Eksposisi Kitab Samuel yang Pertama

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


I Samuel 21:10-22:5

 

I) Daud di Gat / Filistin (21:10-15).

 

1)   Ini dianggap sebagai tindakan yang salah / tidak bijaksana.

 

Pulpit Commentary (hal 396) mengatakan bahwa ada orang-orang yang beranggapan bahwa cerita ini hanya dongeng, karena tidak mungkin Daud lari kepada raja orang Filistin. Tetapi Pulpit Commentary menjawab bahwa orang yang dalam kesukaran sering melakukan tindakan-tindakan / keputusan-keputusan yang liar.

 

Memang sangat diragukan kebijaksanaan Daud dalam lari kepada Akhis, raja kota Gat ini. Orang-orang Filistin mengenali dia sebagai musuhnya, dan pedang Goliat yang dibawanya juga mengingatkan mereka bahwa ialah yang membunuh Goliat. Dan perlu diingat bahwa Goliat berasal dari kota Gat ini (1Sam 17:23)! Bahwa Daud tetap lari ke sana menunjukkan betapa terjepitnya dia karena dikejar-kejar oleh Saul, sehingga ‘terpaksa’ mengambil langkah itu.

 

Tetapi Jamieson, Fausset & Brown mengatakan bahwa Daud pergi ke sana karena mendapat pimpinan Tuhan. Buktinya ia dilindungi oleh Tuhan. Saya beranggapan bahwa perlindungan Tuhan untuknya di sana tidak bisa dijadikan bukti bahwa Tuhan yang memimpin dia ke sana. Yunuspun tetap dilindungi Tuhan sekalipun harus berada 3 hari dalam perut ikan. Juga kalau dalam 1Sam 22:5 Daud dilarang tinggal di Moab, dan harus pulang ke Yehuda, sukar dibayangkan bahwa perginya ia ke Filistin di sini merupakan kehendak Tuhan baginya.

 

2)   Daud ditangkap.

 

Ay 11: “Pegawai-pegawai Akhis berkata kepada tuannya: ‘Bukankah ini Daud raja negeri itu? Bukankah tentang dia orang-orang menyanyi berbalas-balasan sambil menari-nari, demikian: Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa?’”.

 

Jelas terlihat bahwa pegawai-pegawai Akhis:

 

a)   Mengenali Daud.

 

Mungkin mereka mengenali Daud dari pedang Goliat yang dibawa oleh Daud.

 

Pulpit Commentary: “The weapon which has been powerful by faith is powerless without it, and may even be turned against him who employs it” (= Senjata yang pernah mempunyai kekuatan / kuasa oleh iman menjadi tak berdaya tanpa iman, dan bahkan bisa berbalik menentang dia yang menggunakannya) - hal 406.

 

Tetapi bagaimana mungkin dalam ay 11 mereka menyebut Daud sebagai ‘raja negeri itu’?

 

·        Keil & Delitzsch mengatakan bahwa Daud disebut ‘raja negeri itu’ bukan karena orang-orang Filistin tahu bahwa ia telah dipilih dan diurapi menjadi raja, tetapi karena kemenangan-kemenangan yang ia alami. Apakah dengan kata-kata ini mereka meninggikan Daud sebagai pahlawan, atau menunjukkan Daud sebagai orang yang berbahaya, tidak bisa diketahui.

 

·        Pulpit Commentary mengatakan (hal 397) bahwa istilah ini hanya menunjukkan bahwa mereka menganggap Daud sebagai orang yang besar / agung di Israel, sekalipun pada waktu menerima tantangan Goliat ia telah menjalankan apa yang pada masa itu dianggap sebagai kewajiban khusus seorang raja.

 

b)   Tak senang kepada Daud dan menangkap Daud.

 

Dari mana bisa terlihat bahwa Daud ditangkap?

 

1.   Kalau dilihat dari judul dari Maz 56, Daud ditangkap.

 

Maz 56:1 - “Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Merpati di pohon-pohon tarbantin yang jauh. Miktam dari Daud, ketika orang Filistin menangkap dia di Gat”.

 

Tetapi perlu diingat bahwa judul seperti ini bukan termasuk Kitab Suci / Firman Tuhan. Dalam Kitab Suci bahasa Inggris bagian ini diletakkan di atas text, sebagai judul. Ini tidak ada dalam bahasa aslinya, dan merupakan penambahan. Ini bisa benar, tetapi tidak mutlak harus benar.

 

2.   Ay 13: “Sebab itu ia berlaku seperti orang yang sakit ingatan di depan mata mereka dan berbuat pura-pura gila di dekat mereka; ia menggores-gores pintu gerbang dan membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya”.

 

Kitab Suci Indonesia salah terjemahan!

 

KJV: ‘And he changed his behaviour before them, and feigned himself mad in their hands, and scrabbled on the doors of the gate, and let his spittle fall down upon his beard’ (= Dan ia mengubah tingkah lakunya di hadapan mereka, dan berpura-pura gila dalam tangan mereka, dan menggaruk-garuk pada pintu gerbang, dan membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya).

 

RSV/NIV/NASB juga demikian.

 

Kata-kata ‘in their hands’ (= dalam tangan mereka) kelihatannya memang menunjukkan bahwa Daud ditangkap.

 

3.   Ay 14: “Lalu berkatalah Akhis kepada para pegawainya: ‘Tidakkah kamu lihat, bahwa orang itu gila? Mengapa kamu membawa dia kepadaku?.

 

Pertanyaan Akhis ini menunjukkan bahwa Daud ditangkap dan lalu dibawa ke hadapan Akhis.

 

3)   Keadaan Daud pada saat ini kelihatannya bertentangan dengan nubuat dan pengurapan Tuhan atas dirinya sebagai raja Israel (1Sam 16:1-13).

 

Matthew Henry: “David, though king elect, is here an exile - designed to be master of vast treasures, yet just now begging his bread - anointed to the crown, and yet here forced to flee from his country. Thus do God’s providences sometimes seem to run counter to his promises, for the trial of his people’s faith, and the glorifying of his name, in the accomplishment of his counsels, notwithstanding the difficulties that lay in the way” (= Daud, sekalipun raja pilihan, di sini adalah orang buangan / dalam pengasingan - direncanakan sebagai tuan dari harta yang sangat besar, tetapi sekarang mengemis untuk rotinya - diurapi untuk mahkota, tetapi di sini dipaksa untuk lari dari negaranya. Demikianlah providensia Allah kadang-kadang kelihatannya berjalan bertentangan dengan janji-janjiNya, sebagai ujian dari iman umatNya, dan untuk memuliakan namaNya, dalam pencapaian dari rencanaNya, sekalipun ada kesukaran-kesukaran / halangan-halangan yang terletak di jalannya).

 

Catatan: mungkin yang dimaksud dengan ‘mengemis roti’ adalah pada waktu ia meminta roti kepada Ahimelekh dalam 1Sam 21:3. Atau, mungkin Matthew Henry menganggap bahwa di sini Daud sekaligus berpura-pura menjadi pengemis.

 

4)   Daud menjadi takut sekali kepada Akhis.

 

Ay 12: “Daud memperhatikan perkataan itu, dan dia menjadi takut sekali kepada Akhis, raja kota Gat itu”.

 

Matthew Henry mengatakan bahwa pada saat ini Daud mengalami apa yang ia katakan dalam Maz 118:9 - “Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada para bangsawan”.

 

Matthew Henry: “Men of high degree are a lie, and, if we make them our hope, they may prove our fear” [= Manusia yang mempunyai kedudukan tinggi adalah suatu dusta, dan jika kita menjadikan mereka pengharapan kita, mereka akan terbukti menjadi rasa takut kita].

 

Juga peristiwa ini menjadi latar belakang penulisan Maz 56. Perhatikan khususnya Maz 56:4-5,12 - “(4) Waktu aku takut, aku ini percaya kepadaMu; (5) kepada Allah, yang firmanNya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku? ... (12) kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?”.

 

5)   Daud berpura-pura menjadi orang gila.

 

Ay 13: “Sebab itu ia berlaku seperti orang yang sakit ingatan di depan mata mereka dan berbuat pura-pura gila di dekat mereka; ia menggores-gores pintu gerbang dan membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya.

 

Bdk. Maz 34:1 - “Dari Daud, pada waktu ia pura-pura tidak waras pikirannya di depan Abimelekh, sehingga ia diusir, lalu pergi”.

 

Catatan:

 

·        Mengapa Abimelekh, bukan Akhis? Ini bukan kesalahan, karena Abimelekh adalah gelar dari raja-raja Filistin (sama seperti raja-raja Mesir disebut Firaun), sedangkan Akhis adalah nama dari orangnya.

 

Kej 20:2 - “Oleh karena Abraham telah mengatakan tentang Sara, isterinya: ‘Dia saudaraku,’ maka Abimelekh, raja Gerar, menyuruh mengambil Sara”.

 

Kej 26:1,8 - “(1) Maka timbullah kelaparan di negeri itu. - Ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin. ... (8) Setelah beberapa lama ia ada di sana, pada suatu kali menjenguklah Abimelekh, raja orang Filistin itu dari jendela, maka dilihatnya Ishak sedang bercumbu-cumbuan dengan Ribka, isterinya”.

 

·        Sama seperti dalam Maz 56:1, Maz 34:1 ini hanyalah judul yang ditambahkan oleh penyalin Kitab Suci, dan sebetulnya tidak termasuk dalam Kitab Suci / Firman Tuhan.

 

6)   Sikap Akhis.

 

Ay 14-15: “(14) Lalu berkatalah Akhis kepada para pegawainya: ‘Tidakkah kamu lihat, bahwa orang itu gila? Mengapa kamu membawa dia kepadaku? (15) Kekurangan orang gilakah aku, maka kamu bawa orang ini kepadaku supaya ia menunjukkan gilanya dekat aku? Patutkah orang yang demikian masuk ke rumahku?’”.

 

Ada 2 pandangan tentang sikap Akhis ini:

 

a)   Ada yang berpendapat bahwa Akhis pura-pura percaya pada kegilaan Daud.

 

John Wesley: “It is highly probable, Achish was aware, that this madness was counterfeit. But being desirous to preserve David, he speaks as if he thought it real” (= Merupakan sesuatu yang sangat memungkinkan bahwa Akhis tahu bahwa kegilaan ini adalah palsu. Tetapi karena ingin melindungi Daud, ia berbicara seakan-akan ia menganggapnya sungguh-sungguh).

 

Mengapa Akhis mau berpura-pura untuk melindungi Daud? Kalau dilihat dari 1Sam 27 dan 1Sam 29 Akhis baik sekali kepada Daud.

 

Jadi, Daud dikasihi oleh Israel tetapi dibenci oleh raja Israel / Saul. Sebaliknya, Daud dibenci oleh Filistin, tetapi raja Gat / Filistin baik kepadanya.

 

Matthew Henry: “God’s persecuted people have often found better usage from Philistines than from Israelites, in the Gentile theatres than in the Jewish synagogues. The king of Judah imprisoned Jeremiah, and the king of Babylon set him at liberty” (= Umat Allah yang dianiaya sering menemukan penanganan yang lebih baik dari bangsa Filistin dari pada dari bangsa Israel, di tempat-tempat pertunjukan non Yahudi dari pada di sinagog Yahudi. Raja Yehuda memenjarakan Yeremia, dan raja Babilonia membebaskannya).

 

Tetapi perlu dipertanyakan: apakah pada saat ini Akhis sudah baik terhadap Daud?

 

b)   Ada juga yang berpendapat bahwa Akhis memang percaya bahwa Daud jadi gila.

 

Ada yang menambahkan keterangan yang menarik.

 

Jamieson, Fausset & Brown: “Jewish writers say that the wife and daughter of Achish were both mad; and this statement, assuming the fact to be so, gives an emphatic import to the question, ‘Have I need of mad men ... shall this fellow come into my house?’” (= Penulis-penulis Yahudi mengatakan bahwa istri dan anak perempuan dari Akhis keduanya gila; dan kalau dianggap bahwa faktanya memang demikian, pernyataan ini memberikan suatu makna yang menyolok pada pertanyaan:, ‘Kekurangan orang gilakah aku ... Patutkah orang yang demikian masuk ke rumahku?’).

 

7)   Sekalipun dengan tindakan pura-pura gila ini Daud berhasil menyelamatkan nyawanya, tetapi bagian ini diperdebatkan; apakah Daud berdosa atau tidak dengan kepura-puraannya ini?

 

a)   Ada yang membenarkan tindakan Daud ini.

 

Jamieson, Fausset & Brown: “in his defense it has been argued that self-preservation, the first law of nature, will justify the use of any stratagem for protecting life from threatened danger” (= untuk membelanya telah diberikan argumentasi bahwa penjagaan / perlindungan diri sendiri, hukum pertama dari alam, membenarkan penggunaan muslihat apapun untuk melindungi nyawa dari bahaya yang mengancam).

 

Saya tidak setuju dengan kata-kata ini. Kalau untuk melindungi diri sendiri kita boleh menggunakan muslihat apapun, Petruspun tak salah dalam menyangkal Yesus 3 x.

 

Ada juga yang menggunakan Luk 24:28 untuk mengatakan tindakan pura-pura diijinkan karena Yesuspun berpura-pura.

 

Luk 24:28 - “Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalananNya.

 

Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus juga berpura-pura. Tetapi dalam ayat ini saya berpendapat bahwa kemahatahuan Yesus diikut-sertakan. Ia berbuat seakan-akan hendak melanjutkan perjalananNya, dan Ia betul-betul akan melakukan hal itu seandainya kedua orang itu tidak menahan Dia. Tetapi Ia tahu bahwa mereka akan berbuat demikian.

 

b)   Ada penafsir yang menyalahkan tindakan pura-pura gila ini.

 

Adam Clarke secara tegas menyalahkan tindakan Daud ini.

 

Adam Clarke: “I dare not be the apologist of insincerity or lying” (= Saya tidak berani untuk menjadi pembela dari ketidak-tulusan atau dusta).

 

c)   Ada penafsir yang setengah-setengah.

 

Matthew Henry: “This dissimulation of his cannot be justified (it was a mean thing thus to disparage himself, and inconsistent with truth thus to misrepresent himself, and therefore not becoming the honour and sincerity of such a man as David); yet it may in some degree be excused, for it was not a downright lie and it was like a stratagem in war, by which he imposed upon his enemies for the preservation of his own life” [= Kepura-puraannya tidak bisa dibenarkan (itu merupakan sesuatu yang hina / licik untuk membuat hina dirinya sendiri seperti itu, dan tidak konsisten dengan kebenaran untuk menggambarkan diri sendiri secara salah seperti itu, dan karena itu tidak pantas dengan kehormatan dan ketulusan dari seseorang seperti Daud); tetapi dalam taraf / tingkat tertentu hal seperti itu bisa dimaafkan, karena itu bukanlah sesuatu yang benar-benar dusta dan itu merupakan suatu muslihat dalam perang, dengan mana ia memperdayakan musuh-musuhnya untuk menjaga / melindungi nyawanya sendiri].

 

Jadi, Matthew Henry mengatakan bahwa tindakan pura-pura gila ini licik dan tidak cocok dengan kehormatan dan ketulusan dari orang seperti Daud, dan karena itu tak dapat dibenarkan. Tetapi ia menambahkan dengan berkata bahwa dalam taraf tertentu ini bisa dimaafkan, karena merupakan strategi perang untuk melindungi nyawanya.

 

Memang kepura-puraan sering digunakan sebagai taktik dalam perang, misalnya seperti yang digunakan Yosua pada waktu mengalahkan Ai.

 

Yos 8:4-7,14-22 - “(4) dan kepada mereka diperintahkannya, katanya: ‘Ketahuilah, kamu harus bersembunyi di belakang kota itu untuk menyerangnya, janganlah terlalu jauh dari kota itu, dan bersiap-siaplah kamu sekalian. (5) Aku dan semua orang yang bersama-sama dengan aku akan mendekati kota itu; apabila mereka keluar menyerbu kami, seperti yang pertama kali, maka kami akan melarikan diri dari hadapan mereka. (6) Jadi mereka akan keluar menyusul kami, sehingga kami memancing mereka jauh dari kota itu, sebab mereka akan berkata: orang-orang itu melarikan diri dari hadapan kita seperti yang pertama kali. Jika kami melarikan diri dari hadapan mereka, (7) maka kamu harus bangun dari tempat persembunyianmu itu untuk menduduki kota itu, dan TUHAN, Allahmu, akan menyerahkannya ke dalam tanganmu. ... (14) Pagi-pagi, ketika raja negeri Ai melihat hal itu, maka ia dan seluruh rakyatnya, orang-orang kota itu, segera keluar berperang, menyerbu orang Israel, ke lereng di seberang dataran itu; raja itu tidak tahu, bahwa ada orang bersembunyi di belakang kota. (15) Yosua dan seluruh orang Israel itu berlaku seolah-olah dipukul mundur oleh mereka, lalu melarikan diri ke arah padang gurun. (16) Sebab itu semua orang yang ada di kota dikerahkan untuk mengejar orang Israel. Maka mereka mengejar Yosua, sehingga makin jauhlah mereka terpancing dari kota. (17) Seorangpun tidak tertinggal lagi di Ai dan Betel yang tidak keluar memburu orang Israel. Mereka meninggalkan kota itu terbuka, karena mereka mengejar orang Israel. (18) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: ‘Acungkanlah lembing yang ada di tanganmu ke arah Ai, sebab Aku menyerahkan kota itu ke dalam tanganmu.’ Maka Yosua mengacungkan lembing yang di tangannya ke arah kota itu. (19) Ketika diacungkannya tangannya, maka segeralah bangun orang-orang yang bersembunyi itu dari tempatnya, mereka berlari memasuki kota, merebutnya, lalu segera membakar kota itu. (20) Ketika orang Ai berpaling menoleh ke belakang, tampaklah asap kota itu naik membubung ke langit; mereka tidak sempat melarikan diri ke manapun juga, sebab rakyat yang tadinya lari ke padang gurun, berbalik melawan pengejar-pengejarnya. (21) Ketika Yosua dan seluruh Israel melihat, bahwa orang-orang yang bersembunyi itu telah merebut kota dan bahwa asap kota itu naik membubung, berbaliklah mereka, lalu menewaskan orang-orang Ai. (22) Sementara itu juga keluar orang-orang Israel yang lain dari dalam kota menyerbu orang-orang Ai, sehingga terjepit di tengah-tengah orang Israel itu, yang ini dari sini dan yang itu dari sana; orang-orang Ai ditewaskan, sehingga seorangpun dari mereka tidak ada yang dibiarkan terlepas atau luput”.

 

Ini rasanya tidak mungkin disalahkan, karena Tuhan sendiri terlibat dalam rencana tersebut (ay 18). Bahkan kelihatannya Tuhanlah yang memberikan rencana tersebut. Ini terlihat dari Yos 8:2 - “dan haruslah kaulakukan kepada Ai dan rajanya, seperti yang kaulakukan kepada Yerikho dan rajanya; hanya barang-barangnya dan ternaknya boleh kamu jarah. Suruhlah orang bersembunyi di belakang kota itu.’”.

 

Tetapi dalam kasus Daud, saya sendiri condong pada pandangan Adam Clarke (b). Semua dusta dilarang, baik melalui kata-kata, tulisan, maupun sikap (pura-pura).

 

II) Daud di Moab (22:1-5).

 

1)   Dari Gat / Filistin, mula-mula Daud kembali ke Yehuda / Israel.

 

Ay 1a: “Lalu Daud pergi dari sana dan melarikan diri ke gua Adulam”.

 

a)   Gua Adulam ada di daerah suku Yehuda.

 

1.   Adulam adalah sebuah gua.

 

Bdk. Ibr 11:38 - “Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung”.

 

Mungkin yang dibicarakan ayat ini adalah Daud pada saat ini.

 

Daud menulis Maz 142 pada waktu dalam gua ini, atau berdasarkan pemikirannya pada waktu ada dalam gua ini.

 

Maz 142:1 - “Nyanyian pengajaran Daud, ketika ia ada di dalam gua: suatu doa”.

 

Tetapi ayat ini lagi-lagi sebetulnya hanya judul yang ditambahkan kepada Maz 142 ini, dan sebetulnya tidak termasuk dalam Kitab Suci / Firman Tuhan. Jadi, ini bisa benar, tetapi tidak mutlak. Tetapi biasanya judul-judul seperti ini dipercaya kebenarannya oleh para penafsir.

 

2.   Dimana letak dari gua Adulam ini?

 

Adam Clarke: “‘The cave Adullam.’ This was in the tribe of Judah (= ‘Gua Adulam’. Ini berada di daerah suku Yehuda).

 

Word Biblical Commentary: “Since Adullam is considered a city of Judah in Josh 15:35 (cf. Gen 38:1), the instruction first to go to Judah in v 5 creates a certain lack of clarity. Hertzberg argues that Adullam lay so near Philistine territory that it could be regarded as part of it (cf. Josh 12:15); Stoebe suggests that Adullam was not under uncontested Israelite control at the time of Saul” [= Karena Adulam dianggap sebagai suatu kota di Yehuda dalam Yos 15:35 (bdk. Kej 38:1), instruksi untuk untuk pergi ke Yehuda dalam ay 5 membuat suatu ketidak-jelasan tertentu. Hertzberg berargumentasi bahwa Adulam terletak begitu dekat dengan daerah Filistin sehingga bisa dianggap sebagai bagian darinya (bdk. Yos 12:15); Stoebe mengusulkan bahwa Adulam tidak sepenuhnya ada di bawah kuasa Israel (sedang diperebutkan) pada jaman Saul].

 

Yos 15:20,35 - “(20) Inilah milik pusaka suku bani Yehuda menurut kaum-kaum mereka. ...  (35) Yarmut, Adulam, Sokho, Azeka”.

 

Kej 38:1 - “Pada waktu itu Yehuda meninggalkan saudara-saudaranya dan menumpang pada seorang Adulam, yang namanya Hira”.

 

Yos 12:15 - “raja negeri Libna, satu; raja negeri Adulam, satu;”.

 

Catatan:

 

·        saya tidak mengerti tentang penggunaan Yos 12:15 di sini.

 

·        memang ada yang mengatakan bahwa ‘kubu gunung’ dalam ay 4-5 adalah ‘gua Adulam’ dalam ay 1 ini, tetapi tidak ada kepastian tentang hal itu, dan ada banyak penafsir yang membedakan ‘kubu gunung’ dengan ‘gua Adulam’.

 

b)   Ketika saudara-saudara dan keluarganya mendengar hal itu, mereka pergi ke sana untuk mendapatkan dia (ay 1b).

 

Mungkin keluarga Daud juga terancam oleh kemarahan Saul, sehingga mereka juga melarikan diri dan lalu bergabung dengan Daud.

 

Wycliffe Bible Commentary: “In the East it is not uncommon for a whole family to be put to death for the fault of one member, and the massacre at Nob showed David’s family what they might expect” (= Di Timur merupakan sesuatu yang biasa bahwa seluruh keluarga dibunuh karena kesalahan dari satu anggotanya, dan pembantaian di Nob menunjukkan kepada keluarga Daud apa yang bisa mereka harapkan).

 

Tadinya kakak Daud kelihatannya tak terlalu senang dengan Daud (1Sam 17:28), tetapi penderitaan justru mempersatukan mereka.

 

c)   Banyak orang-orang lain juga berhimpun kepada Daud.

 

Ay 2: “Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang”.

 

Ada 3 macam orang yang dikatakan datang kepada Daud dalam ayat ini:

 

1.   Orang yang dalam kesukaran.

 

2.   Orang yang punya hutang.

 

Ay 2: “setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang”.

 

KJV: ‘and every one that was in debt’ (= dan setiap orang yang mempunyai hutang).

 

NIV: ‘or in debt’ (= atau mempunyai hutang).

 

Ini menunjuk pada 2 kemungkinan:

 

a.   Orang yang sebetulnya bisa membayar hutangnya tetapi memang sengaja mbulet! Mereka terus melakukan itu sampai yang menagih menjadi sungkan dan lalu merelakan uangnya hilang. Kalau saudara adalah orang Kristen yang meminjam dengan cara seperti ini, saudara seharusnya malu! Kalau saudara mempunyai hutang, seharusnya saudara berusaha membayar hutang itu sebelum saudara ditagih. Kalau sampai ditagih, itu sudah memalukan. Kalau sudah ditagih terus mbulet, maka saudara lebih jelek dari maling, dan Kitab Suci menyebut saudara sebagai ‘orang fasik’!

 

Maz 37:21 - Orang fasik meminjam dan tidak membayar kembali, tetapi orang benar adalah pengasih dan pemurah”.

 

Ingat bahwa pada waktu saudara minta seseorang untuk memberi pinjaman kepada saudara dan orang itu mau memberi, maka sebetulnya orang itu mau menolong saudara. Tetapi dengan tidak mau membayar kembali atau mbulet pada waktu membayar, saudara menjadi ‘orang yang ditolong malah mentung’! Saudara membalas kebaikan dengan kejahatan!

 

Amsal 17:13 - “Siapa membalas kebaikan dengan kejahatan, kejahatan tidak akan menghindar dari rumahnya”.

 

b.   Orang miskin yang memang tidak bisa membayar hutangnya.

 

Dalam hal ini dalam hukum Musa ada peraturan:

 

·        Tidak boleh meminta bunga / riba dari orang miskin dari kalangan Israel.

 

Kel 22:25 - “Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umatKu, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia: janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya.

 

Im 25:35-37 - “(35) ‘Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga tidak sanggup bertahan di antaramu, maka engkau harus menyokong dia sebagai orang asing dan pendatang, supaya ia dapat hidup di antaramu. (36) Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba dari padanya, melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu dapat hidup di antaramu. (37) Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu janganlah kauberikan dengan meminta riba.

 

Jadi, kita boleh membungakan uang di bank, atau pada orang yang tidak miskin, apalagi kalau orang itu menggunakan uang tersebut untuk melakukan bisnis.

 

·        Ada tahun penghapusan hutang.

 

Ul 15:1-3 - “(1) ‘Pada akhir tujuh tahun engkau harus mengadakan penghapusan hutang. (2) Inilah cara penghapusan itu: setiap orang yang berpiutang harus menghapuskan apa yang dipinjamkannya kepada sesamanya; janganlah ia menagih dari sesamanya atau saudaranya, karena telah dimaklumkan penghapusan hutang demi TUHAN. (3) Dari seorang asing boleh kautagih, tetapi piutangmu kepada saudaramu haruslah kauhapuskan”.

 

Tetapi mungkin sekali pada jaman itu hukum-hukum ini tidak dipedulikan sehingga hutang betul-betul menjadi beban yang menghancurkan bagi orang-orang miskin.

 

Pulpit Commentary: “Debt was one of the worst evils of ancient times. The rate of usury was so exorbitant that a loan was sure to end in utter ruin, and not only the debtor, but his children might be made slaves to repay the debt (2Kings 4:1)” [= Hutang merupakan suatu bencana yang terburuk pada jaman kuno. Suku bunga begitu tinggi sehingga suatu pinjaman pasti berakhir pada kehancuran total, dan bukan hanya orang yang berhutang, tetapi juga anak-anaknya bisa dijadikan budak untuk membayar hutang tersebut (2Raja 4:1)] - hal 410.

 

2Raja 4:1 - “Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: ‘Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya.’”.

 

Neh 5:4-5 - “(4) Juga ada yang berteriak: ‘Kami harus meminjam uang untuk membayar pajak yang dikenakan raja atas ladang dan kebun anggur kami. (5) Sekarang, walaupun kami ini sedarah sedaging dengan saudara-saudara sebangsa kami dan anak-anak kami sama dengan anak-anak mereka, namun kami terpaksa membiarkan anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan kami menjadi budak dan sudah beberapa anak perempuan kami harus membiarkan diri dimiliki orang. Kami tidak dapat berbuat apa-apa, karena ladang dan kebun anggur kami sudah di tangan orang lain.’”.

 

Mungkin yang datang kepada Daud adalah orang-orang dari golongan kedua ini. Tak terbayangkan Daud mau menerima orang-orang kurang ajar yang memang sengaja tidak mau membayar hutangnya.

 

3.   Orang yang sakit hati.

 

Pulpit Commentary mengatakan bahwa terjemahan hurufiahnya adalah ‘orang yang mempunyai jiwa yang pahit’.

 

Barnes’ Notes: “The phrase here denotes those who were exasperated by Saul’s tyranny” (= Ungkapan di sini menunjuk kepada mereka yang jengkel oleh kelaliman Saul).

 

Pengumpulan kekuatan sebanyak 400 orang ini tentu dimaksudkan untuk mempertahankan diri kalau diserang oleh Saul dan pasukannya.

 

Matthew Henry: “Here he began to raise forces in his own defence, v. 2. He found by the late experiments he had made that he could not save himself by flight, and therefore was necessitated to do it by force, wherein he never acted offensively, never offered any violence to his prince nor gave any disturbance to the peace of the kingdom, but only used his forces as a guard to his own person” (= Di sini ia mulai mengumpulkan kekuatan untuk mempertahankan dirinya sendiri, ay 2. Ia mendapatkan dari percobaan-percobaan terakhir yang telah ia lakukan bahwa ia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri dengan melarikan diri, dan karena itu ia dipaksa untuk melakukannya dengan kekerasan / kekuatan, dimana ia tidak pernah bertindak secara ofensif / menyerang, tidak pernah melakukan kekerasan kepada rajanya atau mengganggu kedamaian kerajaan, tetapi hanya menggunakan kekuatannya sebagai suatu penjagaan terhadap dirinya sendiri).

 

Ini menunjukkan bahwa pembelaan diri dalam keadaan terpaksa memang boleh dilakukan. Janji untuk menjadi raja secara tak langsung menjanjikan keselamatan (jasmani) bagi Daud. Ia tidak mungkin mati sebelum janji itu terlaksana. Tetapi ia tetap melakukan hal-hal yang ia anggap bisa menyelamatkan dirinya, kalau tidak, itu sama dengan mencobai Tuhan.

 

Clarke mengatakan bahwa orang-orang ini mungkin datang kepada Daud mula-mula dengan maksud jelek, yaitu ingin membalas dendam kepada Saul, merampok, menjarah, dan sebagainya. Tetapi Daud tidak pernah melakukan hal itu, dan rupanya ia mendidik orang-orang itu sehingga mereka menjadi orang-orang yang baik dan berguna.

 

Matthew Henry: “See what weak instruments God sometimes makes use of, by which to bring about his own purposes” (= Lihatlah alat-alat lemah apa yang kadang-kadang Allah gunakan, dengan mana Ia melaksanakan rencana / tujuanNya sendiri).

 

2)   Daud lalu pergi ke Moab.

 

Ay 3-4: “(3) Dari sana Daud pergi ke Mizpa di Moab dan berkata kepada raja negeri Moab: ‘Izinkanlah ayahku dan ibuku tinggal padamu, sampai aku tahu, apa yang dilakukan Allah kepadaku.’ (4) Lalu diantarkannyalah mereka kepada raja negeri Moab, dan mereka tinggal bersama dia selama Daud ada di kubu gunung”.

 

a)   Apa sebabnya ia memilih Moab?

 

1.   1Sam 14:47 menunjukkan bahwa Saul bermusuhan dengan Moab, dan karena itu Daud merasa aman untuk tinggal di Moab. Dan karena Moab bermusuhan dengan Israel / Saul, maka raja Moab mau menerima Daud / orang tuanya.

 

2.   Albert Barnes mengatakan bahwa adalah mungkin bahwa karena Daud adalah keturunan dari Rut, yang adalah orang Moab, membuat ia lalu mencari perlindungan di Moab. Dari Rut 4:21-22 kita bisa melihat bahwa Isai adalah cucu dari Rut dan Boas, dan Daud adalah buyut mereka.

 

b)   Ay 3-4 ini menunjukkan bahwa Daud sangat memperhatikan orang tuanya.

 

Matthew Henry menyoroti perhatian Daud kepada orang tuanya ini, dan mengatakan bahwa hal ini harus djadikan teladan.

 

1Tim 5:4 - “Tetapi jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah”.

 

c)   Perhatikan kata-kata Daud dalam ay 4 bagian akhir: “sampai aku tahu, apa yang dilakukan Allah kepadaku”.

 

Matthew Henry: “With what a humble faith he expects the issue of his present distresses: ‘Till I know what God will do for me.’ He expresses his hopes very modestly, as one that had entirely cast himself upon God and committed his way to him, expecting a good issue, not from his own arts, or arms, or merits, but from what the wisdom, power, and goodness of God would do for him” [= Alangkah rendah hatinya iman dengan mana ia mengharapkan hasil dari keadaannya yang sukar dan berbahaya pada saat itu: ‘Sampai aku tahu, apa yang (akan) dilakukan Allah kepadaku’. Ia menyatakan pengharapannya dengan sangat rendah hati, sebagai seseorang yang menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Allah dan menyerahkan jalannya kepada Dia, mengharapkan suatu hasil yang baik, bukan dari kemampuan, atau lengan / senjata, atau kwalitetnya sendiri, tetapi dari apa yang hikmat, kuasa, dan kebaikan Allah akan lakukan untuk dia].

 

Jadi, sekalipun Daud memang mengumpulkan kekuatan untuk mempertahankan dirinya kalau diserang Saul, tetapi ia tetap meletakkan pengharapannya kepada Allah!

 

Bandingkan dengan:

 

·        Maz 20:7-9 - “(7) Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapiNya dan menjawabnya dari sorgaNya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kananNya. (8) Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda, tetapi kita bermegah dalam nama TUHAN, Allah kita. (9) Mereka rebah dan jatuh, tetapi kita bangun berdiri dan tetap tegak”.

 

·        Maz 33:16-20 - “(16) Seorang raja tidak akan selamat oleh besarnya kuasa; seorang pahlawan tidak akan tertolong oleh besarnya kekuatan. (17) Kuda adalah harapan sia-sia untuk mencapai kemenangan, yang sekalipun besar ketangkasannya tidak dapat memberi keluputan. (18) Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setiaNya, (19) untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan. (20) Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita!”.

 

·        Maz 147:10-11 - “(10) Ia tidak suka kepada kegagahan kuda, Ia tidak senang kepada kaki laki-laki; (11) TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setiaNya”.

 

·        Amsal 21:31 - “Kuda diperlengkapi untuk hari peperangan, tetapi kemenangan ada di tangan TUHAN”.

 

Lakukan hal ini dalam semua hal yang saudara lakukan, baik dalam pekerjaan, study, pelayanan, dan sebagainya. Memang saudara harus berusaha, tetapi pengharapan tentang keberhasilan harus tetap diletakkan kepada Allah.

 

d)   Setelah Daud mengantarkan orang tuanya kepada raja Moab, ia sendiri lalu tinggal di kubu gunung (ay 4). Saya berpendapat bahwa kubu gunung ini juga terletak di Moab; jadi ‘kubu gunung’ ini berbeda dengan ‘gua Adulam’ dalam ay 1 tadi.

 

3)   Tuhan menyuruh Daud kembali ke Yehuda.

 

Ay 5: “Tetapi Gad, nabi itu, berkata kepada Daud: ‘Janganlah tinggal di kubu gunung itu, pergilah dan pulanglah ke tanah Yehuda.’ Lalu pergilah Daud dan masuk ke hutan Keret”.

 

a)   Nabi Gad memberi nasehat, yang pasti datang dari Tuhan, supaya Daud kembali ke Yehuda.

 

b)   Firman Tuhan / pimpinan Tuhan yang tidak masuk akal.

 

Sekalipun Daud sangat terancam jiwanya di Israel, tetapi Tuhan tidak menghendaki ia tinggal di Filistin ataupun di Moab. Ia menghendaki Daud kembali ke Yehuda / Israel. Memang kadang-kadang Tuhan memberi pimpinan yang sangat tidak masuk akal, dan dalam hal ini kita harus selalu ingat bahwa jalan / rencana Tuhan dan jalan / rencana kita seperti langit dengan bumi.

 

Yes 55:8-9 - “(8) Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu, demikianlah firman TUHAN. (9) Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu”.

 

Juga dalam hal ini kita harus memikirkan bahwa Ia bisa melindungi Daud di manapun. Kalau Ia bisa melindungi Daniel di lubang singa, Ia pasti juga bisa melindungi Daud di Yehuda.

 

c)   Dari perintah Tuhan kepada Daud untuk kembali ke Yehuda / Israel, kita bisa belajar bahwa kita tidak boleh mencari tempat semau kita sendiri, baik tempat tinggal, tempat untuk bekerja, tempat untuk berbakti, atau tempat untuk melayani. Kita harus mencari tempat yang Tuhan kehendaki!

 

Karena Lot memilih tempat yang salah, maka akhirnya ia justru kehilangan segala-galanya, termasuk istrinya.

 

d)   Firman Tuhan bisa kelihatan tidak masuk akal / bertentangan dengan logika, tetapi Firman Tuhan tidak mungkin salah.

 

Bdk. kesaksian Daud Tony, dimana Firman Tuhan memberi petunjuk yang ternyata salah.

 

e)   Daud taat pada perintah yang kelihatannya tidak masuk akal itu.

 

Memang kita harus berusaha untuk mengetahui kehendak Tuhan, tetapi setelah mengetahuinya, maka bukan tugas kita untuk memikirkan apakah perintah Tuhan itu masuk akal / bijaksana atau tidak. Tugas kita adalah melaksanakan perintah Tuhan itu!

 

Pulpit Commentary: “To secure this, and also to betake himself as far as possible from collision with Saul, he availed himself of the advantage of a kinship through Ruth, and yet, after having made the best disposition of affairs his judgment could suggest, he at once yielded to the superior wisdom of the prophet of God” (= Untuk memastikan hal ini, dan juga untuk menyingkirkan dirinya sejauh mungkin dari bentrokan dengan Saul, ia mengambil manfaat dari keuntungan dari hubungan keluarga melalui Rut, tetapi setelah membuat pengaturan yang terbaik tentang urusan tersebut sesuai dengan yang bisa diusulkan oleh penilaiannya, ia dengan segera menyerah kepada hikmat yang lebih tinggi dari nabi Allah) - hal 413-414.

 

Cerita tentang seorang istri pendeta, yang dapat Firman Tuhan untuk memberitakan Injil kepada seseorang pada tengah malam, tetapi tidak dituruti dan maunya dilakukan pada besoknya. Besoknya orang tersebut koma dan lalu mati.

 

Kesaksian: saya tempo hari ingin pindah ke Bali, karena saya merasa bahwa di sana saya lebih sehat, dan alergi saya jauh berkurang. Tetapi dalam pergumulan saya, saya tidak mendapatkan ijin Tuhan untuk pindah ke sana. Bagi saya, larangan itu tidak masuk akal, karena dengan problem alergi yang begitu parah, saya tidak bisa melayani. Tetapi saya mentaati Tuhan, dan sekarang, alergi saya membaik, dan saya bisa olah raga lagi.

 

 

-AMIN-

 



email us at : gkri_exodus@lycos.com