˇ        itu diartikan betul-betul sebagai orang yang sudah mati. Penafsiran ini sesat, tetapi inilah yang diambil oleh orang-orang seperti Andereas Samudera sehingga ia lalu mengadakan penginjilan terhadap orang mati.

 

ˇ        sama seperti penafsiran yang saya ambil tentang 1Pet 3:18-20, orang-orang itu masih hidup pada saat diinjili, tetapi sudah mati pada waktu Petrus menulis surat ini, sehingga disebutkan sebagai ‘orang-orang mati’. Saya berpendapat bahwa pandangan inilah yang benar.

 

Catatan: kalau mau mempelajari kedua teks ini secara lebih mendetail / terperinci, baca buku saya yang berjudul ‘Penginjilan Terhadap Orang Mati’, jilid 2, dimana kedua teks ini saya jelaskan secara sangat terperinci / panjang lebar.

 

Jadi, ayat-ayat di atas tidak bisa digunakan untuk mengatakan bahwa ada kesempatan bertobat setelah kematian. Kesempatan bertobat hanya ada selagi kita masih hidup. Kalau kita mati, kesempatan itu tertutup untuk selama-lamanya! Karena itu, tindakan menunda pertobatan merupakan suatu tindakan yang sangat beresiko, karena kalau kita mati dengan mendadak, tidak ada kesempatan untuk bertobat!

 

Illustrasi: Suatu hari ada seseorang yang bermimpi tentang adanya suatu konperensi setan. Konperensi itu dipimpin oleh Iblis sendiri dan bertujuan untuk mencari siasat yang jitu supaya manusia tidak percaya kepada Yesus dan binasa / masuk neraka. Lalu ada seorang setan yang mengusulkan: ‘Baiklah kita membujuk manusia supaya tidak percaya akan adanya Tuhan’. Iblis berkata: ‘Tidak. Manusia merasa dalam hatinya bahwa Tuhan itu ada. Siasat itu tidak akan berhasil’. Setan lain mengusulkan: ‘Baiklah kita mengatakan kepada manusia bahwa mereka itu terlalu jahat untuk bisa diampuni’. Iblis menolak usul itu dengan berkata: ‘Justru kalau manusia sadar bahwa dirinya jahat, itu akan membawa mereka kepada Tuhan. Usul itu masih kurang baik’. Akhirnya seorang setan berkata: ‘Baiklah kita mengatakan kepada manusia bahwa Tuhan itu ada, dan Tuhan itu mencintai mereka yang berdosa, dan bahwa Injil itu benar adanya’. Iblis menjawab: ‘Tetapi bagaimana hal itu bisa membinasakan mereka?. Setan itu melanjutkan siasatnya: ‘Kita akan mengatakan kepada manusia bahwa sekalipun semua itu benar, dan mereka harus percaya, tetapi masih ada cukup waktu. Mereka tidak perlu percaya sekarang’. Iblis senang sekali dengan usul itu, dan memerintahkan supaya usul itu dilaksanakan.

 

Ini menyebabkan banyak orang yang pada waktu mendengar Injil, lalu menunda untuk datang kepada Yesus. Tetapi tiba-tiba mereka mendapat kecelakaan atau serangan jantung, yang membuat mereka mati secara mendadak, sehingga tidak ada kesempatan untuk bertobat. Akhirnya mereka terhilang selama-lamanya di dalam neraka, hanya karena mereka menunda untuk percaya kepada Yesus!

 

b)   Orang yang belum percaya kepada Kristus tidak berada di daerah netral, tetapi di bawah murka Allah.

 

Yoh 3:36 - “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya”.

 

Kata ‘tetap’ di sini menunjukkan bahwa dari semula (sejak orang itu lahir, bahkan sejak orang itu ada dalam kandungan), murka Allah itu sudah ada di atasnya. Kalau ia percaya kepada Yesus, maka murka itu dicabut, tetapi kalau ia tidak percaya / tidak taat, maka murka Allah itu tetap ada di atasnya.

 

Ef 2:1-3 - “(1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. (2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. (3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

 

Bagian yang saya garisbawahi itu, terjemahan hurufiahnya adalah seperti yang diberikan oleh NASB: “and were by nature children of wrath, even as the rest” (= dan secara alamiah adalah anak-anak kemurkaan, sama seperti yang lain).

 

Jadi, ini menunjukkan bahwa manusia itu secara alamiah, maksudnya sejak lahir, adalah orang yang dimurkai oleh Allah.

 

Banyak orang mengira bahwa mereka ada di daerah netral. Kalau mereka bertobat maka mereka mendapat perkenan Allah, sedangkan kalau mereka berbuat dosa yang hebat, maka barulah mereka mendapat murka Allah. Seandainya keadaannya memang seperti ini, maka mungkin seseorang boleh berlambat-lambat dalam bertobat / percaya kepada Yesus. Mereka tidak berada dalam bahaya, dan karena itu berlambat-lambat tidak jadi soal. Tetapi Kitab Suci mengatakan bahwa keadaan manusia bukan seperti itu! Manusia ada di bawah murka Allah sejak dalam kandungan, dan karena itu setiap saat manusia itu ada dalam bahaya. Mengapa? Karena setiap saat ia bisa saja mati, dan kalau itu terjadi, maka murka Allah itu akan ditimpakan kepadanya dengan sepenuhnya, dan ia akan masuk ke neraka selama-lamanya. Karena itu, maka kita harus berusaha secepatnya, tanpa menunda atau berlambat-lambat, untuk menyingkirkan murka Allah itu dari diri kita. Dan satu-satunya cara adalah dengan secepatnya percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita.

 

c)   Firman Tuhan berkata bahwa hari ini adalah hari penyelama­tan.

 

2Kor 6:1-2 - “(1) Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima. (2) Sebab Allah berfirman: ‘Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.’ Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.

 

Barnes’ Notes (tentang 2Kor 6:1-2): “God here speaks of there being an accepted time, a limited period, in which petitions in favor of the world would be acceptable to him. That time Paul says had come; and the idea which he urges is, that people should avail themselves of that, and embrace now the offers of mercy. ... The time will come when it will not be an acceptable time with God. The day of mercy will be closed; the period of trial will be ended; and people will be removed to a world where no mercy is shown, and where compassion is unknown. ... The time of mercy will pass by, and God will not be willing to pardon the sinner who goes unprepared to eternity. ... we cannot calculate on the future. We have no assurance, no evidence that we shall live another day, or hour. ... the time will come when it will not be an accepted time. Now is the accepted time; at some future period it will NOT be. If people grieve away the Holy Spirit; if they continue to reject the gospel; if they go unprepared to eternity, no mercy can be found. God does not design to pardon beyond the grave. He has made no provision for forgiveness there; and they who are not pardoned in this life, must be unpardoned forever” (= Di sini Allah berbicara bahwa ada ‘waktu perkenan / waktu dimana Ia berkenan’, suatu periode yang terbatas, dalam mana permohonan-permohonan untuk kebaikan dunia berkenan kepadaNya. Paulus berkata waktu itu telah datang; dan gagasan yang ia desakkan adalah bahwa orang harus memanfaatkan kesempatan itu, dan menerima sekarang juga tawaran belas kasihan. ... Saatnya akan tiba dimana itu bukan lagi waktu yang berkenan pada Allah. Jaman belas kasihan akan ditutup; periode pencobaan / ujian akan diakhiri; dan orang-orang akan dipindahkan ke suatu dunia dimana tidak ada belas kasihan yang ditunjukkan, dan dimana perasaan kasihan tidak dikenal. ...  Jaman belas kasihan akan berlalu, dan Allah tidak akan mau mengampuni orang berdosa yang pergi menuju kekalan dengan tidak siap. ... kita tidak bisa memperhitungkan masa yang akan datang. Kita tidak mempunyai jaminan, tidak ada bukti bahwa kita akan hidup satu hari lagi atau satu jam lagi. ... waktunya akan datang dimana itu bukanlah waktu yang diperkenan. Sekaranglah waktu perkenanan itu; pada masa yang akan datang, akan tidak demikian.  Jika orang-orang mendukakan Roh Kudus; jika mereka terus menolak Injil; jika mereka pergi dengan tidak siap menuju kekekalan, tidak ada belas kasihan yang bisa ditemukan. Allah tidak merencanakan untuk mengampuni di balik kubur. Ia tidak membuat persediaan untuk pengampunan di sana; dan mereka yang tidak diampuni dalam dunia ini, pasti tidak diampuni selama-lamanya).

 

d)   Allah tidak mau / tidak bisa dipermainkan.

 

Gal 6:7-8 - “(7) Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. (8) Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu”.

 

Orang menunda pertobatan biasanya karena ia mau menikmati dosa dulu. Nanti kalau mau mati / hampir mati baru bertobat. Tetapi ini berarti memper­mainkan Tuhan. Dan ayat Kitab Suci di atas ini mengatakan bahwa Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan!

 

e)   Tuhan tidak ingin kamu mengeraskan hatimu, pada saat kamu mendengar suaraNya.

 

Ibr 3:7-8 - “(7) Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: ‘Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, (8) janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun”.

 

Matthew Henry (tentang Ibr 3:7): “I. What he counsels them to do - to give a speedy and present attention to the call of Christ. ‘Hear his voice, assent to, approve of, and consider, what God in Christ speaks unto you; apply it to yourselves with suitable affections and endeavours, and set about it this very day, for to-morrow it may be too late.’ II. What he cautions them against - hardening their hearts, turning the deaf ear to the calls and counsels of Christ: ‘When he tells you of the evil of sin, the excellency of holiness, the necessity of receiving him by faith as your Saviour, do not shut your ear and heart against such a voice as this.’” (= I. Apa yang ia nasehatkan untuk mereka lakukan - untuk memberikan perhatian yang cepat dan sekarang juga terhadap panggilan Kristus. ‘Dengarkan suaraNya, setujuilah, akuilah, dan pertimbangkan, apa yang Allah dalam Kristus katakan kepadamu; terapkan itu kepada dirimu sendiri dengan kasih dan usaha yang sesuai, dan mulailah melakukannya, karena besok mungkin sudah terlambat’. II. Terhadap apa ia memperingatkan mereka - mengeraskan hati mereka, menulikan telinga mereka terhadap penggilan dan nasehat Kristus: ‘Pada waktu Ia memberitahu kamu jahatnya dosa, keunggulan dari kekudusan, perlunya menerima Dia dengan iman sebagai Juruselamatmu, jangan menutup telinga dan hatimu terhadap suara seperti ini’.).

 

Barnes’ Notes (tentang Ibr 3:7): ‘Today.’ Now; at present. At the very time when the command is addressed to you. It is not to be put off until tomorrow. All God’s commands relate to ‘the present’ - to this day - to the passing moment. He gives us no commands ‘about the future.’ He does not require us to repent and to turn to him ‘tomorrow,’ or 10 years hence. The reasons are obvious: (1) Duty pertains to the present. It is our duty to turn from sin, and to love him now. (2) we know not that we shall live to another day” [= ‘Hari ini’. Sekarang; pada saat ini. Pada saat dimana perintah itu diberikan kepadamu. Itu tidak boleh ditunda sampai besok. Semua perintah Allah berhubungan dengan ‘masa sekarang’ - pada hari ini, pada waktu yang sedang berlalu. Ia tidak memberikan kita perintah ‘tentang masa yang akan datang’. Ia tidak menghendaki kita untuk bertobat dan berbalik kepadaNya ‘besok’, atau 10 tahun lagi. Alasannya jelas: (1) Kewajiban berkenaan dengan masa sekarang. Merupakan kewajiban kita untuk berbalik dari dosa, dan untuk mengasihi Dia sekarang. (2) kita tidak tahu apakah kita akan hidup satu har lagi].

 

Bdk. Amsal 1:24-33 - “(24) Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, (25) bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, (26) maka aku juga akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu, (27) apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai, dan celaka melanda kamu seperti angin puyuh, apabila kesukaran dan kecemasan datang menimpa kamu. (28) Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku. (29) Oleh karena mereka benci kepada pengetahuan dan tidak memilih takut akan TUHAN, (30) tidak mau menerima nasihatku, tetapi menolak segala teguranku, (31) maka mereka akan memakan buah perbuatan mereka, dan menjadi kenyang oleh rencana mereka. (32) Sebab orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya, dan orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya. (33) Tetapi siapa mendengarkan aku, ia akan tinggal dengan aman, terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka.’”.

 

f)    Tuhan tidak terus menunggu pertobatan seseorang, seakan-akan manusia bisa bertobat kapanpun ia mau.

 

Yes 55:6 - “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat!.

 

Perhatikan kata ‘selama’ yang muncul 2 x dalam ayat ini. Itu menunjukkan bahwa ada saat dimana Tuhan tidak berkenan untuk ditemui. Ini memang tidak berarti bahwa ada kemungkinan dimana seseorang betul-betul bertobat dan mencari Tuhan, tetapi Tuhan tidak mau menerimanya. Kalau ditafsirkan seperti ini akan bertentangan dengan Yoh 6:37 - “Semua yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu, dan barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang.

 

Jadi harus ditafsirkan bahwa artinya adalah: kalau kita menyia-nyiakan saat dimana Tuhan memanggil kita untuk bertobat, maka akan datang suatu saat dimana Ia mengeraskan hati kita sedemikian rupa sehingga kita tidak akan mau / bisa bertobat.

 

g)   Jangan menyalahgunakan cerita tentang penjahat yang bertobat di kayu salib (Luk 23:39-43).

 

Cerita ini merupakan cerita yang sangat penting, karena menunjukkan bahwa pada detik terakhirpun dari kehidupan seseorang, kalau ia betul-betul datang / percaya kepada Kristus, ia akan diampuni dan dijamin masuk ke surga.

 

Tetapi rupanya setan mengilhami banyak orang-orang bodoh dengan menyalahgunakan cerita ini. Penyalahgunaan cerita ini menyebabkan mereka merasa lebih baik hidup dalam dosa dulu, dan menunda pertobatan mereka, sampai sesaat sebelum kematian. Kalau saudara berpikir seperti itu, perhatikan kata-kata di bawah ini.

 

J. C. Ryle: “I know that people are fond of talking about deathbed evidences. They will rest on words spoken in the hour of fear and pain and weakness, as if they might take comfort in them about the friends they lose. But I am afraid in ninety-nine cases out of a hundred such evidences are not to be depended on. I suspect that, with rare exceptions, men die just as they have lived” (= Saya tahu bahwa banyak orang senang membicarakan bukti-bukti ranjang kematian. Mereka bersandar pada kata-kata yang diucapkan pada saat ketakutan dan sakit dan kelemahan, seakan-akan mereka bisa mendapatkan hiburan dalam kata-kata itu tentang sahabat mereka yang hilang / mati. Tetapi saya takut / kuatir bahwa 99 kasus dari 100 bukti-bukti seperti itu tidak bisa diandalkan. Saya menduga bahwa dengan perkecualian yang sangat jarang, orang mati sama seperti mereka telah hidup) - ‘Holiness’, hal 40.

 

10)      Orang yang saudara injili itu menolak menjadi kristen karena ia berpendapat bahwa Allah itu kasih, sehingga orang yang tidak percayapun akan ke surga / tidak dihukum.

 

Jawaban yang bisa saudara berikan:

 

a)   Allah memang adalah kasih, tetapi Ia juga suci, sehingga Ia tidak bisa bersatu dengan dosa.

 

Yes 59:1-2 - “(1) Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; (2) tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu”.

 

b)   Allah memang adalah kasih, tetapi Ia juga adil, sehingga pasti akan menghukum manusia yang berdosa.

 

Nahum 1:3a - TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah.

 

c)   Allah berulang-ulang berkata bahwa Ia akan menghukum manusia yang berdosa. Kalau akhirnya, Ia tidak melakukan hal itu, maka Ia berdusta. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa Allah tidak mungkin berdusta.

 

Ibr 6:18 - “supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita”.

 

d)   Kitab Suci berulang-ulang berbicara tentang orang-orang yang masuk neraka.

 

ˇ        Luk 16:19-31 - cerita tentang Lazarus dan orang kaya.

 

ˇ        Mat 25:41,46 - “(41) Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya: Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. ... (46) Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.’”.

 

ˇ        Wah 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.’”.

 

11)      Orang yang saudara injili itu menolak karena ia berpendapat bahwa Allah itu kejam; mungkin ia mengatakan ini karena hidupnya penuh dengan penderitaan.

 

Jawaban yang bisa saudara berikan:

 

a)   Penderitaan masuk ke dalam dunia karena dosa manusia sendiri (bdk. Kej 3:1-19).

 

Allah tidak mencipta manusia dalam keadaan menderita. Mula-mula manusia bahagia, tanpa penderitaan. Tetapi karena manusia berbuat dosa, maka sebagai hukuman Allah, penderitaan masuk ke dalam dunia. Jadi, itu bukan salahnya Allah, tetapi salahnya manusia sendiri.

 

b)   Sekalipun manusia berdosa, Allah tetap mengasihinya; ini ditunjukkan oleh Allah melalui salib.

 

Ro 5:6-8 - “(6) Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. (7) Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar - tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati -. (8) Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

 

c)   Sekarang kamu menderita, bahkan sangat menderita. Tetapi Allah yang maha kasih itu menyediakan suatu tempat dimana penderitaan sama sekali tidak dikenal, dan tempat itu adalah surga.

 

Wah 21:1-4 - “(1) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi. (2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. (3) Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: ‘Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umatNya dan Ia akan menjadi Allah mereka. (4) Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.’”.

 

Penderitaanmu hanya sementara, karena kalau kamu mau percaya kepada Yesus, maka pada saat kamu mati, kamu akan pergi ke surga, dan bebas dari semua penderitaanmu. Tetapi sebaliknya, kalau kamu tidak mau percaya kepada Yesus, maka pada saat kamu mati, kamu akan pergi ke neraka, dimana kamu akan menderita, dengan penderitaan yang jauh lebih hebat dari yang sekarang kamu alami, sampai selama-lamanya.

 

12)      Orang yang saudara injili itu percaya kepada Kristus, tetapi tidak mau pergi ke gereja, dibaptis dsb, karena ia takut diejek / dianiaya.

 

Jawaban yang bisa saudara berikan:

 

a)   Orang yang tidak mau mengakui Kristus, juga tidak akan diakui oleh Kristus.

 

Mat 10:32-33 - “(32) Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan BapaKu yang di sorga. (33) Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan BapaKu yang di sorga.’”.

 

b)   Kita tidak boleh takut kepada manusia; kita harus takut kepada Allah.

 

Mat 10:28 - “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka”.

 

c)   Orang penakut tercatat sebagai ranking 1 dalam daftar orang-orang yang masuk neraka.

 

Wah 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.’”.

 

Yang dimaksud dengan ‘orang-orang penakut’ di sini adalah orang-orang yang sekalipun sebetulnya mengerti tentang Kristus dan percaya kepadaNya, tetapi tidak mengikut Dia karena takut.

 

d)   Tuhan Yesus sudah terlebih dulu menderita dan mati bagi kita; seka­rang kita juga harus mau menderita dan bahkan mati bagi Dia.

 

e)   Tuhan Yesus sendiri akan menyertai dan menolongnya, kalau kita dimusuhi manusia.

 

Ibr 13:5 - “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: ‘Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.’”.

 

Maz 23:1-6 - “(1) Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. (2) Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; (3) Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena namaNya. (4) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gadaMu dan tongkatMu, itulah yang menghibur aku. (5) Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. (6) Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa”.

 

Mat 10:17-20 - “(17) Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. (18) Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. (19) Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. (20) Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu”.

 

f)    Ikut Yesus memang bisa membuat kamu menderita, tetapi penderitaan itu hanya sementara. Begitu mati, kamu bahagia dan bebas dari penderitaan, selama-lamanya. Sebaliknya, kalau kamu tidak mau ikut Yesus mungkin kamu bisa enak (secara duniawi / jasmani), tetapi itu hanya sementara dan semu. Begitu kamu mati, kamu masuk neraka, dimana kamu akan menderita selama-lamanya.

 

13)      Orang yang saudara injili itu menolak jadi kristen karena ia pernah bersumpah untuk tidak menjadi orang kristen.

 

Jawaban yang bisa saudara berikan:

 

a)   Melanggar sumpah adalah dosa, tetapi kalau kamu percaya kepada Tuhan Yesus, dosa itu tetap akan diampuni. Sebaliknya kalau kamu memegang sumpah itu, kamu memang tidak berdosa dalam hal itu, tetapi kamu mempunyai banyak dosa-dosa lain, yang akan membawamu ke neraka selama-lamanya, karena kamu tidak mempunyai Juruselamat / Penebus dosa.

 

b)   Dalam Luk 16:27-31, orang kaya yang sudah ada dalam neraka itu, ingin sekali keluarganya bertobat. Orang, kepada siapa kamu telah bersumpah (kalau orang itu sudah mati), pasti juga ingin kamu bertobat / membatalkan sumpah.

 

14)      Orang yang saudara injili itu merasa tidak perlu mempersoalkan percaya atau tidak, karena Tuhan sudah menentukan orang yang akan masuk neraka / surga (predestinasi).

 

Jawaban yang bisa saudara berikan:

 

Predestinasi memang ada (Ef 1:4-5,11  Ro 9:10-21), tetapi kita tidak tahu siapa yang ditentukan masuk surga dan siapa yang ditentukan masuk neraka. Kita tidak boleh hidup berda­sarkan kehendak / Rencana Allah yang tidak kita ketahui. Kita harus hidup berdasarkan kehendak Allah yang dinyatakan dalam Firman Tuhan / Kitab Suci.

 

Ul 29:29 - “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini.’”.

 

Dan dalam FirmanNya, Allah menghen­daki kita untuk percaya kepada Kristus.

 

Kis 16:31 - “Jawab mereka: ‘Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.’”.

 

Yoh 14:1,11 - “(1) ‘Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu. ... (11) Percayalah kepadaKu, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri”.

 

15)      Orang yang saudara injili itu menolak untuk percaya karena ia percaya adanya reinkarnasi.

 

Jawaban yang bisa saudara berikan:

 

a)   Reinkarnasi bertentangan dengan Ibr 9:27 - “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi”.

 

b)   Kalau reinkarnasi itu benar, mengapa manusia di dunia bisa makin lama makin banyak, padahal moral manusia semakin brengsek? Bukankah seharusnya makin lama makin sedikit karena manusia yang hidup jahat itu mati dan dilahirkan lagi sebagai binatang?

 

Kalau kita bisa menjawab keberatan orang itu dengan benar, jangan menganggap bahwa orang itu pasti akan bertobat. Pertobatan tetap merupakan pekerjaan Tuhan. Kita hanya berusaha melakukan semaksimal mungkin, tetapi hasilnya tetap ada di tangan Tuhan. Karena itu, jangan ‘bersandar’ pada jawaban-jawaban terhadap keberatan-keberatan di atas; sebaliknya, tetaplah banyak berdoa dan bersandar kepada Tuhan!

 

 

-AMIN-