Eksposisi Kitab Samuel yang Pertama

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


I SAMUEL 23:14-28

 

I) Daud di pegunungan Zif.

 

Ay 14: Maka Daud tinggal di padang gurun, di tempat-tempat perlindungan. Ia tinggal di pegunungan, di padang gurun Zif. Dan selama waktu itu Saul mencari dia, tetapi Allah tidak menyerahkan dia ke dalam tangannya.

 

1)   Nama padang gurun Zif (ay 14).

 

Jamieson, Fausset & Brown: “‘David abode ... in the wilderness of Ziph.’ A mountainous and sequestered region was generally called a wilderness, and took its name from some large town in the district” (= ‘Daud tinggal ... di padang gurun Zif’. Daerah yang bergunung-gunung dan terasing biasanya disebut suatu padang gurun, dan mengambil namanya dari kota besar di distrik / daerah itu).

 

2)   Daud tinggal di sana (ay 14).

 

Daud adalah orang yang beriman, saleh, setia dsb, tetapi perhatikan bahwa sekarang ia harus tinggal di tempat terpencil seperti itu. Dunia ini memang jahat, dan sering memberikan hal terburuk untuk orang yang terbaik; dan sebaliknya, memberikan tempat yang terbaik untuk orang yang paling brengsek!

 

Karena itu, jangan heran kalau hal itu terjadi. Dan juga pikirkan bahwa suatu kali kelak akan ada penghakiman akhir jaman untuk meluruskan semua ketidak-adilan ini!

 

3)   Saul terus menerus mencari Daud, tetapi Allah tidak menyerahkan Daud ke dalam tangannya (ay 14).

 

a)   Allah sendiri, melalui Gad, yang menyuruh Daud untuk kembali ke Yehuda, dan karena itu jelas bahwa Ia tidak akan menyerahkan Daud ke tangan Saul.

 

1Sam 22:5 - “Tetapi Gad, nabi itu, berkata kepada Daud: ‘Janganlah tinggal di kubu gunung itu, pergilah dan pulanglah ke tanah Yehuda.’ Lalu pergilah Daud dan masuk ke hutan Keret”.

 

Karena itu kalau Tuhan menhyuruh saudara sesuatu yang bertentangan dengan akal sehat, dan membahayakan, maulah dan beranilah untuk mentaatinya. Ia yang menyuruh pasti akan menyertai dan menolong saudara.

 

b)   Saul hanya bisa menangkap dan membunuh Daud kalau Allah menyerahkan dia ke tangan Saul, tetapi Allah tidak menyerahkan Daud ke tangan Saul.

 

Bdk. Yoh 19:11 - “Yesus menjawab: ‘Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya.’”.

 

c)   Ini menunjukkan bahwa usaha manusia tak akan berhasil kalau bukan karena Tuhan. Juga usaha seseorang untuk menjahati kita tidak akan berhasil, kecuali Allah menghendaki / mengijinkannya.

 

Bdk. Mat 10:29-31 - “(29) Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. (30) Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. (31) Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit”.

 

4)   Daud takut dan Yonatan menguatkan dia.

 

a)   Pada saat Daud ada dalam bahaya dan sedang takut, Yonatan betul-betul menjadi seorang sahabat yang baik.

 

Ay 15-16: (15) Daud takut, karena Saul telah keluar dengan maksud mencabut nyawanya. Ketika Daud ada di padang gurun Zif di Koresa, (16) maka bersiaplah Yonatan, anak Saul, lalu pergi kepada Daud di Koresa. Ia menguatkan kepercayaan Daud kepada Allah.

 

1.   Yonatan tetap menjadi sahabat yang setia, pada saat Daud menjadi buronan.

 

Ada pepatah yang mengatakan: “A friend in need is a friend indeed” (= Seorang sahabat dalam kebutuhan / kesukaran, adalah betul-betul seorang sahabat).

 

Banyak ‘sahabat’ yang hanya mau bersahabat pada saat enak, tetapi begitu sahabatnya mengalami problem, bahaya, apalagi kebangkrutan, maka ia tidak peduli lagi kepada sahabatnya itu. Yonatan bukan sahabat seperti itu. Ia tetap setia sekalipun Daud menjadi buronan. Dan ia mau merendahkan dirinya dan membahayakan dirinya untuk bisa bertemu dan menguatkan iman sahabatnya itu.

 

Matthew Henry: “Jonathan comforting him as his faithful and constant friend. True friends will find out means to get together. David, it is likely, appointed time and place for this interview, and Jonathan observed the appointment, though he exposed himself thereby to his father’s displeasure, and, had it been discovered, it might have cost him his life. True friendship will not shrink from danger, but can easily venture, will not shrink from condescension, but can easily stoop, and exchange a palace for a wood, to serve a friend. The very sight of Jonathan was reviving to David; but, besides this, he said that to him which was very encouraging” (= Yonatan menghibur dia sebagai sahabatnya yang setia dan terus menerus. Sahabat-sahabat yang sejati akan mencari / mengusahakan cara untuk bisa bersama-sama. Mungkin Daud menetapkan waktu dan tempat untuk pembicaraan ini, dan Yonatan mentaati perjanjian itu, sekalipun dengan itu ia membuka dirinya sendiri terhadap ketidak-senangan ayahnya, dan seandainya hal itu diketahui, itu bisa menyebabkan ia kehilangan nyawanya. Persahabatan yang sejati tidak akan mundur karena bahaya, tetapi bisa dengan mudah melakukan hal-hal yang mengandung bahaya, tidak akan mundur dari perendahan diri, tetapi dengan mudah bisa membungkuk / merendahkan diri, dan menggantikan suatu istana dengan suatu hutan, untuk melayani seorang sahabat. Hanya dengan melihat Yonatan, Daud sudah disegarkan, tetapi disamping itu, Yonatan mengatakan kepadanya hal-hal yang sangat menguatkan).

 

2.   Daud jelas lebih besar dari pada Yonatan, tetapi di sini kita melihat bahwa Yonatan justru menghibur dan menguatkan Daud. Karena itu, jangan takut untuk memberikan kekuatan / penghiburan kepada orang yang secara rohani lebih tinggi dari saudara, khususnya pada saat ia jatuh / lemah.

 

b)   Penghiburan yang Yonatan berikan kepada Daud.

 

Ay 17-18: (17) dan berkata kepadanya: ‘Janganlah takut, sebab tangan ayahku Saul tidak akan menangkap engkau; engkau akan menjadi raja atas Israel, dan aku akan menjadi orang kedua di bawahmu. Juga ayahku Saul telah mengetahui yang demikian itu.’ (18) Kemudian kedua orang itu mengikat perjanjian di hadapan TUHAN. Dan Daud tinggal di Koresa, tetapi Yonatan pulang ke rumahnya.

 

Yonatan bisa membicarakan bahwa Daud akan menjadi pengganti ayahnya, dan ia sendiri hanya menjadi orang kedua di bawah Daud. Ini menunjukkan bahwa Yonatan adalah orang yang sudah membuang pemikiran alamiah, politik duniawi, dan bahkan egonya sendiri, dan hanya memandang secara rohani, dan mengakui Allah sebagai satu-satunya Penguasa.

 

Setelah kita meliat indahnya kesetiaan Yonatan, mari kita melihat sesuatu yang sangat kontras dengan hal itu, yaitu pengkhianatan orang-orang Zif.

 

II) Pengkhianatan dari orang-orang Zif.

 

1)   Orang-orang Zif mengkhianati Daud dengan melaporkannya kepada Saul.

 

Ay 19-20: (19) Tetapi beberapa orang Zif pergi menghadap Saul di Gibea dan berkata: ‘Daud menyembunyikan diri dekat kami di kubu-kubu gunung dekat Koresa, di bukit Hakhila, di sebelah selatan padang belantara. (20) Oleh sebab itu, jika tuanku raja berkenan datang, silakanlah datang; tanggungan kamilah untuk menyerahkan dia ke dalam tangan raja.’.

 

Pulpit Commentary: “One of the most painful of the afflictions of David (suspicion, hatred, calumny, ingratitude, &c.) was treachery, such as he experienced at the hands of some of the people of Ziph. They were men of his own tribe, had witnessed his deliverance of Keilah from the common enemy, were acquainted with his character and relations with Saul, and might have been expected to sympathise with him when he sought refuge in their  territory [= Salah satu penderitaan Daud yang paling menyakitkan (kecurigaan, kebencian, fitnah, rasa tidak tahu terima kasih, dsb) adalah pengkhianatan, seperti yang ia alami dari tangan beberapa orang dari Zif. Mereka adalah orang-orang dari sukunya sendiri, mereka telah menyaksikan pembebasan yang ia lakukan terhadap Kehila dari musuh mereka bersama, mereka telah mengenal karakternya dan hubungannya dengan Saul, dan bisa diharapkan untuk bersimpati dengan dia pada waktu ia mencari perlindungan di daerah mereka] - hal 455.

 

2)   Saul sangat menghargai apa yang mereka lakukan.

 

Ay 21-23: (21) Berkatalah Saul: ‘Diberkatilah kiranya kamu oleh TUHAN, karena kamu menunjukkan sayangmu kepadaku. (22) Baiklah pergi, carilah kepastian lagi, berusahalah mengetahui di mana ia berada dan siapa yang telah melihat dia di sana; sebab telah dikatakan orang kepadaku, bahwa ia sangat cerdik. (23) Berusahalah mengetahui segala tempat persembunyiannya. Kemudian datanglah kembali kepadaku dengan kabar yang pasti; dan aku akan pergi bersama-sama dengan kamu. Sesungguhnya, jika ia ada di dalam negeri, maka aku akan meneliti dia di antara segala ribuan orang Yehuda.’ (24) Lalu berkemaslah mereka pergi ke Zif, mendahului Saul. Daud dan orang-orangnya ada di padang gurun Maon, di dataran di sebelah selatan padang belantara.

 

a)   Saul sangat berterima kasih atas informasi yang mereka berikan, dan ia memberkati mereka dengan nama YAHWEH (ay 21)!

 

1.   Perhatikan bahwa sekalipun orang-orang Zif itu melakukan suatu pengkhianatan, tetapi Saul merasa bahwa semua itu menguntungkan dirinya, sehingga ia lalu menghargai apa yang mereka lakukan. Ini adalah contoh orang yang tidak menghargai kebenaran!

 

Berbeda sekali dengan Daud, pada waktu ada orang Amalek mengaku bahwa ia telah membunuh Saul, maka Daud membunuh orang itu, sekalipun apa yang ia lakukan menguntungkan dirinya (2Sam 1:1-16). Hal yang sama terulang ketika ada orang-orang yang membunuh Isyboset / anak Saul (2Sam 4:1-12).

 

2.   Allah yang hanya dekat di mulut, tetapi tidak ada di hati.

 

Matthew Henry: “Saul thankfully receives their information, and gladly lays hold of the opportunity of hunting David in their wilderness, in hopes to make a prey of him at length. He intimates to them how kindly he took it (v. 21): ‘Blessed be you of the Lord (so near is God to his mouth, though far from his heart), for you have compassion on me.’” [= Saul menerima informasi itu dengan penuh terima kasih, dan dengan gembira mengambil kesempatan untuk memburu Daud di padang mereka, dengan harapan untuk membunuhnya pada akhirnya. Ia mengisyaratkan kepada mereka betapa dengan baik ia menerimanya: ‘Diberkatilah engkau oleh Tuhan (begitu dekat Allah dengan mulutnya, sekalipun jauh dari hatinya), karena engkau mempunyai belas kasihan kepadaku’.].

 

Penerapan:

 

Ada banyak orang Kristen yang senang menggunakan istilah GBU, Shalom, Haleluya, Puji Tuhan, dan sebagainya. Semua ini tidak salah selama kata-kata itu betul-betul dimaksudkan, dan hati orang kristen itu betul-betul percaya kepada Tuhan dan dekat dengan Tuhan. Tetapi kalau orang Kristen yang selalu mengucapkan hal-hal itu jarang datang dalam kebaktian, tidak pernah ikut Pemahaman Alkitab, tidak pernah ber-Saat Teduh, hidupnya penuh dengan dosa-dosa yang disengaja, maka ia tidak berbeda dengan Saul di sini! Hanya mulutnya yang penuh dengan Allah, tetapi dalam hatinya tidak ada Allah! Kalau saudara seperti ini, saudara bisa menipu / mengelabui manusia, tetapi saudara tidak bisa menipu / mengelabui Tuhan!

 

b)   Saul juga meminta supaya orang-orang Zif itu mencari tempat persembunyian Daud dan menginformasikannya kepada Saul, dan mereka mau melakukannya (ay 22-24).

 

Alangkah gampangnya orang-orang jahat mendapatkan pelayan yang setia!

 

3)   Pada saat inilah Daud menuliskan Mazmur 54.

 

Matthew Henry: “at this time he penned the 54th Psalm, as appears by the title, wherein he calls the Ziphites strangers, though they were Israelites, because they used him barbarously; but he puts himself under the divine protection: ‘Behold, God is my helper, and then all shall be well’” (= pada saat ini Daud menuliskan Mazmur 54, seperti terlihat dari judul dari Mazmur itu, dimana ia menyebut orang-orang Zif sebagai orang-orang asing, sekalipun mereka adalah orang-orang Israel, karena mereka memperlakukan dia secara biadab; tetapi ia meletakkan dirinya sendiri di bawah perlindungan ilahi: ‘Lihatlah, Allah adalah penolongku, dan lalu semua akan baik-baik saja’).

 

Maz 54:1-7 - “(1) Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Nyanyian pengajaran Daud, (2) ketika orang Zifi datang mengatakan kepada Saul: ‘Daud bersembunyi kepada kami.’ (3) Ya Allah, selamatkanlah aku karena namaMu, berilah keadilan kepadaku karena keperkasaanMu! (4) Ya Allah, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada ucapan mulutku! (5) Sebab orang-orang yang angkuh bangkit menyerang aku, orang-orang yang sombong ingin mencabut nyawaku; mereka tidak mempedulikan Allah. Sela (6) Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. (7) Biarlah kejahatan itu berbalik kepada seteru-seteruku; binasakanlah mereka karena kesetiaanMu!.

 

Catatan:

 

·        kata-kata ‘orang-orang angkuh’ dalam ay 5, oleh KJV diterjemahkan ‘strangers’ (= orang-orang asing).

 

·        saya tidak tahu dari mana Matthew Henry mendapatkan kata-kata terakhir itu (yang saya garis bawahi).

 

·        dalam Mazmur ini, khususnya pada ay 7nya, Daud berdoa untuk kehancuran musuh-musuh tersebut.

 

III) Hebatnya providensia Allah dalam melindungi Daud.

 

Ay 25-28: (25) Ketika Saul dengan orang-orangnya pergi mencari Daud, diberitahukanlah hal itu kepada Daud, lalu pergilah ia ke gunung batu dan tinggal di padang gurun Maon. Saul mendengar hal itu, lalu mengejar Daud di padang gurun Maon; (26) Saul berjalan dari sisi gunung sebelah sini dan Daud dengan orang-orangnya dari sisi gunung sebelah sana. Daud cepat-cepat mengelakkan Saul; tetapi Saul dengan orang-orangnya sudah hampir mengepung Daud serta orang-orangnya untuk menangkap mereka, (27) ketika seorang suruhan datang kepada Saul dengan pesan: ‘Segeralah undur, sebab orang Filistin telah menyerbu negeri.’ (28) Maka berhentilah Saul mengejar Daud dan pergi menghadapi orang Filistin. Itulah sebabnya orang menyebut tempat itu: Gunung Batu Keluputan.

 

Text ini menunjukkan bahwa Saul hampir berhasil menangkap Daud. Tetapi akhirnya ia gagal. Ada beberapa hal yang ingin saya soroti:

 

1)   Tuhan melindungi Daud dengan menggunakan gunung.

 

Matthew Henry: “Saul, having got intelligence of him, pursued him closely (v. 25), till he came so near him that there was but a mountain between them (v. 26), David and his men on one side of the mountain flying and Saul and his men on the other side pursuing, David in fear and Saul in hope. But this mountain was an emblem of the divine Providence coming between David and the destroyer, like the pillar of cloud between the Israelites and the Egyptians [= Saul, setelah menerima informasi tentang dia, mengejarnya (ay 25), sampai ia datang begitu dekat dengan dia sehingga di sana hanya ada suatu gunung di antara mereka (ay 26), Daud dan orang-orangnya lari pada satu sisi dari gunung, dan Saul dan orang-orangnya mengejar di sisi yang lain. Daud dalam ketakutan, dan Saul dalam pengharapan. Tetapi gunung ini merupakan simbol dari Providensia ilahi yang datang di antara Daud dan sang pembinasa, seperti tiang awan di antara bangsa Israel dengan bangsa Mesir].

 

Catatan: saya berpendapat bahwa gunung itu tidak bisa diartikan secara simbolis seperti itu. Tetapi memang gunung itu digunakan oleh Allah untuk melindungi Daud.

 

2)   Tuhan melindungi Daud dengan menggunakan orang-orang Filistin yang menyerang.

 

Matthew Henry: Providence gave Saul a diversion, when he was just ready to lay hold of David; notice was brought him that the Philistines were invading the land (v. 27), ... However it was, he found himself under a necessity of going against the Philistines (v. 28), and by this means David was delivered when he was on the brink of destruction. Saul was disappointed of his prey, and God was glorified as David’s wonderful protector. When the Philistines invaded the land they were far from intending any kindness to David by it, yet the overruling providence of God, which orders all events and the times of them, made it very serviceable to him. The wisdom of God is never at a loss for ways and means to preserve his people [= Providensia Allah memberikan Saul suatu pengalihan, pada waktu ia hampir menangkap Daud; ia diberi tahu bahwa orang-orang Filistin sedang menyerang negaranya (ay 27), ... Bagaimanapun, ia mendapati dirinya sendiri di bawah suatu keharusan untuk pergi menghadapi orang-orang Filistin (ay 28), dan dengan cara ini Daud dibebaskan pada waktu ia ada di tepi kehancuran. Saul kecewa berkenaan dengan mangsanya, dan Allah dimuliakan sebagai pelindung yang luar biasa dari Daud. Pada waktu orang-orang Filistin menyerang negari itu, mereka sama sekali tidak bermaksud untuk melakukan suatu kebaikan untuk Daud, tetapi providensia Allah yang mengatasi segala sesuatu, yang mengatur semua peristiwa dan saatnya, membuat serangan orang-orang Filistin itu melayani Daud. Hikmat Allah tidak pernah bingung / kehilangan akal untuk jalan dan cara untuk menyelamatkan umatNya].

 

Penerapan:

 

Kalau suatu saat saudara bingung dan tidak tahu harus berbuat apa, karena banyaknya problem dan bahaya, maka ingat satu hal ini: saudara bingung, tetapi Tuhan; tidak bingung! Saudara tidak tahu harus berbuat apa, tetapi Tuhan mempunyai jutaan jalan / cara untuk menolong saudara!

 

Adam Clarke: “See the providence of God exerted for the salvation of David’s life! David and his men are almost surrounded by Saul and his army, and on the point of being taken, when a messenger arrives, and informs Saul that the Philistines had invaded the land! But behold the workings of Providence! God had already prepared the invasion of the land by the Philistines, and kept Saul ignorant how much David was in his power; but as his advanced guards and scouts must have discovered him in a very short time, the messenger arrives just at the point of time to prevent it. Here David was delivered by God and in such a manner too as rendered the divine interposition visible” (= Lihatlah providensia Allah digunakan untuk keselamatan dari nyawa Daud! Daud dan orang-orangnya hampir dikepung oleh Saul dan tentaranya dan pada titik dimana ia hampir ditangkap, dimana seorang utusan tiba, dan memberikan informasi bahwa orang-orang Filistin telah menyerang negeri! Tetapi perhatikanlah pekerjaan dari Providensia! Allah telah menyiapkan penyerangan orang-orang Filistin terhadap negeri itu, dan membiarkan Saul tidak tahu betapa banyak Daud ada dalam kuasanya, tetapi karena penjaga-penjaga dan pengintai-pengintainya yang maju itu pasti akan menemukan dia dalam waktu yang singkat, sang utusan tiba persis pada waktunya untuk mencegah hal itu. Di sini Daud diselamatkan oleh Allah dan dengan cara sedemikian rupa sehingga membuat campur tangan ilahi itu terlihat!).

 

Pada saat Daud sedang takut karena tentara Saul yang mendekat, seandainya ia tahu bahwa pada saat itu Allah sudah bekerja untuk meluputkan dia dari tangan Saul, maka ia pasti tidak takut. Atau, kalaupun ia tidak tahu akan hal itu, tetapi imannya cukup teguh untuk percaya bahwa Allah pasti akan menolongnya, ia juga pasti tidak akan takut.

 

Kalau saudara sedang mengalami bahaya / krisis yang menakutkan, ingatlah bahwa Allah pasti sedang / sudah bekerja untuk menolong saudara, dan janganlah takut!

 

3)   ‘Gunung Batu Keluputan’.

 

RSV/NASB: ‘the Rock of Escape’ (= Gunung Batu Keluputan).

 

KJV/NIV: Sela-hammahlekoth. Di sini tetap digunakan bahasa Ibrani.

 

Apa sebetulnya artinya?

 

a)   Ada yang menterjemahkan seperti Kitab Suci Indonesia / RSV / NASB.

 

Jamieson, Fausset & Brown: “‘Therefore they called that place Sela-hammahlekoth.’ ... ‘rock of escapes’ (Gesenius)” [= Karena itu mereka menyebut tempat itu Sela-hammahlekoth’. ... gunung batu keluputan’ (Gesenius)].

 

Yang menterjemahkan demikian, pasti menganggap bahwa nama itu diberikan untuk mengenang bahwa di sana Tuhan meluputkan Daud dari tangan Saul.

 

b)   Ada yang menterjemahkan secara berbeda: ‘gunung batu perpisahan / perpecahan’.

 

1.   Ada yang mengatakan bahwa nama itu diberikan karena gunung itu memisahkan Saul dan Daud.

 

Jamieson, Fausset & Brown: “The Septuagint renders it Petra hee meristheisa, ‘the rock divided’; probably in allusion to the natural features of the rock” (= Septuaginta menterjemahkannya PETRA HEE MERISTHEISA, ‘gunung batu memisahkan’; mungkin sebagai kiasan bagi ciri alamiah dari gunung batu).

 

Matthew Henry: “A new name was given to the place in remembrance of this (v. 28): Selah-hammah-lekoth - ‘the rock of division,’ because it divided between Saul and David” [= Suatu nama yang baru diberikan kepada tempat itu sebagai peringatan tentang hal ini (ay 28): Selah-hammah-lekoth - ‘gunung batu perpecahan’, karena itu memisahkan antara Saul dan Daud].

 

2.   Ada yang menganggap bahwa gunung itu dinamakan demikian, karena perpecahan yang terjadi dalam diri Saul. Di satu pihak ia ingin menangkap Daud, di lain pihak ia harus pergi untuk menghadapi orang-orang Filistin.

 

Adam Clarke: “‘They called that place Sela-hammah-lekoth.’ That is, ‘the rock of divisions;’ because, says the Targum, the heart of the king was divided to go hither and thither. Here Saul was obliged to separate himself from David, in order to go and oppose the invading Philistines” (= ‘Mereka menyebut tempat itu Sela-hammah-lekoth’. Yaitu, ‘gunung batu perpecahan’; karena, kata Targum, hati sang raja terbagi / terpecah untuk pergi ke sini dan ke sana. Di sini Saul harus memisahkan dirinya dari Daud, untuk pergi dan melawan orang-orang Filistin yang menyerang).

 

Tidak terlalu jadi soal mana pandangan yang benar. Yang jelas, Allah menolong dan meluputkan Daud dari tangan Saul.

 

Penutup / kesimpulan.

 

Kalau Tuhan memang mau melindungi seseorang, tidak ada yang bisa mengapa-apakan dia, bahkan kalau pengejarnya adalah seorang raja dengan pasukannya yang banyak. Tuhan bisa menggunakan gunung batu, atau tentara Filistin dan seorang utusan, atau jutaan cara lainnya. Dan satu hal yang perlu diperhatikan, Tuhan senang menolong persis pada waktunya!

 

 

-AMIN-

 



email us at : gkri_exodus@lycos.com